Definisi Konflik Konflik Peran Ganda

11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konflik Peran Ganda

1. Definisi Konflik

Rubin et al dalam Tjosuold, 2006 mendefinisikan konflik sebagai suatu perbedaan rasa, ketertarikan atau kepercayaan bahwa aspirasi seseorang belum dapat tercapai. Lewicki et al dalam Tsjosuold, 2006 juga mendefinisikan konflik sebagai interaksi dari orang-orang yang saling tergantung satu sama lain yang merasakan tujuan yang bertentangan dan saling mengganggu dalam mencapai tujuan. Konflik juga didefinisikan sebagai proses dinamis yang muncul di antara orang-orang yang tergantung satu sama lain dan mengalami reaksi emosi negatif saat mengalami perbedaan pendapat dan gangguan dalam mencapai tujuan Barki Hartwick dalam Tsjosuold, 2006. Jehn dan Bendersky dalam Tsjosuold, 2006 mendefinisikan konflik sebagai perasaan saat memiliki pandangan yang berbeda dan tidak sesuai di antara orang-orang yang terlibat.Konflik juga diartikan sebagai ketegangan yang dialami individu atau kelompok karena terdapat perbedaan antara dirinya dengan individu atau kelompok yang lain De Dreu et al dalam Tsosuold, 2006. Berdasarkan definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa konflik adalah ketegangan yang dialami individu atau kelompok berupa reaksi emosi negatif yang muncul saat mengalami perbedaan pendapat dan gangguan dalam mencapai tujuannya. 2. Definisi Konflik Peran Ganda Baltes dan Heydens-Gahir 2003 mendefinisikan konflik peran ganda sebagai bentuk konflik peran pada saat tuntutan dari pekerjaan mengganggu kehidupan rumah tangga maupun tuntutan dari kehidupan berkeluarga mengganggu pekerjaan Spector, 2008. Greenhaus dan Beutell 1985 juga mengatakan hal yang kurang lebih sama mengenai konflik peran ganda. Mereka mengatakan bahwa konflik peran ganda merupakan bentuk konflik peran dimana tuntutan dalam pekerjaan dan keluarga saling bertentangan Aluja Blanch, 2012. Pada saat konflik peran ganda diartikan secara tradisional, konflik ini disebut sebagai konflik yang muncul pada saat peran dalam pekerjaan bertentangan dengan peran dalam keluarga Carlson, Kacmar, Williams, 2000; Mesmer-Magnus Viswesvaran, 2005 dan mengabaikan konflik yang muncul pada saat peran dalam keluarga bertentangan dengan pekerjaan. Pada saat ini, konflik peran ganda telah diartikan sebagai konflik yang muncul saat peran dalam pekerjaan bertentangan dengan peran dalam keluarga maupun sebaliknya Byron, 2005; Carlson et al., 2000; Cinamon, 2006; Cinamon Rich, 2005; Greenhaus Beutrell, 1985 dalam Gaffey Rottinghaus, 2009. Frone, Russel dan Copper 1992 mendefinisikan konflik peran ganda sebagai konflik yang terjadi ketika seseorang harus memperhatikan pekerjaan di kantor dan juga keluarga secara utuh sehingga sulit membedakan antara pekerjaan mengganggu keluarga atau keluarga mengganggu pekerjaan dalam Rahmadita, 2013. Kahn et al 1964 juga mendefinisikan konflik peran ganda sebagai konflik yang muncul saat tekanan sebagai anggota organisasi bertentangan dengan tekanan sebagai anggota dalam keluarga dalam Boyar, Carson, Mosley Jr, Maertz Jr, Pearson, 2006. Berdasarkan definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa konflik peran ganda merupakan konflik antar peran yang terjadi pada saat tuntutan dalam pekerjaan dan keluarga muncul secara bersamaan dan saling bertentangan. 3. Aspek Konflik Peran Ganda Grennhaus dan Beutell dalam Gaffey Rottinghaus, 2009 membagi konflik peran ganda menjadi tiga, yaitu: a. Time-based conflict Konflik ini terjadi pada saat tuntutan pada salah satu peran membuat individu tidak memiliki waktu yang cukup untuk peran yang lain, misalnya seseorang harus terlambat menjemput anaknya karena bekerja lembur di kantor. b. Strains-based conflict Konflik ini terjadi pada saat kondisi emosi seseorang pada salah satu peran terbawa dalam peran lainnya, misalnya kondisi stres di keluarga mempengaruhi kondisi stres di pekerjaan sehingga berdampak pada kinerja c. Behavior-based conflict Konflik ini terjadi pada saat perilaku pada salah satu peran bertolak belakang dengan perilaku pada peran lain, misalnya seseorang memerlukan sikap yang keras di pekerjaan sedangkan jika di dalam keluarga harus menunjukkan sikap yang hangat. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa konflik peran ganda terdiri dari tiga aspek yaitu time-based, strains-based dan behavior-based conflict . 