9
dengan ternak dan 10,74 melakukan pengembalian dengan uang. Hal ini
menunjukkan masih rendahnya kinerja kelompok terhadap komitmen dalam memenuhi kewajiban. Dari data yang berhasil dihimpun, hanya propinsi Bengkulu
yang menyampaikan data pengembalian dan perguliran yang sangat baik. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap gambaran kinerja pengembalian
dana BPLMBPLMPMUK seperti itu, antara lain: a Kesadaran anggota kelompok sangat rendah, b Pola pelunasan dan peguliran yang terlalu memberatkan
peternak, c Aturan waktu pelunasan dan perguliran yang terlalu panjang d Sistem pelaporan yang kurang baik, e Sanksi pinjaman yang tidak jelas. Melihat gambaran
tersebut, tampaknya diperlukan suatu sistem monitoring dan evaluasi yang berkesinambungan serta hasilnya dapat mengikat setiap pelaku yang terlibat dalam
program BLMBPLMPMUK.
3.4. Aktivitas Membangun Infrastruktur Keuangan
Dalam membangun keberadaan dan kemandirian kelompok dalam jangka panjang, membangun infrastruktur keuangan merupakan latihan yang sangat penting
bagi kelompok. Salah satu indikator penting dari keberhasilan dan kemandirian
kelompok adalah terjadinya pemupukan modal dalam kelompok baik berupa penghimpunan kas kelompok, tabungan kelompok, maupun dana simpan pinjam.
Dari jumlah kelompok sebanyak 1.490 yang mampu diidentifikasi, hanya 290 19,46 kelompok yang mempunyai saldo kas, berasal dari 23 propinsi. Artinya
bahwa sebagian besar kelompok tidak mempunyai saldo kas. Namun perlu pula dipertimbangkan bahwa ada kemungkinan kelompok-kelompok tersebut tidak
melaporkan keberadaan saldo kasnya. Pada
kelompok yang
melakukan pengembalian
dengan ternak
penghimpunan kas kelompok relatif sulit dilakukan, namun kelompok tersebut umumnya melakukan perguliran ternakdana relatif lebih baik. Mempertimbangkan
fenomena ini, perlu dicarikan suatu format yang memungkinkan perguliran ternak dengan baik disertai dengan penghimpunan modal kelompok yang baik pula.
Kelompok yang baik secara umum akan mengembangkan aktivitasnya ke arah yang lebih maju, namun tentu saja kelompok seperti ini jumlahnya relatif sedikit.
Dari jumlah kelompok yang teridentifikasi hanya 1,9 kelompok yang melakukan aktivitas tabungan kelompok. Hal ini menunjukkan rendahnya kesadaran peternak
tentang pentingnya penghimpunan dana secara mandiri. Aktivitas ini tentu saja selain membutuhkan kesepakatan juga saran dengan
nilai kepercayaan anggota pada kelompok, tanpa ada kepercayaan, tabungan kelompok tidak akan mungkin dapat dihimpun dengan baik. Selaras dengan kegiatan
10
tabungan, kegiatan simpan pinjam merupakan kegiatan infrastruktur keuangan yang lebih maju. Dari seluruh kelompok BLMBPLMPMUK yang teridentifikasi hanya
1,34 kelompok yang melengkapi aktivitasnya dengan kegiatan simpan pinjam. Simpan pinjam tidak hanya membutuhkan penyelenggara yang mampu tapi juga
kejujuran yang dapat dipercaya anggota kelompok. Dalam rangka penguatan modal kelompok pembinaan ke arah kegiatan infrastruktur keuangan seperti arisan,
tabungan dan simpan pinjam perlu diagendakan dengan format yang jelas.
3.5. Populasi Ternak Sapi Potong