Perizinan Telekomunikasi Proses Izin Komunikasi Radio Antar

Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015 126 Gambar 3.15. Latar Belakang Penyelenggaraan e-Licensing Perizinan Telekomunikasi Sistem e-Licensing Perizinan Telekomunikasi ini mulai berlaku resmi sejak tanggal 1 Juli 2013. Sistem e-Licensing Perizinan Telekomunikasi ini akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan dapat mengikuti perubahan berdasarkan dari proses bisnis, karena pelaksanaan proses perizinan telekomunikasi melalui sistem e-Licensing dirasakan memberikan manfaat lebih bagi pihak-pihak yang terkait dengan proses pengajuan izin telekomunikasi tersebut. Gambar 3.16. Manfaat Penyelenggaraan e-Licensing Perizinan Telekomunikasi e-Licensing Perizinan Telekomunikasi Adanya tuntutan terhadap keterbukaan layanan dalam proses perizinan jasa dan jaringan telekomunikasi Bentuk komitmen dari Ditjen PPI untuk melakukan proses perijinan yang transparan Bentuk antisipasi terhadap cepatnya perkembangan teknologi dan perubahan- perubahan pada format permohonan Meningkatkan mutu Database Pemohon Izin dan Pemilik Izin Penyelenggaraan Layanan Jasa dan Jaringan Telekomunikasi di Direktorat Telekomunikasi Memudahkan pengecekan daftar penyelenggara telekomunikasi Jasa Jaringan Telekomunikasi oleh instansi yang membutuhkan Memberikan transparansi proses pelayanan melalui fitur monitoring proses Pemohon Izin hanya cukup menyampaikan surat permohonan dan surat pernyataan bermaterai saja, jika dokumen kelengkapan permohonan lainnya telah disampaikan secara online Manfaat Penyelenggaraan e-Licensing Perizinan Telekomunikasi Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015 127 Gambar berikut menunjukkan alur proses perizinan telekomunikasi, yang pada akhirnya menghasilkan Izin prinsip, yakni izin yang diterbitkan untuk memberikan kesempatan kepada penyelenggara untuk menyiapkan sarana dan prasarana selama waktu tertentu sesuai jenis penyelenggaraan telekomunikasi. Serta izin penyelenggaraan yakni izin yang diterbitkan setelah pemegang izin prinsip dinyatakan lulus uji laik operasi. Izin penyelenggaraan berbentuk kontrak yang memuat hak, kewajiban, sanksi dan pelaporan penyelenggaraan serta akan dievaluasi setiap 5 tahun sekali. Gambar 3.17. Alur Proses Perizinan Telekomunikasi Sumber : http:spmdashboard.bkpm.go.idperizinan_bkpmindex.phpperizinan-kl Berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo No. 402014 tanggal 19 Desember 2014 tentang Pendelegasian wewenang penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu bidang komunikasi dan informatika kepada Kepala BKPM, berikut ini disampaikan Standar Operation Procedur SOP dari perizinan terkait dengan bidang telekomunikasi yang terintegrasi dalam satu sistem di BKPM. Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015 128 3.4.2 Perizinan Penyiaran Perizinan adalah simpul utama dari pengaturan mengenai penyiaran. Dalam rangkaian daur proses pengaturan penyiaran, perizinan menjadi tahapan keputusan dari negara melalui KPI untuk memberikan penilaian evaluasi apakah sebuah lembaga penyiaran layak untuk diberikan atau layak untuk meneruskan hak sewa atau frekuensi. Dengan kata lain, perizinan juga menjadi instrumen pengendalian tanggung jawab secara kontinyu dan berkala agar setiap lembaga penyiaran tidak melenceng dari misi pelayanan informasi kepada publik. Gambar 3.18. Hal-hal yang Harus Dipenuhi untuk Mendapatkan Izin dan Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Penyiaran dari Negara Pemberian izin dilakukan secara bertahap yakni izin sementara dan izin tetap. Sebelum memperoleh izin tetap penyelenggaraan penyiaran, lembaga penyiaran radio wajib melalui masa uji coba siaran paling lama enam bulan sedangkan untuk lembaga penyiaran televisi wajib melalui masa uji coba siaran paling lama satu tahun. Izin penyiaran yang sudah diberikan dilarang dipindahtangankan kepada pihak lain. Jangka waktu penggunaan izin penyelenggaraan penyiaran dibatasi dalam batas waktu tertentu, yakni untuk izin penyelenggaraan penyiaran radio adalah lima tahun dan untuk penyelenggaraan penyiaran televisi adalah sepuluh tahun. Izin ini dapat diperpanjang melalui pengajuan kembali untuk kemudian dilakukan evaluasi dan verifikasi ulang terhadap berbagai persyaratan pemberian izin. Masukan dan hasil evaluasi dengar pendapat antara pemohon dan KPI Rekomendasi kelayakan penyelenggaraan penyiaran dari KPI Hasil kesepakatan dalam forum rapat bersama yang diadakan khusus untuk perizinan antara KPI dan pemerintah Izin alokasi dan penggunaan spektrum frekuensi radio oleh pemerintah atas usul KPI Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015 129 Gambar 3.19. Penyebab Izin Penyelenggaraan Penyiaran yang Sudah Diberikan dan Masih Berlaku Dicabut Kembali oleh Negara Reformasi perizinan juga dilakukan dalam proses perizinan penyiaran, agar dapat memotong jalur proses birokrasi perizinan yang tidak memberikan nilai tambah sehingga dapat mempercepat penyelesaian izin, yang secara otomatis akan mengurangi jumlah hari prosesnya. Alur proses perizinan yang telah mengalami revisi, sehingga proses pengajuan perijinan penyiaran hanya dilakukan selam 56 hari ditunjukkan dalam gambar berikut ini. Tidak lulus masa uji coba siaran yang telah Melanggar penggunaan spektrum frekuensi radio danatau wilayah jangkauan siaran yang ditetapkan Tidak melakukan kegiatan siaran lebih dari 3 tiga bulan tanpa pemberitahuan kepada KPI Dipindahtangankan kepada pihak lain Melanggar ketentuan rencana dasar teknik penyiaran dan persyaratan teknis perangkat penyiaran Melanggar ketentuan mengenai standar program siaran setelah adanya putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015 130 Gambar 3.20. Alur Proses Perizinan Penyiaran Sumber : KPI, 2015

