Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

9

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan pakan perlakuan berupa penambahan limbah ragi bir dengan dosis 0, 3 dan 6, serta 3 Bioyeast selama 40 hari terhadap ikan lele. Pengaruh penambahan ragi bir dalam pakan memperlihatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 5 di bawah ini, kemudian analisis ragam masing-masing perlakuan disajikan pada Lampiran 6 – 10. Tabel 5. Hasil pengukuran parameter terhadap ikan Lele Clarias sp. selama 40 hari pemeliharaan pertumbuhan Parameter Perlakuan A OK Kontrol B 3 RB C 6 RB D 3 BY W g 108,98 ± 9,63 a 109,55 ± 7,83 a 112,05 ± 2,50 a 112,40 ± 0,61 a W 40 g 303,08 ± 67,78 a 262,51 ± 48,59 a 253,66 ± 26,45 a 242,97 ± 67,96 a JKP g 279,80 ± 11,89 a 259,98 ± 10,70 a 270,13 ± 33,37 a 273,22 ± 16,86 a SR 87,78 ± 10,18 a 75,56 ± 7,70 a 77,78 ± 7,70 a 75,56 ± 16,78 a LPH 2,96 ± 0,33 a 2,91 ± 0,29 a 2,71 ± 0,12 a 2,58 ± 0,21 a EP 102,45 ± 9,66 a 115,19 ± 2,94 a 105,77 ± 20,36 a 90,27 ± 11,97 a Keterangan : Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang tidak berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang tidak berbeda nyata P0,05 JKP = jumlah konsumsi pakan; SR = tingkat kelangsungan hidup; LPH = laju pertumbuhan harian; EP = efisiensi pakan Menurut hasil analisis statistik yang merujuk pada Tabel 5, parameter jumlah konsumsi pakan, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian dan efisiensi pakan tidak memiliki nilai yang berbeda nyata. Dengan demikian, penambahan ragi bir dan bioyeast memberikan efek yang sama pada semua perlakuan terhadap kinerja pertumbuhan dibandingkan dengan pakan kontrol 0 ragi bir. Pada Tabel 6 menunjukkan estimasi biaya produksi pakan yang dihitung berdasarkan nilai efisiensi pakan pada masing-masing perlakuan. Jika harga pakan yang dibeli petani pada umumnya diasumsikan sebesar Rp. 7.667kg, maka untuk menghasilkan 1 kg ikan dengan biaya pakan terendah diperoleh ketika petani menggunakan pakan yang mengandung 3 ragi bir yakni Rp. 6.670 Sedangkan biaya pakan tertinggi diperoleh ketika menggunakan pakan yang mengandung 3 Bioyeast yakni Rp. 8.510 . 10 Tabel 6. Estimasi biaya produksi pakan yang diperlukan untuk menghasilkan 1 kg ikan di setiap perlakuan Parameter Perlakuan pakan A Kontrol B 3 RB C 6 RB D 3 BY Efisiensi pakan 102,45 115,19 105,77 90,27 Kebutuhan pakan kg 0,98 0,87 0,95 1,11 Harga pakan Rpkg 7.667 7.667 7.667 7.667 Biaya pakan Rpkg ikan 7.514 6.670 7.284 8.510 Keterangan: estimasi harga pakan adalah pakan Comfeed Rp 230.000 30 kg. Hasil analisis proksimat tubuh ikan lele pada Tabel 7 memperlihatkan kadar protein tubuh berkisar antara 13,78 – 14,18. Sedangkan kadar lemak tubuh berkisar dari 0,70 – 1,37, dimana kadar lemak tertinggi yaitu perlakuan 3 RB. Tabel 7. Hasil proksimat tubuh ikan lele Proksimat Perlakuan Kontrol 3 RB 6 RB 3 BY Stok Kadar Air 74,54 75,14 76,50 75,74 77,99 Kadar Abu 4,12 3,38 4,21 4,73 3,53 Protein 14,07 14,16 13,78 14,18 14,05 Lemak 0,90 1,37 0,89 0,70 1,14 BETN 7,38 