2.5 Standar Kualitas Air
Sesuai aturan yang ditetapkan pada pasal 4 Peraturan Menteri Kesehatan nomor 406 tahun 1990 tentang syarat – syarat dan pengawasan
kualitas air dijelaskan bahwa dalam melakukan pengambilan sampel apa saja yang mesti dilakukan antara lain:
1. Pengamatan lapangan dan pengambilan contoh air termasuk pada proses produksi dan distribusi.
2. Pemeriksaan contoh air. 3. Analisis hasil pemeriksaan yang bertujuan agar pemeriksaan bisa
dilakukan sesuai standard an prosedur kerja dalam pemeriksaan kualitas air karena menyangkut orang – orang sekitar air sungai.
Hal ini didukung pula dari beberapa peraturan per-Undang – Undangan yakni Peraturan Pemerintah 20 Tahun 1990, tentang
pengendalian pencemaran air, Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran
Air. Serta Undang-Undang No32 Tahun 2009 tentang kesehatan seperti
table 1 di bawah ini: Tabel 1. Baku Mutu air Berdasarkn Kelas
No Parameter
Satuan Kadar Maksimum
MIKROBIOLOGI
Golongan I
Golongan II
Golongan III
Golongan IV
8 Fecal coliform
jml100 ml 1000
2000 2000
9 Total coliform
jml100 ml 3
5000 10000
10000
KIMIA ORGANIK
10 BOD
mgL 2
3 6
12 11
COD mgL
10 25
50 100
12 pH
6-9 6-9
6-9 5-9
pH
Keterangan : Baku Mutu Air Berdasarkan Kelas Sumber : Peraturan Gubernur Bali No 8 Tahun 2007 Baku Mutu
Lingkungan Hidup Dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup
2.6 Pengawasan Kualitas Air
Sesuai Undang – Undang No 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 22 ayat 23 mengatakan bahwa penyehatan air meliputi
pengamanan dan penetapan kualitan air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia. Berdasarkan Permenkes 492 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Kualitas Air kelas 1 bahwa standar kualitas air yang aman ialah tidak berbau, tidak berwarna serta memenuhi prasyaratan
kimia, mikrobilogi dan fisika serta dalam keadaan normal. Upaya penyehatan air bertujuan untuk menjamin ketersediaan air minum ataupun
air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan.
Untuk menjamin tersedianya kualitas air yang memenuhi persyaratan tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah
maupun masyarakat, seperti pembangunan dan perbaikan sarana air bersih atau air minum. Upaya pengawasan kualitas air dan penyulihan –
penyulihan mengenai hubungan kesehatan dengan tersedianya air yang memenuhi persyaratan kesehatan. Kegiatan yang berada dalam perihal
pengawasan kualitas air adalah: 1.
Pengamatan lapangan atau inspeksi sanitasi bermaksud memberi gambaran tentang serangkaian informasi dan tempat – tempat yang
berpotensi mempunyai masalah. Data yang diperoleh bisa menjabarkan kekurangan, ketidak teraturan, kesalahan penanganan,
dan data penyimpangan yang mungkin mempengaruhi produksi dan distribusi.
2. Pengambilan dan Pengiriman Sampel Air
Pengambilan sampel air dimaksudkan untuk mengumpulkan volume sesuatu badan air yang akan diteliti, dengan jumlah sekecil mungkin
tetapi masih mewakili representatif yaitu masih mempunyai semua sifat – sifat yang sama dengan badan air. Persyaratan pengambilan
sampel sebagai berikut: a Pengambilan sampel harus direncanakan dan dilaksanakan
dengan cermat dengan frekuensi yang cukup sehingga setiap ada perubahan kualitas air sewaktu – waktu dapat diketahui.
b Sampel harus diambil, disimpan dan dikirim dalam botol yang
steril dan sempurna. c
Volume air yang diambil sesuai dengan pedoman. d Sampel harus diambil dari titik – titik dari system penyediaan air
yang sedapat
mungkin mewakili
semuanya.. Waktu
pengambilan harus hati – hati sekali untuk mencegah
kontaminasi terhadap sampel yang telah diambil. e Untuk mencegah adanya perubahan komposisi sampel yang
mempengaruhi hasil analisa sangat penting menjamin bahwa sampel diambil deengan tepat dan dikirim secepat – cepatnya.
f Prosedurteknik sampling air minumair bersih, air kolam renang, air pemandian umum mengacu pada buku pedoman
pengambilan sampel yang ada.
2.7 Self Purification Sungai