Human-Integrated Systems D1084
2.3 Time and Motion Study
Ketika kita mengamati aktivitas yang sedang berlangsung, hal utama yang dapat dilihat adalah gerakan dari operator itu sendiri. Kadang-kadang,
gerakan operator sudah betul sesuai dengan apa yang diperlukan. Tetapi ada juga gerakan lain yang seharusnya tidak diperlukan yang dilakukan oleh
operator. Motion study adalah metode analisis yang diaplikasikan untuk mengamati beberapa bagian dari tubuh operator dalam menyelesaikan
pekerjaan mereka Sutalaksana, dkk, 2006.
Dalam prinsip time study, performa yang dilakukan oleh operator dengan aktivitas yang sama sering memenuhi definisi yang tepat dari suatu standar.
Jadi beberapa penyesuaian harus dibuat dari rata-rata waktu yang diobservasi untuk mendapatkan waktu yang diperlukan oleh operator untuk melakukan
pekerjaan ketika bekerja pada pola standar. Hanya dalam pola inilah mereka dapat membangun standar yang bagus untuk operator yang terkualifikasi
Freivalds Niebel, 2009.
Standard time itu berasal dari normal time dan allowance. Dalam kasus ini normal time itu didapat dari waktu siklus dan variabel penilaian performa
kerja Wignjosoebroto, 2008. Sebagai bagian dari analisis gerakan, Gilbreth menyimpulkan bahwa
semua pekerjaan mau produktif ataupun tidak produktif, itu dilakukan dengan menggunakan kombinasi dari 17 gerakan dasar yang disebut Therbligs dari
nama Gilbreth dieja dari belakang. Therbligs dapat bersifat efektif atau tidak efektif. Therbligs yang efektif dapat meningkatkan proses dari suatu pekerjaan
sedangkan untuk Therbligs yang tidak efektif tidak meningkatkan proses dari suatu pekerjaan itu harus dihapus dengan cara mengaplikasikan prinsip dari
motion economy Freivalds Niebel, 2009.
Analisis layout mempertimbangkan aplikasi dari berbagai prinsip dari desain penampakan untuk menentukan bagaimana cara untuk menggabungkan
atau menentukan elemen yang berfungsi pada suatu alat. Tiga prinsip yang sering digunakan antara lain Fisk, dkk, 2009:
1. Frequency of Use
Menyatakan bahwa elemen yang sering dipakai seharusnya digabung bersama.
2. Sequence of Use Hampir sama dengan frequency of use elemen yang sering dipakai dan
urutannya secara bersamaan harus digabung bersama. 3. Importance of Functional Elements
Keperluan untuk membuat elemen penting dengan mudah dilihat dan diakses dan keperluan untuk menggabungkan elemen tertentu secara
bersama.
2.3.1 Pengukuran Kerja dengan Metode Standard Data
Beberapa aktivitas pengukuran kerja seringkali dilaksanakan hanya untuk satu jenis operasi tertentu saja dan sama sekali tidak ada pemikiran jauh bahwa
data yang diperoleh akan bisa dimanfaatkan untuk operasi kerja lainnya. Hal ini tentunya dipertimbangkan sebagai langkah yang tidak efisien, karena
bagaimanapun berbagai macam pekerjaan atau operasi akan memiliki elemen- elemen kerja yang sama. Sebagai contoh, dalam pekerjaan-pekerjaan
permesinan dengan menggunakan berbagai jenis mesin perkakas hampir semua elemen kerja yang ada akan sama baik prosedur maupun waktu terkecuali
Integrated Industrial Engineering Laboratory Industrial Engineering Department
BINUS UNIVERSITY
Human-Integrated Systems D1084
waktu permesinan atau pemotongannya. Misalnya perkakas jig yang dipakai untuk membuat lubang diameter 14” bisa pula dipergunakan untuk membuat
lubang dengan diameter ataupun kedalaman pemotongan yang berbeda. Waktu yang dipergunakan untuk memasang jig ataupun meletakkan benda kerja pada
jig lebih dikenal dengan istilah “handing process” akan sama saja. Kalau ada perbedaan waktu yang mungkin dijumpai dalam proses pelubangan, maka hal
ini dikarenakan adanya perbedaan dalam besar diameter dan dalamnya lubang yang harus dibuat Wignjosoebroto, 2008.
