Deskripsi Obyek Penelitian 1. Sejarah singkat Industri Tekstil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah singkat Industri Tekstil Secara pasti sejak kapan awal keberadaan industri TPT di indonesia tidak dapat dipastikan, namun kemampuan masyarakat Indonesia dalam hal menenun dan merajut pakaiannya sendiri sudah dimulai sejak adanya kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia dalam bentuk kerajinan, yaitu tenun- menenun dan membatik yang hanya berkembang disekitar lingkungan istana dan juga ditujukan hanya untuk kepentingan seni dan budaya serta dikonsumsidigunakan sendiri. Industri tekstil merupakan salah satu industri prioritas nasional yang masih prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 230 juta penduduk, Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial. Tahun lalu kue pasar tekstil di dalam negeri diperkirakan mencapai Rp 80 triliun. Industri tekstil merupakan industri padat karya, yang sedikitnya telah menyerap 1,8 juta pekerja. Dari sisi tenaga kerja, pengembangan atau penambahan kapasitas industri dapat dengan mudah terakomodasi oleh melimpahnya tenaga kerja dengan tingkat upah yang lebih kompetitif, khususnya dibandingkan dengan kondisi di negara industri maju. Industri tekstil adalah industri yang berorientasi ekspor. Di pasar global, produk tekstil Indonesia masih cukup diperhitungkan. Tahun 2006, Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara pengekspor Tekstil dan Produk Tekstil TPT terbesar dunia. Indonesia menempati posisi keempat dalam impor TPT di Amerika dengan nilai US 3,9 miliar. Tahun 2007 kinerja ekspor diperkirakan mencapai US 9,9 miliar, meningkatan sekitar 9 dibanding tahun sebelumnya yang US 9,2 milyar. Bagaimanapun, industri TPT masih menjadi penyumbang devisa non-migas terbesar. Di pasar global produk tekstil Indonesia menghadapi pesaing potensial seperti Vietnam, Cina, dan India. www.mediadata.co.id . Namun demikian, industri tekstil masik menghadapi hambatan dan kendala antara lain dengan maraknya produk impor, terutama dari China, baik yang masuk secara legal maupun illegal. Maraknya produk impor yang relatif miring telah mendistorsi pasar TPT di dalam negeri. Apalagi daya serap pasar dalam negeri masih lemah dengan belum pulihnya daya beli masyarakat. Sementara itu biaya produksi meningkat signifikan. Lonjakan harga minyak mentah dunia secara langsung mendongkrak kenaikan harga bahan baku, khususnya serat sintetis. Kenaikan harga minyak juga mendorong kenaikan biaya energi listrik dan BBM. Kondisi permesinan umumnya sudah tergolong tua 80 di atas 20 tahun sehingga efisiensinya rendah. Dengan adanya hambatan dan kendala baik itu dari internal ataupun eksternal perusahaan, bukan berarti tidak ada peluang di pasar. Dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahan dan peluang di pasar, perusahaan akan bisa menutup segala hambatan dan kendala tersebut. Adapun kekuatan yang dimiliki perusahaan yaitu sikap manajemen yang selalu mencari jalan keluar dari hambatan dan kendala yang dihadapi perusahaan merupakan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Peluang yang ada, harus dimanfaatkan perusahaan sebaik mungkin, dimana peluang tersebut antara lain yaitu dengan memanfaatkan bantuan dari pemerintah dalam hal penyediaan dana untuk restrukturisasi mesin hendaknya diperoleh output yang benar-benar bersignfikan terhadap efisiensi produksi, adanya ACFTA bukan merupakan ancaman tetapi dengan keterbukaan perdagangan harus dianggap sebagai terbukanya peluang pasar ekspor yang luas sekaligus tersedianya bahan baku industri dari import yang murah, dengan menguatnya nilai mata uang Euro terhadap dolar AS juga membuat peluang peningkatan pasar ekspor TPT Indonesia semakin terbuka, karena hal ini mendorong pembeli asing buyers di kawasan Uni Eropa UE meningkatkan pembelian ke negara yang menggunakan transaksi dolar, seperti Indonesia, Vietnam, dan India. Selain itu, Vietnam yang pertumbuhan ekspor TPT terutama garmen sangat tinggi mencapai sekitar 30 tahun 2007 membutuhkan sejumlah bahan baku, seperti kain dan benang dari Indonesia yang memiliki basis industri TPT yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Pada triwulan I 2008 ekspor TPT Indonesia tumbuh 5,3 dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari US2,45 miliar menjadi US2,58 miliar. Jadi, peluang ekspor TPT nasional semakin terbuka lebar untuk pasar UE dan Jepang, menyusul perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia – Jepang IJEPA maupun ASEAN-Jepang.

