Laporan Tahunan SLDCR 2011
27 1. Pembangunan Ekonomi Berbasis Desa
PTFI dan LPMAK terus menerus memacu pertumbuhan ekonomi untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal melalui keunggulan kompeiif dari masing-masing daerah. Dalam melaksanakan peran itu, PTFI dan LPMAK juga turut mengajak pemangku kepeningan lainnya
untuk dapat berperan serta dalam pengembangan daerah dan masyarakat di sektor ekonomi. Dalam pembangunan ini, PTFI dan LPMAK memberikan perhaian pada program perikanan, peternakan, pertanian, ketahanan pangan, dukungan terhadap sistem ekonomi dan program
ekonomi altenaif, serta kerjasama dengan pihak pihak lain.
1.1 Program Perikanan
Program perikanan tangkap yang telah dimulai oleh PTFI pada tahun 2009 sudah melibatkan lebih banyak peran LPMAK. PTFI, LPMAK dan AMARTA-USAID serta pihak Koperasi Maria Bintang Laut KMBL dari Keuskupan Timika telah menyepakai pemberian bantuan dana dan
pendampingan dalam pengembangan program perikanan ini. PTFI, melalui im Program Pendampingan dan Pengembangan Masyarakat Lima Desa P3MD, memberikan pendampingan dan dukungan transportasi dan sumber daya manusia, sedangkan AMARTA-USAID
melaksanakan tugas pemantauan dan konsultasi.
Hingga tahun 2011, pos tangkapan ikan berjumlah lima buah yang terletak di Pomako, Timika Pantai , Nayaro, Kokonao, dan Otakwa. Kelima pos ini menjadi pusat pengumpulan ikan yang ditangkap oleh nelayan-nelayan pesisir sehingga mereka idak perlu datang ke
Timika untuk menjual hasil lautnya. Jangkauan program perikanan ini melipui 19 kampung dengan jumlah nelayan yang terlibat sebanyak 406 KK. Jumlah tangkapan ikan dari para nelayan sebanyak 57,5 ton dengan total pendapatan sebesar Rp 539,7 juta.
Beberapa pelaihan telah diadakan oleh LPMAK dan KMBL untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang perikanan, termasuk pelaihan kepada nelayan dari Tipuka sebagai perinis pengumpulan ikan yang ditangkap oleh para nelayan dari lima desa
Kamoro. Tim P3MD juga mengadakan pelaihan pengenalan administrasi dan laporan keuangan untuk meningkatkan kemampuan karyawan KMBL.
1.2 Program Peternakan
Pada tahun 2011, program peternakan difokuskan untuk melanjutkan proses transfer pengetahuan dan teknologi serta penguatan kerjasama dan sinergi antar program yang telah berjalan selama ini. Proses sinergi ini muncul dari semakin eratnya kerjasama antara
Yayasan Jayasaki Mandiri YJM sebagai pengelola program peternakan di dua kampung dataran rendah Wangirja-SP IX dan Uikini Baru-SP XII dengan pengelola program Rural Income Generaing Aciviies RIGA yang dilaksanakan oleh LPMAK. Selain melaksanakan
program di dataran rendah, LPMAK dan YJM juga melakukan pengembangan peternakan di dataran inggi Tsinga, Bani, Aroanop.
YJM yang sudah berkecimpung lama dalam bidang peternakan ayam dan babi berperan sebagai pendamping, pelaih sekaligus penyuplai bibit babi kepada para anggota Kelompok Usaha KU binaan program ekonomi LPMAK. 49 dari total 1.426 KU binaan LPMAK berusaha
dalam bidang budidaya ternak babi. Teknisi peternakan terlaih dari YJM juga memberikan pelaihan budidaya dan tata laksana pengelolaan ternak babi kepada KU. Materi pelaihan melipui teori dasar dan praktek langsung di fasilitas milik YJM yang ada di SP XII.
LPMAK dan YJM juga memberikan pelaihan pengelolaan peternakan ayam yang diikui oleh 10 anak putus sekolah dari suku Amungme. Kesepuluh anak tersebut diharapkan dapat menjadi wirausahawan dalam peternakan ayam.
Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Sekitar 12.000 bibit ikan lele didistribusikan ke petani ikan air tawar di Nawaripi. Tim Biro Ekonomi suku Kamoro membantu menyediakan fasilitas
pemeliharaan ikan air tawar bagi sejumlah keluarga. Program ini juga memanfaatkan kolam ikan yang sudah lama idak terpakai.
LPMAK bekerjasama dengan YJM, mengadakan pelaihan “Manajemen Budidaya Babi” selama dua hari kepada 60 kelompok usaha dari Biro
Ekonomi suku Mee.
Laporan Tahunan SLDCR 2011
28
Pada tahun 2011, LPMAK dan YJM telah menyelesaikan pembangunan fasilitas inseminasi buatan untuk babi di Uikini Baru, SP XII. Fasilitas tersebut dibangun untuk meningkatkan kualitas ternak babi di Kabupaten Mimika. Fasilitas seluas 72 m2 ini diharapkan dapat
beroperasi pada tahun 2012.
Program peternakan yang dikelola YJM melipui peternakan ayam pedaging, ayam petelur, dan babi. Pencapaian produksi telur pada tahun 2011 mencapai 9 juta buir meningkat 55,6 dari produksi tahun 2010; produksi ayam potong mencapai 120.889 ekor menurun
5,4 dari produksi tahun 2010; penjualan ternak babi mencapai 172 ekor menurun 33,6 dari produksi tahun 2010. Produksi ayam potong menurun karena terhambatnya pasokan bibit anak ayam sebagai dampak aksi mogok kerja karyawan PTFI di mana akses
transportasi ke dan dari pelabuhan tertutup. Sedangkan, penurunan produksi babi disebabkan oleh idak adanya bibit babi yang baik sebagai dampak adanya peraturan pemerintah Propinsi Papua yang melarang masuknya bibit babi dari luar Papua ke Papua. Secara
keseluruhan, total penjualan dari usaha peternakan YJM pada tahun 2011 mencapai Rp 16,24 milliar meningkat 33,8 dari penjualan tahun 2010.
1.3 Program Pertanian dan Ketahanan Pangan