7
2.4 Uji Daya Tahan Terhadap Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila
2.4.1 Uji LD 50
Sebelum uji tantang, terlebih dahulu dilakukan penetapan kepadatan injeksi bakteri melalui uji LD
50
terhadap 10 ekor ikan lele berukuran 11,68 ± 0,72 g, masing-masing pada 4 kepadatan bakteri yang dipelihara selama
7 hari. Kepadatan bakteri Aeromonas hydrophila yang diujicobakan yaitu 10
5
, 10
6
, 10
7
dan 10
8
cfuml untuk menentukan kepadatan yang virulen. Biakan
bakteri A. hydrophila diperoleh dari Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Bakteri diremajakan lalu diinkubasi
pada media TSA tryptic soy agar, kemudian dicairkan dalam TSB tryptic soy broth sambil digoyang dalam shaker selama 18 - 20 jam. Selanjutnya kepadatan
bakteri untuk uji tantang dihitung sesuai dengan penentuan LD
50
Lampiran 4.
2.4.2 Uji Tantang
Uji tantang dilakukan untuk mengetahui daya tahan tubuh serta peningkatan imunitas setelah diberikan pakan perlakuan selama 40 hari
pemeliharaan. Selama 10 hari pengamatan uji tantang, aliran resirkulasi dihentikan namun ikan tetap diberi pakan seperti biasa. Penyuntikan dilakukan
pada semua ikan perlakukan dengan bobot individu 26,74 ± 2,42 g,
masing-masing sebanyak 8 ekor per akuarium. Bakteri Aeromonas hydrophila yang disuntikkan yaitu sebanyak 0,1 mlikan dengan kepadatan 10
7
CFUml melalui intramuskular
Wahjuningrum et al., 2007
. Perlakuan kontrol negatif perlakuan A
1
disuntikkan PBS Phospat Buffer Saline dengan dosis 0,1 mlikan. Pada 10 hari pasca uji tantang, tingkat kelangsungan hidup ikan yang diujikan
dihitung. Perlakuan untuk uji tantang ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Perlakuan uji tantang selama 10 hari pemeliharaan
Perlakuan Deskripsi
A
1
Kontrol Negatif diinjeksi dengan PBS
A
11
Kontrol Positif diinjeksi Aeromonas
B 3 Ragi Bir diinjeksi Aeromonas
C 6 Ragi Bir diinjeksi Aeromonas
D 3 Bioyeast diinjeksi Aeromonas
8
2.4.3 Parameter Uji
Penelitian uji tantang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Data dari parameter yang diukur, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis sidik
ragam ANOVA dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan dengan taraf kepercayaan 95 untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Parameter uji tantang yaitu tingkat
kelangsungan hidup yang diamati selama 10 hari pemeliharaan dan prosentase kejadian gejala klinis untuk mengetahui daya tahan tubuh ikan uji setelah diinjeksi
dengan Aeromonas hydrophila. Perhitungan masing-masing parameter disajikan pada Lampiran 5.
9
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan pakan perlakuan berupa penambahan limbah ragi bir dengan dosis 0, 3 dan 6, serta 3 Bioyeast selama
40 hari terhadap ikan lele. Pengaruh penambahan ragi bir dalam pakan memperlihatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 5 di bawah ini, kemudian
analisis ragam masing-masing perlakuan disajikan pada Lampiran 6 – 10.
Tabel 5. Hasil pengukuran parameter terhadap ikan Lele Clarias sp. selama 40 hari pemeliharaan pertumbuhan
Parameter Perlakuan
A OK Kontrol
B 3 RB
C 6 RB
D 3 BY
W g
108,98 ± 9,63
a
109,55 ± 7,83
a
112,05 ± 2,50
a
112,40 ± 0,61
a
W
40
g 303,08 ± 67,78
a
262,51 ± 48,59
a
253,66 ± 26,45
a
242,97 ± 67,96
a
JKP g 279,80 ± 11,89
a
259,98 ± 10,70
a
270,13 ± 33,37
a
273,22 ± 16,86
a
SR 87,78 ± 10,18
a
75,56 ± 7,70
a
77,78 ± 7,70
a
75,56 ± 16,78
a
LPH 2,96 ± 0,33
a
2,91 ± 0,29
a
2,71 ± 0,12
a
2,58 ± 0,21
a
EP 102,45 ± 9,66
a
115,19 ± 2,94
a
105,77 ± 20,36
a
90,27 ± 11,97
a
Keterangan : Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang tidak berbeda pada setiap baris menunjukkan pengaruh perlakuan yang tidak berbeda nyata P0,05
JKP = jumlah konsumsi pakan; SR = tingkat kelangsungan hidup; LPH = laju pertumbuhan harian; EP = efisiensi pakan
Menurut hasil analisis statistik yang merujuk pada Tabel 5, parameter jumlah konsumsi pakan, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian dan
efisiensi pakan tidak memiliki nilai yang berbeda nyata. Dengan demikian, penambahan ragi bir dan bioyeast memberikan efek yang sama pada semua
perlakuan terhadap kinerja pertumbuhan dibandingkan dengan pakan kontrol 0 ragi bir.
Pada Tabel 6 menunjukkan estimasi biaya produksi pakan yang dihitung berdasarkan nilai efisiensi pakan pada masing-masing perlakuan. Jika harga pakan
yang dibeli petani pada umumnya diasumsikan sebesar Rp. 7.667kg, maka untuk menghasilkan 1 kg ikan dengan biaya pakan terendah diperoleh ketika petani
menggunakan pakan yang mengandung 3 ragi bir yakni Rp. 6.670 Sedangkan biaya pakan tertinggi diperoleh ketika menggunakan pakan yang mengandung 3
Bioyeast yakni Rp. 8.510 .