Pengetahuan, nilai religiusitas, sikap, dan perilaku membaca label halal pada mahasiswa

(1)

PENGETAHUAN, NILAI RELIGIUSITAS, SIKAP, DAN

PERILAKU MEMBACA LABEL HALAL PADA MAHASISWA

MUHAMMAD MARDI DEWANTARA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengetahuan, Nilai Religiusitas, Sikap, dan Perilaku Membaca Label Halal pada Mahasiswa” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014 Muhammad Mardi Dewantara NIM I24100052

* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait


(4)

ABSTRAK

MUHAMMAD MARDI DEWANTARA. Pengetahuan, Nilai Religiusitas, Sikap, dan Perilaku Membaca Label Halal pada Mahasiswa. Dibimbing oleh MEGAWATI SIMANJUNTAK.

Label halal merupakan label pada makanan yang dibenarkan menurut syariat Islam, bermutu, dan tidak membahayakan kesehatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik individu, karakteristik keluarga responden, pengetahuan, nilai, dan sikap terhadap perilaku membaca label halal produk pangan pada mahasiswa Strata Satu (S-1) Institut Pertanian Bogor. Disain penelitian ini adalah cross sectional study dengan metode survei. Penelitian ini melibatkan 400 mahasiswa IPB yang dipilih menggunakan teknik multistage random sampling dengan lapis jenis kelamin. Terdapat perbedaan nyata antara laki-laki dan perempuan pada variabel pengetahuan, nilai, dan sikap dalam membaca label halal, sedangkan perilaku membaca label tidak berbeda nyata. Usia berpengaruh negatif nyata terhadap perilaku. Agama dan sikap berpengaruh positif nyata terhadap perilaku membaca label halal produk pangan.

Kata kunci: label halal, nilai, pengetahuan, perilaku membaca label, sikap ABSTRACT

MUHAMMAD MARDI DEWANTARA. Knowledge, Religiosity, Attitude, and Halal Label Reading Behavior on Undergraduate Students. Supervised by MEGAWATI SIMANJUNTAK.

Halal label is a label on food that justified accoording to Moeslim’s syari’ah, qualified and does not harm our health. The purspose of this research was to analyzed the effect of individual characteristics, family characteristics, knowledge, value and the attitude towards behavior of reading the halal label on food products of undergraduate students of Bogor Agricultural University. This study used cross sectional study with survey method. The research involved 400 students of Bogor Agricultural University that were chosen by multistage random sampling with gender as a layer. There was significant differences between female and male in knowledge, religiosity, and attitude in reading halal label, whereas the behavior in reading label had no significant difference. Age, religion and attitude were found affected behavior of reading halal label on food products.


(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia

PENGETAHUAN, NILAI RELIGIUSITAS, SIKAP, DAN

PERILAKU MEMBACA LABEL HALAL PADA MAHASISWA

MUHAMMAD MARDI DEWANTARA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014


(6)

(7)

Judul : Pengetahuan, Nilai Religiusitas, Sikap, dan Perilaku Membaca Label Halal pada Mahasiswa

Nama : Muhammad Mardi Dewantara NIM : I24100052

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Megawati Simanjuntak, SP MSi Pembimbing


(8)

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Pengetahuan, Nilai Religiusitas, Sikap, dan Perilaku Membaca Label Halal pada Mahasiswa” berhasil diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Megawati Simanjuntak, SP M.Si selaku dosen pembimbing skripsi dan dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan saran dan arahan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

2. Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc dan Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. 3. Kedua orang tua yaitu Bapak Purwanto dan Ibu Dewi Suryani, adik-adik serta

seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya yang selalu diberikan. 4. Teman-teman satu bimbingan Nita Neza Puspita, Nenny Vini Mediani, dan

Rola Nanda Widuri atas segala dukungan dan semangat selama masa penelitian ini dilakukan.

5. Teman-teman terdekat Zervina Rubyn D.S., Yunita Tri Lestari, Anggie Pangestika, Hayuningtyas Triwahyuni, Tri Susandari, Bella Ananada, Rizqi Perdana, Dewi Intan, Achmad Rivano, dan Andhika Soeminta P. yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

6. Para responden yang telah bersedia memberikan data untuk penelitian ini. 7. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu namanya yang telah

membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014 Muhammad Mardi Dewantara


(9)

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 4

Kegunaan Penelitian 4

KERANGKA PEMIKIRAN 4

METODE 6

Disain, Tempat dan Waktu 7

Jumlah dan Cara Pemilihan Responden 7

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 9

Pengolahan dan Analisis Data 10

Definisi Operasional 13

HASIL DAN PEMBAHASAN 13

Hasil 14

Pembahasan 26

SIMPULAN DAN SARAN 29

Simpulan 29

Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN 33


(11)

DAFTAR TABEL

1 Jenis variabel yang dikumpulkan 9

2 Sebaran responden berdasarkan kategori usia 14

3 Sebaran responden berdasarkan agama 14

4 Sebaran responden berdasarkan kategori uang saku 15 5 Sebaran responden berdasarkan pengeluaran pangan 15 6 Sebaran responden berdasarkan pekerjaan orang tua 16 7 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua 16 8 Sebaran responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga 16 9 Sebaran responden berdasarkan pendapatan keluarga 17 10 Sebaran responden berdasarkan sumber informasi mengenai

label produk pangan 18

11 Sebaran pengetahuan responden yang menjawab benar

tentang hak konsumen 19

12 Sebaran pengetahuan responden yang menjawab benar

tentang kewajiban konsumen 20

13 Sebaran responden berdasarkan pengetahuan mengenai

perlindungan konsumen 20

14 Sebaran dan statistik responden berdasarkan pengetahuan

tentang label halal 21

15 Sebaran dan statistik responden berdasarkan nilai religiusitas

terkait label halal 22

16 Sebaran dan statistik responden berdasarkan tingkat sikap

terhadap label halal 22

17 Sebaran dan statistik responden berdasarkan perilaku

membaca label halal 23

18 Sebaran responden berdasarkan peringkat prioritas label

produk pangan 23

19 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan, nilai religiusitas, sikap, dan perilaku membaca label halal produk

pangan 25

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran pengetahuan, nilai religiusitas, sikap, dan

perilaku membaca label halal pada mahasiswa 6


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Definisi operasional, pengukuran, dan pengolahan data

variabel-variabel penelitian 34

2 Jumlah butir pertanyaan, nilai reliabilitas, dan validitas variabel

penelitian 36

3 Kontrol kualitas data mencakup normalitas dan bentuk distribusi 36 4 Hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik keluarga

responden dengan pengetahuan, nilai, sikap dan perilaku membaca

label halal 37

5 Sebaran responden berdasarkan analisis butir pernyataan

pengetahuan tentang label halal 38

6 Sebaran responden berdasarkan analisis butir pernyataan nilai

terhadap label halal 39

7 Sebaran responden berdasarkan analisis butir pernyataan sikap

terhadap label halal 41

8 Sebaran responden berdasarkan analisis butir pernyataan perilaku

membaca label halal 42

9 Sebaran contoh laki-laki dan perempuan berdasarkan peringkat

label produk pangan 44

10 Scatterplot uji heterokedastisitas variabel-variabel penelitian 45 11 Hasil analisis regresi karakteristik terhadap pengetahuan 47 12 Hasil analisis regresi karakteristik terhadap nilai 47 13 Hasil analisis regresi karakteristik, pengetahuan, dan nilai terhadap

sikap 47

14 Hasil analisi regresi karakteristik dan sikap terhadap perilaku


(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produk makanan halal menjadi sesuatu yang menarik untuk diteliti di Indonesia dikarenakan jumlah penduduk muslim di Indonesia sangatlah banyak. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah penduduk muslim di Indonesia sebesar 207.176.162 jiwa (BPS 2010). Makanan halal adalah makanan yang dibenarkan menurut syariat Islam, bermutu dan tidak membahayakan kesehatan. Makanan yang halal dapat dilihat dari berbagai hal yang meliputi halal secara zatnya, halal menurut prosesnya, dan halal cara memerolehnya (Abadi 2011).

Setiap tahun industri makanan di Indonesia berkembang pesat, akan tetapi masih banyak produsen yang melakukan kecurangan. Hal ini dapat dilihat ketika munculnya kasus pencampuran antara daging sapi dengan daging babi untuk bahan baku pembuatan bakso, isu sejumlah kue kering mengandung gelatin dan unsur lemak babi, serta sosis yang mengandung babi. Semua permasalahan tersebut pernah ditemukan dalam peredaran pemasaran di Jawa. Masalah makanan haram seperti ini di Indonesia perlu diperhatikan karena masalah ini seperti tidak ada putusnya dan terus muncul kemudian lenyap begitu saja (Assadullah 2013). Dalam UU RI No. 8 tahun 1999 pasal 4 dijelaskan bahwa konsumen memiliki hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan/ jasa.

Berdasarkan UU RI No. 8 tahun 1999 pasal 8h dijelaskan bahwa pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/ jasa yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan “halal” yang dicantumkan dalam label. Selain itu, UU RI No.18 tahun 2012 pasal 97 juga menjelaskan bahwa setiap orang yang memproduksi pangan di dalam negeri atau mengimpor barang untuk diperdagangkan di wilayah NKRI wajib mencantumkan label halal di dalam dan/atau pada kemasan pangan yang dipersyaratkan. Namun, pada kenyataannya masih banyak produsen yang belum memahami dengan benar undang-undang tentang perlindungan konsumen tersebut. Selain itu, masih banyak juga produsen yang belum menyadari pentingnya sertifikasi halal. Hal ini dikarenakan sertifikat ini masih bersifat sukarela bagi produsen yang ingin mengajukan permohonan sertifikasi halal. Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), jumlah produk teregistrasi sebanyak 113 515 produk, sedangkan yang telah memiliki Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia hanya 41 695 produk. Hal ini berarti hanya 36.73 persen produk yang beredar di Indonesia dan teregistrasi telah memiliki Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia (Hakim 2011). Hasil penelitian Mulyaningsih (2004) menyimpulkan konsumen sudah memiliki pemahaman yang cukup mengenai prinsip dasar makanan halal. Namun, masih banyak konsumen yang tidak memerhatikan adanya bahan tambahan pada makanan yang masih belum teruji kehalalannya. Menurut hasil penelitian Rahman et al. (2011) pengetahuan yang baik dipengaruhi oleh pengalaman dan terpapar oleh informasi tentang produk halal. Rajagopal et al. (2011) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa responden yang mengetahui konsep halal masih memiliki kesadaran dan pengetahuan yang rendah mengenai label dan sertifikasi halal.


