Lebar Pendekatan Efektif Pembimbing

14 Sumber: MKJI, 1997 Gambar 2.1 Konflik-konflik pada simpang bersinyal empat lengan. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997, sinyal lalu lintas dipergunakan untuk alasan berikut : 1. Untuk menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas, sehingga terjamin bahwa suatu kapasitas tertentu dapat dipertahankan, bahkan selama konsisi lalu lintas jam puncak. 2. Untuk memberi kesempatan kepada kendaraan atau pejalan kaki dari jalan simpang kecil untuk memotong jalan utama. 3. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas akibat tabrakan antara kendaraan-kendaraan dari arah yang bertentangan.

2.4.1 Lebar Pendekatan Efektif

15 Lebar pendekatan effektif We dari setiap pendekat ditentukan berdasarkan informasi tentang lebar pendekat W A , lebar masuk W MASUK dan lebar keluar W KELUAR serta rasio lalu lintas berbelok. Sumber: MKJI, 1997 Gambar 2.2 Pendekatan dengan pulau lalu lintas dan tanpa lampu lalu lintas. Lebar pendekatan efektif W e diambil sebagai nilai minimal dari lebar pendekatan W A dan lebar masuk W MASUK 1. Untuk pendekatan tanpa belok kiri LTOR Untuk tipe P jika W KELUAR We ; W e × 1 - P RT - P LTOR , We sebaiknya diberi nilai baru sama dengan W KELUAR , dan analisa 16 penentuan waktu sinyal untuk pendekat ini dilakukan hanya untuk bagian lalu lintas lurus saja. 2. Untuk pendekatan belok kiri langsung a. Jika W LTOR ≥ 2 m We diambil sebagai nilai minimal dari W A - W LTOR dan W KELUAR ; Q LTOR dikeluarkan pada hitungan selanjutnya Q = Q ST + Q RT . Untuk tipe P jika W KELUAR We ; We× 1 - P RT , We sebaiknya diberi nilai baru sama dengan W KELUAR, dan analisa penentuan waktu sinyal untuk pendekat ini dilakukan hanya untuk bagian lalu lintas lurus saja Q = Q ST b. Jika W LTOR 2 m ; We diambil sebagai nilai minimal dari : W A, W MASUK - W LTOR dan W A x 1 + P LTOR , - W LTOR dan Q LTOR dimasukan pada hitungan selanjutnya Q = Q ST + Q RT + Q LTOR . Untuk tipe P jika W KELUAR We x 1 – P RT – P LTOR .

2.5 Koordinasi Simpang

Bersinyal Koordinasi sinyal antar simpang diperlukan untuk mengoptimalkan kapasitas jaringan jalan karena dengan adanya koordinasi sinyal ini diharapkan tundaan delay yang dialami kendaraan dapat berkurang dan 17 menghindarkan antrian kendaraan yang panjang. Kendaraan yang telah bergerak meninggalkan satu simpang diupayakan tidak mendapati sinyal merah pada simpang berikutnya, sehingga dapat terus berjalan dengan kecepatan normal.

2.6 Syarat Koordinasi Sinyal

Pada situasi di mana terdapat beberapa sinyal yang mempunyai jarak yang cukup dekat, diperlukan koordinasi sinyal sehingga kendaraan dapat bergerak secara efisien melalui kumpulan sinyal-sinyal tersebut. Pada umumnya, kendaraan yang keluar dari suatu sinyal akan tetap mempertahankan grupnya hingga sinyal berikutnya. Jarak di mana kendaraan akan tetap mempertahankan grupnya adalah sekitar 300 meter Mc Shane dan Roess, 1990. Untuk mengkoordinasikan beberapa sinyal, diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi Mc Shane dan Roess, 1990, yaitu: 1. Jarak antar simpang yang dikoordinasikan tidak lebih dari 800 meter. Jika lebih dari 800 meter maka kordinasi sinyal tidak akan efektif lagi. 2. Semua sinyal harus mempunyai panjang waktu siklus cycle time yang sama. 3. Umumnya digunakan pada jaringan jalan utama arteri, kolektor dan juga dapat digunakan untuk jaringan jalan yang berbentuk grid. 4. Terdapat sekelompok kendaraan platoon sebagai akibat lampu lalu lintas di bagian hulu. 18

2.7 Teori Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997

2.7.1 Karakteristik Sinyal Lalu Lintas