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konflik Peran Ganda Spector 2008 mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi konflik peran ganda, yaitu : a. Konflik dari sisi perusahaan Dalam sisi perusahaan, konflik peran ganda dapat muncul karena individu diharuskan bekerja dalam waktu yang lama dalam perusahaan Day Chamberlain, 2006; Van Daalen, Willemsen Sanders, 2006 dalam Spector, 2008 dan jadwal yang kurang fleksibel juga dapat menimbulkan konflik peran ganda Major, Klein Ehrhart, 2003 dalam Spector, 2008. b. Konflik dari sisi karyawan Dalam sisi karyawan, kepribadian dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi konflik peran ganda, misalnya individu yang cenderung memiliki tendensi emosi negatif lebih rentan dengan konflik peran ganda. Menurut Ahmad 2008 terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi konflik peran ganda, yaitu : a. Faktor pekerjaan Dalam pekerjaan, jenis pekerjaan dapat mempengaruhi konflik peran ganda, misalnya seorang manajer atau karyawan yang memiliki kesempatan untuk medapatkan promosi lebih rentan terhadap konflik peran ganda daripada karyawan biasa.Tingkat pendidikan juga termasuk dalam faktor pekerjaan yang mempengaruhi konflik peran ganda.Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi lebih rentan terhadap konflik peran ganda. Seorang karyawan yang bekerja dalam waktu yang cukup lama di luar rumah juga lebih rentan terhadap konflik peran ganda karena dia akan lebih susah menyeimbangkan kegiatan di pekerjaan dan di rumah. b. Faktor keluarga Faktor keluarga yang mempengaruhi konflik peran ganda adalah anak- anak. Seseorang yang memiliki anak terutama balita akan lebih rentan terhadap konflik peran ganda. Selain itu, seseorang yang memiliki tanggungjawab untuk mengurus orang tua juga lebih rentan terhadap konflik peran ganda.Lingkungan keluarga juga sangat mempengaruhi konflik peran ganda. Jika seseorang sedang mengalami masalah dalam keluarga, dia akan terus memikirkan hal tersebut walaupun sedang bekerja. c. Faktor individual Faktor individual termasuk jenis kelamin. Seseorang yang menyakini bahwa bekerja di luar rumah adalah tugas pria akan lebih susah untuk menerima jika istrinya bekerja. Selain itu, kepribadian juga merupakan salah satu faktor yang terkait dengan konflik peran ganda. Hal ini dikarenakan pengalaman seorang individu, persepsi individu terhadap peran dalam pekerjaan dan keluarga dan cara individu menghadapi masalah dapat mempengaruhi konflik peran ganda. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa konflik peran ganda dipengaruhi oleh konflik dari sisi perusahaan dan karyawan serta faktor pekerjaan, keluarga dan individual. 5. Dampak Konflik Peran Ganda Zhang, Griffeth dan Fried 2011 membagi dampak konflik peran ganda menjadi 2, yaitu : a. Dampak yang berkaitan dengan kesehatan psikologis Konflik Peran Ganda dikatakan berdampak pada kesehatan psikologis.Para peneliti menemukan bahwa konflik peran ganda berdampak buruk pada kepuasan hidup dan dapat menyebabkan burnout. Penelitian yang dilakukan oleh Lu et al 2006 di Taiwan dalam Zhang, Griffeth dan Fried, 2011 juga menemukan bahwa konflik peran ganda berdampak buruk pada kebahagian karyawan. b. Dampak yang berkaitan dengan pekerjaan Hasil meta analisis membuktikan bahwa konflik peran ganda mengakibatkan komitmen menurun Allenet al., 2000 dalam Zhang, Griffeth dan Fried, 2011 dan meningkatkan keluarnya karyawan dari perusahaan Kelloway et al., 1999; Kossek and Ozeki, 1999; Mesmer- Magnus and Viswesvaran, 2005 dalam Zhang, Griffeth dan Fried, 2011. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa konflik peran ganda dapat berdampak pada kesehatan maupun pekerjaan karyawan. 6. Dimensi Konflik Peran Ganda Para peneliti Grandey et al., 2005; Judge et al., 2006; Kinnunenet al., 2010; Kossek and Ozeki, 1998; Netemeyer et al., 1996 dalam Rathi Barath, 2013 mengemukakan bahwa konflik peran ganda terdiri dari dua dimensi yaitu : a. Konflik Pekerjaan-Keluarga work to family conflict Konflik pekerjaan-keluarga merupakan bentuk konflik antar peran pada saat permintaan-permintaan umum, waktu yang dihabiskan dan ketegangan dalam pekerjaan mengganggu pemenuhan kewajiban dalam keluarga b. Konflik Keluarga-Pekerjaan family to work conflict Konflik keluarga-pekerjaan merupakan bentuk konflik antar peran pada saat permintaan-permintaan umum, waktu yang dihabiskan dan ketegangan dalam keluarga mengganggu pemenuhan kewajiban dalam pekerjaan Rathi Barath, 2013. