Internet of Things IoT
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015
30 Gambar 1.21 Prediksi Perkembangan Teknologi
Sumber : Gartner, Gartners Hype Cycles for 2015: Five Megatrends Shift the Computing Landscape, Juli 2015.
Gartner memprediksi teknologi IoT masih akan mengalami perkembangan lima sampai dengan sepuluh tahun mendatang. Meningkatnya jumlah perangkat
yang terkoneksi dan terintegrasi dengan internet di masa kini mengubah perilaku pengguna serta cara mengakses dan mengintegrasikan teknologi ke dalam seluruh
aspek kehidupan, baik untuk kepentingan personal maupun bisnis. Hal ini mengubah pola komunikasi human to machine menjadi machine to machine, implikasinya akan
membuat setiap orang dan setiap peralatan dapat terhubung kapan saja, dimana saja melalui jaringan dan layanan apa saja. Tren IoT mengubah internet yang saat ini
bersifat human-centric akan bergeser menjadi things-centric, dengan IoT setiap peralatan dapat diintegrasikan ke dalam jaringan informasi, dan benda-benda
tersebut dapat menjadi bagian aktif dalam bisnis proses.
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015
31
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015
32 Gambar 1.23 Prediksi Perkembangan Perangkat
Sumber : An explosion of Connected Possibility,https:www.ncta.complatformindustry- newsinfographic-the-growth-of-the-internet-of-things
Di tahun 2020, analis industri memperkirakan akan ada sekitar 50 trilyun perangkat di dunia, 10 trilyun diantaranya berupa personal
computer tabletteleponserver, sementara 40 trilyun lainnya adalah “things”. Saat ini
sekitar 15 trilyun perangkat sudah terinstal dan 85 dari jumlah tersebut belum terkoneksi dengan internet
55
55
Source: Chetan Sharma Consulting, IMS pada FGD ICT Trends Intel Indonesia, 2015
. Hal ini membuat IoT menjadi teknologi disruptif yang potensial untuk dikembangkan.
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015
33 Gambar 1.24 Klasifikasi “Setting” Area IoT
Sumber : McKinseyCompany, The Internet of Things : Mapping The Value Beyond The Hype, Juni 2015.
McKinsey telah mengidentifikasi sembilan “setting” yang menggambarkan penggunaan IoT di lingkungan sekitar kita seperti rumah, kantor, pabrik, tempat kerja
pertambangan, minyak dan gas, dan konstruksi, ritel, kota, kendaraan dan di luar ruangan. McKinsey juga telah mengidentifikasi penggunaan IoT pada sistem yang
menempel di tubuh manusia yang memungkinkan pemantauan kondisi kesehatan, selain dapat pula digunakan untuk meningkatkan produktivitas dengan
memanfaatkan teknologi Augmented Reality untuk membimbing pekerja dalam melaksanakan tugas-tugas fisik yang kompleks.
IoT sebagai interaksi untuk perangkat lunak, telekomunikasi dan industri perangkat keras elektronik, menawarkan peluang luar biasa bagi banyak industri.
Dengan munculnya IoT, sensor terhubung dengan sistem cerdas melibatkan jutaan aplikasi. IoT akan mendorong perilaku baru konsumen dan bisnis yang menuntut
solusi industri semakin cerdas, yang memberikan peluang bagi industri TI dan industri lainnya untuk mengambil keuntungan dari IoT.
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015
34 Gambar 1.25Value Chain Bisnis IoT
Sumber : Carre Strauss, Roadmap for The Emerging Internet of Things, 2014.
Arsitektur teknologi dari IoT diterjemahkan untuk melihat nilai rantai bisnis dengan melihat dinamika pasar dari IoT. Terdapat nilai rantai dengan identifikasi
sebagai berikut:
1.
Smart module . Termasuk didalamnya sensor, aktuator, modul nirkabel, modem,
SIM cards, dan sebagainya yang menghubungkan objek “smart” dengan jaringan. Pemain yang beroperasi di wilayah ini contohnya Huawei dan ZTE.
2.
Smart object . Contohnya vending machines, aplliances, mobil, kamera, dsb.
Pemain yang aktif di wilayah ini contohnya LG, Bosch, Volvo, dll.
3.
Network Operator. Operator memungkinkan dan mengelola komunikasi tetap
atau nirkabel dengan “smart objects”. Pemain yang beroperasi di area ini, misalnya ATT, Google Fire, dsb.
4.
Service enabler. Termasuk di dalamnya cloud dan platform software yang
memungkinkan keterhubungan dengan smart objects dan mendistribusikan informasi ke pihak ketiga. Pemain yang ada di wilayah ini diantaranya, Nokia,
Alcatel Lucent, IBM, dsb.
5.
System integrator. Secara fisik mengintegrasikan smart module ke smart object
dan mengintegrasikan smart object melalui layanan cloud dengan application programming interfaces
API. Pemain yang berada di wilayah ini antara lain Telenor, Ericsson, IBM, dsb.
Komunikasi dan Informatika Indonesia - Buku Putih 2015
35
6.
Service Providers. Bagian ini adalah yang mengurusi bundling solusi IoT,
menentukan tarif, billing dan layanan konsumen.
7.
Reseller. Area ini biasanya menjadi tempat untuk pemain yang memasarkan
smart object sekaligus dengan layanan smart servicesnya.
8.
Over The Top players. Pemain di area ini menyediakan layanan di atas internet
dengan model distribusi yang memotong “jalur tradisional”. Contohnya : Skype, Netflix, dsb.
Secara keseluruhan bisnis IoT memiliki share dari total value untuk bisnis di
area services enabler, yang memungkinkan keterhubungan smart objects dan mendistribusikan informasi ke pihak ketiga dengan nilai sekitar 30-40. Namun,
dalam dunia baruyang semakin dimediasi oleh teknologi, tetap harus dipastikan peran manusia dalam aktivitasnya. Di era IoT, hal tersebut hanya dapat dicapai
melalui strategi yang berorientasi pada orang. Era teknologi yang dihasilkan akan membuat masyarakat lebih siap menghadapi tantangan kehidupan modern.