Jadwal Pengambilan Data Proses Penelitian

28

C. Kategorisasi Tema

Berdasarkan dari analisis yang sudah dilakukan, didapat tema-tema yang muncul seperti dijelaskan dibawah ini :

1. Pengalaman Masa Lalu dan Lama Tidak Menjalin Hubungan

dengan Wanita Menjadi Latar Belakang Subjek Melajang Berdasar dari hasil wawancara diketahui bahwa latar belakang melajang adalah pengalaman masa lalu subjek 1 yang ditolak oleh orang tua pacarnya. Selain itu, umur yang sudah tua juga menjadi penyebab subjek 1 tetap melajang. Berikut kutipan jawaban subjek 1: ‘tadinya ada...soalnya kaya om’e pernah...pacaran gitu ya...iya,pernah sampai hubungan serius tapi akhire putus..jadi,karena itu mungkin terus jadi jauh sama perempuan..kaya gitu..’92-97 ‘waktu umur..sudah umur 35 kira-kira ya,itu...om’e memutuskan...ah.udahlah gag kawin aja..soalnya sudah banyak umur ya..jadi,kasian sama anak-anak nantinya kalo punya anak gitu..jadi,udah,ah,gag usah kawin aja..’83-89 Pada subjek 2 tidak diketahui secara pasti kapan subjek memutuskan melajang. Dibawah ini kutipan jawaban subjek 2: ‘gag tau,,,subjek tidak ingat kapan karena subjek sudah lama tidak dekat perempuan lagi...terakhir dekat dengan perempuan pada waktu subjek berumur 33 tahun dan setelah itu tidak pernah lagi...subjek tidak pernah memutuskan untuk melajang dan hanya menjalani...’151-158

2. Faktor Ekonomi dan Sifat Wanita yang Tidak Baik adalah Faktor

yang Mempengaruhi Subjek Melajang Faktor yang mempengaruhi subjek 1 melajang adalah ekonomi. Dibawah ini kutipan jawab subjek : 29 ‘ya putusnya karena faktor ekonomi jugalah...jadi,pihak perempuan kan mengetahui keadaane om’e itu jadi gag boleh sama orang tuane sana...’99-102 Penilaian pribadi subjek 2 terhadap perempuan yang dekat dengan subjek yang membuat subjek melajang. Berikut ini kutipan jawaban subjek : ‘subjek merasa perempuan yang dekat dengan subjek memiliki sifat yang sama jadi subjek lebih baik sendiri saja...’173-176 3. Melajang adalah Kebebasan dan Tidak Menafkahi Istri dan Anak namun Penyesalan di Hari Tua Melajang adalah kebebasan, tidak terikat pada apapun dan tidak adanya larangan. Berikut ini kutipan jawaban subjek 1 tentang melajang : ‘ya..bayangane gimana ya..ya karena alasan itu,lama-lama jadi kelihatan seperti itu..bebas gitu ya..bebas gag ada ikatan apa-apa,gag terikat apa-apa...om’e mau kemana saja gag ada yang ngelarang..jadi..lama-lama jadi kaya seneng gitu...seneng melajang gitu ya..tapi setelah di hari-hari tua seperti ini..ya..ada rasa penyesalan ada ya tetap...kesepian gag ada anak,gag ada apa gitu..kadang-kadang ya hiburane om’e ya cuma sama cucu-cucu keponakan itu aja udah..’220-232 Meskipun demikian, pada hari tuanya seperti saat ini muncul penyesalan karena tidak ada orang yang dimintai bantuan ketika sakit dan ada rasa sepi. Dibawah ini utipan jawaban subjek : ‘ya...rasa penyesalan itu ada karena...terutama dalam keadaan sakit...aduh,gag ada anak,gag ada istri...kelihatane sepi sekali gitu..kalo dimintai tolong...mau minta tolong sapa-sapa kan gag bisa...kalo ada anak,ada istri kan bisa...ini sama sekali..’264-271 30 Subjek 2 mengatakan bahwa melajang adalah kebebasan dan tidak ada kekangan serta tidak menafkahi istri maupun anak. Berikut kutipan jawaban subjek : ‘bebas melakukan segala hal, gag ada yang mengekang, mau dolan kemana, sama siapa atau berkumpul dengan teman, gag memberi makan istri atau anak...’207-211

4. Hubungan Sosial Tidak Terhambat oleh Status Lajang

Subjek 1 tidak kesulitan dalam berelasi dengan teman- temannya. Dari pihak keluarga sudah mencoba menyarankan subjek untuk menikah. Tetapi, subjek mempunyai pemikiran sendiri dan tidak terpengaruh hal tersebut. Berikut ini kutipan jawaban subjek : ‘teman banyak sekali...om’e baik sama semua teman..kaya waktu itu..om kerja nyupir panggilan kan banyak langganan- langganan jadi sama anak-anaknya ya juga baik semua..’326-329 Pada subjek 2, subjek merasa tidak malu dengan status subjek yang lajang, dan teman-teman subjek menerima kondisi subjek. Subjek merasa nyaman dengan pekerjaannya sekarang yang menuntut subjek jarang di rumah sehingga subjek merasa tidak terkekang. Dibawah ini kutipan jawaban subjek : ‘subjek tidak pernah takut atau malu dengan statusnya karena subjek tidak peduli dengan tanggapan orang lain dan yang menjalani adalah subjek sendiri...’234-238

5. Status Lajang Subjek Tidak Mempengaruhi Pertemanan

Kondisi subjek 1 dengan status lajang tidak mempengaruhi hubungan subjek dengan teman sebayanya. Berikut ini kutipan jawaban subjek : 31 ‘ya cuma gimana ya..jadi...pengaruh sama teman jane ya gag ada...sama saudara sekarang juga udah gag ada...sudah saya kasih penjelasan...akhire saudara ya ngerti kan..’405-410 Status lajang pada subjek 2 juga tidak mempengaruhi hubungan subjek dengan temannya. Teman subjek juga sering mengenalkan subjek pada teman perempuan, tetapi subjek tetap tidak berpikir untuk mengakhiri status lajang. Dibawah ini kutipan jawaban subjek : ‘teman-teman menerima...teman-teman subjek sering mengenalkan teman perempuannya pada subjek...tetapi subjek hanya berhubungan sebatas teman karena subjek tidak berminat untuk menjalin hubungan lagi...meskipun kebanyakan teman subjek sudah menikah, mereka menerima status subjek yang lajang...’247-257 6. Subjek Menerima Status Lajangnya dan Optimis dalam Hidup namun Terkadang Berpikir Mengapa Tidak Menikah dan Masih Ada Keinginan yang Belum Terpenuhi Subjek 1 merasa tidak menyesal pada keputusannya melajang walaupun terkadang timbul pemikiran mengapa dulu tidak menikah agar ada yang merawat ketika sakit. Hal yang membuat subjek terhibur adalah hobi dan teman. Kondisi subjek yang sakit-sakitan dan merasa tidak mampu melakukan apa-apa sehingga membuat subjek kehilangan semangat hidup. Subjek tidak mau merepotkan orang lain sehingga subjek berpikir lebih baik jika langsung dipanggil Tuhan. Meskipun demikian, subjek tetap optimis dalam menjalankan aktivitasnya. Berikut ini kutipan jawaban subjek : ‘dibilang puas gag tapi om’e juga gag menyesal...itu sudah jadi keputusane om’e ya....jadi gag menyesal,puas sih gag..cuma ya gag menyesal...’505-510