Analisis dan Uji Hipotesis Sebelum Perbaikan Data 1. Persamaan Regresi

terjadi autokorelasi positif. Cara memperbaiki autokorelasi yaitu dengan mendeteksi autokorelasi Singgih, 2001:219. Deteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan cara yaitu : 1. Angka D-W dibawah -2 ada autokorelasi positif 2. Angka D-W diatas +2 ada autokorelasi negatif 3. Angka D-W berada -2 sampai +2 tidak ada autokorelasi. Jika menggunakan cara Singgih 2001:219, maka nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 yaitu sebesar 0,614, berarti tidak terjadi autokorelasi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terjadi autokorelasi dapat dipenuhi. 4.5. Analisis dan Uji Hipotesis Sebelum Perbaikan Data 4.5.1. Persamaan Regresi Berdasarkan hasil penelitian ini persamaan regresi yang diperoleh ditunjukkan pada tabel 4.10. Tabel 4.10. Koefisien Regresi Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Sig Konstanta 1098,451 241,550 ,000 Return On Assets X1 23,789 18,469 ,208 Debt to Equity Ratio X2 7,375 3,581 ,049 Resiko Sistematik X3 -120,999 101,310 ,242 Sumber : Lampiran 7 Persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Y = 1.098,451 + 23,789 X 1 + 7,375 X 2 – 120,999 X 3 Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut: β = Konstanta = 1.098,451 Nilai konstanta β sebesar 1.098,451 menunjukkan bahwa, apabila variabel return on assets X 1 , debt to equity ratio X 2 , dan resiko sistematik X 3 konstan maka harga saham Y pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 1.098,451. β 1 = Koefisien regresi untuk X 1 = 23,789 Artinya bahwa setiap penambahan debt to equity ratio sebesar satu satuan dan jika variabel lainnya konstan, maka akan meningkatkan harga saham sebesar 23,789. Namun perlu diperhatikan bahwa secara statistik Return on Assets tidak signifikan, yang berarti sebetulnya return on asset tidak berpengaruh pada harga saham perusahaan tesktil yang go public di Bursa Efek Indonesia β 2 = Koefisien regresi untuk X 2 = 7,375 Artinya bahwa setiap penambahan debt to equity ratio sebesar satu satuan dan jika variabel lainnya konstan, maka akan meningkatkan harga saham sebesar 7,375. β 3 = Koefisien regresi untuk X 3 = -120,999 Artinya bahwa setiap penambahan resiko sistematik sebesar satu satuan dan jika variabel lainnya konstan, maka akan menurunkan harga saham sebesar -120,999. Namun perlu diperhatikan bahwa secara statistik resiko sistematik tidak signifikan, yang berarti sebetulnya resiko sistematik tidak berpengaruh pada harga saham perusahaan tesktil yang go public di Bursa Efek Indonesia

4.5.2. Koefisien Determinasi R Square

Koefisien determinasi atau R Square menunjukkan prosentase seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat. Selanjutnya akan dijelaskan nilai R Square yang diperoleh dengan mengabaikan pelanggaran asumsi klasik dan normalitas. Tabel 4.11 adalah nilai R Square yang diperoleh dari hasil analisis. Tabel 4.11. Koefisien Determinasi Model Summary b .437 a .191 .104 1138.87442 .614 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, Resiko Sistemik X3, ROA X1, DER X2 a. Dependent Variable: Harga Saham Y b. Sumber : Lampiran 8A Dari tabel 4.11. dapat diketahui nilai R Square sebesar 0,191 yang berarti bahwa besarnya harga saham pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia mampu dijelaskan oleh variabel return on assets, debt to equity ratio, dan resiko sistematik sebesar 19,1, sedangkan sisanya sebesar 80,9 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model penelitian ini. 4.5.3. Hasil Pengujian Hipotesis 4.5.3.1. Hasil Uji f Uji f digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh variabel-variabel independen X terhadap variabel dependen Y. Jika nilai signifikansi Uji F kurang dari tingkat signifikansi 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, artinya model regresi yang digunakan cocok. Tabel 4.12 adalah hasil uji f antara variabel return on assets X 1 , debt to equity ratio X 2 , dan resiko sistematik X 3 terhadap harga saham Y. Tabel 4.12. Uji f ANOVA b 8559626 3 2853208.704 2.200 .110 a 36316978 28 1297034.937 44876604 31 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, Resiko Sistemik X3, ROA X1, DER X2 a. Dependent Variable: Harga Saham Y b. Sumber: Lampiran 8A Berdasarkan tabel uji F diperoleh hasil F hitung sebesar 2,200 dengan nilai signifikansi sebesar 0,110. Karena nilai signifikansi F hitung lebih dari 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Uji F dapat disimpulkan bahwa return on assets, debt to equity ratio dan resiko sistematik tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia.

