Keluhan tentang Lingkungan Keluhan dan Tuntunan Masyarakat

Laporan Tahunan SLDCR 2011 50 masyarakat Ugimba untuk realisasi kesepakatan tersebut.

2. Keluhan dan Tuntunan Masyarakat

Seiap kegiatan operasi PTFI dapat membawa dampak pada masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasi perusahaan. Meskipun masyarakat menerima manfaat yang besar dari kegiatan operasi PTFI, berbagai keluhan dan tuntutan masyarakat masih sering diterima oleh perusahaan. Keluhan dan tuntutan tersebut muncul karena adanya persinggungan antara operasi perusahaan dengan berbagai kepeningan masyarakat. Selama tahun 2011, PTFI menerima beberapa keluhan dari kelompok masyarakat. Keluhan-keluhan tersebut memiliki isu yang berbeda-beda dan memerlukan tanggapan yang berbeda pula. PTFI terus berupaya untuk mencari resolusi yang terbaik bagi semua pihak sehingga baik PTFI dan kelompok masyarakat yang menyampaikan keluhan tetap mendapatkan hasil yang terbaik dan adil. Untuk meningkatkan respon terhadap berbagai tuntutan tersebut PTFI telah mengembangkan mekanisme respon keluhan berbasis online untuk menampung dan mengklasiikasikan keluhan berdasarkan jenis dan ingkatannya. Pengembangan sistem ini dilakukan secara global di seluruh area tambang Freeport-McMoran di seluruh dunia. Dengan sistem ini diharapkan PTFI dan FCX mampu memetakan jenis-jenis keluhan masyarakat, meresponnya dengan lebih cepat, serta mendapatkan solusi yang lebih tepat dan adil bagi kedua belah pihak. Di samping itu, pada tahun 2011 SLDCR juga telah membuat Standar Prosedur Pengelolaan SOP untuk menangani keluhan-keluhan yang masuk ke PTFI. Selama tahun 2011 terdapat 15 keluhan yang disampaikan masyarakat ke PTFI yang mencakup isu: Lingkungan, Hak Ulayat, Kompensasi Jasa, Gani Rugi Tanam Tumbuh, Penyerobotan Wilayah, dan lain-lain. Beberapa tuntutan yang signiikan antara lain:

2.1 Keluhan tentang Lingkungan

Sedimentasi di Muara Sungai Ajkwa. Pada tahun 2011, PTFI terus menindaklanjui keluhan masyarakat tentang lingkungan yang masuk pada 2010. Keluhan ini terkait dengan meningkatnya sedimentasi di Muara Sungai Ajkwa. Masyarakat mengeluhkan pendangkalan muara sungai yang telah mengganggu jalur tradisional transportasi air. Dalam AMDAL PTFI 300K yang telah disetujui oleh pemerintah Indonesia, perusahaan telah memprediksi bahwa peningkatan kegiatan tambangbawah tanah akan mempercepat ingkat pendangkalan di muara Sungai Ajkwa. Untuk menanggapi keluhan masyarakat ini, PTFI mengundang pihak keiga Insitute Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya untuk melakukan survei dan memberikan rekomendasi sarana transportasi alternaif yang berkelanjutan bagi masyarakat yang paling terdampak oleh pendangkalan tersebut. Pada bulan Maret 2011, ITS telah mempresentasikan rekomendasinya kepada PTFI dan Pemerintah Daerah. PTFI memutuskan untuk bekerja bersama dengan pemerintah daerah untuk menyediakan sarana transportasi berupa perahu kecil dan bis bagi masyarakat tersebut. Pada tahun 2012, PTFI dan pemerintah daerah akan melakukan sosialisasi keputusan ini PTFI juga memfasilitasi masyarakat lokal yang akan menuju ke kampung halamannya di dataran inggi Tembagapura. Laporan Tahunan SLDCR 2011 51 kepada masyarakat setempat. Wanagon. Pada tahun 2011, PTFI menerima keluhan masyarakat di dataran inggi terkait imbunan batuan tambang PTFI yang telah merusak danau Wanagon dimana mereka biasa berburu, bertani, dan mencari ikan. Pemerintah Indonesia dalam hal ini, melalui AMDAL 300K, telah menyetujui penggunaan danau Wanagon sebagai area penampungan batuan tambang PTFI. Untuk menanggapi keluhan masyarakat ini, pada bulan Mei 2011, PTFI melakukan inspeksi udara untuk mengideniikasi adanya perubahan penampakan daratan dan aliran yang mungkin terjadi di sepanjang sungai Wanagon serta dampak perubahannya terhadap masyarakat. Hasil inspeksi menunjukkan bahwa beberapa bagian dari daerah yang biasa digunakan masyarakat untuk berakiitas telah mengalami longsor sebagai akibat erosi lateral. Pada akhir 2011, PTFI melakukan proyek normalisasi sungai Wanagon. Proyek yang dipimpin oleh salah seorang anggota masyarakat setempat juga bertujuan untuk memberi pengerian masyarakat di dataran inggi mengenai potensi banjir dan tanah longsor di daerah tersebut dan dampaknya terhadap kegiatan masyarakat. PTFI terus melakukan komunikasi dengan masyarakat dan melakukan pengawasan di daerah tersebut.

2.2 Hak Ulayat.