Jelas bahwa penetapan waktu baku dengan metode standard data sangat sederhana sekali di samping tentunya juga lebih mudah atau cepat
dilaksanakan. Masalah yang dirasakan cukup kompleks dalam hal ini mungkin hanya pada saat pengumpulan data waktu baku untuk berbagai jenis pekerjaan
melalui aktivitas stopwatch time study seperti yang biasanya dilakukan. Meskipun demikian kegiatan pengumpulan data waktu baku tersebut cukup
sekali saja dilaksanakan dan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan selanjutnya. Dengan menggunakan metode standard data jelas
akan mengurangi aktivitas-aktivitas pengukuran kerja tertentu, mempercepat proses yang diperlukan untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan untuk
penyelesaian pekerjaan Wignjosoebroto, 2008.
2.3.2 Penetapan Waktu Baku dengan Data Waktu Gerakan Predetermined Motion Time System
Seperti telah disebutkan terdahulu bahwa waktu baku untuk suatu proses kerja atau operasi bisa ditetapkan dengan berbagai macam cara yaitu dengan
stopwatch time study, dan sampling kerja. Pengukuran waktu dengan stopwatch atau sampling kerja penyelidikan harus dilaksanakan secara
langsung, menyeluruh, dan terus menerus. Pengamatan acak harus dilakukan beratus sampai seribu kali untuk memperoleh hasil yang akurat. Satu hal yang
penting ialah bahwa pengamatan atau pengukuran kerja hanya dapat dilaksanakan setelah kegiatan tersebut berlangsung beberapa lama
Wignjosoebroto, 2008.
Walaupun manfaat dari metode standard ini jelas terlihat dan dirasakan namun masih juga ada kekurangannya. Hal ini sehubungan dengan
keterbatasan lingkup pekerjaan yang dapat dianalisis dengan data waktu baku. Tabel data waktu baku hanya bisa dimanfaatkan sejauh pekerjaan-pekerjaan
yang dianalisis sesuai dengan pekerjaan yang waktunya sudah dibakukan. Dengan kata lain data waktu yang dibuat untuk suatu kelompok pekerjaan
hanya berlaku untuk kelompok itu sendiri. Untuk itu dibuat data waktu baku yang bukan lagi berdasarkan elemen-elemen pekerjaannya akan tetapi
berdasarkan elemen-elemen gerakan yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Yang dimaksud dengan elemen gerakan di sini serupa
dengan yang dimaksud oleh Frank dan Lillian Gilberth mengenai elemen Therbligs. Memang dari konsep Therbligs inilah timbul gagasan untuk merinci
suatu pekerjaan atas elemen-elemen walaupun elemen-elemen gerakan yang ada di sini tidak persis sama dengan yang ada dalam Therbligs. Cara
pengukuran kerja dengan metode ini dikenal dengan penetapan waktu baku dengan memanfaatkan data waktu gerakan yang lebih dikenal pula sebagai
Predetermined Time System Wignjosoebroto, 2008.
Predetermined Time System akan terdiri dari suatu kumpulan data waktu dan prosedur sistematik dengan menganalisa dan membagi-bagi setiap operasi
Integrated Industrial Engineering Laboratory Industrial Engineering Department
BINUS UNIVERSITY
Human-Integrated Systems D1084
kerja yang dilaksanakan oleh operator ke dalam gerakan-gerakan kerja, gerakan-gerakan anggota tubuh ataupun elemen-elemen gerakan manual
lainnya dan kemudian menetapkan nilai waktu masing-masing berdasarkan waktu yang ada. Masing-masing sistem dengan menggunakan data waktu ini
ditetapkan berdasarkan study yang ekstensif dengan memerhatikan semua aspek yang berkaitan dengan performa kerja manusia melalui prosedur
pengukuran kerja, evaluasi dan pemakuan data waktu yang diperolehnya. Aplikasi dari Predetermined Time System mengharuskan membagi-bagi secara
detail operasi kerja yang akan diukur dalam gerakan-gerakan dasar sesuai dengan sistem yang akan dipakainya nanti. Masing-masing sistem yang ada
dalam Predetermined Time System akan memiliki aturan dan prosedur spesifik yang harus diikuti secara tepat. Berbagai cara pembagian suatu pekerjaan atas
elemen-elemen gerakan telah melahirkan beberapa metode penentuan waktu baku secara sintesis. Terdapat diantaranya Wignjosoebroto, 2008:
1. Analisis Waktu Gerakan Motion Time Analysis 2. Waktu Gerakan Baku Motion Time Standard
3. Waktu Gerakan Dimensi Dimension Motion Time 4. Faktor-faktor Kerja Work Factors
5. Pengukuran Waktu Gerakan Motion Time Measurement 6. Pengukuran Waktu Gerakan Dasar Basic Motion Time
2.3.3 Pengukuran Waktu Metode Methods-Time Measurement