Pendekatan dan Metode Penelitian Desain Penelitian

Zarqoni, 2016 PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas Clasroom action research yang bersifat kualitatif. Penelitian Tindak Kelas PTK merupakan proses pengkajian melalui siklus dalam berbagai kegiatan pembelajaran Ardiana, 2004; Hopkins, 1992; Mills, 2003. Dengan menggunakan kerangka pikir dikemukakan oleh Raka Joni dkk. 1998, dapat dikenali adanya 5 lima tahap pelaksanaan PTK, termasuk tahap awal berupa proses penghayatan mengenai adanya permasalahan yang perlu mendapat penanganan pengembangan fokus masalah penelitian. Adapun tahap-tahap tersebut adalah 1 pengembangan fokus masalah penelitian, 2 perencanaan tindakan perbaikan, 3 pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi, 4 analisis dan refleksi, 5 perencanaan tindak lanjut.

2. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis yang dikutip oleh Pardjono 2007: 22, penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam beberapa siklus. Siklus dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu 1 perencanaan planning, 2 tindakan action, 3 pengamatan observation, dan 4 refleksi reflection. Adapun model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart Arikunto, 2010:16 dapat dilihat pada gambar berikut: Zarqoni, 2016 PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Desain penelitian menurut Kemmis Mc. Taggart 1. Prosedur Penelitian Siklus Pertama a. Perencanaan Planning 1 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP menggunakan metode ekskursi pembelajaran yang membawa siswa keluar kelas agar dapat melihat secara langsung 2 Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi perilaku siswa 3 Menyusun dan mempersiapkan kelompok siswa dan memberikan instruksi atau pedoman penugasan 4 Menyususn dan menetapkan indikator ketercapaian, indikator ketercapaian disusun oleh peneliti dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.1. Indikator Ketercapaian Permasalahan Indikator Kinerja Ukuran Keberhasilan Rendahnya Tingkat keterampilan berpikir kritis siswa Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran yang ditujukkan dengan: 1 Meningkatnya kemampuan dalam memberikan penjelasan sederhana. seperti kekampuan bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang 2 Meningkatnya kemampuan membangun penjelasan sederhana, seperti mengobservasi dan mempertimbangkan observasi, kemampuan memberikan alasan Minimal 70 dari jumlah siswa masuk dalam kategori baik Zarqoni, 2016 PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Meningkatnya Kemampuan menyimpulkan, seperti membuat generalisasi, membuat kesimpulan dan hipotesis. 4 Meningkatnya Kemampuan strategi dan taktik, seperti mengidentifikasi masalah, merumuskan alternatif yang memungkinkan, dan berinterkasi dengan orang lain. Rendahnya prestasi belajar pada tes keterampilan berpikir kritis Meningkatnya hail tes keterampilan berpikir kritis Minimal 70 prestasi belajar siswa baik b. Pelaksanaan Tindakan Action Pada tahap ini guru mulai melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun, yaitu materi “Perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan Peninggalan sejarah yang bercorak Islam, dengan menggunakan metode ekskursi. Kemudian siswa membawa hasil pembelajaran ekskursi tersebut di kelas dengan mengunakan metode diskusi berkelompok dan tanya jawab. Penggunaan metode diskusi kelompok dan tanya jawab diharapkan mampu untuk menggali potensi berpikir kritis siswa dalam pembelajaran, sebagaimana dijelaskan oleh Supriatna dalam Putri, 2013, Hlm.2, salah satu alasan mendasar guru menggunakan metode tanya jawab adalah karena dapat menimbulkan keingintahuan anak terhadap isi permasalah yang sedang dibicarakan sehingga mendorong minat anak untuk berprestasi dalam Zarqoni, 2016 PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu proses belajar mengajar. Selain itu dengan menggunakan metode tanya jawab akan membangkitkan motivasi anak karena ketika pendidik memberikan pertanyaan maka anak akan terpicu untuk mencari jawaban. c. Pengamatan Observation Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses belajar mengajar dilapangan dan dikelas berlangsung. Observasi dilakukan terhadap proses tindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan, dan persoalan lain yang telah tercantum dalam lembar observasi. d. Refleksi Reflection. Peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil observasi, yaitu mengevaluasi kelebihan dan kelemahan yang timbul pada penerapan metode dalam kegiatan pembelajaran. Refleksi dapat mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian dan untuk menentukan perencanaan kembali siklus berikutnya. 2. Prosedur Penelitian Siklus Kedua Kegiatan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus ini sama dengan siklus pertama dan jika dievaluasi pada akhir siklus kedua belum menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar maka aka dilakukan siklus ketiga dan seterusnya hingga menunjukkan hasil yang diharapkan.

3. Lokasi dan Subjek Penelitian