(14)

Nilai dan kepercayaan memengaruhi bagaimana dan produk apa yang dipilih oleh konsumen. Nilai yang dianut oleh suatu kelompok akan memengaruhi perilaku konsumen (Rehman & Shabbir 2008; Karayanni 2010). Perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008) adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam mencari, membeli, menghabiskan, dan mengevaluasi suatu produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Perilaku membaca label merupakan perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam mencari produk pangan. Berdasarkan penelitian Senarath dan Karunagoda (2012) didapatkan hasil sebesar 87.0 persen responden membaca label pada kemasan setiap waktu. Terdapat 93.0 persen responden yang menyatakan bahwa membaca label pangan merupakan hal yang penting, namun dari 93.0 persen hanya 12.0 persen saja responden yang membaca label. Davies, MacPherson, dan Froud (2010) menyatakan bahwa 52.0 persen konsumen di Inggris membaca label pangan. Dalam hal ini konsumen perempuan lebih sering membaca label makanan di bandingkan laki-laki. Selain itu terdapat faktor-faktor yang memengaruhi perilaku membaca label antara lainnya adalah keamanan makanan, negara asal, kualitas, ethnical labelling, informasi modifikasi genetik, dan logo.

Hasil penelitian Nayga (1999) menyimpulkan bahwa perilaku membaca label merupakan hal yang dipengaruhi oleh persepsi dan kepercayaan yang dimiliki seseorang. Perilaku membaca label itu sendiri adalah hal yang dilakukan seseorang sebelum memutuskan pembelian. Kondisi sosial ekonomi dan pendidikan seseorang akan mempengaruhi persepsi seseorang tentang pentingnya membaca label. Selain itu, menurut beberapa penelitian terdahulu ditemukan bahwa nilai keagamaan intrapersonal memengaruhi sikap konsumen terhadap produk halal. Agama menjadi indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui sikap, nilai, dan perilaku seorang konsumen dikarenakan agama merupakan faktor terpenting dalam suatu budaya. Agama memainkan peranan yang penting dalam memengaruhi perilaku konsumen (Mukhtar & Butt 2012; Khraim 2010). Rezai, Mohamed, dan Shamsudin (2012) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa konsumen non-Muslim menyadari akan keberadaan makanan halal di Malaysia. Secara umum, faktor-faktor lingkungan sosial seperti hidup bersama dengan umat Islam secara sosial serta adanya makanan halal yang diiklankan secara nyata memengaruhi pemahaman non-Muslim terhadap prinsip halal. Temuan ini juga menunjukkan bahwa non-Muslim memahami prinsip halal dan non-Muslim juga prihatin terhadap isu-isu keamanan pangan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh pengetahuan, nilai, dan sikap, terhadap perilaku membaca label halal produk pangan pada konsumen di Indonesia khususnya mahasiswa Institut Pertanian Bogor.

Perumusan Masalah

Pada era ini banyak sekali produk pangan yang diproduksi oleh perusahaan dalam negeri maupun perusahaan luar negeri. Seiring dengan meningkatnya permintaan untuk makanan halal di pasar dunia, banyak konsumen muslim merasa ragu dan tidak percaya diri dalam memilih makanan yang ada di pasaran mungkin mendorong beberapa negara untuk berpikir tentang pengolahan makanan halal.


(15)

3 Dengan demikian, diperlukan pemahaman dan pengetahuan konsumen yang tinggi untuk dapat memilih makanan yang halal (Alam & Sayuti 2011). Menurut Mulyaningsih (2004) pengetahuan mengenai bahan tambahan pangan yang kemungkinan mengandung bahan yang diragukan kehalalannya masih rendah (20-40%) dan sekitar 4-5 persen saja responden yang menyatakan label halal adalah informasi pertama yang dilihat pada kemasan produk. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan dan kesadaran konsumen akan label halal masih rendah. Berdasarkan hasil observasi dari 307 produk pangan kemasan di sebuah supermarket ternama di Kota Bogor, ditemukan ada 14.66 persen produk pangan yang tidak memiliki label halal dan 3.9 persen produk yang menggunakan label halal bukan menurut Majelis Ulama Indonesia. Selain itu, ada 17.9 persen produk pangan kemasan yang tidak mencantumkan nilai gizi, 1.96 persen tidak mencantumkan komposisi, dan 1.0 persen produk yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa.

Permasalahan mengenai kehalalan suatu produk pangan di Indonesia saat ini dapat dilihat dengan munculnya sejumlah kasus pencampuran antara daging sapi dengan daging babi untuk bahan baku pembuatan bakso. Selain itu juga terdapat isu sejumlah kue kering mengandung gelatin dan unsur lemak babi serta sosis yang mengandung minyak babi. Semua permasalahan seperti ini di Indonesia perlu diperhatikan karena masalah ini seperti tidak ada putusnya dan terus muncul kemudian lenyap begitu saja (Assadullah 2013).

Undang Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pada pasal 5a menyebutkan bahwa kewajiban konsumen adalah membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan. Saat ini masih banyak konsumen yang belum cerdas dalam memilih suatu produk. Masih banyak konsumen yang memilih produk tanpa melihat info penting dalam kemasan makanan seperti tanggal kadaluarsa, label halal, kandungan gizi, dan komposisi makanan. Menurut Sumarwan (2011) nilai yang terdapat dalam seseorang akan memengaruhi sikap konsumen dan kemudian memengaruhi dalam melakukan pembelian. Hal ini menunjukkan masih kurangnya kesadaran, pengetahuan, dan nilai konsumen dalam memilih dan menggunakan suatu produk. Terutama pada konsumen muslim yang harus memerhatikan halal atau tidak makanan yang akan dikonsumsinya. Pada dasarnya masih banyak konsumen muslim yang masih memakan makanan yang tidak berlabel halal. Hal ini tentu menjadi masalah bagi konsumen muslim karena dalam Al Qur’an sudah jelas perintah dari Allah SWT untuk memakan makanan yang sudah pasti kehalalannya (Apriyantono 2010). Oleh sebab itu, masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perbedaan pengetahuan, nilai, sikap dan perilaku membaca label halal produk pangan responden berdasarkan jenis kelamin?

2. Bagaimana pengaruh faktor intrinsik (karakteristik individu dan karakterisik keluarga responden) dan faktor ekstrinsik terhadap pengetahuan, nilai religiusitas, dan sikap dalam membaca label halal produk pangan?

3. Bagaimana pengaruh faktor intrinsik (karakteristik individu dan karakterisik keluarga responden) dan faktor ekstrinsik, pengetahuan, nilai religiusitas, dan sikap terhadap perilaku responden dalam membaca label halal produk pangan?


(16)

Tujuan Penelitian Tujuan Umum :

Tujuan umum dalam penelitian ini menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, dan nilai religiusitas responden terhadap perilaku membaca label halal produk pangan.

Tujuan Khusus:

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis perbedaan pengetahuan, nilai, sikap dan perilaku membaca label halal produk pangan responden berdasarkan jenis kelamin

2. Menganalisis pengaruh faktor intrinsik (karakteristik individu dan karakterisik keluarga responden) dan faktor ekstrinsik terhadap pengetahuan, nilai religiusitas, dan sikap responden dalam membaca label halal produk pangan. 3. Menganalisis pengaruh faktor intrinsik (karakteristik individu dan karakterisik

keluarga responden) dan faktor ekstrinsik, pengetahuan, nilai religiusitas, dan sikap terhadap perilaku responden dalam membaca label halal produk pangan.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain bagi konsumen secara umum maupun mahasiswa agar dapat mengetahui dan memerhatikan label halal dalam memilih label pangan. Bagi bidang keilmuan, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan perbendaharaan penelitian di bidang perilaku konsumen guna dijadikan referensi untuk penelitian yang berkaitan dengan pendidikan konsumen. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan bagi pemerintah agar lebih peduli terhadap sertifikasi label halal. Bagi pendidikan dan perlindungan konsumen, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran konsumen untuk membaca label halal. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi konsumen untuk mengetahui pentingnya kewajiban dan hak-hak yang dapat diperolehnya sebagai konsumen.

KERANGKA PEMIKIRAN

Wachidah (2007) memerlihatkan bahwa faktor internal (karakteristik individu) seperti terdapat hubungan yang nyata antara pengetahuan responden tentang halal dengan lama pendidikan yang telah diraihnya. Simatupang (2011) menyatakan bahwa karakteristik kosumen secara umum berkorelasi sangat rendah terhadap pengetahuan. Korelasi yang sangat rendah atau rendah antara karakteristik konsusmen dengan tingkat pengetahuan diduga karena perolehan informasi setiap konsumen berbeda-beda sehingga pengetahuan yang dimiliki pun berbeda.

Karakteristik konsumen yang berbeda akan menyebabkan nilai-nilai yang dianut oleh konsumen menjadi berbeda. Nilai yang terdapat dalam diri seseorang akan memengaruhi sikap konsumen dan kemudian memengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian (Sumarwan 2011).


(17)

5 Yun Ma (2005) menyatakan pengetahuan konsumen memiliki efek yang berbeda pada perilaku konsumen, seperti pencarian informasi produk. Hong dan Sternthal (2010) juga menyatakan bahwa konsumen yang memiliki pengetahuan yang lebih banyak akan memengaruhi evaluasi atribut suatu produk. Ayuningrat (2010) juga menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan konsumen wanita memiliki hubungan yang nyata dengan kesadaran akan label pangan.

