Prinsip Penerapan Antropometri untuk Perancangan

Human-Integrated Systems D1084 Beberapa contoh ukuran yang menggunakan persentil besar adalah lebar alas kursi, tinggi pintu dan sebagainya Iridiastadi, 2014. Berbeda dengan kedua persentil yang lain, persentil tengah digunakan ketika rancangan tidak mensyaratkan kedua kondisi di atas, seperti tinggi pegangan pintu. Dalam hal ini, orang yang besar dan orang yang kecil dianggap tidak memiliki masalah bila ukuran yang diambil ialah ukuran rata- rata Iridiastadi, 2014. Oleh karena data antropometri diasumsikan mempunyai distribusi normal, maka pendekatan distribusi normal dapat digunakan dalam menghitung nilai persentil. Jika telah diketahui nilai rata-rata mean dan simpangan baku standard deviation dari suatu kumpulan data, maka dengan mudah dapat dihitung besarnya persentil P sebagai berikut Iridiastadi, 2014: P i = x + k i . s Dengan keterangan: P = Nilai persentil yang dihitung x = nilai rata-rata x ¿ ∑ i=1 n xi n

2.1.4 Prinsip Penerapan Antropometri untuk Perancangan

Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam perancangan, diantaranya ialah sebagai berikut Iridiastadi, 2014: 1. Perancangan berdasarkan Individu Besar atau Kecil Konsep Persentil Kecil atau Besar Dalam konsep ini, mereka yang mempunyai tubuh besar atau kecil dijadikan sebagai pembatas besarnya populasi pengguna yang akan diakomodasi oleh rancangan. Biasanya yang dijadikan acuan adalah persentil besar P95 atau persentil kecil P5. Idealnya memang suatu rancangan dapat mengakomodasi 100 persen populasi jika tidak ada kendala dalam biaya, estetika dan aspek teknis. 2. Perancangan yang dapat Disesuaikan Konsep ini digunakan untuk berbagai produk atau alat yang dapat diatur atau disesuaikan panjang, lebar, dan lingkarnya sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kisaran kemampuan menyesuaikannya biasanya mulai dari perempuan dengan persentil P5 hingga laki-laki dengan persentil P95. Perancangan dengan pendekatan ini merupakan konsep yang paling ideal namum membutuhkan dukungan teknis dan biaya yang lebih besar. 3. Perancangan Berdasarkan Individu Rata-rata Pendekatan ini digunakan apabila dua konsep sebelumnya tidak relevan atau tidak mungkin dilaksanakan. Konsep perancangan ini bukan didasarkan atas seorang individu “manusia rata-rata”. Hal ini karena tidak ada individu yang dapat disebut pria atau wanita rata-rata, sehingga seluruh ukuran tubuhnya dapat dijadikan sebagai referensi perancangan. Seseorang mungkin saja memiliki tinggi tubuh rata-rata, namun ukuran tubuh yang lain misalnya panjang tangan, tinggi lutut dan sebagainya tidak merupakan rata-rata dari populasi. Integrated Industrial Engineering Laboratory Industrial Engineering Department BINUS UNIVERSITY Human-Integrated Systems D1084 Basis data antropometri merupakan sumber utama informasi yang diperlukan untuk perancangan, baik perancangan tempat kerja, produk, atau objek lainnya. Berikut ialah prosedur sistematis perancangan berdasarkan antropometri, yang terdiri atas sepuluh langkah Iridiastadi, 2014: 1. Tentukan populasi pengguna yang akan menggunakan objek rancangan. 2. Tentukan dimensi tubuh yang terkait dengan objek rancangan. 3. Lihat basis data antropometri yang tersedia. 4. Lakukan pengukuran sendiri jika basis data tidak tersedia. 5. Tentukan persentase jumlah populasi yang diakomodasi. 6. Tentukan pendekatan perancangan yang akan digunakan. 7. Tentukan nilai ukuran untuk setiap dimensi yang rusak ditetapkan pada langkah ke-2. 8. Tambahkan besar kelonggaran. 9. Jika memungkinkan, visualisasikan rancangan. 10. Evaluasi hasil rancangan.

2.2 Principles of Room Design

2.2.1 Prinsip Umum Perancangan Tempat Kerja

Secara umum, stasiun kerja dapat dikategorikan menjadi 3 macam, yakni stasiun kerja untuk operator duduk stasiun kerja duduk, stasiun kerja untuk operator berdiri stasiun kerja berdiri, dan kombinasi keduanya Iridiastadi, 2014. 1. Stasiun Kerja Duduk Posisi kerja duduk merupakan pilihan utama semua pekerja dan dianggap paling nyaman serta tidak melelahkan. Stasiun kerja untuk operator duduk menjadi pilihan utama ketika salah satu kondisi berikut terpenuhi. a. Pekerjaan tangan tidak membutuhkan gaya atau kerja otot yang besar. b. Item utama yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan komponen, alat, dan lain-lain dapat diambil dengan mudah dalam posisi duduk dan berada dalam jangkauan tangan dalam posisi duduk normal. c. Pekerjaan dominan berupa kegiatan tulis menulis. Dalam perancangan stasiun kerja duduk, dimensi-dimensi kritis perlu diperhatikan. Dimensi tersebut meliputi: tinggi badan duduk, tinggi mata duduk, tinggi bahu duduk, tebal paha duduk, jangkauan tangan ke depan, tinggi siku duduk, dan tinggi popliteal duduk. 2. Stasiun Kerja Berdiri Stasiun kerja yang mengharuskan operator berdiri tidak begitu disukai, tetapi sering kali diperlukan. Terutama untuk pekerjaan dengan kondisi sebagai berikut: a. Pekerjaan membutuhkan penanganan barang atau material yang sering, apalagi materialnya berat. b. Pekerjaan membutuhkan banyak aktivitas menjangkau. c. Pekerjaan membutuhkan mobilitas yang cukup tinggi, misalnya berpindah di sekitar stasiun kerja. Dalam perancangan stasiun kerja berdiri, dimensi-dimensi kritis yang perlu diperhatikan meliputi: tinggi badan tegak, tinggi mata berdiri, tinggi bahu berdiri, tinggi siku berdiri, panjang lengan bawah, dan jangkauan tangan ke depan. Integrated Industrial Engineering Laboratory Industrial Engineering Department BINUS UNIVERSITY