3.2.3 Metode Penelitian
Rancangan percobaan ini membandingkan keempat perlakuan kombinasi pemberian mikoriza dengan cekaman kekeringan untuk tiap jenis rumput atau
legum. Pengujian nilai rata-rata dari perlakuan terbaik dan kontrol dianalisis menggunakan uji T Steel Torrie 1995. Peubah yang diamati antara lain
produksi total gas, kadar bahan kering dan bahan organik, kecernaan bahan organik dan kadar protein kasar.
3.2.3.1 Prosedur Penelitian
1. Pengukuran Produksi Total Gas mlBK sampel
Pengukuran produksi total gas dilakukan dengan teknik in vitro Close Menke 1986. Adapun prosedur pengukuran produksi total gas adalah sebagai
berikut. Sebanyak 200 mg bahan kering sampel dimasukkan ke dalam syringe gas test 100 ml. Piston syringe yang akan dimasukkan ke syringe, sebelumnya diberi
vaselin agar tabung fermentasi yang telah berisi sampel dan larutan media tidak terkontaminasi oleh udara dari luar. Larutan media yang telah diaduk dan dialiri
gas CO
2
ditempatkan dalam water bath yang telah dilengkapi pengontrol suhu. Suhu pada water bath dipertahankan pada angka 39
o
Gb mlBK sampel, 24 jam= C. Cairan rumen sebagai
sumber inokulum disaring dan dicampur dengan larutan media. Sebanyak 40 ml campuran rumen + larutan media dimasukkan ke dalam masing-masing syringe
menggunakan dispenser. Perbandingan larutan media dan cairan rumen yaitu 2 : 1. Udara yang masih terdapat dalam syringe dikeluarkan dan klep syringe ditutup.
Syringe gas test diinkubasi dalam water bath selama 24 jam. Untuk pengamatan total produksi gas dilakukan pencatatan posisi piston pada jam ke 0, 2, 4, 6, 8, 12
dan 24. Rumus perhitungan untuk total produksi gas adalah sebagai berikut.
FH merupakan produksi gas standar dibagi dengan abu produksi sebenarnya dari hijauan, hijauan pembanding yang digunakan adalah rumput gajah, dan FC
merupakan produksi gas standar dibagi dengan produksi sebenarnya dari konsentrat berupa jagung giling.
2. Perhitungan Kecernaan Bahan Organik
Kecernaan bahan organik diukur berdasarkan metode lanjutan Menke et al. 1979 dengan rumus sebagai berikut.
KCBO = 14,88 + 0,889 Gb + 0,045 PK + 0,065 Abu Untuk menjalankan perhitungan produksi total gas dan kecernaan bahan
organik sebelumnya harus diketahui kadar bahan organik dan abu. Pengukuran bahan kering dan bahan organik sampel menurut metode
proksimat. Bobot awal cawan porselen ditimbang dan dicatat, sampel dimasukkan ke dalam cawan, dicatat bobot awalnya. Bahan kering didapat
dengan cara sampel dikeringkan dalam oven 105
o
C selama 8 jam kemudian ditimbang. Selanjutnya sampel dalam bahan dipijarkan atau diabukan dalam
tanur listrik selama 6 jam pada suhu 450-600
o
C dan ditimbang untuk berat abu sampel. Kadar bahan organik merupakan selisih berat kering dengan
berat abu. 3.
Pengukuran Kadar Protein Kasar Pengukuran kadar protein kasar dengan cara mengalikan total N dengan
faktor 6,25. Pengukuran kandungan N dengan metode Kjeldhal. Sebanyak 0,5 g sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam tabung digestion, kemudian
ditambahkan satu gram campuran selen dan 20 ml asam sulfat pekat dan didestruksi hingga suhu 350
o
C 3-4 jam. Destruksi dinyatakan selesai bila tampak keluar uap putih dan didapat ekstrak jernih sekitar 4 jam. Tabung
diangkat, didinginkan dan kemudian ekstrak diencerkan dengan air bebas ion hingga tepat 50 ml, dikocok sampai homogen dan dibiarkan semalam agar
partikel mengendap. Ekstrak digunakan untuk pengukuran N dengan cara destilasi atau cara kolorimetri.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Respon Penampilan Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan
Dua belas jenis rumput dan legum yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Perlakuan cekaman kekeringan terhadap tanaman
menyebabkan terjadinya perubahan morfologi yang berbeda pada setiap jenis tanaman. Perubahan morfologi akibat cekaman kekeringan biasanya sangat
tergantung pada faktor waktu terjadinya cekaman dan besarnya perlakuan cekaman Keles Oncel 2002. Salah satu contoh perubahan morfologi tanaman
akibat cekaman kekeringan pada penelitian ini disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4 Respon cekaman kekeringan tanaman legum Clitoria ternatea sesaat sebelum dipanen hari ke-32
Tanaman memiliki berbagai mekanisme tersendiri untuk menghindar dari
kondisi cekaman yang dihadapi, seperti mengurangi kehilangan air melalui transpirasi dengan penutupan stomata dan memperbesar penyerapan air dengan
meningkatkan pertumbuhan akar. Cekaman kekeringan menyebabkan penutupan stomata yang menyebabkan terhambatnya proses fotosintesis dan secara langsung
W0M0 W0M1
W1M0 W1M1