2.83 2.88 3.20 3.27 Kondisi TIK Saat Ini

Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015 72 pada peringkat 6 dengan rata-rata penilaian 3,15 Baik. Secara umum, nilai rata-rata PeGI untuk tingkat kementerian adalah 2,7 atau dikategorikan Baik. Jika dilihat dari nilai setiap dimensi, dimensi perencanaan 2,5 merupakan aspek dimensi yang paling rendah penilaiannya dalam pelaksanaan e-Government di Indonesia, sedangkan dimensi yang paling baik adalah infrastruktur 2,8. Data ini menunjukkan bahwa instansi pemerintah di tingkat kementerian telah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung pemanfaatan TIK yang memadai. Penilaian rata-rata dimensi Kebijakan dan Kelembagaan PeGI tingkat kementerian adalah 2,6, sedangkan dimensi aplikasi 2,7.

2.7.2 Pemeringkatan e-Government Indonesia PeGI Tingkat Provinsi

Gambar 2.26 PeGI Tingkat Provinsi Sumber : PeGI Dit e-Government 2015Diolah untuk Buku Putih TIK Kominfo PeGI tingkat provinsi pada tahun 2015 hanya dilakukan terhadap 20 provinsi di Indonesia. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Provinsi DKI Jakarta memiliki nilai PeGI tertinggi untuk tingkat provinsi dengan nilai rata-rata 3,39 Baik. Sedangkan peringkat kedua dan ketiga dalam penilaian PeGI 2015 adalah Provinsi 1.56 1.60 1.87 1.93

2.00 2.07

2.2 2.33 2.80 2.60 2.50 2.67 2.50 3.00 2.90 2.50 2.67 3.27 2.80 3.50 1.75 1.53 1.93 1.53 2.00 1.93 2.33 2.33 2.70 2.50 2.50 2.87 2.50 2.20 2.50 3.00 2.73 3.20 3.07 3.40 1.46 1.60

1.53 1.73

1.53 2.13 2.53 2.53 2.80 2.40 2.73 2.53

2.80 2.67

2.50 3.20 2.80 3.20 3.20 3.37 1.47 2.07 1.67 1.87 1.93 2.13 2.20 2.53 2.50 2.57 2.83 2.50 2.80 2.80 2.80 2.79 3.40 2.80 3.13 3.57 1.45 1.80 1.67 1.73 1.93 1.80 2.40 2.80 1.80 2.63 2.50 2.53 2.53 2.53 2.60 3.00 3.13 2.57 3.13 3.13 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 Bengkulu Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Lampung Kalimantan Selatan Sumatera Barat Sumatera Selatan Aceh Kalimantan Timur Nusa Tenggara Barat Jambi Sumatera Utara Bali Jawa Tengah DI Yogyakarta Bangka Belitung Gorontalo Jawa Timur Jawa Barat DKI Jakarta Kebijakan Kelembagaan Infrastuktur Aplikasi Perencanaan Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015 73 Jawa Barat dan Jawa Timur. Bila dilihat dari penilaian rata-rata kelima dimensi, Dimensi Perencanaan dan Kelembagaan merupakan dimensi dengan penilaian paling rendah yaitu 2,4 atau dalam kategori kurang. Dimensi Perencanaan berkaitan dengan keberadaan dan berfungsinya organisasi yang berwewenang dan bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pemanfaatan TIK, sedangkan dimensi perencanaan berkaitan dengan berbagai unsur perencanaan pengembangan dan pemanfaatan TIK. Untuk ketiga dimensi lainnya, infrastruktur, kebijakan dan aplikasi mendapat nilai rata-rata 2,5. 2.8 Penyelenggaraan Pos Pos dan logistik merupakan supporting business activities yang memegang peranan penting baik dalam proses produksi, transaksi, maupun dalam menentukan daya saing perekonomian suatu organisasi. Aliran logistik barang atau jasa yang efisien dan efektif dari titik asal sampai ke penggunanya akan dapat memberikan nilai tambah dan keunggulan kompetitif. Oleh karena pentingnya sektor tersebut maka kondisi dan perkembangan pos serta logistik perlu dicermati, terutama PT Pos Indonesia sebagai penyelenggara pos dan logistik milik negara.

