Di desa Bongkasa masih ada masyarakat yang menggunakan sungai di desanya sebagai tempat untuk MCK mandi, cuci, kakus.
Kehidupan masyarakat masih kental dengan kehidupan tradisional walaupun dibeberapa tempat sudah mulai dimasuki budaya modern.
Seperti munculnya usaha perumahan maupun pertokoan yaitu: bengkel, minimart, peternakan ayam, dan bebek serta budidaya ikan, dan lainnya
yang ada di radius 1 km dari aliran sungai. Sampai saat ini belum ada laporan adanya gangguan penyakit yang didapat dari penggunaan air
sungai terhadap gangguan kesehatan terhadap masyarakat. Berdasarkan hal tersebut diatas, perlu untuk dilakukan penelitian
tentang kualitas air sungai untuk mengetahui tingkat pencemaran bakteri coliform pada sungai ayung desa Bongkasa Kecamatan Abiansemal
Kabupaten Badung.
Rumusan Masalah
Bagaimana Kualitas air Sungai Ayung di Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung?
1.2 Pertanyaan Penelitian
Adakah keterkaitan limbah buangan dari kegiatan masyarakat di sekitar sungai sebagai sumber pencemar lingkungan dan mempengaruhi
kualitas air pada aliran sungai?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui kualitas air sungai Ayung di Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung sesuai dengan baku mutu air
bersih yang ditentukan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Mengetahui kandungan bakteri coliform pada satu ruas
aliran air sungai Ayung di Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.
2 Mengetahui Kualitas satu ruas aliran air sungai Ayung
di Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Bali
no 8 tahun 2007 Tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup Dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan
Hidup, serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air, dan Peruntukannya. 3
Memberi gambaran sumber pencemar yang berdampak pada kualitas air sungai Ayung di Desa Bongkasa,
Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.
1.4 Batasan Penelitian
Untuk mencegah biasnya ataupun penafsiran yang luas maupun keliru maka perlu dibatasi sebagai berikut :
1. Pada penelitian ini tidak membuat peta baru, hanya menampilkan letak lokasi penelitian.
2. Fokus utama penelitian ingin mengetahui tingkat kualitas sungai ayung tersebut sesuai parameter yang diperiksa.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1
Manfaat Institusi
Memberikan informasi dan dasar pertimbangan kepada Desa Bongkasa khususnya daerah tersebut dijadikan daerah
pariwisata terkait kualitas air terhadap bakteri Coliform pada air sungai.
1.5.2 Manfaat Akademik
Menambah informasi di perpustakaan kampus Fakultas Kedokteran program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat tentang
penyebaran bakteri coliform pada air sungai di Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah: 1.
Ruas Sungai yang menjadi objek penelitian adalah ruas sungai Ayung terdapat di Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal,
Kabupaten Badung. 2.
Penentuan 6 enam titik lokasi dalam penentuan pengambilan sample air sungai Ayung untuk di periksa secara laboratorium di
balai laboratorium kesehatan kota Denpasar 3.
Parameter air yang diteliti adalah bakteri coliform, parameter pH dan suhu air sungai sebagai data pendukung dalam pembahasan.
4. Parameter BOD dan COD pada sungai tersebut.
5. Analis menggunakan teknik analisa deskriptif. Dalam arti ini pada
penelitian deskriptif sebenarnya tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan atau komparasi, sehingga juga tidak
memerlukan hipotesis. untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
daerah tertentu serta tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan atau komparasi, sehingga juga tidak memerlukan
hipotesis.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air
Pada Air H
2
O merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi
kehidupan tersebut tidak dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari
mandi, membersihakn ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktifitas – aktifitas lainnya. Sebagian besar
keperluan air sehari – hari berasal dari sumber air tanah dan sungai, air yang berasal dari PAM Perusahaan Air Minum air ledeng, juga bahan
bakunya berasal dari sungai, oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai sumber air harus dipelihara Rukaesih, 2004.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan fisik, kimia, mikrobiologi,
dan radioaktifitas dan dapat di minum apabila telah dimasak Peraturan Menteri Kesehatan, Republik Indonesia Nomor 416MenkesPerIX1990.
Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air merupakan media transport utama bagi zat – zat makanan dan produk
buangan atau sampah yang dihasilkan proses kehidupan. Oleh krena itu air
yang ada di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan murni tetapi selalu ad senyawa atau mineral unsur lain yang terdapat didalamnya.
Azwir, 2006 menyatakan kualitas air sungai sangat tergantung dari komponen penyusunnya dan juga dipengaruhi oleh masukan
komponen yang berasal dari pemukiman sekitarnya. Komponen limbah domestik pemukiman tersebut banyak mengandung bakteri, virus dan
berbagai macam parasit patogen. Kualitas air sungai dipengaruhi oleh beberapa parameter pemcemaran yang berasal dari air buangan limbah
diantaranya : 1 Suhu
2 Kekeruhan 3 Warna, Bau, Rasa
4 Bahan Padat Total 5 Daya Hantar Listrik
6 Kandungan Besi 7 Oksigen Terlarut DO
8 Biological Oxygen Demand BOD
5
9 Chemical Oxygen Demand COD 10 Nutrient
11 Logam berat 12 Faecal Coliform
Pemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air
limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Beberapa manfaat sungai bagi kehidupan kita adalah :
1 Sebagai sarana transportasi. 2 Sebagai sumber air irigasi.
3 Aliran sungai dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. 4 Sebagai prasarana olah raga.
5 Sebagai tempat budidaya perikanan
2.2 Biochemical Oxygen Demand BOD