Perkembangan Anggota Kelompok BLMBPLMPMUK Permodalan kelompok

8 Berkembangnya peternakan sapi potong sebagian besar usaha pembibitan tidak lepas dari program pemerintah tentang target capaian PKD 2010, namun dari aspek usaha juga cukup menarik bagi peternak, karena harga dagingsapi terus mengalami peningkatan, serta nilainya cukup besar dan dapat diandalkan sebagai tabungan untuk kepentingan memenuhi kebutuhan jumlah uang yang besar.

3.2. Perkembangan Anggota Kelompok BLMBPLMPMUK

Perkembangan anggota kelompok peternak dapat menggambarkan perkembangan kelompok yang pada akhirnya akan diikuti pula oleh perkembangan populasi ternak. Kelompok peternak yang pada mumnya beranggotakan peternak penerima bantuan dana bergulir. Oleh karena itu sudah selayaknyalah apabila dalam kurun waktu tertentu jumlah anggota kelompok peternak berkembang. Namun demikian perkembangan anggota masyarakat yang terlibat dalam kelompok peternak tidak menunjukkan peningkatan yang nyata. Dalam kisaran kucuran dana BLMBPLMPMUK 2002 – 2005 tercatat jumlah anggota hanya mencapai 29.233 orang, dimana rata-rata perkembangan anggota pada masing-masing kelompok hanya sekitar 1,22 per tahun. Perkembangan terbesar justru ada pada kelompok penerima kucuran dana tahun 2005 1,95 dan tahun 2004 1,55. Diduga catatan di kelompok tidak menyertakan jumlah anggota dari anak-anak kelompoknya. Pada kasus dimana kelompok melakukan perguliran induk, ternyata peternak yang telah melakukan pengembalian, tidak terikat lagi dan mungkin tidak tercatat lagi sebagai anggota kelompok, sehingga anggota yang tercatat semuanya anggota baru.

3.3. Permodalan kelompok

Indikator keberhasilan outcome kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan modal kelompok antara lain: a. Tumbuhnya usaha kelompok yang mampu mengelola permodalan sesuai dengan kaidah bisnis. b. Terjadinya peningkatan produktivitas usahaternak c. Terjadinya pemupukan modal dan pengembalian serta perguliran dari komponen yang harus digulirkan, sehingga menjangkau sasaran yang lebih luas. Pengembalian dana bervariasi dalam bentuk ternak, uang, dan bentuk ternak yang dinilai dengan uang hal ini tergantung kemudahan pada masing-masing kelompok. Secara keseluruhan baru sekitar 20,47 saja elompok peternak yang sudah mengembalikan dana perguliran dimana sebanyak 9,73 melakukan pengembalian 9 dengan ternak dan 10,74 melakukan pengembalian dengan uang. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kinerja kelompok terhadap komitmen dalam memenuhi kewajiban. Dari data yang berhasil dihimpun, hanya propinsi Bengkulu yang menyampaikan data pengembalian dan perguliran yang sangat baik. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap gambaran kinerja pengembalian dana BPLMBPLMPMUK seperti itu, antara lain: a Kesadaran anggota kelompok sangat rendah, b Pola pelunasan dan peguliran yang terlalu memberatkan peternak, c Aturan waktu pelunasan dan perguliran yang terlalu panjang d Sistem pelaporan yang kurang baik, e Sanksi pinjaman yang tidak jelas. Melihat gambaran tersebut, tampaknya diperlukan suatu sistem monitoring dan evaluasi yang berkesinambungan serta hasilnya dapat mengikat setiap pelaku yang terlibat dalam program BLMBPLMPMUK.

3.4. Aktivitas Membangun Infrastruktur Keuangan