Menurut Putri (2012) melalui uji korelasi Pearson yang dilakukannya menyatakan bahwa adanya hubungan positif dan nyata antara karakteristik individu dan karakteristik keluarga responden dengan sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku. Terdapat hubungan nyata antara tingkat pendidikan terhadap sikap dan norma subjektif. Nilai religiusitas adalah komitmen seseorang terhadap agamanya yang tercermin dari dua aspek, yaitu kognitif dan perilaku seorang individu (Khraim et al. 2011). Mokhlis (2008) menyatakan bahwa religiusitas akan memengaruhi tujuan dalam hidup dan tanggung jawab seseorang kepada tuhan, dirinya sendiri, dan kepada orang lain. Efek religiusitas terhadap perilaku konsumen tergantung kepada tingkat komitmen keagamaan seseorang atau seberapa penting nilai-nilai agama dalam kehidupan seseorang. Religiusitas dapat memengaruhi seseorang baik kognitif atau perilakunya. Selain itu, Kahle et al. (2005) menyatakan bahwa penelitian mengenai nilai religiusitas masih belum banyak diangkat dalam penelitian konsumen. Namun, beberapa penelitan mengangkat religiusitas untuk menjelaskan perilaku konsumen. Hal tersebut disebabkan agama dan religiusitas merupakan dasar dari nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Religiusitas dapat diukur sebagai sikap kognitif dari seseorang dimana nilai religiusitas yang dimiliki seseorang dapat berbeda-beda sesuai dengan kepentingannya. Beberapa penelitian melaporkan bahwa religiusitas merupakan faktor yang memungkinkan untuk memengaruhi kepribadian serta perilaku seseorang. Religiusitas juga merupakan bagian dari strategi seseorang untuk dapat menyesuaikan keadaan. Untuk mengukur religiusitas seseorang terdapat dua dimensi pendekatan yang dapat dilakukan yaitu religiusitas internal (kepentingan) dan religiusitas eksternal (identitas).

Pengetahuan dapat memengaruhi sikap konsumen terhadap suatu produk (Retnaningsih, Utami & Muflikhati 2010). Karayanni (2010) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara nilai dan proses pencarian informasi (membaca label). Selain itu, nilai yang dianut oleh suatu kelompok akan memengaruhi perilaku konsumen. Jenis kelamin dan pendidikan merupakan variabel yang nyata memengaruhi perilaku membaca label (Hu, Adamowicz, & Veeman 2006). Burapadaja, Jamroendararasame, dan Sanguansermsri (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa karakteristik individu dan lingkungan memengaruhi perilaku konsumen. Homer dan Kahle (1988) menyatakan bahwa nilai akan mempengaruhi sikap dan sikap akan mempengaruhi perilaku. Kerangka pemikiran yang dapat lebih menjelaskan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.


(18)

Gambar 1 Kerangka pemikiran pengetahuan, nilai religiusitas, sikap, dan perilaku membaca label halal pada mahasiswa

Faktor Intrinsik:

 Karakteristik individu - Usia

- Jenis kelamin - Agama - Uang saku

- Pengeluaran pangan  Karakteristik keluarga

responden

- Tingkat pendidikan orang tua

- Pekerjaan orang tua - Pendapatan keluarga - Jumlah tanggungan

keluarga

Faktor Ekstrinsik:

 Sumber informasi label  Mengikuti kuliah terkait

bidang konsumen  Mengikuti kuliah terkait

pengetahuan tentang label

Perilaku terhadap label halal

Nilai religiusitas terhadap label halal

Sikap terhadap label halal Pengetahuan


(19)

7

METODE

Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung mengenai label produk pangan. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study, yakni penelitian dilakukan dalam kurun waktu tertentu pada objek yang berbeda dan tidak berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor tepatnya di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa IPB merupakan salah satu institusi di Indonesia yang berperan aktif dalam perkembangan pertanian dan pangan baik melalui penelitian dan penyebaran informasi. Selain itu, mahasiswa IPB banyak yang mengonsumsi produk pangan khususnya produk dalam bentuk kemasan karena dianggap lebih praktis. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2014.

Jumlah dan Cara Pemilihan Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa strata-1 (S1) IPB yang masih aktif di semester tiga, lima, dan tujuh pada tahun ajaran 2013-2014. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 10 540 mahasiswa. Teknik penarikan responden menggunakan teknik probability sampling yaitu multistage random sampling berdasarkan sembilan fakultas yang tersedia di Institut Pertanian Bogor dengan lapis adalah jenis kelamin. Kesembilan fakultas di Institut Pertanian Bogor, diantaranya adalah Fakultas Pertanian (Faperta), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Fakultas Peternakan (Fapet), Fakultas Kehutanan (Fahutan), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), dan Fakultas Ekologi Manusia (Fema). Penentuan jumlah responden ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar 2005), yaitu

Keterangan:

n = jumlah mahasiswa yang diambil

N = jumlah populasi mahasiswa semester tiga, lima, dan tujuh S-1 IPB e = batas kesalahan pengambilan responden

Berdasarkan rumus Slovin diperoleh jumlah responden sebanyak 385 mahasiswa sebagai jumlah responden minimal untuk digunakan dalam penelitian. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 400 mahasiswa untuk memperkecil terjadinya kesalahan saat penarikan responden. Selanjutnya, untuk menentukan jumlah responden setiap fakultas dilakukan dengan cara proporsional.


(20)

Keterangan:

ni = jumlah responden tiap sub populasi Ni = total sub populasi

N = total populasi

n = jumlah responden yang diambil

Penentuan proporsi responden untuk setiap fakultas ditentukan berdasarkan jumlah mahasiswa dari masing-masing fakultas tersebut. Sebaran responden berdasarkan fakultas dapat dilihat pada Gambar 2.

Lapis berdasarkan jenis kelamin Faperta (1272 mahasiswa) FKH (534 mahasiswa) FPIK (1145 mahasiswa)

L = 508 P = 764

L = 215 P = 319

L = 469 P = 676

n L = 19 P = 29

n L = 8 P = 12

n L = 18 P = 26

L = 781 P = 1228

L = 526 P = 1055

L = 184 P = 850

n L = 30 P = 46

n L = 20 P = 40

n L = 7 P = 33 Fahutan (1151 mahasiswa) Fema (1034 mahasiswa) FEM (1581 mahasiswa) FMIPA (2009 mahasiswa) Fateta (1290 mahasiswa)

L = 510 P = 641

L = 725 P = 565

n L = 19 P = 25

n L = 27 P = 21 Fapet

(524 mahasiswa)

L = 236 P = 288

n L = 9 P = 11 IPB

(10540 mahasiswa)


(21)

9 Proses penarikan responden menggunakan software Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 16 for windows. Penggunaan software ini untuk mendapatkan responden secara acak. Namun, berdasarkan rumus didapatkan hasil dalam bentuk desimal sehingga perlu digenapkan untuk dapat diolah lebih lanjut pada software SPSS. Berdasarkan hasil pengambilan data, terdapat delapan responden yang dikeluarkan dari daftar responden. Hal ini dikarenakan responden tersebut tidak bersedia mengisi kuesioner, telah drop out, dan sedang melakukan penelitian sehingga tidak bisa terlibat dalam penelitian ini.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil self report responden. Alat bantu yang digunakan adalah kuisioner yang berisi variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian. Variabel-variabel tersebut antara lain meliputi faktor intrinsik (usia, jenis kelamin, uang saku, agama, Pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, dan tanggungan orang tua), faktor ekstrinsik (mendapatkan sumber informasi, pernah mengikuti kuliah terkait konsumen, dan mengikuti kuliah tentang label), pengetahuan, nilai religiusitas, sikap, dan perilaku membaca label halal. Data sekunder diperoleh dari pihak lain yang terkait seperti Direktorat Administrasi Pendidikan IPB yang berupa data mengenai jumlah populasi mahasiswa aktif di IPB pada tahun ajaran 2013-2014 dan informasi-informasi lainnya, seperti dari buku, jurnal, atau literatur lain yang terkait dengan topik penelitian.

Tabel 1 Jenis variabel yang dikumpulkan

Variabel Skala Data Keterangan/kategori

Faktor Intrinsik:

 Usia Rasio Tahun

 Jenis kelamin Nominal [1] Laki-laki

[2] Perempuan

 Agama Nominal [1] Islam

[2] Kristen Katolik [3] Kristen Protestan [4] Hindu

[5] Budha [6] Lainnya

 Pekerjaan orang tua Nominal [1] Tidak bekerja

[2] Petani [3] Buruh

[4] PNS/ABRI/Polisi [5] Pegawai Swasta [6] Wiraswasta [7] Pensiunan [8] Guru [9] Lainnya

 Tingkat pendidikan orang tua Ordinal [1] Tidak tamat SD [2] Tamat SD [3] Tamat SMP [4] Tamat SMA


(22)

Variabel Skala Data Keterangan/kategori

[6] Perguruan Tinggi (S1/S2/S3)

 Pendapatan keluarga Rasio Rupiah/bulan

 Jumlah tanggungan keluarga Rasio Orang

 Uang saku Rasio Rupiah/bulan

 Pengeluaran pangan Rasio Rupiah/bulan

Faktor Ekstrinsik:

 Mendapatkan sumber informasi

Nominal [1] Ya

[2] Tidak

 Mengikuti kuliah terkait konsumen

Nominal [1] Ya

[2] Tidak

 Mengikuti kuliah tentang label Nominal [1] Ya [2] Tidak

Pengetahuan tentang label halal Ordinal Skala Guttman dengan dua penilaian:

[0] Salah [1] Benar Nilai religiusitas terhadap label

halal

Ordinal Skala Likert dengan empat penilaian:

[1] Sangat Tidak Setuju [2] Tidak Setuju [3] Setuju [4] Sangat Setuju

Sikap terhadap label halal Ordinal Skala Likert dengan empat penilaian:

[1] Sangat Tidak Setuju [2] Tidak Setuju [3] Setuju [4] Sangat Setuju

Perilaku membaca label halal Ordinal Skala Likert dengan empat penilaian:

[1] Tidak Pernah [2] Jarang [3] Sering [4] Selalu Observasi produk pangan

kemasan

Nominal Dokumentasi

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah melalui proses mengedit, coding, memasukkan data, dan analisis data. Data dan informasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensia. Pengolahan data ini dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 16 for Windows.

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensia. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik individu dan karakteristik keluarga responden yang menjadi faktor-faktor yang


(23)

11 dianalisis di dalam penelitian ini, seperti faktor intrinsik (usia, jenis kelamin, uang saku, pengeluaran pangan, agama, Pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, dan jumlah tanggungan keluarga) dan faktor ekstrinsik (mendapatkan sumber informasi, mengikuti kuliah terkait konsumen, dan mengikuti kuliah tentang label). Variabel pengetahuan diukur melalui 15 pernyataan dengan menggunakan skala Guttman dengan dua penilaian yaitu benar dengan skor satu (1) dan salah dengan skor nol (0).

Variabel nilai dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Huefner et al. (2002). Variabel nilai terdiri atas 20 item pertanyaan yang diukur menggunakan skala Likert dengan empat penilaian, yaitu sangat tidak setuju dengan skor satu (1), tidak setuju dengan skor dua (2), setuju dengan skor tiga (3), dan sangat setuju dengan skor empat (4)

Variabel sikap dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Permatahati (2013) yang diadaptasi dari Simanjuntak. Variabel sikap terdiri atas 10 item pernyataan yang diukur menggunakan skala Likert dengan empat penilaian, yaitu sangat tidak setuju dengan skor satu (1), tidak setuju dengan skor dua (2), setuju dengan skor tiga (3), dan sangat setuju dengan skor empat (4).

Variabel perilaku membaca label terdiri atas 15 item pernyataan yang diukur menggunakan skala Likert dengan empat penilaian yaitu tidak pernah dengan skor satu (1), jarang skor dua (2), sering skor tiga (3), dan selalu skor empat (4). Skor yang telah diperoleh dari masing-masing variabel kemudian dikategorikan ke dalam empat kategori. (sangat kurang, kurang, baik, dan sangat baik) dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

Indeks : Skala nilai 0-100

Nilai aktual : Nilai yang diperoleh responden

Nilai minimal : Nilai terendah yang seharusnya diperoleh responden Nilai maksimal : Nilai tertinggi yang seharusnya diperoleh responden

Indeks dari setiap variabel kemudian dikategorikan ke dalam empat kategori meliputi sangat kurang (skor≤25), kurang (25<skor≤50), baik (50<skor≤75), dan sangat baik (skor>75). Menguji konsistensi penelitian dilakukan untuk analisis data dengan menggunakan uji reliabilitas dan menguji keabsahan penelitian ini digunakan uji validitas. Menurut Puspitawati & Herawati (2013), instrumen penelitian dikatakan valid apabila memiliki nilai korelasi lebih dari 0.30 dan dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien alpha lebih dari 0.60. Nilai reliabilitas dan validitas instrumen dalam penelitian, antara lain: pengetahuan (0.657 dengan menghapus sembilan pernyataan; 15 pernyataan valid) dengan nilai validitas antara 0.061 (p<0.05) hingga 0.455 (p<0.01), nilai (0.911; 20 pernyataan valid) dengan nilai validitas 0.241 (p<0.01) hingga 0.771 (p<0.01), sikap (0.816; 10 pernyataan valid) dengan nilai validitas 0.384 (p<0.01) hingga 0.726 (p<0.01), dan perilaku membaca (0.850; 20 pernyataan valid) dengan nilai validitas 0.352 (p<0.01) hingga 0.670 (p<0.01) (Lampiran 2). Uji regresi digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perilaku membaca label halal.


(24)

Faktor-faktor tersebut adalah pengetahuan, nilai, dan sikap. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Penggunaan regresi linier berganda untuk menganalisis arah hubungan dan pengaruh perubahan beberapa buah variabel independen terhadap satu variabel dependen (Ghozali 2011). Persamaan linear berganda yang digunakan untuk uji regresi, yaitu:

Keterangan:

Y1 = perilaku membaca label halal (skor)

a = konstanta x2 = nilai (skor)

b = unstandardized coeficient β x3 = sikap (skor)

x1 = pengetahuan (skor) �

Sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu bebas dari uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normlitas, uji multikoliniearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Uji normalitas yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov. Jika hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai nyata di atas 0.05, maka data terdistribusi dengan normal. Namun, jika data yang didapatkan memiliki nilai nyata dibawah 0.05, maka data tersebut terdistribusi tidak normal. Data yang tidak normal ini harus ditransformasikan dengan cara “Ln” agar tetap dapat melakukan uji regresi. Selain dengan uji Kolmogorov -Smirnov, kenormalan data juga dapat dilihat dari nilai Skewness dan Kurtosis. Jika nilai Skewness dan Kurtosis berada diantara -2 dan +2, maka data dapat dikatakan telah terdistribusi dengan normal (Ghozali 2011).

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model analisis regresi ini ditemukan adanya pengaruh antarvariabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoliniearitas dalam regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi bisa dikatakan bebas multikoliniearitas jika nilai toleransi di atas 0.1 atau VIF Sdibawah 10. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Salah satu cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah menggunakan grafik scatterplot. Jika titik-titik pada grafik scatterplot tmenyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali 2011).

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson, dimana model regresi dapat dikatakan bebas dari autokorelasi jika nilai Durbin-Watson mendekati angka dua (Ghozali 2011).


(25)

13 Definisi Operasional

Pengetahuan adalah semua informasi yang dimiliki responden tentang label halal pada produk pangan yang disimpan dalam memori jangka panjang. Nilai Religiusitas adalah tingkat kepercayaan seseorang terhadap agama yang

dianutnya, serta keyakinan yang tercermin pada perilaku sehari-hari.

Sikap adalah kecenderungan responden terhadap label halal pada produk pangan. Perilaku konsumen adalah tahap dimana konsumen mendapatkan produk pangan yang dibutuhkan dan diinginkan, kemudian konsumen akan membaca label halal pada produk pangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa strata-1 (S1) IPB yang masih aktif pada tahun ajaran 2013-2014 dari sembilan fakultas yang tersedia di Institut Pertanian Bogor. Kesembilan fakultas di Institut Pertanian Bogor, kesembilan fakultas tersebut adalah Fakultas Pertanian (Faperta), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Fakultas Peternakan (Fapet), Fakultas Kehutanan (Fahutan), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), dan Fakultas Ekologi Manusia (Fema). Penelitian ini secara umum bertujuan mengkaji pengaruh pengetahuan, nilai, dan sikap responden terhadap perilaku membaca label produk pangan. Dalam penelitian ini, responden dibedakan berdasarkan pada jenis kelamin. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi strata satu Institut Pertanian Bogor dengan proporsi laki-laki (n=157) sebesar 39.2 persen dan perempuan (n=243) sebesar 60.8 persen.

Berdasarkan hasil observasi dari 307 produk pangan kemasan di sebuah supermarket ternama di Kota Bogor, ditemukan ada 14.7 persen produk pangan yang tidak memiliki label halal dan 3.9 persen produk yang menggunakan label halal bukan menurut Majelis Ulama Indonesia. Selain itu, ada 17.9 persen produk pangan kemasan yang tidak mencantumkan nilai gizi, 1.9 persen tidak mencantumkan komposisi, dan 1.0 produk yang tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa. Berdasarkan hasil observasi dari 124 produk pangan kemasan di sebuah minimarket terbesar yang berada di sekitar kampus Institut Pertanian Bogor, ditemukan ada 12.9 persen produk pangan yang tidak memiliki label halal dan 3.2 persen produk yang menggunakan label halal bukan menurut Majelis Ulama Indonesia. Selain itu, ditemukan juga ada 20.9 persen produk pangan kemasan yang mencantumkan tanggal kadaluarsa bukan pada tempatnya, ada 2.4 persen produk pangan kemasan yang tidak mencantumkan label komposisi dan masih menggunakan bahasa asing. Sebanyak 6.4 persen produk pangan kemasan yang tidak mencantumkan nilai gizi dan 1.6 persen produk pangan mencantumkan nilai gizi dengan bahasa asing. Berdasarkan hasil observasi, jenis makanan yang tidak memiliki label halal dan menggunakan label halal bukan menurut Majelis


(26)

Ulama Indonesia seperti cokelat, bumbu dapur, kopi bubuk, makanan cepat saji, permen, makanan ringan, minuman botol dan kaleng. Jenis makanan yang mencantumkan tanggal kadaluarsa bukan pada tempatnya, seperti produk biskuit dan makanan ringan. Jenis makanan seperti teh, cokelat, dan biskuit juga ditemukan masih ada yang tidak mencantumkan nilai gizi pada kemasan produk pangan. Selain itu, masih ditemukan juga jenis makanan seperti cokelat, teh dan mie instan yang tidak mencantumkan label komposisi dan masih menggunakan bahasa asing.

Hasil Faktor Intrinsik

Usia. Usia responden berada pada rentang 18-24 tahun. Rata-rata usia responden laki-laki adalah 20.34 tahun (sd = 1.04 tahun), sedangkan rata-rata usia responden perempuan adalah 20.20 tahun (sd = 1 tahun). Informasi pada Tabel 2 menunjukkan bahwa dua dari lima (43.3%) responden laki-laki dan responden perempuan (39.5%) berusia diatas 20 tahun.

Tabel 2 Sebaran responden berdasarkan kategori usia

Kategori Usia Laki-laki

(n=157)

Perempuan (n=243)

Total (n=400)

18 tahun 3.2 2.9 3.0

19 tahun 16.6 23.0 20.5

20 tahun 36.9 34.6 35.5

Di atas 20 tahun 43.3 39.5 41.0

Rata-rata ± Sd 20.34 ± 1.042 20.20 ± 1.002 20.26 ± 1.019

Min-Max 18-24 18-23 18-24

Uji beda jenis kelamin (p-value) 0.194

Agama. Sebagian besar responden laki-laki (87.3%) dan responden perempuan (91.5%) beragama Islam. Sisanya, 12.7 persen responden laki-laki dan 8.5 persen responden perempuan memeluk agama Kristen Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha (Tabel 3).

Tabel 3 Sebaran responden berdasarkan agama

Agama Laki-laki

(n=157)

Perempuan (n=243)

Total (n=400)

Islam 87.3 91.5 89.8

Kristen Katolik 5.0 0.4 2.2

Kristen Protestan 6.4 6.6 6.5

Hindu 0.0 0.5 0.5

Budha 1.3 1.0 1.0

Uang Saku. Uang saku merupakan pendapatan utama bagi responden yang dapat bersumber dari orang tua, keluarga, beasiswa, usaha mandiri (kerja), atau gabungan dari beberapa sumber. Rata-rata uang saku yang diperoleh responden laki-laki sejumlah Rp930 477/bulan (sd=Rp328 115.141/bulan), sedangkan rata-rata uang saku yang diperoleh responden perempuan lebih besar, yaitu sejumlah


(27)

15 Rp1 009 053/bulan (sd= Rp444 549.555/bulan). Tabel 4 menunjukkan bahwa setengah (50.2%) dari responden memeroleh uang saku berkisar antara Rp500 000 sampai dengan Rp1 000 000 per bulan.

