Mungkin struktur modal yang optimal pada industri seharusnya lebih banyak menggunakan komponen hutang. Dengan demikian
penggunaan hutang dalam proporsi yang cukup besar kalau dibandingkan dengan rata-rata industri dari perusahaan tersebut,
mungkin bisa dibenarkan. Meskipun demikian, akrena para investor cenderung membandingkan dengan industri, perusahaan pun perlu pula
menaruh perhatian dalam hal ini.
2. Studi Regresi
Beberapa perusahaan menggunakan studi regresi untuk mengetahui pengaruh struktur modal pada penilaian saham. Banyak pengujian
empiris dengan studi regresi, menggunakan rata-rata biaya modal atau perbandingan keuntungan dengan harga saham sebagai variabel
tergantungnya dan leverage mungkin pula ditambah beberapa variabel sebagai ”independet variabel”nya.
Pada umumnya hasil studi tersebut kurang konklusif, dalam artian koefisien regresinya tidak terlalu besar, ataupun, hasl pengujiannya
kurang signifikan. Kesulitan utama adalah terletak pada masalah bahwa penilaian perusahaan sebenarnya dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Dan faktor-faktor tersebut sulit dipegang konstan dalam suatu analisa.
2.2.8. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Menurut pecking order theory dalam Setiawan 2006, semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin rendah tingkat penggunaan
utang dalam struktur modalnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan mempunyai dana internal yang
besar. Sesuai dengan pecking order theory, perusahaan akan menggunakan dana internalnya terlebih dahulu sebelum mengambil pembiayaan
eksternal melalui utang. Dengan demikian, menurut pecking order theory, profitabilitas berpengaruh negative terhadap struktur modal. Setiawan,
2006:319 Hasil penelitian yang mendukung hipotesisi adalah hasil penelitian
yang dilakukan oleh Setiawan 2006:329 menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap struktur
modal. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas semakin rendah tingkat penggunaan utang dalam strtuktur modal perusahaan. Hal
ini disebabkan karena perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan mempunyai dana internal yang besar. Perusahaan akan menggunakan
dana internalnya terlebih dahulu sebelum mengambl pembiayaan eksternal melalui utang. Perusahaan akan lebih cenderung menggunakan dana
internalnya karena biayanya sangat murah dibanding sumber pembiayaan eksterbal dari utang.
2.2.9. Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal
Menurut pecking order theory dalam Setiawan 2006,
Shyam- Sunder and Myers 1999
, perusahaan yang mempunyai lkikuditas tinggi akan cenderung tingkat utang yang rendah dalam struktur modalnya,
karena perusahaan tersebut mempunyai sumber dana internal yang besar. Dalam Jurnal Setiawan, 2006:320
Hasil penelitian dari Setiawan 2006:329, menunjukkan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh negative signifikan terhadap struktur
modal. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas semakin tinggi penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan. Hal ini
disebabkan karena perusahaan dengan likuditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih memilih
menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui utang.
Perusahaan akan lebih cenderung menggunakan dana internalnya karena biayanya sangat murah dibanding sumbere pembiayaan eksternal
khususnya dari utang.
2.2.10. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal