2. Manfaat
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat dapat memberikan manfaat berupa gambaran atau bahan pemikiran yang berguna untuk semua pihak.
1. Diharapkan agar skripsi ini mampu menjadi bahan informasi dan pemikiran
bagi perkembangan ilmu hukum di Indonesia. Dan penulis juga dapat menjadi bahan bacaan dan menambah ilmu pengetahuan tentang hukum khususnya
hukum pidana tentang tindak pidana korupsi. 2.
Diharapkan agar skripsi ini dapat menjadi sumber informasi dan referensi bagi semua pihak, khususnya bagi para penegak hukum yang memiliki cita-cita
luhur dalam memajukan perkembangan hukum di Indonesia.
D. KEASLIAN PENULISAN
Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Pelaku Tindak Pidana Korupsi Yang Dapat Dibebaskan Dari Sanksi Hukum” ini adalah merupakan penulisan yang
berdasarkan pada fakta dan sumber yang bersifat otentik. Judul skripsi ini diambil atas tinjauan putusan Nomor : 82PID. B2008PN.JTH. ini di susun dengan cara
membaca, mempelajari, mengaji data-data yang ada. Penelitian judul ini juga berdasarkan pada surat pengesahkan dari perpustakaan Hukum Universitas Sumatra
Utara sama sekali belum ada mengangkat judul ini. Dengan kata lain penulisan ini merupakan hasil karya penulisan sendiri.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pelaku Tindak Pidana
Sebelum menguraikan mengenai pengertian korupsi, terlebih dahulu akan diuraikan pengertian tentang tindak pidana. Pembentuk undang-undang kita memang
menggunakan istilah straafbaarfeit untuk menyebutkan nama tindak pidana, tetapi tidak memberikan penjelasan secara rinci mengenai straafbaarfeit tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dalam bahasa Belanda straafbaarfeit terdapat dua unsur pembentukan kata, yaitu straafbaar dan feit. Perkara feit dalam bahasa Belanda diartikan “sebagain dari
kenyataan”, sedang straafbaar berarti “dapat hukum”, sehingga secara harifah perkataan straafbaarfeit berarti “sebagian dari kenyataan yang dapat dihukum” yang
sudah tentu tidak dapat. Oleh karena itu, kelak akan kita ketahui bahwa yang dapat dihukum adalah manusia sebagian pribadi bukan kenyataan, perbuatan, atau tindakan.
Pengertian dari perkataan straafbaarfeit.
1. Simons Dalam rumusannya straafbaarfeit itu adalah “ tindakan melawam hukum
yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tindakan dengan sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakkannya dan oleh undang-
undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum”. Alasan dari Simon mengapa straafbaarfeit harus dirumuskan seperti di atas
karena : a. Untuk adanya suatu straafbaarfeit disyaratkan bahwa disitu terdapat suatu
tindakan yang dilarang ataupun yang diwajibkan dengan undang-undang dimana pelanggaran terhadap larangan atau kewajiban seperti itu telah
dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum; b. Agar suatu tindakan seperti itu dapat dihukum maka tindakan itu harus
memenuhi semua unsur dari delik seperti yang dirumuskan dengan undang-undang;
c. Setiap straafbaarfeit sebagian pelanggaran terhadap suatu larangan atau kewajiban menurut undang-undang itu, pada hakikatnya merupakan
tindakan melawan hukum atau suatu onrechtmatige handeling.
8
Jadi, setiap melawan hukum timbul dari suatu kenyataan bahwa tindakan manusia bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, sehingga pada
8
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi. Penerbit Sinar Grafika, Jakarta. 2006, hal 5
Universitas Sumatera Utara
dasarnya sifat tersebut bukan suatu unsur dari delik yang mempunyai arti tersendiri seperti halnya dengan unsur lain.
Menurut E.utrecht menerjemahkan straafbaarfeit dengan istilah peristiwa pidana yang seiring juga ia sebut delik, karena peristiwa itu suatu perbuatan handelen
atau doen-positif atau suatu melalaikan nalaten-negatif, maupun akibatnya keadaan yang di timbulkan karena perbuatan atau melalaiktan itu. Peristiwa pidana
merupakan suatu peristiwa hukum rechtsfeit, yaitu peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur hukum. Tindakan semua unsur yang disinggung oleh
suatu ketentuan pidana dijadikan unsur yang mutlak dari peristiwa pidana. Hanya sebagian yang dapat dijadikan unsur-unsur mutlak suatu tindak pidana. Yaitu perilaku
manusia yang bertentangan dengan hukum dan adanya seorang pembuat dalam arti kata bertanggung jawab.
9
Tindak pidana adalah merupakan suatu dasar yang pokok dalam menjatuhi pidana pada orang yang telah melakukan perbuatan pidana atas dasar pertanggung
jawaban seseorang atas perbuatan yang telah dilakukannya, tapi sebelum itu mengenai dilarang dan diancamnya suatu perbuatan yaitu mengenai perbuatan
pidananya sendiri, yaitu berdasarkan azas legalitas Principle of legality asas yang menentukan bahwa tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana
jika tidak ditentukan terlebih dahulu dalam perundang-undangan, biasanya ini lebih dikenal dalam bahasa latin sebagai Nullum delictum nulla poena sine praevia lege
tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa peraturan lebih dahulu, ucapan ini berasal dari von feurbach, sarjana hukum pidana Jerman. Asas legalitas ini dimaksud
mengandung tiga pengertian yaitu:
a.
Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal itu terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan undang-undang.
b.
Untuk menentukan adanya perbuatan pidana tidak boleh digunakan analogi.
9
Ibid, hal 6
Universitas Sumatera Utara
c.
Aturan-aturan hukum pidana tidak boleh berlaku surut.
10
2. Korupsi