Tabel 4 Sebaran responden berdasarkan kategori uang saku

Kategori Uang Saku (rupiah/bulan)

Laki-laki (n=157) Perempuan (n=243) Total (n= 400)

< Rp500 000 2.5 0.8 1.5

Rp500 000 – Rp1 000 000 52.2 49.0 50.2

Rp1 000 001 – Rp1 500 000 35.7 35.0 35.2

> Rp1 500 000 9.6 15.2 13.0

Rata-rata ± Sd Rp930 477.71 ±

Rp328 115.141

Rp1 009 053.50 ± Rp444 549.555

Rp978 212.50 ± Rp404 265.623

Min-Max Rp350 000-

Rp2 500 000

Rp200 000- Rp3 500 000

Rp200 000- Rp3 500 000 Uji beda jenis kelamin

(p-value)

0.221

Pengeluaran Pangan. Tujuh dari sepuluh (72.0%) responden mengeluarkan uang untuk pangan berkisar antara Rp500 000 hingga Rp1 000 000 per bulan. Rata-rata pengeluaran pangan pada responden laki-laki dan perempuan masing-masing sebesar Rp699 127/bulan (sd= Rp213 262.169/bulan) dan Rp598 111/ bulan (sd= Rp249 248.739/bulan) (Tabel 5).

Tabel 5 Sebaran responden berdasarkan pengeluaran pangan

Pengeluaran Pangan (Rupiah/bulan)

Laki-laki (n=157) Perempuan (n=243) Total (n= 400)

< Rp500 000 24.8 26.7 26.0

Rp500 000 – Rp1 000 000 73.9 70.8 72.0

> Rp1 000 000 1.3 2.5 2.0

Rata-rata ± Sd Rp600 127.39 ± Rp213 262.169

Rp598 111.11 ± Rp249 248.739

Rp598 902.50 ± Rp235 505.212

Min-Max Rp60 000-

Rp1 500 000

Rp50 000- Rp2 000 000

Rp50 000- Rp2 000 000 Uji beda jenis

Kelamin (p-value)

0.678

Pekerjaan Ayah dan Ibu. Satu dari empat (28.1%) ayah responden laki-laki dalam penelitian ini bekerja sebagai PNS/ABRI/Polisi. Satu dari empat (28.1%) ayah responden perempuan dalam penelitian ini bekerja sebagai pegawai swasta. Lebih dari setengah (56,2%) ibu responden tidak bekerja atau berperan sebagai ibu rumah tangga (Tabel 6).


(28)

Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan pekerjaan orang tua

Jenis Pekerjaan

Ayah Ibu

Laki-laki (n=147) Perempuan (n=232) Total1 (n=379) Laki-laki (n=156) Perempuan (n=242) Total2 (n=398)

Tidak bekerja 4.8 1.8 2.9 48.6 61.0 56.2

Petani 6.8 6.1 6.4 5.5 2.6 3.7

Buruh 7.5 4.3 5.6 1.4 2.2 1.9

PNS/ABRI/Polisi 28.8 23.8 25.7 19.8 21.6 21.0

Pegawai swasta 15.8 28.1 23.3 4.1 3.5 3.7

Wiraswasta 21.9 25.1 23.9 15.8 7.4 10.6

Pensiunan 12.3 9.5 10.6 2.1 1.3 1.6

Guru 2.1 1.3 1.6 2.7 0.4 1.3

Keterangan: 1 21 orang telah meninggal; 22 orang telah meninggal

Tingkat Pendidikan Orang Tua. Secara umum, ayah responden menempuh pendidikan formal yang lebih tinggi dibandingkan ibu responden. Dua dari lima (40.3%) ayah responden pernah menempuh pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi, sementara pada kelompok ibu responden hanya 29.0 persen yang mengalami hal tersebut. Lebih dari seperempat (34.8%) ibu responden hanya menempuh atau menyelesaikan pendidikan formal di tingkat menengah atas (Tabel 7).

Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua

Kategori Tingkat Pendidikan

Ayah Ibu

Laki-laki (n=157) Perempuan (n=243) Total (n= 400) Laki-laki (n=157) Perempuan (n=243) Total (n= 400)

Tidak tamat SD 5.2 1.6 3.0 6.4 2.5 4.0

Tamat SD 7.6 7.8 7.8 9.6 11.1 10.5

Tamat SMP 5.7 4.9 5.2 9.6 10.7 10.2

Tamat SMA 30.6 38.3 35.2 33.0 35.8 34.8

Diploma (D1/D2/D3) 7.6 9.1 8.5 14.0 9.9 11.5

Pendidikan tinggi (S1/S2/S3) 43.3 38.3 40.3 27.4 30.0 29.0

Jumlah Tanggungan Keluarga. Lebih dari setengah (53.5%) responden laki-laki keluarganya masih memiliki tanggungan sejumlah satu sampai dengan dua orang. Pada responden perempuan 50.2 persen keluarganya masih memiliki tanggungan sejumlah tiga sampai dengan empat orang. Jumlah tanggungan keluarga responden laki-laki dan perempuan secara statistik berbeda nyata (p<0.01) (Tabel 8).

Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga

Jumlah Tanggungan Keluarga Laki-laki (n=157) Perempuan (n=243)

Total (n=400)

≤ 2 orang 53.5 41.2 46.0

3-4 orang 40.8 50.2 46.5


(29)

17

Jumlah Tanggungan Keluarga Laki-laki (n=157) Perempuan (n=243)

Total (n=400)

≥ 7 orang 0.0 1.2 0.7

Rata-rata ± Sd 2.71 ± 1.42 3.22 ± 1.81 3.02 ± 1.68

Min-Max 1-7 1-14 1-14

Uji beda jenis kelamin (p-value)

0.004**

Keterangan: **nyata pada p<0.01

Pendapatan Keluarga. Dalam penelitian ini pendapatan per bulan keluarga adalah total keseluruhan pemasukan yang diterima keluarga baik melalui ayah, ibu, ataupun anggota keluarga lainnya. Secara keseluruhan, rata-rata pendapatan per bulan keluarga responden adalah Rp4 945 439.39 (sd=Rp4 874 459.42). Tiga dari lima (60.5%) keluarga responden laki-laki serta lebih dari setengah (53.1%) keluarga responden perempuan berpenghasilan antara Rp1 000 000.00 - Rp5 000 000.00 per bulan (Tabel 9).

Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan pendapatan keluarga

Pendapatan Keluarga

(Rupiah/bulan) Laki-laki (n=157) Perempuan (n=243) Total (n= 400)

< 1 000 000 15.3 12.3 13.5

1 000 000 – 5 000 000 60.5 53.1 56.0

5 000 001 – 10 000 000 19.1 25.5 23.0

>10 000 000 5.1 9.1 7.5

Rata-rata ± Sd Rp442 1182 ±

Rp4 516 158.27

Rp5 284 156.61 ± Rp5 072 867.65

Rp4 945 439.39 ± Rp4 874 459.42

Min-Max Rp300 000-

Rp35 000 000

Rp250 000- Rp30 000 000

Rp250 000- Rp35 000 000 Uji beda jenis kelamin

(p-value) 0.071

Faktor Ekstrinsik

Mengikuti Kuliah Terkait Konsumen dan Label. Lebih dari seperempat responden laki-laki dan responden perempuan pernah mengikuti mata kuliah terkait konsumen. Selain itu, hampir satu per empat dari responden laki-laki pernah mengikuti kuliah tentang label yang secara statistik berbeda nyata (p<0.01) antara responden laki-laki dan perempuan yang lebih dari satu per empatnya pernah mengikuti kuliah tentang label.

Sumber Informasi Mengenai Label Produk Pangan. Secara keseluruhan, enam dari sepuluh (67.8%) responden pernah mendapatkan informasi mengenai label produk pangan. Berdasarkan jumlah sumber informasi yang didapatkan, hampir dua perlima dari (37.6%) responden laki-laki tidak pernah mendapatkan informasi mengenai label produk pangan, sedangkan pada responden perempuan. Hampir dari dua perlima (37.0%) responden mendapatkan informasi mengenai label produk pangan dari satu sumber saja. Tiga dari sepuluh (34.7%) responden mendapatkan informasi mengenai label pangan melalui media internet.


(30)

Sedangkan, 16 persen responden mendapatkan informasi mengenai label produk pangan dari media cetak seperti koran, majalah, dan tabloid (Tabel 10).

Tabel 10 Sebaran responden berdasarkan sumber informasi mengenai label produk pangan

Kategori Sumber Informasi Label Laki-laki (n=157)

Perempuan (n=243)

Total (n=400) 1. Pernah mendapatkan informasi mengenai label

produk pangan

62.4 71.2 67.8

2. Jenis sumber informasi

 Internet 35.6 34.2 34.7

 Media cetak (koran, majalah, dan tabloid) 15.9 16.0 16.0

 Media elektronik (televisi dan radio) 26.1 30.0 28.5

 Teman, keluarga, atau kerabat 15.2 24.2 21.0

 Penyuluhan, seminar, dan ceramah 18.4 25.9 23.0

3. Jumlah sumber informasi

 Tidak mendapatkan informasi 37.6 28.8 32.0

 Satu sumber 36.8 37.0 37.0

 Dua sumber 10.7 16.9 14.5

 Tiga sumber 7.5 9.4 8.7

 Empat sumber 3.7 5.8 5.0

 Lima sumber 3.7 2.1 2.8

Ket: dapat memilih dari satu sumber

Hak-hak dan Kewajiban Konsumen

Hak-hak dan kewajiban konsumen di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Secara keseluruhan, hanya satu dari dua puluh (5.8%) responden yang mengetahui bahwa responden berhak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen. Selain itu, hanya satu dari lima puluh (2.5%) responden yang mengetahui bahwa ada hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. Responden perempuan lebih mengetahui hak-haknya sebagai konsumen dibandingkan dengan responden laki-laki. Terdapat perbedaan nyata antara responden laki-laki dan perempuan (p<0,05) dalam hal mengetahui beberapa hak yang diantaranya: (1) hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan/atau jasa; (2) hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; (3) hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan; dan (4) hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen (Tabel 11).


