Resistensi Udang Vaname terhadap Infeksi IMNV .1 Sintasan dan Gejala Klinis

26 penurunan tingkat infeksi dari INMV. Pengamatan gejala klinis hanya dilakukan pada hari ke 10 setelah infeksi, sehingga tidak diketahui apakah udang yang diamati sedang dalam tahap penyembuhan ataukah akan menuju ke stadia yang lebih lanjut. Perlakuan Kontrol - pada penelitian ini menunjukkan infeksi dari IMNV sampai tingkat sedang. Diduga udang yang digunakan telah membawa virus IMN namun dalam jumlah yang sangat kecil sehingga tidak terdeteksi dengan PCR. Dugaan lain, udang tertular selama pemeliharaan setelah infeksi IMNV melalui air dan peralatan. Gambar 14 Tingkat infeksi udang vaname berbagai perlakuan sinbiotik pada hari ke 10 setelah infeksi IMNV n=15. Simbol menunjukkan tingkat infeksi: mati , sangat berat , berat , sedang , ringan . Angka pada kolom merupakan nilai rataan dan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata Tukey ; α=0,05 4.4.2.2 Total Hemosit Total Haemocyte Count [THC] dan Aktivitas Phenoloxidase PO Mekanisme pertahanan pada krustasea kurang berkembang dibandingkan dengan ikan dan vertebrata lainnya, dan hanya bergantung pada mekanisme pertahanan non spesifik. Hemosit memainkan peranan penting pada pertahanan tubuh krustasea yaitu dapat menghilangkan partikel asing yang masuk ke tubuh udang melalui fagositosis, enkapsulasi dan pembentukan nodul, serta produksi komponen-komponen humoral yang disimpan dalam granula hemosit diantaranya protein antikoagulan, aglutinin, enzim PO, peptida antimikrobial, dan inhibitor protease Jiravanichpaisal et al. 2006. Pemberian sinbiotik pada perlakuan Pro+Pre 2 dan Pro+Pre 3 selama 30 hari mampu meningkatkan nilai THC udang vaname sampai dengan dua kali nilai THC udang Kontrol pada awal pengamatan. Jumlah hemosit yang tinggi dalam darah udang ini sangat menguntungkan dalam mekanisme pertahanan tubuh ketika udang terinfeksi IMNV, sehingga dapat 67 2 2 9 27 4 7 13 20 7 13 7 2 7 4 20 20 7 82 73 58 49 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kontrol - Kontrol + Pro+Pre 1 Pro+Pre 2 Pro+Pre 3 T in gk at i nf ek si Perlakuan c a ab ab b 27 meminimalisir kerusakan akibat infeksi menurunkan tingkat infeksi dan meningkatkan sintasan. Selama periode pengamatan parameter imunitas, nilai THC udang perlakuan Pro+Pre 2 dan Pro+Pre 3 memperlihatkan pola yang berbeda dengan perlakuan lainnya. Setelah infeksi IMNV, nilai THC udang perlakuan Pro+Pre 2 dan Pro+Pre 3, terus mengalami penurunan sampai dengan akhir pengamatan hari ke 10. Sebaliknya nilai THC perlakuan Pro+pre 1 dan Kontrol + menunjukkan peningkatan pada hari ke lima dan menurun kembali di akhir pengamatan Gambar 15. Penurunan nilai THC udang perlakuan Pro+Pre 2 dan Pro+Pre 3 mengindikasikan reaksi cepat terhadap infeksi yang diberikan. Penurunan jumlah hemosit ini merupakan efek dari berjalannya mekanisme pertahanan tubuh seperti infiltrasi hemosit pada jaringan yang terinfeksi, kematian sel hemosit akibat apoptosis Costa et al. 2009, aktivitas fagositosis, enkapsulasi, pembentukan nodul, serta terjadinya proses degranulasi untuk aktivasi sistem prophenoloxidase proPO dan mekanisme pertahanan tubuh lainnya Smith et al. 2003. Gambar 15 Total hemosit udang vaname perlakuan: Kontrol - , Kontrol + , Pro+Pre 1 , Pro+Pre 2 , Pro+Pre 3 pada hari ke-nol sebelum infeksi, hari ke 5 dan ke 10 setelah infeksi IMNV n=3. Angka pada kolom merupakan nilai rataan dan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata Tukey; α=0,05 Tingginya proses degranulasi dapat dilihat dari meningkatnya aktivitas PO. Aktivitas PO digunakan untuk mengukur aktivasi sistem proPO. Parameter imunitas ini adalah bagian dominan pada sistem pertahanan krustasea yang berperan dalam perilaku sel, pelepasan dan atau aktivasi molekul-molekul fungsional penting serta netralisasi agen penginfeksi Smith et al. 2003. Infeksi IMNV menyebabkan peningkatan aktivitas PO udang vaname sampai akhir pengamatan. Peningkatan aktivitas PO juga terjadi pada P. vannamei yang diinfeksi Taura Syndrome Virus Song et al. 2003. Peningkatan aktivitas PO di hari ke lima

3.0 2.2

3.2 3.0

6.4 3.1

3.1 8.5

2.7 6.4

4.6

4.3 6.5

4.3 3.3

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 5 10 T ot al h em os it x 10 6 ml -1 Waktu pengambilan sampel hari ke a a a a a a a a a a a a a a a

Dokumen yang terkait

Co-infection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) and Vibrio harveyi in Pacific White Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 6 116

Kappa-Carrageenan as an Immunostimulant for Infectious Myonecrosis (IMN) Disease Control on Whiteleg Shrimp Litopenaeus vannamei

0 3 200

Developmentof Real Time Rt-Pcr And Molecular Characterization For Detection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) on Whiteleg Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 3 137

The frequency effect of synbiotic supplementation diet to control the co-infection disease of Infectious Myonecrosis Virus and Vibrio harveyi

0 5 63

Developmentof Real Time Rt Pcr And Molecular Characterization For Detection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) on Whiteleg Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 4 75

Synbiotic Application for Pacific White Shrimp Litopenaeus vannamei Resistance to Infectious Myonecrosis Virus and Growth

1 10 69

Co infection of Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) and Vibrio harveyi in Pacific White Shrimp (Litopenaeus vannamei)

0 3 65

Kappa Carrageenan as an Immunostimulant for Infectious Myonecrosis (IMN) Disease Control on Whiteleg Shrimp Litopenaeus vannamei

1 6 107

The Development and Application of Reverse Transcription Loop-Mediated Isothermal Amplification for The Diagnosis of Infectious Myonecrosis Virus in the White Shrimp (Litopenaeus vannamei) | Widowati | Jurnal Sain Veteriner 2490 4232 1 SM

0 0 7

INSIDENSI INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) PADA UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) DI TELUK LAMPUNG INCIDENCE OF INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS (IMNV) OF WHITE LEG SHRIMP (Litopenaeus vannamei) IN LAMPUNG BAY

0 0 6