5,45 4,71 4,45 3,29 Keterangan: Hasil analisis PAU-IPB 5 Desember 2012 Uji tantang dilakukan setelah 40 hari pemeliharaan pertumbuhan. Bakteri A. hydrophila diinjeksi secara intramuskular pada tubuh ikan lele kemudian ikan dipelihara selama 10 hari. Kepadatan bakteri A. hydrophila yang diinjeksi yaitu 10 7 cfuml. Pengamatan terhadap gejala klinis yang tampak pada ikan uji dilakukan pada hari ke-2 setelah injeksi dan pada akhir uji tantang hari ke-10. Gejala klinis yang teramati selama pemeliharaan ikan lele setelah diinjeksi dengan bakteri A. hydrophila disajikan pada Gambar 1. 11 Tabel 8. Hasil pengamatan gejala klinis ikan uji pada hari ke-2 setelah injeksi Perlakuan Gejala Klinis Bengkak Tukak dan Hemoragik A 1 Kontrol Negatif 0,00 0,00 A 11 Kontrol Positif 8,33 12,50 B 3 Ragi Bir 0,00 8,33 C 6 Ragi Bir 0,00 12,50 D 3 Bioyeast 0,00 12,50 Keterangan : jumlah ikan per perlakuan n = 24 ekor Berdasarkan Tabel 8, gejala klinis yang teramati pada hari ke-2 setelah injeksi menunjukkan bahwa sebesar 8,33 ikan uji pada perlakuan kontrol positif mengalami pembengkakan serta 12,50 mengalami tukak dan hemoragik pada bagian tubuh yang diinjeksi. Perlakuan 3 ragi bir menunjukkan 8,33 ikan uji mengalami tukak dan hemoragik setelah injeksi. Sedangkan perlakuan 6 ragi bir dan 3 bioyeast menunjukkan sebesar 12,50 gejala tukak dan hemoragik. Gejala klinis ditampilkan pada gambar di bawah ini. a b c d Gambar 1. Gejala klinis yang teramati pada saat uji tantang hari ke-2: a Perlakuan kontrol positif; b perlakuan 3 RB, c perlakuan 6 RB dan d perlakuan 3 BY Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa semua ikan perlakuan kecuali kontrol negatif, setelah diinjeksi dengan Aeromonas hydrophila mengalami gejala klinis 12 seperti pembengkakan maupun infeksi akibat luka yang terjadi pada bagian tubuh yang diinjeksi kemudian berkembang menjadi tukak dan hemoragik. Pada akhir pengamatan hari ke-10, gejala klinis diamati pada semua perlakuan kecuali kontrol negatif. Secara umum, gejala klinis yang tampak yaitu ikan uji mengalami penyembuhan berupa penutupan bekas luka akibat tukak dan hemoragik. Berikut merupakan tampilan gejala klinis pada hari ke-10 uji tantang. a b c d Gambar 2. Gejala klinis yang teramati pada hari ke-10 pengamatan uji tantang: a Perlakuan kontrol positif; b perlakuan 3 RB, c perlakuan 6 RB dan d perlakuan 3 BY Nilai tingkat kelangsungan hidup perlakuan dari uji tantang terlampir pada Lampiran 11. Data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil uji tantang tidak berbeda nyata pada semua perlakuan, analisis ragam disajikan pada Lampiran 12. Tabel 9. Hasil pengamatan tingkat kelangsungan hidup SR dari uji tantang selama 10 hari Parameter Perlakuan uji tantang A 1 OK- A 11 OK+ B 3 RB C 6 RB D 3 BY SR 87,50 ± 21,65 a 79,17 ± 26,02 a 91,67 ± 7,22 a 87,50 ± 0 a 87,50 ± 0 a Keterangan : Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang tidak berbeda pada baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang tidak berbeda nyata P0,05 13

3.2 Pembahasan