I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perbankan memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai lembaga intermediaris atau lembaga yang
menyalurkan dana dari pihak yang memerlukan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Bank juga membantu memperlancar lalu lintas
pembayaran dengan menyediakan berbagai produk yang memudahkan proses pembayaran.
Saat ini industri perbankan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Dilihat dari sisi jumlah bank, pasca krisis moneter 1998 jumlah bank
mengalami penurunan yang cukup tajam. Jika pada tahun 1998 jumlah bank umum mencapai 208, maka pada 2007 jumlah bank turun mencapai
130. Penurunan jumlah tersebut diakibatkan karena pencabutan ijin usaha dan merger. Krisis yang terjadi pada tahun 2008 sebenarnya tidak begitu
mempengaruhi kondisi perbankan di Indonesia, penurunan jumlah bank menjadi 120 lebih dikarenakan terjadinya merger antar bank. Berikut
adalah data mengenai jumlah bank umum yang ada di Indonesia dari tahun 2007-2012
Tabel 1.Perkembangan jumlah bank
Kelompok Bank
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Feb 2012
Bank Persero 5
5 4
4 4
4 BUSN Devisa
35 35
34 36
36 36
BUSN Non
Devisa 36
33 31
31 30
30 BPD
26 26
26 26
26 26
Bank Campuran
17 15
16 15
14 14
Bank Asing 11
10 10
10 10
10 Jumlah Bank
130 124
121 122
120 120
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia-Vol.10, No.3, Februari 2012, Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan, Bank Indonesia.
Jumlah bank tersebut kemungkinan besar akan semakin mengecil seiring dengan penerapan program API dalam rangka penguatan struktur
perbankan nasional. Salah satu caranya adalah dengan melakukan merger antar bank untuk memenuhi persyaratan modal minimum baru.
Selain jumlah bank, indikator lain yang dapat menunjukkan pertumbuhan perbankan nasional adalah total asset yang dimiliki oleh
bank umum. Jika dilihat dari permodalan, industri perbankan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Dari data Bank Indonesia diperoleh
bahwa pada tahun 2006, total asset yang dimiliki oleh bank umum sejumlah Rp 1.693.850miliar. Dan pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp
3.652.832 miliar. Berikut data mengenai perkembangan aset bank umum dari tahun 2006-2011
Tabel 2.Perkembangan aset bank umum miliar rupiah
Kelompok Bank
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Bank Persero 621.212
741.988 847.563
979.078 1.115.519 1.328.168
BUSN Devisa
663.002 768.730
883.470 958.549
1.203.370 1.464.007 BUSN Non
Devisa 29.657
39.012 42.467
55.762 78.485
107.085 BPD
159.476 170.012
185.252 200.542
239.141 304.003
Bank Campuran
64.421 90.480
118.131 135.675
49.990 181.088
Bank Asing 56.083
176.278 233.674
204.502 222.347
268.482 Jumlah Bank
1.693.850 1.986.501 2.310.557 2.534.106
3.008.853 3.652.832 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia-Vol.10, No.3, Februari 2012, Direktorat
Perizinan dan Informasi Perbankan, Bank Indonesia.
Peningkatan total aset yang dimiliki oleh bank umum ini sebagian besar ditopang oleh kinerja penyaluran kredit dan pengumpulan dana
pihak ketiga bank. Penyaluran kredit pada tahun 2006 tercatat hanya sebesar Rp 792,29 trilun, sedangkan pada akhir tahun 2011 meningkat
menjadi Rp 2.200,09 triliun. Pengumpulan dana dari pihak ketiga pada
tahun 2006 sebesar 1.297,10 triliun dan pada tahun 2011 menjadi 2.784,91 triliun.Dalam melakukan kegiatan usahanya bank wajib menggunakan
prinsip kehati-hatian Prudential Banking. Bank Indonesia sebagai pengawas kegiatan perbankan sejak April 1997 membuat sebuah sistem
penilaian tingkat kesehatan bank. Yang menjadi tolak ukur apakah manajemen bank melakukan pengelolaan bank sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan sejalan dengan asas-asas perbankan yang sehat. Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan secara kualitatif terhadap faktor
permodalan, kualitas aktiva produktif, kualitas manajemen, rentabilitas dan likuiditas, atau yang lebih dikenal dengan istilah CAMEL. Salah satu
bentuk dari penerapan prinsip kehati-hatian pada industri perbankan adalah dengan melakukan listing di bursa saham atau bisa disebut juga go public.
Karena dengan sebuah bank melakukan go public, pengawasan terhadap bank tersebut dapat dilakukan oleh banyak pihak.
Sebagai salah satu bentuk penerapan dari prinsip prudential banking, go public juga bermanfaat bagi bank untuk penambahan modal.