2.8.1 Rekapitulasi KCP PLU

Layanan Pos Universal LPU mencakup 4 produk layanan pos yakni a Surat, kartu pos, barang cetakan, dan bungkusan kecil sampai dengan 2 dua kg; b Sekogram sampai dengan 7 kg; c Barang cetakan yang dikirim dalam kantong khusus yang ditujukan untuk penerima dengan alamat yang sama, dengan berat sampai dengan 30 tiga puluh kg; dan d Paket pos dengan berat sampai dengan 20 dua puluh kg. Semua produk layanan tersebut merupakan produk yang keterjangkauannya ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI harus dijamin oleh pemerintah. Gambar 2.27 Gambar Rekapitulasi KCP PLU Sumber : Dit. Pengendalian PPI, Ditjen PPI, 2015 Diolah untuk Buku Putih TIK Kominfo 556 555 1,182 1,188 134 134 219 220 57 23 500 1,000 1,500 2,000 2,500 2013 2014 Sumatera Jawa Bali-NT Kalimantan Sulawesi Maluku-Papua Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015 74 Layanan LPU dilakukan di KCP LPU PT. Pos Indonesia dimana jumlah KCP LPU ini terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2014 jumlah KCP LPU di Jawa bertambah 6 unit. Daerah ini merupakan wilayah dengan jumlah KCP LPU terbanyak yaitu mencapai 56.04 dari seluruh wilayah KCP LPU di Indonesia. 2.8.2 Produksi Surat dan Logistik PT Pos Indonesia Gambar 2.28 Produksi Surat dan Logistik PT Pos Indonesia Sumber : Dit. Pengendalian PPI, Ditjen PPI, 2015 Diolah untuk Buku Putih TIK Kominfo Berdasarkan Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos, layanan yang diberikan oleh penyelenggara pos diantaranya adalah komunikasi tertulis dansurat elektronik, paket, logistik, transaksi keuangan, dan keagenan pos. Dari kelima layanan tersebut jenis produksi PT. Pos Indonesia yang paling mendominasi adalah komunikasi tertulis. Dalam hal ini jenis Kiriman Korporat merupakan produksi yang paling besar sejak tahun 2013, bahkan pada tahun 2014 jenis produksi ini mengalami peningkatan sebesar 31,88 dan mendominasi sekitar 59,54 dari seluruh produksi Surat dan Logistik PT. Pos Indonesia. Jenis produksi lainnya yaitu Pos Internasional hanya mencapai 923,570 pucuk surat. Sementara pada jenis Paket Pos terjadi penurunan sebesar 19,22 sejak tahun 2013.

2.8.3 Pendapatan PT Pos Indonesia

Seiring berkembangnya industri TIK, perubahan fenomena dalam mengadopsi layanan komunikasi, misalnya telepon dan SMS, mengakibatkan volume layanan komunikasi tertulis menjadi menurun. Hal ini juga berdampak pada menurunnya hasil penjualan produk. 62,090,161 81,882,602 21,775,194 40,202,330 11,001,821 12,835,890 386,859 923,570 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 2013 2014 Kiriman Korporat Surat Kilat Khusus Pos Express Paket Pos Pos Internasional Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015 75 Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015 76 Sumber Daya Manusia SDM yang dimiliki oleh PT. Pos Indonesia pada tahun 2014 mencapai 17.133 orang. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah ini mengalami penurunan sebanyak 2.369 orang. Dalam rangka menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA pada akhir 2015, PT. Pos Indonesia melakukan beberapa persiapan diri, salah satunya adalah persiapan SDM yang handal melalui uji kompetensi bekerjasama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi BNSP dan Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia YPBPI melalui perwujudan Poltekpos yang saat ini sudah memiliki LSP Pihak Pertama Pendidikan.PT Pos Indonesia juga akan mengurangi tenaga kerja baru dan memberdayakan kembali tenaga kerja pensiun sebagai pegawai kontrak sehingga PT. Pos Indonesia tidak perlu menambah pekerja.

2.9 Penggunaan TIK

2.9.1 Survei Indikator Akses dan Penggunaan TIK Di Rumah Tangga 2015

Kementerian Kominfo pada tahun 2015 melaksanakan survei akses dan penggunaan indikator TIK sektor rumah tangga. Survei indikator TIK di rumah tangga dilaksanakan secara nasional oleh Badan Litbang Kementerian Komunikasi dan Informatika. Pelaksanaan Survei tersebut melibatkan 8 balai Penelitian Badan Litbang Kominfo di daerah yang wilayah kerjanya mencakup seluruh provinsi di Indonesia. Sedangkan sampel dalam survei ini berjumlah 9.636 rumah tangga dan individu yang berusia 9-65 tahun dengan perbandingan 45,1 responden yang bertempat tinggal di perkotaan, dan 54,9 tinggal di perdesaan. Tingkat keyakinan dalam survei ini sebesar 95 dengan margin of error estimation sekitar 1. Kuesioner survei akses dan penggunaan TIK di rumah tangga dikembangkan dari indikator TIK rumah tangga yang dipublikasikan oleh ITU International Telecommunication Union. Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015 77