Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015
72
pada peringkat 6 dengan rata-rata penilaian 3,15 Baik. Secara umum, nilai rata-rata PeGI untuk tingkat kementerian adalah 2,7 atau dikategorikan Baik. Jika dilihat dari
nilai setiap dimensi, dimensi perencanaan 2,5 merupakan aspek dimensi yang paling rendah penilaiannya dalam pelaksanaan e-Government di Indonesia, sedangkan
dimensi yang paling baik adalah infrastruktur 2,8. Data ini menunjukkan bahwa instansi pemerintah di tingkat kementerian telah memiliki sarana dan prasarana yang
mendukung pemanfaatan TIK yang memadai. Penilaian rata-rata dimensi Kebijakan dan Kelembagaan PeGI tingkat kementerian adalah 2,6, sedangkan dimensi aplikasi
2,7.
2.7.2 Pemeringkatan e-Government Indonesia PeGI Tingkat Provinsi
Gambar 2.26 PeGI Tingkat Provinsi
Sumber : PeGI Dit e-Government 2015Diolah untuk Buku Putih TIK Kominfo
PeGI tingkat provinsi pada tahun 2015 hanya dilakukan terhadap 20 provinsi di Indonesia. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Provinsi DKI Jakarta
memiliki nilai PeGI tertinggi untuk tingkat provinsi dengan nilai rata-rata 3,39 Baik. Sedangkan peringkat kedua dan ketiga dalam penilaian PeGI 2015 adalah Provinsi
1.56 1.60
1.87 1.93
2.00 2.07
2.2 2.33
2.80 2.60
2.50 2.67
2.50 3.00
2.90 2.50
2.67 3.27
2.80 3.50
1.75 1.53
1.93 1.53
2.00 1.93
2.33 2.33
2.70 2.50
2.50 2.87
2.50 2.20
2.50 3.00
2.73 3.20
3.07 3.40
1.46 1.60
1.53 1.73
1.53 2.13
2.53 2.53
2.80 2.40
2.73 2.53
2.80 2.67
2.50 3.20
2.80 3.20
3.20 3.37
1.47 2.07
1.67 1.87
1.93 2.13
2.20 2.53
2.50 2.57
2.83 2.50
2.80 2.80
2.80 2.79
3.40 2.80
3.13 3.57
1.45 1.80
1.67 1.73
1.93 1.80
2.40 2.80
1.80 2.63
2.50 2.53
2.53 2.53
2.60 3.00
3.13 2.57
3.13 3.13
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00 18.00
Bengkulu Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah Lampung
Kalimantan Selatan Sumatera Barat
Sumatera Selatan Aceh
Kalimantan Timur Nusa Tenggara Barat
Jambi Sumatera Utara
Bali Jawa Tengah
DI Yogyakarta Bangka Belitung
Gorontalo Jawa Timur
Jawa Barat DKI Jakarta
Kebijakan Kelembagaan
Infrastuktur Aplikasi
Perencanaan
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015
73
Jawa Barat dan Jawa Timur. Bila dilihat dari penilaian rata-rata kelima dimensi, Dimensi Perencanaan dan Kelembagaan merupakan dimensi dengan penilaian
paling rendah yaitu 2,4 atau dalam kategori kurang. Dimensi Perencanaan berkaitan dengan keberadaan dan berfungsinya organisasi yang berwewenang dan
bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pemanfaatan TIK, sedangkan dimensi perencanaan berkaitan dengan berbagai unsur perencanaan pengembangan
dan pemanfaatan TIK. Untuk ketiga dimensi lainnya, infrastruktur, kebijakan dan aplikasi mendapat nilai rata-rata 2,5.
2.8
Penyelenggaraan Pos
Pos dan logistik merupakan supporting business activities yang memegang peranan penting baik dalam proses produksi, transaksi, maupun dalam menentukan
daya saing perekonomian suatu organisasi. Aliran logistik barang atau jasa yang efisien dan efektif dari titik asal sampai ke penggunanya akan dapat memberikan nilai
tambah dan keunggulan kompetitif. Oleh karena pentingnya sektor tersebut maka kondisi dan perkembangan pos serta logistik perlu dicermati, terutama PT Pos
Indonesia sebagai penyelenggara pos dan logistik milik negara.
2.8.1 Rekapitulasi KCP PLU
Layanan Pos Universal LPU mencakup 4 produk layanan pos yakni a Surat, kartu pos, barang cetakan, dan bungkusan kecil sampai dengan 2 dua kg; b
Sekogram sampai dengan 7 kg; c Barang cetakan yang dikirim dalam kantong khusus yang ditujukan untuk penerima dengan alamat yang sama, dengan berat
sampai dengan 30 tiga puluh kg; dan d Paket pos dengan berat sampai dengan 20 dua puluh kg. Semua produk layanan tersebut merupakan produk yang
keterjangkauannya ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI harus dijamin oleh pemerintah.