(31)

19 Tabel 11 Sebaran pengetahuan responden yang menjawab benar tentang hak

konsumen

No. Butir Hak Konsumen

Laki-laki (n=157) Perempuan (n=243) Total (n=400) Uji Beda L-P (P) 1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan

keselamatan dalam mengonsumsi barang dan/atau jasa.

30.3 61.7 57.2 0.024*

2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.

15.9 24.7 21.1 0.037*

3. Hak atas informasiyang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

45.2 48.6 47.2 0.514

4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan

12.1 21.4 17.8 0.018*

5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, danupaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

9.6 9.5 9.5 0.976

6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.

2.5 7.8 5.8 0.027*

7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.

19.1 19.3 19.2 0.954

8. Hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

11.5 18.1 15.5 0.073

9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

2.5 2.5 2.5 0.461

Ket: *nyata pada p<0.05

Hanya dua dari 25 responden yang mengetahui kewajibannya untuk beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa. Pengetahuan perempuan tentang kewajiban konsumen lebih baik dibandingkan laki-laki. Hal senada bisa dilihat dari adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antara responden laki-laki dan perempuan dalam hal mengetahui kewajibannya untuk beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa (Tabel 12).


(32)

Tabel 12 Sebaran pengetahuan responden yang menjawab benar tentang kewajiban konsumen

No. Butir Kewajiban Konsumen

Laki-laki (n=157) Perempuan (n=243) Total (n=400) Uji Beda L-P (P)

1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.

31.2 36.6 34.5 0.267

2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.

4.5 11.5 8.8 0.015*

3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.

31.2 32.5 32.0 0.786

4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut

14.0 17.7 16.2 0.330

Ket: *nyata pada p<0.05

Sebagian besar responden laki-laki dan responden perempuan dalam penelitian ini berpendapat bahwa konsumen di Indonesia belum sepenuhnya dianggap raja oleh pelaku usaha. Secara keseluruhan, lebih dari setengah responden laki-laki (65.6%) dan responden perempuan (58.8%) mengetahui Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sebagai pihak yang terkait dengan perlindungan konsumen. Namun, hanya satu dari 14 responden secara keseluruhan mengetahui bahwa Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) merupakan salah satu pihak yang terkait dengan perlindungan konsumen (Tabel 13).

Tabel 13 Sebaran responden berdasarkan pengetahuan mengenai perlindungan konsumen

No. Lembaga dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Laki-laki (n=157) Perempuan (n=243) Total (n=400) Uji Beda L-P (P) 1 BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen)

6.4 8.2 7.5 0.491

2 YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia)

65.6 58.8 61.3 0.220

3 LPKSM (Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat)

17.8 23.5 21.2 0.180

4 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


(33)

21 Pengetahuan tentang Label Halal

Secara keseluruhan lebih dari setengah (56.7%) responden laki-laki dan hampir setengah (44.4%) responden perempuan memiliki pengetahuan mengenai label halal produk pangan pada kategori baik. Pada responden perempuan tidak terdapat responden yang memiliki pengetahuan mengenai label halal produk pangan pada kategori sangat kurang. Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang menjawab dengan benar pernyataan terkait pengetahuan tentang label halal, antara lain pernyataan mengenai pengertian label halal, pencantuman label halal dalam kemasan, dan label halal yang digunakan di Indonesia (Lampiran 5). Rata-rata skor nilai laki-laki mengenai pengetahuan (rata-rata=69.11; sd=13.65) lebih rendah dari rata-rata skor nilai perempuan mengenai pengetahuan (rata-rata=72.10; sd=12.86). Dengan demikian, hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara skor pengetahuan antara laki-laki dan perempuan (p<0.05) (Tabel 14).

Tabel 14 Sebaran dan statistik responden berdasarkan pengetahuan tentang label halal

Kategori Pengtahuan tentang Label Halal

Laki-laki (n=157)

Perempuan (n=243)

Total (n=400)

Sangat kurang (skor ≤ 25) 0.6 0.0 0.2

Kurang (25 < skor ≤ 50 ) 11.5 9.5 10.2

Baik (50 < skor ≤ 75) 56.7 44.4 49.3

Sangat baik (75 < skor ≤ 100) 31.2 46.1 40.3

Rata-rata ± Sd 69.11 ± 13.65 72.10 ± 12.86 70.93 ± 13.24

Min-Max 20-100 30-100 20-100

Uji beda jenis kelamin (p-value) 0.027*

Ket: ** nyata pada p<0.05

Nilai Religiusitas

Hampir dari setengah (46.5%) responden laki-laki memiliki nilai religiusitas pada kategori baik dan sangat baik. Lebih dari setengah (55.6%) responden perempuan memiliki nilai religiusitas pada kategori sangat baik. Namun, pada responden laki-laki tidak terdapat responden yang memiliki nilai religiusitas pada kategori sangat kurang. Hal ini dikarenakan mayoritas responden memeluk agama Islam dan memahami bahwa agama Islam melarang untuk mengonsumsi makanan yang tidak halal. Selain itu, hal tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang menyatakan sangat setuju dalam menjawab pernyataan terkait nilai religiusitas terhadap label halal, antara lain kepedulian terhadap kehalalan pangan, keyakinan dalam mengonsumsi pangan yang halal, dan kepercayaan terhadap pangan yang halal (Lampiran 6). Hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara skor pengetahuan antara laki-laki dan perempuan (p<0.01) (Tabel 15).


(34)

Tabel 15 Sebaran dan statistik responden berdasarkan nilai religiusitas terkait label halal

Kategori Nilai Religiusitas terkait Label Halal

Laki-laki (n=157)

Perempuan (n=243)

Total (n=400)

Sangat kurang (skor ≤ 25) 0.0 0.4 0.2

Kurang (25 < skor ≤ 50 ) 7.0 4.1 5.2

Baik (50 < skor ≤ 75) 46.5 39.9 42.3

Sangat baik (75 < skor ≤ 100) 46.5 55.6 52.3

Rata-rata ± Sd 72.82 ± 14.24 76.53 ± 13.24 75.07 ± 13.75

Min-Max 28.33-96.67 25-98.33 25-98.33

Uji beda jenis kelamin (p-value) 0.009**

Ket: **nyata pada p<0.01

Sikap terhadap Label Halal

Secara keseluruhan lebih dari setengah responden laki-laki (58.6%) dan perempuan (54.4%) memiliki sikap mengenai label halal produk pangan pada kategori baik. Pada responden baik laki-laki dan perempuan tidak terdapat responden yang memiliki sikap pada kategori sangat kurang. Hal ini terlihat bahwa enam dari sepuluh responden teliti dalam membaca komposisi bahan terkait kehalalannya. Selain itu, hal tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang menyatakan sangat setuju dalam menjawab pernyataan terkait sikap terhadap label halal, antara lain perasaan kecewa ketika menemukan produk pangan yang tidak memiliki label halal, teliti dalam membaca komposisi bahan terkait kehalalannya, dan tetap mementingkan kehalalan produk pangan (Lampiran 7). Rata-rata skor laki-laki mengenai sikap (rata-rata=69.46; sd=13.18) lebih rendah dari rata-rata skor perempuan mengenai sikap (rata-rata=73.36; sd=12.91). Hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan nyata (p<0.01) skor sikap antara laki-laki dan perempuan (Tabel 16).

Tabel 16 Sebaran dan statistik responden berdasarkan tingkat sikap terhadap label halal

Kategori Sikap terhadap Label Halal Laki-laki (n=157)

Perempuan (n=243)

Total (n=400)

Sangat kurang (skor ≤ 25) 0.0 0.0 0.0

Kurang (25 < skor ≤ 50) 8.3 5.3 6.5

Baik (50 < skor ≤ 75) 58.6 54.4 56.0

Sangat baik (75 < skor ≤ 100) 33.1 40.3 37.5

Rata-rata ± Sd 69.46 ± 13.18 73.36 ± 12.91 71.83 ± 13.14

Min-Max 40-100 33.33-100 33.33-100

Uji beda jenis kelamin (p-value) 0.004**

Ket: **nyata pada p<0.01

Perilaku Membaca Label Halal

Lebih dari setengah (53.5%) responden laki-laki memiliki perilaku membaca label halal pada kategori kurang baik. Hal senada juga terjadi pada kelompok responden perempuan, hampir dari setengah responden perempuan (48.1%) memiliki perilaku membaca label halal pada kategori kurang baik. Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang menyatakan jarang


(35)

23 memerhatikan nomor sertifikasi halal dan jarang melakukan keluhan terhadap produk pangan yang tidak memiliki label halal (Lampiran 8). Bila dibandingkan skor perilaku membaca label halal antara laki-laki dan perempuan, tidak terdapat perbedaan nyata (p>0.05) diantara keduanya (Tabel 17).

