F. METODE PENULISAN
Untuk melengkapi
penulisan skripsi
ini agar
tujuannya dapat
dipertanggungjawabkan  maka  digunakan  metode  penulisan,  lalu  melakukan penelitian dengan cara-cara yang telah di tentukan.
1. Jenis Penulisan
Jenis  penelitian  yang  digunakan  oleh  penulis  adalah  metode  penelitian  yuridis normative yaitu metode penelitian hukum yang melihat tentang isi dan dan peraturan
atau undang-undang  yang ada di  lengkapi dengan  studi putusan. Dimana metode ini penulis  memokuskan  kepada  penelitian  studi  kepustakaan.  Dimana  penulis
memokuskan kepada undang-undang tindak pidana korupsi. 2 .    Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data
a. Sumber Sumber  penelitian  ini  diambil  penulis  skripsi  melalui  data  sekunder.  Data
sekunder  ini  adalah  bahan-bahan  kepustakaan  hukum  dan  dokumen-dokumen  yang berkaitan  dengan  permasalahan  yang  dikemukakan.  Terutama  dari  buku-buku  dan
literature yang sudah ada yang terdiri dari: 1. Bahan  hukum  primer,  yaitu  peraturan  hukum  yang  mengikat  dan  mengatur
berdasarkan peraturan perundangan-undangan. 2. Bahan hukum sekunder, yaitu buku-buku dan literature lainnya yang berkaitan
dengan pokok permasalahan dalam skripsi ini. 3. Bahan  hukum  tertier,  yaitu  berupa  bahan  hukum  primer  dan  bahan  hukum
sekunder, seperti kamus hukum.
Universitas Sumatera Utara
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik  pengumpulan  data  yang  di  lakukan  oleh  penulis  ini  adalah  dengan pengumpulan  data  melalui  studi  pustaka,  dimana  penulis  memperoleh  data  atau
bahan-bahan yang ada dengan cara mengumpulkan dan membahasnya melalui bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam  suatu  karya  ilmiah  atau  pun  penulisan  skripsi  sistematika  penulisan sangat di perlukan. Ini bertujuan untuk mempermudah para membaca dan memahami
isi  dari  dalam  karya  ilmiah.  Sistematika  ini  sendiri  memberikan  gambaran  singkat mengenai karya ilmiah. Dalam penulisan skripsi ini akan di bagi menjadi 4 Empat
bab, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
BAB I
Bab 1  berisi  tentang  pendahuluan  dan  latar  belakang  bagaimana  penulis  mengambil topik atau judul yang akan dibahas di bab berikutnya oleh penulis. Bab ini terdiri dari
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,  keaslian penelitian, tinjauan pustaka, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
Dalam  bab  ini  menguraikan  tentang  pengaturan  hukum  bagi  tindak  pidana  korupsi baik  dilihat  dari  segi  pasif  maupun  aktif,  rumusan  delik  dan  pertanggungjawaban
tindak pidana korupsi dan bentuk-bentuk tindak pidana korupsi tersebut.
BAB III
Dalam  bab  ini membahas  tentang bagaimana  pelaku  tindak  pidana  korupsi  dapat  di bebaskan dari ancaman pidana dalam putusan Nomor : 82PID. B2008PN.JTH.
BAB IV
Ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran atas permasalahan yang telah  dikemukakan.  Dalam  hal  ini  penulis  skripsi  memberikan  jawaban  terhadap
tindak pidana korupsi yang di bebaskan dari sanksi hukum.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB II PENGATURAN HUKUM BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI DI
INDONESIA
A. Sejarah Hukum Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia
Korupsi di Indonesia sudah merupakan  kejahatan yang sangat luar biasa extra- ordinary crimes, sehingga tuntutan ketersediaan  perangkat hukum yang sangat luar
biasa dan canggih serta kelembagaan yang menangani korupsi tersebut tidak dapat di elakkan  lagi.  Kiranya  rakyat  Indonesia  sepakat  bahwa  korupsi  harus  dicegah  dan
dibasmi  dari tanah air, karena korupsi  sudah terbukti  sangat menyengsarakan rakyat bahkan  rakyat  sudah  merupakan  pelanggaran  hak-hak  ekonomi  dan  sosial  rakyat
Indonesia.
Persoalan  pemberantasan  korupsi  di  Indonesia  bukan  hanya  persoalan  hukum dan  penegak  hukum  semata-mata  melainkan  persoalan  sosial  dan  psikologi  sosial
yang  sungguh  sangat  parah  dan  sama  parahnya  dengan  persoalan  hukum,  sehingga wajib  segera  dibenahi  secara  simultan.  Korupsi  juga  merupakan  persoalan  sosial
karena korupsi mengakibatkan tidak adanya pemerintah kesejahteraan dan merupakan persoalan  psikologi  sosial  karena  korupsi  merupakan  penyakit  sosial  yang  sulit
disembuhkan.
15
Tindak  pidana  korupsi  adalah  salah  satu  bagian  hukum  pidana  khusus,  di samping mempunyai spesifikasi tertentu yang berbeda dengan hukum pidana umum,
yaitu  dengan  adanya  penyimpangan  hukum  pidana  formil  atau  hukum  acara.
15
Ermansjah Djaja, Dr.  S.H, M.Si. Meredesain Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Penerbit  Sinar Grafika, 2010. Hal 28
Universitas Sumatera Utara