Penambahan modal ini bisa digunakan perusahaan melakukan ekspansi dalam kegiatan usahanya. Selain bermanfaat, go public juga menimbulkan
tanggung jawab yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah membina hubungan baik dengan stakeholder. Memberikan informasi tentang
perkembangan perusahaan dan memelihara kinerja yang positif juga merupakan salah satu cara membina hubungan baik dengan stakeholder,
salah satunya investor. Kinerja dari suatu perusahaan terlihat dari laporan keuangan
perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan dilihat melalui interpretasi laporan keuangan menggunakan rasio-rasio keuangan. Laporan keuangan
itu sendiri memiliki karakteristik kualitatif,yang merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi IAI 2002. Salah satu karakteristik tersebut adalah dapat digunakan untuk mengetahui
kecenderungan trend di masa yang akan datang. Laporan keuangan ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada para pengguna dalam
mengambil keputusan finansial yang terkait dengan kondisi keuangan perusahaan. Salah satu indikator keberhasilan perusahaan dalam
menerapkan kinerja yang baik adalah laba atau profit. Laba merupakan perbedaan pendapatan yang direalisasi, transaksi yang terjadi selama satu
periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Laba yang diperoleh untuk tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan,
sehingga perlu adanya prediksi terhadap perubahan laba. Prediksi perubahan laba ini akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para
investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya di dalam perusahaan. Dari latar belakang dan fenomena diatas, maka penulis
menduga adanya hubungan antara rasio keuangan dengan perubahan laba perusahaan. Oleh karena itu penulis memilih judul penelitian “ANALISIS
RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC
”. 1.2.
Perumusan Masalah
Dengan melakukan go public, maka perusahaan perbankan sudah menerapkan prinsip prudential banking. Dengan menerapkan prinsip
tersebut, perusahaan dituntut menghasilkan kinerja yang baik. Kinerja dari perusahaan terlihat dari hasil interpretasi laporan keuangan menggunakan
rasio-rasio keuangan yang ada. Dari laporan keuangan itu diharapkan memberikan manfaat dan informasi yang berguna bagi para investor dan
calon investor dalam mengambil keputusan finansial. Dari karakteristik kualitatif laporan keuangan terlihat,salah satu manfaat dari laporan
keuangan adalah mampu memberikan gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan di masa depan atau dengan kata lain mampu memprediksi
kinerja keuangan di masa yang akan datang. Salah satu indikator yang sering digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan adalah laba atau
profit. Perubahan terhadap laba ini akan mempengaruhi keputusan calon investor dalam menanamkan modalnya. Rasio-rasio yang terdapat di
dalam laporan keuangan bank antara lain Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM atau Capital Adequacy Ratio CAR, Rasio
Non Performing Loan NPL, Rasio Return on Asset ROA, Rasio Return
on Equity ROE, Rasio Net Interest Margin NIM, Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO, dan Rasio Loan to
Deposit Ratio LDR. Dari rasio-rasio tersebut diharapkan dapat menjadi alat prediksi bagi perubahan laba di masa yang akan datang.
Dari latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana kondisi kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang go public?
2. Apakah rasio keuangan yang termasuk aspek capital KPMM berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan
yang go public ? 3. Apakah rasio keuangan yang termasuk aspek asset CAR, NPL
berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang go public ?
4. Apakah rasio keuangan yang termasuk aspek earning ROE, ROA, NIM, BOPO berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan
perbankan yang go public ? 5. Apakah rasio keuangan yang termasuk aspek liquidity LDR
berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang go public ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kondisi kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang go public.
2. Menganalisis pengaruh rasio keuangan yang termasuk aspek capital KPMM terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang
go public. 3. Menganalisis pengaruh rasio keuangan yang termasuk aspek asset
CAR, NPL terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang go public.
4. Menganalisis pengaruh rasio keuangan yang termasuk aspek earning ROE, ROA, NIM, BOPO terhadap perubahan laba pada perusahaan
perbankan yang go public.
5. Menganalisis pengaruh rasio keuangan yang termasuk aspek liquidity LDR terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang go
public.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan dan
memprediksi perubahan laba di masa mendatang. 2. Bagi investor dan calon investor, penelitian ini diharapkan
memberikan masukan dan pertimbangan dalam melakukan keputusan berinvestasi.
3. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu dan informasi serta dapat menjadi bahan
referensi bagi penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian, yang meliputi :
1. Perusahaan yang menjadi populasi adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sample dengan kriteria yang
sudah ditentukan. 2. Data yang digunakan adalah data sekunder laporan keuangan
perusahaan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2011.
II. TINJAUAN PUSTAKA