Tabel 17 Sebaran dan statistik responden berdasarkan perilaku membaca label halal

Kategori perilaku membaca label halal Laki-laki (n=157)

Perempuan (n=243)

Total (n=400)

Sangat kurang (skor ≤ 25) 2.5 3.7 3.2

Kurang (25 < skor ≤ 50 ) 53.5 48.1 50.2

Baik (50 < skor ≤ 75) 42.0 46.5 44.8

Sangat baik (75 < skor ≤ 100) 2.0 1.7 1.8

Rata-rata ± Sd 48.66 ± 12.10 48.93 ± 11.78 48.82 ± 11.89

Min 15-90 11.67-78.33 11.67-90

Uji beda jenis kelamin (p-value) 0.826

Peringkat Prioritas Mengenai Label Produk Pangan. Tiga dari lima (61.2%) responden memilih nama produk pada peringkat satu sebagai item label yang paling prioritas dilihat ol eh responden. Pada peringkat kedua, hampir dari dua perlima (39.8%) responden memilih jenis produk. Selanjutnya, lebih dari satu per empat (33.2%) responden memilih waktu kadaluarsa di peringkat ketiga dan seperempat (25.5%) dari responden memilih keterangan halal di peringkat keempat. Satu per empat dari responden memilih komposisi (24.5%) dan cara pemakaian (19.5%) di peringkat keenam. Besarnya jumlah responden yang memilih komposisi dan cara pemakaian di peringkat keenam menyebabkan peringkat kelima tidak ditempati oleh item label apapun. Selanjutnya, lebih dari dua dari lima (22.2%) responden memilih item label informasi gizi di peringkat ketujuh dan lebih dari seperempat (26.6%) responden memilih berat bersih di peringkat kedelapan. Pada peringkat terakhir atau peringkat kesembilan, setengah dari responden memilih alamat produsen (50.8%) sebagai item label yang paling terakhir dilihat. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa keterangan halal berada pada posisi keempat setelah nama produk, jenis produk, dan wakru kadaluarsa. Secara statistik pada item label nama produk dan alamat produsen antara responden laki-laki dan perempuan berbeda nyata (p<0.01). Begitu juga pada item label waktu kadaluarsa dan informasi gizi antara laki-laki dan perempuan berbeda nyata (p<0.05) (Tabel 18).

Tabel 18 Sebaran responden berdasarkan peringkat prioritas label produk pangan

No. Item label Peringkat prioritas label produk responden

Uji Beda

L-P (P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Nama produk 61.2 18.5 7.2 3.0 2.5 2.5 1.0 1.2 2.8 0.001**

2. Jenis Produk 18.5 39.8 14.5 11.0 3.8 3.2 3.0 4.6 1.8 0.459 3. Waktu

kadaluarsa


(36)

No. Item label Peringkat prioritas label produk responden

Uji Beda

L-P (P)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

4. Keterangan Halal

8.2 11.0 19.8 25.5 9.1 6.2 8.0 5.8 6.5 0.804 5. Berat bersih 0.5 3.5 6.0 7.5 14.1 12.2 14.8 26.6 15.0 0.455 6. Alamat

produsen

1.5 0.8 1.5 3.0 7.5 6.2 8.2 20.6 50.8 0.002**

7. Komposisi 0.2 2.2 7.8 21.5 21.5 24.5 20.2 11.0 2.8 0.709 8. Informasi gizi 0.8 2.0 4.2 20.2 20.2 21.5 22.2 10.8 6.2 0.048*

9. Cara pemakaian

0.3 1.0 5.8 17.8 17.8 19.5 18.8 16.6 13.0 0.114

Ket: *nyata pada p<0.05; **nyata pada p<0.01

Hubungan Antarvariabel Penelitian.

Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa jenis kelamin berhubungan positif dan nyata dengan pengetahuan (r=10.070; α<0,05) mengenai label halal produk pangan. Selain itu, agama juga berhubungan positif dan nyata dengan pengetahuan (r=28.889; α<0,01), nilai religiusitas (r=191.298; α<0,01), sikap (r=142.954; α<0,01), dan perilaku membaca (r=127.754; α<0,01) label halal produk pangan. Pengeluaran pangan berhubungan negatif dan nyata dengan sikap (r=0.122; α<0,05) dan nilai religiusitas (r=0.136; α<0,01). Selain itu, hasil korelasi juga menunjukkan bahwa pekerjaan ibu berhubungan positif dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku membaca label halal. Hal yang berbeda dapat dilihat dari pendapatan keluarga responden yang berpengaruh negatif dengan nilai religiusitas (r=0.120; α<0,01). Pengeluaran pangan responden juga berhubungan negatif dengan nilai religiusitas. Mendapatkan sumber informasi juga berhubungan positif dan nyata dengan perilaku membaca (r=0.108; α<0,05) (Lampiran 4).

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengetahuan dan Nilai religiusitas Religiusitas

Sebelum melakukan uji regresi, data penelitian harus memenuhi syarat-syarat uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui data penelitian tidak terdistribusi normal (Lampiran 3). Cara untuk mengatasi ketidaknormalan dilakukan transformasi data menggunakan “Ln”. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel penelitian bebas dari multikolinearitas dengan nilai religiusitas tolerance lebih dari 0.1 dan nilai religiusitas Variance Inflation Factors (VIF) kurang dari 10. Pada penelitian ini variabel telah bebas dari heterokedastisitas, hal ini dapat dilihat dari titik-titik pada scatterplot yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y (Lampiran 10). Variabel penelitian telah bebas dari autokorelasi, terlihat dari nilai religiusitas Durbin-Watson pada model regresi variabel pengetahuan, nilai religiusitas, sikap, dan perilaku membaca label halal model satu dan dua masing-masing sebesar 1.110, 0.577, 2.021, dan 1.771. Model regresi ini dikatakan terbebas dari autokorelasi karena nilai religiusitas Durbin-Watson mendekati +2.

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan dan nilai religiusitas mengenai label halal produk


(37)

25 pangan. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa agama (β=0.055; sig≤0.01) berpengaruh positif dan nyata terhadap pengetahuan. Agama berpengaruh sebesar 18.7 persen terhadap pengetahuan responden mengenai label halal produk pangan. Selain itu, hasil uji regresi juga menunjukkan bahwa agama (β=0.247; sig≤0.01) berpengaruh positif dan nyata terhadap nilai religiusitas mengenai label halal produk pangan. Agamaberpengaruh sebesar 45.4 persen terhadap nilai religiusitas responden mengenai label halal produk pangan (Tabel 19).

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sikap terhadap Label Halal

Hasil uji analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa nilai religiusitas (β=0.888; sig≤0.01) berpengaruh positif dan nyata terhadap sikap responden mengenai label halal produk pangan. Artinya, nilai religiusitas berpengaruh sebesar 94.3 persen terhadap sikap responden mengenai label halal produk pangan (Tabel 19).

Tabel 19 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan, nilai religiusitas, sikap, dan perilaku membaca label halal produk pangan

Variabel bebas Pengetahuan

β Nilai religiusitas β Sikap β Perilaku β Faktor intrinsik Jenis kelamin

(0= laki-laki; 1=perempuan)

-0.061 -0.029 -0.022 0.048

Usia (tahun) 0.072 0.054 0.041 -0.096*

Agama

(0= non-Islam; 1= Islam)

0.187** 0.454** -0.052 0.129**

Uang saku(Rupiah/bulan) 0.067 0.024 0.005 -0.025

Jumlah tanggungan keluarga (Orang)

0.015 0.059 0.028 -0.039

Pendidikan ibu

(0= non pendidikan tinggi; 1= pendidikan tinggi)

-0.078 -0.088 -0.009 0.053

Pekerjaan ibu

(0= tidak bekerja; 1= bekerja)

-0.084 -0.003 0.015 -0.007

Faktor ekstrinsik Mengikuti kuliah terkait konsumen

(0= tidak pernah; 1= pernah)

0.002 -0.028 0.005 0.024

Mendapatkan sumber

informasi(0= tidak pernah; 1= pernah)

0.016 -0.011 -0.017 0.009

Pengetahuan 0.005

Nilai religiusitas 0.943**

Sikap 0.828**

F 3.591 15.549 289.526 99.782

Adj. R2 0.055 0.247 0.888 0.712

p-value 0.000** 0.000** 0.000** 0.000**

Durbin-Watson 1.110 0,577 2.021 1.771


(38)

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Membaca Label Halal

Hasil uji analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa usia (β=0.712; sig≤0.05) berpengaruh secara negatif dan nyata terhadap perilaku membaca label halal produk pangan. Artinya, usia berpengaruh sebesar 9.6 persen terhadap perilaku membaca label halal produk pangan. Agama (β=0.712; sig≤0.01) berpengaruh positif dan nyata terhadap perilaku membaca label halal produk pangan. Artinya, agama berpengaruh sebesar 12.9 persen terhadap perilaku membaca label halal produk pangan. Sikap (β=0.712; sig≤0.01) juga berpengaruh positif dan nyata dengan perilaku dalam membaca label halal pada produk pangan (Tabel 19). Artinya, sikap berpengaruh sebesar 82.8 persen terhadap perilaku membaca label halal produk pangan. Persamaan linier berganda yang digunakan, yaitu:

Y=3.612+1.978X1-1.198X2+5.202X3+1.034X4+0.382X5-0.377X6

-0.824X7+2.133X8-0.269X9+0.620X10

Artinya, setiap kenaikan satu skor usia, uang saku, jumlah tanggungan keluarga, dan pekerjaan ibu, maka akan menurunkan skor perilaku membaca label halal masing-masing sebesar 1.198 poin, 0.377 poin, 0.824 poin, dan 0.269 poin. Selain itu, setiap kenaikan satu skor jenis kelamin, agama, pendidikan ibu, mengikuti kuliah terkait konsumen, mendapatkan sumber informasi dan sikap responden, maka akan menaikkan skor perilaku membaca label halal masing-masing sebesar 1.978 poin, 5.202 poin, 2.133 poin, 1.034 poin, 0.382 poin, dan 0.620 poin.

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, dan nilai terhadap perilaku membaca label halal. Lebih dari seperempat responden mengaku pernah mengikuti mata kuliah terkait konsumen. Selain itu, hampir dari seperempat responden laki-laki dan lebih dari seperempat responden perempuan pernah mengikuti kuliah tentang label pangan di perkuliahan. Dengan demikian, terdapat perbedaan nyata antara responden laki-laki dan perempuan dalam mengikuti kuliah tentang label pangan diperkuliahan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas responden pernah mendapatkan informasi mengenai label produk pangan dan 37 persennya mendapatkan informasi dari satu sumber. Berdasarkan hasil uji peringkat prioritas label produk pangan, keterangan halal berada di peringkat keempat dari sembilan item label produk pangan. Namun, yang memilih keterangan halal diperingkat satu hanya 8.2 persen. Hal ini serupa dengan penelitian Mulyaningsih (2004) yang menyatakan bahwa sekitar 4-5 persen saja responden yang menjawab bahwa label halal adalah informasi pertama yang dilihat pada kemasan produk.