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa konflik peran ganda terdiri dari dua dimensi yaitu konflik pekerjaan-keluarga work to family conflict dan konflik keluarga-pekerjaan family to work conflict. 7. Pengukuran Konflik Peran Ganda Pengukuran konflik peran ganda dapat dilakukan menggunakan 3 aspek dalam konflik peran ganda yaitu time-based, strains-based dan behavioral- based conflict Nikandrou, Panayotopoulou, Apospori, 2008.Pengukuran konflik peran ganda juga dapat dilakukan dengan menggabungkan dua dimensi konflik peran ganda yaitu konflik pekerjaan-keluarga dan konflik keluarga-pekerjaan dengan 3 aspek dalam konflik peran ganda yaitu time- based, strains-based dan behavioral-based conflict.Skala pengukuran konflik peran ganda yang menggabungkan 2 dimensi dan 3 aspek konflik peran ganda adalah skala dari Carlson et al 2000.Skala tersebut berupa kuesioner yang terdiri dari 18 soal, 9 soal untuk tiap dimensi dan 3 pertanyaan untuk tiap aspek.Contoh soal untuk mengukur konflik pekerjaan- keluarga adalah “pekerjaan menahan saya dari aktivitas keluarga lebih daripada yang saya inginkan”, sedangkan contoh soal untuk mengukur konflik keluarga- pekerjaan adalah “waktu yang saya habiskan untuk tanggung jawab dalam keluarga sering mengganggu tanggung jawab dalam pekerjaan” Hassan, Dollard dan Winefield, 2010. Pengukuran lain dalam konflik peran ganda juga menggabungkan konflik pekerjaan-keluarga dan konflik keluarga-pekerjaan dengan time-based, strains-based dan behavioral-based conflict. Meskipun demikian, pengukuran tersebut hanya berfokus pada time-based dan strains-based conflict karena behavioral-based conflict belum memiliki prediksi yang valid dibandingkan dua aspek yang lain. Pengukuran tersebut menggunakan skala dari Frone dan Yardley 1996.Skala tersebut memiliki 12 soal yang mengukur konflik pekerjaan-keluarga 6 soal dan konflik keluarga- pekerjaan 6 soal. Contoh soal untuk konflik pekerjaan-keluarga adalah “pekerjaan atau karir menahan saya untuk menghabiskan waktu yang saya in ginkan bersama keluarga”, sedangkan contoh soal untuk konflik keluarga- pekerjaan adalah “kehidupan keluarga mengganggu tanggung jawab saya dalam pekerjaan, seperti sampai di kantor tepat waktu, menyelesaikan pekerjaan harian atau lembur” Zhang, Griffeth dan Fried, 2011. Konflik peran ganda muncul dengan berbagai bentuk karena konflik dapat bermula dari berbagai situasi.Meskipun demikian, kebanyakan penelitian berfokus pada time-based dan strains-based conflict.pengukuran yang lain dari konflik peran ganda berfokus pada 4 dimensi konflik peran ganda yaitu konflik pekerjaan-keluarga time-based, konflik keluarga- pekerjaan time-based, konflik pekerjaan-keluarga strains-based dan konflik keluarga-pekerjaan strains-based. Pengukuran tersebut menggunakan skala 12 soal dengan tipe Likert yang terdiri dari 3 soal tiap dimensi dengan penilaian semakin tinggi nilai subjek maka konflik peran ganda semakin tinggi.Contoh soal untuk konflik pekerjaan-keluarga time-based adalah “waktu yang harus saya sediakan untuk pekerjaan menahan saya untuk berpartisipasi dalam tanggung jawab dan aktivitas keluarga”.Contoh soal untuk konflik keluarga-pekerjaan time-based adalah “kehidupan pribadi saya menyita waktu yang ingin saya habiskan untuk bekerja”.Contoh soal untuk konflik pekerjaan-keluarga strains-based adalah “kondisi stres yang saya alami dalam pekerjaan seringkali membuat saya mudah marah di rumah”.Contoh soal untuk konflik keluarga-pekerjaan strains-based adalah “saya sering memikirkan masalah yang terjadi di rumah saat sedang bekerja” Rotondo, Carlson, Kincaid, 2002. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pengukuran konflik peran ganda dapat dilakukan dengan menggabungkan dua dimensi konflik peran ganda yaitu konflik pekerjaan-keluarga dan konflik keluarga-pekerjaan dengan 3 aspek konflik peran ganda yaitu time- based, strains-based dan behavioral-based conflict. Penulis akan berfokus pada time-based dan strains-based conflict yang digabungkan dengan konflik pekerjaan-keluarga dan keluarga-pekerjaan pada penelitian ini. Penulis tidak menggunakan behavioral-based conflict karena berdasarkan penjelasan mengenai pengukuran konflik peran ganda, behavioral-based conflict belum memiliki prediksi valid yang cukup dibandingkan dua jenis konflik peran ganda yang lain Zhang, Griffeth dan Fried, 2011.

B. Kepribadian Tipe A dan B