Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2014
Bab I. : 19 Morfologi Kabupaten Bantul berdasarkan reliefnya dibagi menjadi
satuan Geomorfologi sebagai berikut : Satuan lereng gunung Merapi sub. satuan kaki merapi
Satuan batur agung Satuan perbukitan sentolo
Satuan dataran aluvial Satuan dataran pantai gumuk pasir dataran aluvial pantai
b. Bentuk dan Jenis tanah
Sebagian besar jenis tanah di Kabupaten Bantul, tanah liat lempung dan sebagian kerikil batuan. Jenis tanah sebagaian besar berpasir hitam
regosol 25.930,9 ha 51,16 dan sebagaian kecil lempung grumosol 7.607,7 ha 15,01 . Untuk tanah liat berbukit umumnya lempung
berkapur, tanah regosol adalah tanah berasal dari material gunung berapi, bertekstur butiran kasar bercampur dengan solum tebal dan tingkat
kesuburannya rendah. Tanah litosol berasal dari batuan induk batu gamping, dan breksi, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan dan
Pandak. Tanah Mediteran berasal dari batu gamping karang batu gamping berlapis dan batu pasir tersebar di Kecamatan Dlingo dan sedikit di Sedayu.
Tanah litosol berasal dari batuan induk breksi, tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pundong, Kretek, Piyungan dan Pleret. Tanah grumosol
berasal dari batuan induk gamping berlapis, napal dan tuff, terdapat di Kecamatan Sedayu, Pajangan, Pandak, Sanden, Babanglipuro dan
Srandakan.
c. Irigasi
Berdasarkan Surat keputusan menteri PU nomor 293KPTSM2014 Irigasi di kewenangan Kabupaten Bantul dilayani
oleh 100 DI, yang terdiri dari 6 DI Sawah Irigasi Teknis dengan luas
Dinas Sumber Daya Air Kab. Bantul Tahun 2014
Bab I. : 20 1,532 ha, 51 DI Sawah Irigasi Semi Teknis dengan luas 5,420 ha, dan
43 DI Sawah Irigasi Sederhana dengan luas 1,672 ha. Kabupaten Bantul terletak di bagian hilir oleh karenanya debit air
irigasi sangat dipengaruhi oleh debit air di bagian hulu, yaitu Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, sehingga :
1. Pada musim hujan, saluran irigasi banyak menerima suplai air
yang sering menyebabkan banjir, dan pada waktu kemarau akan sulit memeperoleh air untuk irigasi karena sudah banyak
dipergunakan di bagian hulu, 2.
Kondisi irigasi di Kabupaten Bantul sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dalam menangani sampah terutama
masyarakat di daerah sub urban. Kebiasaan membuang sampah di salurah irigasi memberikan beban pada OP Jaringan Irigasi,
3. Debit air sungai waktu kemarau sangat dipengaruhi oleh kondisi catchment area yang terutama ada di Kabupaten Sleman,
sehingga dalam pengendaliannya sangat tergantung kebijakan wilayah setempat.
Bab.II. 1
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS
A. RENCANA STRATEGIS DINAS SUMBER DAYA AIR 1. VISI, MISI DAN NILAI-NILAI
a. VISI
Untuk mendukung Visi Pemerintah Kabupaten Bantul, maka Dinas Sumber
Daya Air Kabupaten Bantul menetapkan Visi “Terwujudnya pemenuhan kebutuhan air yang berkualitas dan berkuantitas serta terwujudnya
pengolahan sumber daya alam yang berpihak kepada masyarakat dan berwawasan lingkungan”.
Visi tersebut mengandung pengertian bahwa dengan mewujudkan peningkatan pelayanan kepada masyarakat Bantul, Dinas Sumber Daya Air harus
melaksanakan program pembangunan prasarana dan sarana di bidang pengairan
secara berkesinambungan sesuai dengan perencanaan strategis selama 5 tahun. b. MISI
Untuk mewujudkan Visi Dinas Sumber Air Kabupaten Bantul tersebut, disusun misi organisasi sebagai berikut :
1 Memberikan pelayanan irigasi melalui peningkatan, pengembangan,
pemeliharaan, pelestarian jaringan irigasi dan pengoptimalisasian fungsi sarana bangunan pengairan.
2 Melindungi kawasan budidaya permukiman, pertanian, pariwisata, perikanan, industri dan sebagainya dan sektor strategis lainnya dari ancaman bahaya
banjir. 3 Mengelola potensi sumberdaya air, mineral dan energi, serta konservasi
sumber daya air dan sumber daya mineral dengan mengembangkan dan mengoptimalkan penerapan ilmu dan teknologi.
4 Memberikan pelayanan pengelolaan mineral bukan logam dan bebatuan, sumber daya air melalui pengaturan pengurusan, pembinaan, pengembangan
dan pengawasan. 5 Meningkatkan kapasitas SDM untuk meningkatkan profesionalisme dalam
bidang ketugasannya.