Rumput Paspalum notatum Kajian in vitro kualitas bahan organik dari jenis tanaman paling baik

terbang VFA, terutama asam asetat, propionat dan butirat serta gas metan CH 4 dan CO 2 McDonald et al. 2002. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecernaan bahan makanan yaitu komposisi kimia bahan makanan, komposisi kimia ransum, bentuk fisik ransum, jumlah konsumsi dan jenis ternak. Tinggi rendahnya daya cerna dipengaruhi oleh jenis ternak, umur hewan, jenis bahan pakan dan susunan kimianya Peterson 2005.

4.3.1 Rumput Paspalum notatum

Rataan produksi gas, kecernaan bahan organik dan kadar protein kasar rumput Paspalum notatum disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 menunjukkan adanya pengaruh sangat nyata p0,01 akibat cekaman kekeringan dan pemberian FMA pada rumput Paspalum notatum. Produksi gas terbesar dihasilkan pada perlakuan M1W0 sebesar 21,02 ml200 mg BK tidak berbeda dengan perlakuan M0W0. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh FMA dalam kondisi kecukupan air atau disiram. Gambar 7 Grafik Rataan Produksi Gas, Kecernaan Bahan Organik dan Kadar Protein Kasar Rumput Paspalum notatum Pemberian FMA dalam kondisi cekaman kekeringan menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap produksi gas, perlakuan dikeringkan dan diberi FMA W1M1 memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan dikeringkan tanpa FMA W1M0. Peningkatan produksi gas pada perlakuan cekaman kekeringan yang diberi FMA sebesar 8,11 dibandingkan tanpa FMA. Kecernaan bahan organik sangat berhubungan dengan ketersediaan bahan organik di hijauan yang diberikan. Semakin tinggi kandungan bahan organik 20,70 a 19,30 b 21,02 a 20,86 a 43,02 kl 42,66 l 43,57 k 42,86 kl 11,98 q 7,68 s 13,17 p 8,80 r - 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 M0W0 M0W1 M1W0 M1W1 PG 24h ml200 mg BK KCBO PK normalnya akan meningkatkan persentase kecernaan bahan organik. Nilai kecernaan bahan organik rumput Paspalum notatum menunjukkan bahwa perlakuan W0M1 memiliki rataan kecernaan tertinggi, sedangkan perlakuan W1M0 memiliki nilai rataan terendah. Perlakuan W0M0 memiliki nilai yang sama dengan perlakuan W1M1. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian FMA dalam kondisi cekaman kekeringan ternyata mampu menyamai nilai kecernaan bahan organik pada perlakuan disiram tanpa diberi FMA. Kadar protein kasar rumput Paspalum notatum menunjukkan hasil berbeda P0,01 antar keempat perlakuan. Cekaman kekeringan sangat nyata menurunkan kadar protein kasar, baik diberi atau tanpa FMA. Begitu pula perlakuan disiram dan diberi FMA sangat nyata meningkatkan kadar protein kasar sebesar 9,94 dibandingkan tanpa FMA.

4.3.2 Legum Stylosanthes seabrana