3.4.3 Perizinan Spektrum Frekuensi Radio

Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas dan strategis serta mempunyai nilai ekonomis tinggi sehingga harus dikelola secara efektif dan efisien guna memperoleh manfaat yang optimal dengan memperhatikan kaidah hukum nasional maupun internasional. Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan peruntukannya serta tidak saling menganggu mengingat sifat spektrum frekuensi radio dapat merambat ke segala arah tanpa mengenal batas wilayah negara. Penggunaan spektrum frekuensi radio antara lain untuk keperluan penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, penyelenggaraan telekomunikasi khusus, Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015 131 penyelenggaraan penyiaran, navigasi dan keselamatan, Amatir Radio dan KRAP, serta sistem peringatan dini bencana alam yang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Penggunaan spektrum frekuensi radio wajib memiliki Izin Stasiun Radio ISR serta harus sesuai dengan peruntukannya dan tidak saling mengganggu. Penggunaan spektrum frekuensi radio bukan merupakan hak milik perseorangan, instansi pemerintah dan atau badan hukum. Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan Izin Stasiun Radio dan dilarang merubah dan atau mengganti frekuensi radio, data administrasi dan data teknis stasiun radio yang telah tercantum dalam Izin Stasiun Radio. Perubahan data administrasi, perpindahan alamatlokasi dan data teknis stasiun radio harus mendapatkan persetujuan dengan mengajukan permohonan perubahan kepada Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika. Izin Stasiun Radio atau salinannya wajib ditempatkan pada lokasi perangkat stasiun radio. Pelaksanaan pelayanan perizinan spektrum frekuensi radio dilaksanakan dengan dukungan teknologi informasi berupa sistem data processing dan database penggunaan frekuensi radio nasional Sistem Informasi Manajemen FrekuensiSIMF, serta sistem pengawasanmonitoring penggunaan frekuensi radio yang tersebar di seluruh ibu kota propinsi. Ditjen SDPPI berkomitmen untuk terus berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan kepada pengguna frekuensi radio yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan tertentu hingga diterapkannya e- licensing .