Pendulang Ilegal Pemukiman Ilegal dan Pemukiman Tidak Terencana

Laporan Tahunan SLDCR 2011 47 Hubungan Masyarakat Tim Bina Hubungan Masyarakat CR - Community Relaions memiliki tanggungjawab untuk menjalin hubungan baik dan posiif dengan masyarakat lokal serta pemangku kepeningan di sekitar wilayah operasi PT Freeport Indonesia PTFI. CR berperan sebagai wakil perusahaan dan melakukan mediasi dengan kelompok-kelompok masyarakat berkenaan dengan masalah-masalah yang mungkin imbul antara masyarakat dengan perusahaan, atau dalam rangka implementasi perencanaan operasi perusahaan yang berdampak kepada kepeningan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan oleh CR sangat pening peranannya untuk menjaga keberlanjutan usaha PTFI. Tanpa mendapat dukungan penuh dari masyarakat dan pemangku kepeningan lainnya, PTFI idak dapat melakukan kegiatan usahanya. Operasi PTFI telah berjalan selama kurang lebih 4 dekade. Selama kurun waktu tersebut, PTFI terus berprinsip untuk menghargai dan menghormai masyarakat lokal, memenuhi semua kewajiban dan tanggung jawabnya serta terus meningkatkan hubungan baik dengan pemangku kepeningan lainnya. Selama periode tersebut terdapat berbagai perkembangan signiikan yang terjadi pada masyarakat, seperi demograi, budaya, jenis kebutuhan, dan cara pandang. Perubahan idak hanya terjadi pada kelompok masyarakat akar rumput tetapi juga pada kelompok-kelompok organisasi yang menjadi representasi masyarakat. Karena kegiatan operasi PTFI bersinggungan langsung dengan kehidupan masyarakat, maka PTFI harus dapat merespon perubahan tersebut dan menyesuaikan pendekatannya kepada masyarakat. Secara prinsip, PTFI senaniasa menghormai dan menempatkan masyarakat lokal sebagai pemilik ulayat sekaligus salah satu pemangku kepeningan yang utama di sekitar area pertambangan. Namun demikan dengan dinamika yang terjadi pada masyarakat dan organisasi masyarakat, kerap terjadi persinggungan kepeningan antara kedua belah pihak yang bisa mengancam keberlanjutan operasi PTFI dan manfaat posiif yang diperoleh masyarakat. Karena itu, PTFI terus melakukan pendekatan yang dapat menghasilkan solusi terbaik sehingga hubungan harmonis antara masyarakat dan PTFI dapat terus berjalan dan memberikan manfaat terbaik bagi kedua belah pihak. Selama tahun 2011 terdapat beberapa isu signiikan tentang hubungan masyarakat lokal dan PTFI yang ditangani oleh im CR yaitu:

1. Pemukiman Ilegal dan Pemukiman Tidak Terencana

Kehadiran PTFI dan dampak sosial ekonomi yang diimbulkannya telah mengundang banyak pihak untuk mengadu keberuntungan ke Kabupaten Mimika, sehingga daerah ini mengalami arus migrasi penduduk yang sangat inggi. Penduduk yang datang berasal dari kabupaten- kabupaten di sekitar Kabupaten Mimika, daerah lain di Papua, serta daerah di luar Papua. Para migran tersebut mendiami area sekitar operasi PTFI dalam upaya untuk memperoleh kesempatan kerja di PTFI maupun untuk memperoleh peluang ekonomi lainnya yang muncul akibat adanya kegiatan tambang. Di sisi lain, keterbatasan lapangan pekerjaan di kabupaten Mimika menimbulkan persoalan sosial termasuk munculnya pemukiman illegal dan pemukiman idak terencana khususnya di wilayah operasi PTFI. Keberadaan pemukiman illegal dan idak terencana di sekitar PTFI kerap menimbulkan gangguan keamanan dan keselamatan kerja operasi PTFI dan perlu mendapatkan solusi yang bersifat jangka panjang.

1.1 Pendulang Ilegal

Jumlah pendulang ilegal yang melakukan kegiatan pendulangan liar di area operasi PTFI selalu bertambah dari tahun ke tahun. Berdasarkan data terakhir, jumlah pendulang ilegal yang berakiitas di sekitar wilayah operasi PTFI mencapai sekitar 6.000 orang. Terus meningkatnya jumlah pendulang ilegal tersebut berpotensi menimbulkan masalah sosial dan gangguan terhadap operasi PTFI. Tim CR bekerjasama dengan SRM, TRMP dan FP3 memberikan sosialisasi kepada pendulang liar yang inggal di bawah jembatan MP3940 untuk segera membongkar tenda mereka. Para pendulang diminta untuk idak melakukan kegiatan di daerah itu agar idak mengganggu akivitas operasi perusahaan serta alasan keselamatan mereka sendiri. Laporan Tahunan SLDCR 2011 48 Untuk menyikapi meningkatnya jumlah pendulang ilegal tesebut, PTFI membentuk suatu gugus tugas yang terdiri dari Departemen SLD CR dan Departemen Keamanan dan Manajemen Resiko SRM. Gugus tugas tersebut juga bekerjasama dengan pihak-pihak lain seperi pemerintah daerah, polisi, dan satgas pengamanan objek vital untuk melakukan pemantauan dan sosialisasi kepada para pendulang tentang bahaya yang mungkin terjadi di lokasi tempat mereka mendulang baik bahaya dari sisi lingkungan atau alam sekitar, maupun bahaya dari sisi kesehatan. Di beberapa area di dataran inggi, im gugus tugas berperan dalam menjaga dan memantau area sekitar pabrik pengolahan agar idak terganggu operasinya oleh para pendulang. Pada tahun 2008 – 2011, im gugus tugas tersebut telah berhasil memfasilitasi 1.100 pendulang yang dengan sukarela kembali ke kampung asal dan ke Timika Pada tahun 2011, pemantauan pendulang ini lebih banyak difokuskan di dataran rendah karena semakin meningkatnya arus pendulang yang datang dari luar daerah Mimika dan bermukim di kawasan dataran rendah. Para pendulang ini membangun tenda-tenda sementara di sepanjang sungai Otomona, di mana hasil sisa tambang dialirkan. Tim gugus tugas secara ruin melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada para pendulang agar selalu waspada pada lingkungan tempat mereka berkegiatan serta agar kegiatan mereka idak mengganggu operasi perusahaan di dataran rendah terutama di area antara MP 50 hingga MP 34, Tanggul Timur, dan Tanggul Barat. Pada tahun 2011, PTFI bekerjasama dengan Lembaga Peneliian dan Pengabdian Masyarakat Atmajaya untuk melakukan studi etnograi tentang kegiatan pendulang ilegal di area kerja PTFI baik di dataran rendah maupun di dataran inggi. Studi tersebut juga dimaksudkan untuk memperoleh data perdagangan emas hasil pendulangan dan pemetaan pemangku kepeningan yang melipui pendulang, penadah, dan pembeli.

1.2 Remediasi Lahan Kuala Kencana