karena perusahaan tersebut mempunyai sumber dana internal yang besar. Dalam Jurnal Setiawan, 2006:320
Hasil penelitian dari Setiawan 2006:329, menunjukkan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh negative signifikan terhadap struktur
modal. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas semakin tinggi penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan. Hal ini
disebabkan karena perusahaan dengan likuditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih memilih
menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui utang.
Perusahaan akan lebih cenderung menggunakan dana internalnya karena biayanya sangat murah dibanding sumbere pembiayaan eksternal
khususnya dari utang.
2.2.10. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Menurut Machfoedz 1994 dalam Suwito dan Herawati 2005 Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecil perusahaan menurut berbagai cara,antara lain:total aktiva,logsize nilai pasar saham,dan lain-lain.Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya
terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar large firm, perusahaan menengah medium firm,dan perusahaan kecilsmall firm.penentuan
ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan. Besarnya ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva,
Penjualan dan kapitalis pasar.Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan
itu.semakin besar aktiva maka semakin banyak perputaraan uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan
dikenal masyarakat Sudarmajji dan Sularto,2007:54. Menurut pecking order theory dalm Setiawan 2006,Shyam-
sunder and Myers 1999 mengungkapkan bahwa dalam perusahaan besar mempunyai tingkat kesenjangan informasi asmmetric information yang
lebih rendah dibanding perusahaan kecil. Implikasinya adalah perusahaan besar akan dapar memeperoleh biaya ekuitas yang lebih rendah dibanding
perusahaaan kecil,sehingga perusahaan besar akan cenderung lebih banyak menggunakan ekuitas dibanding perusahaan kecil.Hal ini menyebabkan
perusahaan besar akan cenderung menggunakan utang dalam jumlah kecil dibanding dengan perusahaan kecil.Setiawan,2006:320
2.2.11. Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal
Menurut pecking order theory,
Shyam-Sunder and Myers 1999,
perusahaan dengan resiko bisnis tinggi menyadari bahwa penggunaan utang yang penuh rsiko akan kurang menguntungkan dibanding dengan
ekuitas, sehingga perusahaan dipaksa untuk menggunakan ekuitas untuk memenuhi pendanaan perushaan guna menghindari financial distress.
Oleh karena itu, menurut pecking order theory resiko bisnis perusahaan berpengaruh negative terhadap struktur modal. Setiawan, 2006:320
Hasil penelitian Setiawan 2006:330, menunjukkan bahwa resiko bisnis tidak mempunyai pengaruh negative signifikan terhadap struktur
modal perusahaan. Menurut pecking order theory, perusahaan yang mempunyai resiko bisnis tinggi menyadari bahwa tingkat penggunaan
utang yang tinggi akan sangat tidak menguntungkan perusahaan, sehingga resiko bisnis seharusnya berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Namun demikian, hasil penelitian ini ternyata menunjukkan bahwa resiko binis tidak berpengaruh negative signiifikan terhadap struktur modal. Hal
ini berarti bahwa manajemen perusahaan mengabaikan tinggi rendahnya resiko bisnis dalam mengambil kebijakan struktur modal.
Pengaruh Growth Opportunity Terhadap Struktur Modal
Menurut pecking order theory,
Shyam-Sunder and Myers 1999
perusahaan yang mempunyai growth opportunity tinggi menghadapi kesenjangan informasi yng tinggi. Hal itu menyebabkan biaya modal
ekuitas saham lebih besar dibanding biaya modal utang, sehingga perusahaan dengan growth opportunity tinggi cenderung menggunakan
tingkat utang yang besar dalam struktur modalnya. Dengan demikian menurut pecking order theory, growth opportunity berpengaruh positif
terhadap struktur modal. Dalam Jurnal Setiawan, 2006:320 Berdasarkan hasil penelitian Setiawan 2006:331, menunjukkan
bahwa growth opportunity mempunyai pengaruh positif signifikan terhdap struktur modal. Hal ini berarti semakin tinggi growth opportunity semakin
tingi tingkat penggunaan utang dalm struktur modperusahaan.
Perusahaan yang mempunyai growth opportunity tinggi akan menghadapi kesenjangan informasi yang tinggi antara manajer dan
investor luar tentang kualitas proyek investasi perusahaan. Adanya kesenjangan informasi tersebut menyebabkan biaya modal ekuitas saham
lebih besar dibanding biaya modal utang karena dari sudut pandang investor, modal saham dipandang lebih beresiko dibanding utang.
Kesenjangan informasi tersbeut juga menyebabkan jika perusahaan melakukan emisi saham baru maka investor luar akan curiga bahwa harga
saham sudah overpriced, dan dibaca sebagai isyarat negative tentang prospek perusahaan di masa mendatang, sehingga akan menyebabkan
harga saham akan mengalami penurunan. Implikasinya adalah perusahaan akan cenderung menggunakan utang terlebih dahulu sebelum
menggunakan ekuitas saham baru. Dengan demikian, semakin tinggi growth opportunity semakin tinggi tingkat struktur modal.
2.3. Kerangka Konseptual