4.1.2. Sejarah Singkat PT. Argo Pantes, Tbk

PT Argo Pantes Tbk Perusahaan didirikan berdasarkan akta No. 30 tanggal 12 Juli 1977 dari Darwani Sidi Bakaroedin, S.H., pada waktu itu notaris di Jakarta. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dirubah dengan akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 126 tanggal 16 April 2007 dari Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan pasal 4 ayat 2 dan ayat 3. Akta perubahan ini telah diterima dan dicatat oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Kantor Wilayah DKI Jakarta tanggal 4 Mei 2007 No. W7-HT.01.04-6315. Perusahaan berdomisili di Jakarta, pabriknya berlokasi di Tangerang, Banten dan Bekasi, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Argo Manunggal, Lantai 2, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 22, Jakarta. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi bidang manufaktur produk tekstil. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1977. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan didalam dan diluar negeri termasuk ke Eropa, Amerika Serikat dan Asia.

4.1.3. Sejarah Singkat PT. Century Textille Industri, Tbk

Perseroan yang didirikan dengan nama PT. Century Textille Industry disingkat PT. Centex dalam rangka Penanaman Modal Asing “PMA” berdasarkan Undang-Undang No.1 tahun 1967 jo. Undang-Undang No. 11 1970 dengan akte notaris Dian Paramita Tamzil pengganti notaris Djojo Muljadi SH tanggal 22 Mei 1970 No.52, yang di ubah dengan notaris Djojo Muljadi SH tanggal 25 Januari 1971 No. 90. Akte-akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5.1919 tanggal 10 Februari 1971, didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 508 dan 509 tanggal 16 Februari 1971 dan diumumkan dalam Tambahan No. 150 pada Berita Negara No. 25 tanggal 26 Maret 1971. Anggaran dasar perseoran telah diubah beberapa kali. Mengenai perubahan nama PT. Century Textile Industry Tbk disingkat PT. CENTEX Tbk dilakukan dengan akte-akte notaris Singgih Susilo SH tanggal 20 September 1997 No. 65 dan 21 Oktober 1997 No. 100, serta akte notaries Irene Yulia Susilo SH pengganti notaris Singgih Susilo SH tanggal 8 Januari 1998 No. 22. Akte-akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. C2- 2028.HT.01.04.TH 98 tanggal 20 Maret 1998 dan diumumkan dengan tambahan No.2704 pada Berita Negara No.41 tanggal 22 Mei 1998. Perubahan terakhir dilakukan dengan akte notaris Haji Syarif Siangan Tanudjaja SH tanggal 4 Agustus 2008 No.2. Perubahan ini dibuat untuk mematuhi Undang-Undang No.40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akte ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan No. AHU-59078.AH.01.02 Tahun 2008 Tanggal 4 September 2008. Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasarnya, Perseroan beroperasi dalam industry tekstil terpadu. Kegiatan operasionalnya dimulai pada tahun 1972

4.1.4. Sejarah Singkat

PT. Eratex Djaja, Tbk PT. Eratex Djaja Tbk. Perusahaan didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan akta No. 7 tanggal 12 Oktober 1972 yang dibuat oleh Koerniatini Karim, Notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, dan perubahan terakhir dengan akta No. 79 tanggal 15 Juni 2004 yang dibuat oleh Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta mengenai perubahan nama Perusahaan dari PT Eratex Djaja Ltd. Tbk. Menjadi PT Eratex Djaja Tbk. dan peningkatan modal dasar menjadi sebesar Rp 196.472.000. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C- 21010 HT.01.04.TH.2004 tanggal 20 Agustus 2004. Perusahaan bergerak dalam bidang industri tekstil yang terpadu meliputi bidang-bidang pemintalan, penenunan, penyelesaian, pembuatan pakaian jadi serta menjual produknya di dalam maupun luar negeri. Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 1974. Pabrik berlokasi di Jalan Raya Soekarno-Hatta, Probolinggo, Jawa Timur. Kantor Perusahaan terdaftar di Jakarta dan kantor eksekutif di Surabaya. Mulai tahun 1990 Perusahaan membuka cabang di Hong Kong. Pada tanggal 21 Agustus 1990, Perusahaan telah mencatatkan sebagian sahamnya di bursa efek di Indonesia sesuai dengan surat persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. SI- 125SHMMK.101990 tanggal 14 Juli 1990. Sejak tahun 2000, seluruh saham telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

4.1.5. Sejarah Singkat PT. Panasia Filament Inti, Tbk

PT. Panasia Filament Inti Tbk didirikan dengan nama PT. Panasia Cotton Alam Mills sesuai dengan akta No.85 tanggal 31 Desember 1987 yang dibuat dihadapan Winarti Sukarjadi, Smm.Hk., sebagai notaries pengganti Nanny Sukarja, SH., notary di Bandung. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2-11088.HT.01.01.TH.88 tanggal 1 Desember 1988 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.50 tanggal 21 Juni 1991, tambahan No.1739. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 122 tanggal 27 Juni 2008 yang dibuat dihadapan R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung, mengenai perubahan pemegang saham dan penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Perusahaan berdomisili di Bandung dengan kantor beralamat di Jl. Garuda 15374, Bandung. Lokasi pabrik Perusahaan terletak di beberapa unit operasional yakni terletak di Jl. Moh. Toha Km. 6,8 Bandung dan di Jl. Cisirung No. 101 dan 95, Bandung. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha antara lain meliputi menjalankan usaha dalam industry tekstil, pertenunan dan perdagangan umum.

