Tata cara hitungan dan penggambaran poligon kompas: Peralatan yang dibutuhkan :

351 12 Pengukuran Titik-Titik Detail Metode Tachymetri

12. 2 Peralatan, bahan dan prosedur pengukuran

titik titik detail metode tachymetri Letak titik kerangka dasar pemetaan berjauhan, sehingga diperlukan titik penolong yang banyak. Titik-titik penolong ini diukur dengan cara poligon kompas yang titik awal dan titik akhirnya adalah titik kerangka dasar pemetaan. Unsur jarak dan beda tinggi titik-titik penolong ini diukur dengan menggunakan cara tachymetri. Posisi horizontal dan vertikal titik detil diukur dengan cara polar dari titik-titik penolong. Berdasarkan skema pada gambar, maka: a. Titik K1, K3, K5, K2, K4 dan K6 adalah titik-titik kerangka dasar pemetaan, b. Titik H1, H2, H3, H4 dan H5 adalah titik- titik penolong c. Titik a, b, c, ... adalah titik detil. Pengukuran poligon kompas K3, H1, H2, H 3 , H 4 , H 5 , K 4 dilakukan untuk memperoleh posisi horizontal dan vertikal titik-titik penolong, sehingga ada dua hitungan: a. Hitungan poligon dan b. Hitungan beda tinggi.

12.1.20 Tata cara pengukuran poligon kompas:

a. Pengukuran koreksi Boussole di titik K

3 dan K 4 , b. Pengukuran cara melompat spring station K 3 , H 2 , H 4 dan K 4 . c. Pada setiap titik pengukuran dilakukan pengukuran: 1. Azimuth, 2. Bacaan benang tengah, atas dan bawah, 3. Sudut miring, dan 4. Tinggi alat.

12.1.21 Tata cara hitungan dan penggambaran poligon kompas:

a. Hitung koreksi Boussole di K3 = AzG. K31 - AzM K31 b. Hitung koreksi Boussole di K4 = AzG. K42 - AzM K42 c. Koreksi Boussole C = Rerata koreksi boussole di K3 dan K4 d. Hitung jarak dan azimuth geografis setiap sisi poligon. e. Hitung koordinat H1, ... H5 dengan cara BOWDITH atau TRANSIT. f. Plot poligon berdasarkan koordinat definitif.

12.2.1 Peralatan yang dibutuhkan :

1. Pesawat Theodolite Alat pengukur Theodolitee dapat mengukur sudut-sudut yang mendatar dan tegak. Alat pengukur sudut theodolitee dibagi dalam 3 bagian yaitu : a. Bagian bawah, terdiri atas tiga sekrup penyetel SK yang Di unduh dari : Bukupaket.com 352 12 Pengukuran Titik-Titik Detail Metode Tachymetri menyangga suatu tabung dan pelat yang berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat skala lms yang dinamakan limbus. b. Bagian tengah, terdiri atas suatu sumbu yang dimasukkan kedalam tabung bagian bawah. Sumbu ini sumbu tegak atau sumbu kesatu S1. Diatas sumbu S1 diletakkan lagi suatu pelat yang berbentuk lingkaran dan mempunyai jari-jari kurang dari jari-jari pelat bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran di buat pembaca nomor yang berbentuk alat pembaca nonius. Diatas nonius ini ditempatkan dua kaki yang penyangga sumbu mendatar. Suatu nivo diletakkan di atas pelat nonius untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus. c. Bagian atas, terdiri dari sumbu mendatar atau sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyangga sumbu kedua S2. Pada sumbu kedua ditempatkan suatu teropong tp yang mempunyai difragma dan dengan demikian mempunyi garis bidik gb. Pada sumbu kedua diletakkan pelat yang berbentuk lingkaran dilengkapi dengan skala lingkaran tegak ini ditempatkkan dua nonius pada kaki penyangga sumbu kedua. Jika dilihat dari cara pengukuran dan konstruksinya, bentuk alat ukur Theodolitee di bagi dalam dua jenis, yaitu a. Theodolitee reiterasi, yaitu jenis theodolitee yang pelat lingkaran skala mendatar dijadikan satu dengan tabung yang letaknya diatas tiga sekerup. Pelat nonius dan pelat skala mendatar dapat diletakkan menjadi satu dengan sekerup kl, sedangkan pergeseran kecil dari nonius terhadap skala lingkaran, dapat digunakan sekerup fl. Dua sekerup kl dan fl merupakan satu pasang ; sekerup fl dapat menggerakkan pelat nonius bila sekerup kl telah dikeraskan. b. Theodolitee repetisi, yaitu jenis theodolitee yang pelatnya dengan skala lingkaran mendatar ditempatkan sedemikian rupa sehingga pelat dapat berputar sendiri dengan tabung pada sekerup penyetel sebagai sumbu putar. Perbedaan jenis repetisi dengan reiterasi adalah jenis repetisi memiliki sekerup k2 dan f2 yang berguna pada penukuran sudut mendatar dengan cara repetisi. 3 Selain menggunakan Theodolite, pengukuran titik-titik detail metode tachymetri dapat menggunakan Topcond Di unduh dari : Bukupaket.com 353 12 Pengukuran Titik-Titik Detail Metode Tachymetri Gambar 325. Theodolite Topcon 2. Statif Statif merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat seperti Sipat datar. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan bisa dirubah ukuran ketinggiannya. Statip saat didirikan harus rata karena jika tidak rata dapat mengakibatkan kesalahan saat pengukuran Gambar 326. Statif 3. Unting-unting Unting-unting terbuat dari besi atau kuningan yang berbentuk kerucut dengan ujung bawah lancip dan di ujung atas digantungkan pada seutas tali. Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur di permukaan tanah atau sebaliknya. Gambar 327. Unting-unting 4. Patok Patok dalam ukur tanah berfungsi untuk memberi tanda batas jalon, dimana titik setelah diukur dan akan diperlukan lagi pada waktu lain. Patok biasanya ditanam didalam tanah dan yang menonjol antara 5 cm-10 cm, dengan maksud agar tidak lepas dan tidak mudah dicabut. Patok terbuat dari dua macam bahan yaitu kayu dan besi atau beton. Patok kayu Patok kayu yang terbuat dari kayu, berpenampang bujur sangkar dengan ukuran 50 mm x 50 mm, dan bagian atasnya diberi cat. Patok beton atau besi Patok yang terbuat dari beton atau besi biasanya merupakan patok tetap yang akan masih pada waktu lain. Di unduh dari : Bukupaket.com 354 12 Pengukuran Titik-Titik Detail Metode Tachymetri Gambar 328. Jalon di atas patok 5. Pita ukur meteran Rambu ukur dapat terbuat dari kayu, campuran alumunium yang diberi skala pembacaan. Ukuran lebarnya 4 cm, panjang antara 3m-5m pembacaan dilengkapi dengan angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan milimeter. 6. Rambu Ukur Rambu ukur dapat terbuat dari kayu, campuran alumunium yang diberi skala pembacaan. Ukuran lebarnya 4 cm, panjang antara 3m-5m pembacaan dilengkapi dengan angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan milimeter. Gambar 330. Rambu ukur 7. Payung Payung ini berfungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan untuk alat ukur itu sendiri. Karena bila alat ukur sering kepanasan atau kehujanan, lambat laun alat tersebut pasti mudah rusak seperti; jamuran, dll. Gambar 331. Payung

12.2.2 Bahan yang Digunakan :