4.5.3.2. Hasil Uji t

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh secara parsial variabel-variabel independen X terhadap variabel dependen Y. Jika nilai signifikansi Uji t kurang dari tingkat signifikansi 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh sinifikan variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Tabel 4.13. adalah tabel hasil Uji t antara variabel return on assets X 1 , debt to equity ratio X 2 , dan resiko sistematik X 3 terhadap harga saham Y. Tabel 4.13. Hasil Uji t Coefficients a 098.451 241.550 4.548 .000 23.789 18.469 .223 1.288 .208 .237 .961 1.04 7.375 3.581 .357 2.059 .049 .363 .960 1.04 120.999 101.310 -.203 -1.19 .242 -.220 .999 1.00 Constant ROA X1 DER X2 Resiko Sistemik Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Partial Correl ations Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Harga Saham Y a. Sumber: Lampiran 8B Berdasarkan tabel 4.13. dapat dijelaskan hasil Uji t atau uji signifikansi parameter individual sebagai berikut: 1. Uji t antara variabel Return On Assets X 1 terhadap harga saham Y menghasilkan t hitung sebesar 1,288 dengan nilai signifikansi sebesar 0,208. Karena nilai signifikansi Uji t lebih dari tingkat signifikan 0,05, maka H diterima dan H 1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. 2. Uji t antara variabel Debt to Equity Ratio X 2 terhadap harga saham Y menghasilkan t hitung sebesar 2,059 dengan nilai signifikansi sebesar 0,049. Karena nilai signifikansi Uji t kurang dari tingkat signifikan 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif antara debt to equity ratio terhadap harga saham. 3. Uji t antara variabel Resiko Sistematik X 3 terhadap harga saham Y menghasilkan t hitung sebesar -1.19 dengan nilai signifikansi sebesar 0,242. Karena nilai signifikansi Uji t lebih besar dari tingkat signifikan 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan negatif antara resiko sistematik terhadap harga saham. Nilai r parsial resiko sistematik sebesar -0,220 yang menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara resiko sistematik terhadap harga saham sebesar 22. Hasil pengujian hipotesis dengan Uji t telah menunjukkan bahwa dari ketiga variabel independen dalam penelitian hanya debt to equity ratio yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan return on assets dan resiko sistematik tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh dominan terhadap harga saham yaitu dengan melihat nilai korelasi parsial yang tertinggi. Berikut hasil nilai korelasi parsial setiap variabel yaitu sebagai berikut : Tabel 4.14 Nilai Korelasi Parsial Model Korelasi Parsial Return On Assets X 1 0,237 Debt to Equity Ratio X 2 0,363 Resiko Sistematik X 3 -0,220 Sumber : Lampiran 8B Berdasarkan tabel 4.14 di atas, nilai korelasi parsial tertinggi adalah korelasi parsial pada variabel Debt to Equity Ratio X 2 , hal ini menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio X 2 adalah variabel yang lebih dominan pengaruhnya terhadap harga saham, sehingga hipotesis ke-2 “Bahwa Return On Assets X 1 berpengaruh dominan terhadap harga saham Y pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia tidak teruji kebenarannya. 4.6. Uji Kualitas Data Sesudah Perbaikan Data 4.6.1. Uji