4.1.6. Sejarah Singkat PT. Panasia Indosyntec, Tbk

PT. Panasia Indosyntec Tbk. Perusahaan didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 13 tanggal 6 April 1973 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Bandung. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. Y.A.5174243 tanggal 11 Maret 1981 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.16 tanggal 24 Februari 1987, tambahan No.171. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 119 tanggal 27 Juni 2008 yang dibuat dihadapan R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung, mengenai perubahan pemegang saham dan susunan pengurus perusahaan serta penyesuaian anggaran dasar Perusahaan dengan Undang- Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Perusahaan berdomisili dan pabriknya berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat perusahaan beralamat di Jl. Garuda 15374, Bandung, Jawa Barat. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama usaha dalam bidang proses bahan baku serat, twisting, permintalan, pertenunan, industry tekstil pertambangan, energi dan perdagangan umum.

4.1.7. Sejarah Singkat PT. Roda Vivatex, Tbk

PT Roda Vivatex Tbk Perusahaan didirikan dalam Rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 jo Undang-undang Penanaman Modal No. 25 tahun 2007 berdasarkan Akta No. 69 tanggal 27 September 1980 dari Notaris R. Muhammad Hendarmawan, SH, Notaris di Jakarta. Akta Pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3894.HT.01.01.Th.83 tanggal 21 Mei 1983 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 30 tanggal 13 April 1984, Tambahan No. 401. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 45 tanggal 12 Juni 2008 dari Notaris Fathiah Helmi, SH, mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan sesuai dengan ketentuan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perusahaan yang melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Suratnya No. AHU- 85614.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 13 Nopember 2008. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan pabrik berlokasi di Jl. Pahlawan Km 1, Citeureup, Bogor. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Jl. Kaji No. 53 – 55, Jakarta Pusat. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha industri dan perdagangan.

4.1.8. Sejarah Singkat PT. Sunson Textile Manufacture, Tbk

PT Sunson Textile Manufacturer Tbk “Perusahaan”, bertempat kedudukan di Bandung, Jawa Barat, Indonesia didirikan dengan nama “PT Sandang Usaha Nasional Indonesia Tekstil Industri” dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri yang diatur dalam Undang-undang No. 6 tahun 1968, berdasarkan akta Notaris Widyanto Pranamihardja, SH No. 20 tanggal 18 November 1972. Perubahan dengan akta Notaris yang sama No. 47 tanggal 28 Mei 1976. Akta pendirian Perusahaan dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. Y.A.537510 tanggal 16 Agustus 1976 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 74 tanggal 17 September 1977, Tambahan No. 549. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir mengenai perubahan Pasal 11 ayat 2 dan ayat 8 berdasarkan akta Notari Tatty Nurliana, SH, No. 9 tanggal 28 Juni 2005 Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-UM02.01.12840 tanggal 26 Juni 2006, perubahan selanjutnya setelah tanggal neraca disajikan pada Catatan 28. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan utama Perusahaan mencakup bidang industri tekstil terpadu termasuk memproduksi dan menjual benang, kain dan produk tekstil lainnya. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1973. Kantor pusat Perusahaan terletak di Jl. Ranggamalela No. 27, Bandung dan lokasi utama bisnis Perusahaan terletak di Jl. Raya Rancaekek Km 25,5 Kabupaten Sumedang, Bandung.

4.1.9. Sejarah Singkat PT. Teijin Indonesia Fiber Corporation, Tbk

PT. Teijin Indonesia Fiber Corporation didirikan di Republik Indonesia dalam rangka undang-undang penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan akta No. 60 tanggal 25 Oktober 1973 dari notaris Eliza Pondaag, S.H., yang diubah dengan akta No. 37 tanggal 18 April 1974 dari notaris yang sama. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. Y.A.514314 tanggal 29 April 1974 dam diumumkan dalam lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 54, tambahan No. 295 tanggal 5 Juni 1974. Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 16 tanggal 12 Juli 2007 dari Notaris Budiono Widjaja S.H., mengenai peningkatan modal dasar perusahaan. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran dasar perusahaan, kegiatan perusahaan yang utama adalah memproduksi polyester chips, staple fiber dan filament yarn serta melakukan eksporimpor bermacam-macam serat dan barang lainnya. Kantor perusahaan dan pabriknya berlokasi di Jl. M.H. Thamrin, kelurahan Panunggangan, kecamatan Cipondoh, Tangerang, Provinsi Banten. 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Variabel