Hak-hak dan kewajiban konsumen di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Secara keseluruhan, lebih dari setengah responden mengetahui akan haknya untuk mendapatkan hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan/atau jasa. Namun, hanya 5.8 persen yang mengetahui bahwa responden berhak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan


(39)

27 konsumen. Selain itu, hanya 2.5 persen responden yang mengetahui bahwa ada hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. Selain itu, hanya 8.8 persen dari total keseluruhan responden yang mengetahui kewajibannya untuk beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa. Hampir seluruh responden menyatakan bahwa konsumen di Indonesia belum sepenuhnya dianggap raja oleh para produsen di Indonesia. Purwandoko (2004) menyatakan pelaksanaan hak dan kewajiban konsumen dalam mengimplementasikan UU No. 8 tahun 1999 belum dapat terealisasi secara keseluruhan karena konsumen tidak mengetahui hak-haknya sebagai konsumen.

Hasil penelitian menemukan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku membaca label halal produk pangan, hal tersebut dikarenakan pengetahuan diduga memengaruhi perilaku melalui variabel mediator yaitu, sikap konsumen. Masood et al. (2013) melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa pengetahuan yang baik tentang produk halal berhubungan positif dengan sikap dalam menggunakan produk halal. Namun, setelah dilakukan uji regresi ditemukan bahwa pengetahuan tidak memengaruhi sikap. Berdasarkan hasil uji regresi yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pengetahuan tidak memengaruhi sikap. Menurut Ahmad, Rahman, dan Rahman (2014) dalam hasil penelitiannya menemukan bahwa pengetahuan tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap sikap. Hasil dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki hubungan positif dengan jenis kelamin dan dipengaruhi oleh usia dan agama. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Unusan (2005) yang menyatakan bahwa jenis kelamin memiliki hubungan yang positif dengan pengetahuan. Rahman et al. (2011) pengetahuan yang baik dipengaruhi oleh pengalaman dan terpapar informasi tentang produk halal. Dalam penelitian ini mayoritas responden beragama Islam, sehingga lebih terpapar oleh informasi tentang produk halal. Berdasarkan hasil uji beda yang dilakukan, pengetahuan responden laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang nyata. Rata-rata pengetahuan responden perempuan lebih baik dibandingkan responden laki-laki. Menurut Ayuningrat (2010), perempuan memiliki kesadaran akan label pangan yang baik dengan demikian secara tidak langsung memengaruhi pengetahuan responden perempuan tentang label halal produk pangan.

Nilai berpengaruh terhadap perilaku membaca label halal produk pangan. Nilai yang dimiliki seseorang akan memengaruhi sikap seseorang yang kemudian sikap tersebut akan memengaruhi perilaku seseorang (Sumarwan 2011; Homer & Kahle 1988). Schiffman dan Kanuk (2008) menjelaskan tentang kepercayaan, nilai, dan kebiasaan. Menurutnya, nilai dapat memberi petunjuk perilaku yang tepat, abadi, sulit berubah, dan tidak terikat pada objek spesifik dari situasi sehingga dalam proses pengambilan keputusan, nilai berperan pada tahapan pencarian informasi. Dalam penelitian ini nilai dipengaruhi oleh agama, hal tersebut diduga karena agama memengaruhi perilaku seseorang berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya oleh responden. Kahle et al. (2005) juga menyatakan bahwa agama jelas memengaruhi nilai konsumen karena setiap orang dengan agama yang berbeda akan memiliki perbedaan nilai sebagai konsumen. Nilai yang dimiliki responden laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan nyata. Lebih dari setengah responden perempuan memiliki kategori nilai sangat baik dengan skor antara 75–100. Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang menyatakan sangat setuju dalam menjawab pernyataan terkait nilai terhadap label


(1)

44

Lampiran 9 sebaran contoh laki-laki dan perempuan berdasarkan peringkat label produk pangan

No. Item label

Laki-laki (n=157) Perempuan (n=243) Beda Uji

L-P (P)

1 2 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Nama produk

52.2 21.0 7.6 5.1 2.5 3.8 1.3 2.5 3.8 67.1 16.9 7.0 1.6 2.5 1.6 0.8 0.4 2.1 0.001** 2. Jenis

Produk

21.0 29.9 20.4 13.4 3.8 2.5 3.8 2.5 2.5 16.9 46.1 10.7 9.5 3.7 3.3 2.9 5.8 1.2 0.459 3. Waktu

kadaluarsa

10.2 28.8 32.5 16.6 2.5 3.2 3.8 2.5 1.9 7.8 18.5 33.7 23.9 4.1 4.9 3.7 2.9 0.4 0.038* 4. Keterangan

Halal

12.7 12.1 16.6 19.1 9.6 5.1 10.2 8.9 5.7 5.3 10.3 21.8 29.6 8.6 7.0 6.6 3.7 7.0 0.804 5. Berat bersih 0.6 2.5 5.1 8.9 12.7 12.1 17.2 21.7 19.1 0.4 4.1 6.6 6.6 14.8 12.3 13.2 29.6 12.3 0.455 6. Alamat

produsen

0.6 0.6 2.5 5.1 9.6 6.4 10.8 23.6 40.8 2.1 0.8 0.8 1.6 6.2 6.2 6.6 18.5 57.2 0.002** 7. Komposisi 0.6 1.3 8.3 11.5 19.7 27.4 16.6 11.5 3.2 0.0 2.9 7.4 8.6 22.6 22.6 22.6 10.7 2.5 0.709 8. Informasi

gizi

1.3 3.8 4.5 13.4 21.0 21.7 20.4 8.3 5.7 0.4 0.8 4.1 11.1 19.8 21.4 23.5 12.3 6.6 0.048* 9. Cara

pemakaian

0.6 1.9 3.2 7.0 17.8 17.8 16.6 17.8 17.2 0.0 0.4 7.4 7.8 17.7 20.6 20.2 15.6 10.3 0.114 Ket: *nyata pada p<0.05; **nyata pada p<0.01


(2)

Lampiran 10 S

catterplot

uji heterokedastisitas variabel-variabel penelitian

1.

Pengetahuan tentang label halal


(3)

46

3.

Sikap terhadap label halal


(4)

Lampiran 11 Hasil analisis regresi karakteristik terhadap pengetahuan

variabel tidak bebas Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t p-value

Konstanta 61.249 32.870 0.000

Jenis kelamin -2.504 -0.061 -1.172 0.242

Usia 0.899 0.072 0.866 0.387

Agama 7.579 0.187 2.641 0.009

Kuliah terkait konsumen 0.074 0.002 0.031 0.976 Mendapatkan sumber

informasi

0.712 0.016 0.296 0.767

Uang saku 0.995 0.067 0.783 0.434

Jumlah tanggungan keluarga

0.312 0.015 0.204 0.839

Pendidikan ibu -3.171 -0.078 -1.403 0.162

Pekerjaan ibu -3.337 -0.084 -1.496 0.135

Lampiran 12 Hasil analisis regresi karakteristik terhadap nilai

Variabel tidak bebas Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t p-value

Konstanta 46.959 20.412 0.000

Jenis kelamin -1.668 -0.029 -0.632 0.528

Usia 0.926 0.054 0.723 0.470

Agama 25.422 0.454 7.176 0.000

Kuliah terkait konsumen -1.708 -0.028 -0.573 0.567 Mendapatkan sumber

informasi

-0.653 -0.011 -0.220 0.826

Uang saku 0.504 0.024 0.321 0.748

Jumlah tanggungan keluarga

1.737 0.059 0.918 0.359

Pendidikan ibu -4.953 -0.088 -1.774 0.077

Pekerjaan ibu -0.178 -0.003 -0.065 0.948

Lampiran 13 Hasil analisis regresi karakteristik, pengetahuan, dan nilai

religiusitas terhadap sikap

Variabel tidak bebas Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t p-value

Konstanta 2.637 1.486 0.138

Jenis kelamin -1.203 -0.022 -1.231 0.219

Usia 0.674 0.041 1.421 0.156

Agama -2.806 -0.052 -2.009 0.055

Kuliah terkait konsumen 0.319 0.005 0.290 0.772 Mendapatkan sumber

informasi

-0.965 -0.017 -0.879 0.380

Uang saku 0.108 0.005 0.186 0.852

Jumlah tanggungan keluarga

0.783 0.028 1.118 0.264

Pendidikan ibu -0.482 -0.009 -0.464 0.643

Pekerjaan ibu 0.796 0.015 0.780 0.436

Pengetahuan 0.007 0.005 0.297 0.766


(5)

48

Lampiran 14 Hasil analisi regresi karakteristik dan sikap terhadap perilaku

membaca

Variabel tidak bebas Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t p-value

Konstanta 3.612 2.469 0.014

Jenis kelamin 1.978 0.048 1.686 0.093

Usia -1.198 -0.096 -2.102 0.036

Agama 5.202 0.129 3.171 0.002

Kuliah terkait konsumen 1.034 0.024 0.780 0.436 Mendapatkan sumber

informasi

0.382 0.009 0.289 0.772

Uang saku -0.377 -0.025 -0.541 0.589

Jumlah tanggungan keluarga

-0.824 -0.039 -0.979 0.328

Pendidikan ibu 2.133 0.053 1.714 0.087

Pekerjaan ibu -0.269 -0.007 -0.220 0.826


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 3 Mei 1992. Penulis adalah anak

pertama dari tiga bersaudara pasangan Purwanto dan Dewi Suryani. Riwayat

pendidikan penulis adalah lulusan dari SMA Negeri 4 Jakarta pada tahun 2010 dan

pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur PMDK IPB dan diterima di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen,

Fakultas Ekologi Manusia. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai

kegiatan dan organisasi kampus seperti pernah menjadi anggota Klub Konsumen di

Himpunan Mahasiswa Ilmu Keluarga dan konsumen, ketua PKM-K “Dynamite Rice

Corn Ball”, ketua pelaksana

Himaiko Goes to Company

2012 dan

Family and

Consumer Day

2013, serta kepanitiaan kegiatan kampus lainnya.

Penulis juga aktif di kegiatan dan organisasi diluar kampus seperti Organisasi

Amatir Radio Indonesia (ORARI). Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor, Penulis

mendapatkan beasiswa dari Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) yang diberikan oleh

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Penulis juga pernah

mendapatkan kesempatan mengikuti studi banding ke Universiti Putera Malaysia

pada tahun 2013.