Gambar 2.27 Gambar Rekapitulasi KCP PLU
Sumber : Dit. Pengendalian PPI, Ditjen PPI, 2015 Diolah untuk Buku Putih TIK Kominfo 556
555 1,182
1,188 134
134 219
220 57
23
500 1,000
1,500 2,000
2,500
2013 2014
Sumatera Jawa
Bali-NT Kalimantan
Sulawesi Maluku-Papua
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015
74
Layanan LPU dilakukan di KCP LPU PT. Pos Indonesia dimana jumlah KCP LPU ini terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2014 jumlah KCP LPU di Jawa
bertambah 6 unit. Daerah ini merupakan wilayah dengan jumlah KCP LPU terbanyak yaitu mencapai 56.04 dari seluruh wilayah KCP LPU di Indonesia.
2.8.2
Produksi Surat dan Logistik PT Pos Indonesia
Gambar 2.28 Produksi Surat dan Logistik PT Pos Indonesia
Sumber : Dit. Pengendalian PPI, Ditjen PPI, 2015 Diolah untuk Buku Putih TIK Kominfo
Berdasarkan Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos, layanan yang diberikan oleh penyelenggara pos diantaranya adalah komunikasi tertulis
dansurat elektronik, paket, logistik, transaksi keuangan, dan keagenan pos. Dari kelima layanan tersebut jenis produksi PT. Pos Indonesia yang paling mendominasi
adalah komunikasi tertulis. Dalam hal ini jenis Kiriman Korporat merupakan produksi yang paling besar sejak tahun 2013, bahkan pada tahun 2014 jenis produksi
ini mengalami peningkatan sebesar 31,88 dan mendominasi sekitar 59,54 dari seluruh produksi Surat dan Logistik PT. Pos Indonesia. Jenis produksi lainnya yaitu
Pos Internasional hanya mencapai 923,570 pucuk surat. Sementara pada jenis Paket Pos terjadi penurunan sebesar 19,22 sejak tahun 2013.
2.8.3 Pendapatan PT Pos Indonesia
Seiring berkembangnya industri TIK, perubahan fenomena dalam mengadopsi layanan komunikasi, misalnya telepon dan SMS, mengakibatkan volume layanan
komunikasi tertulis menjadi menurun. Hal ini juga berdampak pada menurunnya hasil penjualan produk.
62,090,161 81,882,602
21,775,194 40,202,330
11,001,821 12,835,890
386,859 923,570
20,000,000 40,000,000
60,000,000 80,000,000
100,000,000
2013 2014
Kiriman Korporat Surat Kilat Khusus
Pos Express Paket Pos
Pos Internasional
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015
75
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015
76
Sumber Daya Manusia SDM yang dimiliki oleh PT. Pos Indonesia pada tahun 2014 mencapai 17.133 orang. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah ini
mengalami penurunan sebanyak 2.369 orang. Dalam rangka menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA pada akhir 2015, PT. Pos Indonesia melakukan
beberapa persiapan diri, salah satunya adalah persiapan SDM yang handal melalui uji kompetensi bekerjasama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi BNSP dan
Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia YPBPI melalui perwujudan Poltekpos yang saat ini sudah memiliki LSP Pihak Pertama Pendidikan.PT Pos Indonesia juga
akan mengurangi tenaga kerja baru dan memberdayakan kembali tenaga kerja pensiun sebagai pegawai kontrak sehingga PT. Pos Indonesia tidak perlu menambah
pekerja.
2.9 Penggunaan TIK
2.9.1 Survei Indikator Akses dan Penggunaan TIK Di Rumah Tangga 2015
Kementerian Kominfo pada tahun 2015 melaksanakan survei akses dan penggunaan indikator TIK sektor rumah tangga. Survei indikator TIK di rumah
tangga dilaksanakan secara nasional oleh Badan Litbang Kementerian Komunikasi dan Informatika. Pelaksanaan Survei tersebut melibatkan 8 balai Penelitian Badan
Litbang Kominfo di daerah yang wilayah kerjanya mencakup seluruh provinsi di Indonesia. Sedangkan sampel dalam survei ini berjumlah 9.636 rumah tangga dan
individu yang berusia 9-65 tahun dengan perbandingan 45,1 responden yang bertempat tinggal di perkotaan, dan 54,9 tinggal di perdesaan. Tingkat keyakinan
dalam survei ini sebesar 95 dengan margin of error estimation sekitar 1. Kuesioner survei akses dan penggunaan TIK di rumah tangga dikembangkan dari indikator
TIK rumah tangga yang dipublikasikan oleh ITU International Telecommunication Union.
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015
77