Karakteristik Sinyal Lalu Lintas

18

2.7 Teori Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997

2.7.1 Karakteristik Sinyal Lalu Lintas

Penggunaan sinyal dengan lampu tiga warna hijau, kuning, merah diterapkan untuk memisahkan lintasan dari gerakan-gerakan lalu lintas yang saling bertentangan dalam dimensi waktu. 1. Fase Sinyal Pemilihan fase pergerakan tergantung dari banyaknya konflik utama, yaitu konflik yang terjadi pada volume kendaraan yang cukup besar. Menurut MKJI, 1997 Jika fase sinyal tidak diketahui, maka pengaturan dengan dua fase sebaiknya digunakan sebagai kasus dasar. Pemisahan gerakan-gerakan belok kanan biasanya hanya dilakukan berdasarkan pertimbangan kapasitas kalau gerakan membelok melebihi 200 kendjam. 2. Waktu Antar Hijau dan Waktu Hilang Waktu antar hijau adalah periode kuning dan merah semua antara dua fase yang berurutan, arti dari keduanya sebagai berikut ini: a. Panjang waktu kuning pada sinyal lalu lintas perkotaan di Indonesia menurut MKJI, 1997 adalah 3,0 detik. 19 b. Waktu merah semua pendekat adalah waktu dimana sinyal merah menyala bersamaan dalam semua pendekat yang dilayani oleh dua fase sinyal yang berurutan. Fungsi dari waktu merah semua adalah memberi kesempatan bagi kendaraan terakhir melewati garis henti pada akhir sinyal kuning berangkat dari titik konflik sebelum kedatangan kendaraan pertama dari fase berikutnya melewati garis henti pada akhir sinyal hijau pada titik yang sama perhitungan merah semua. Sumber: MKJI, 1997 Gambar 2.3 Titik konflik dan jarak keberangkatan, kedatangan. 20 max Dengan :L EV , L AV = Jarak garis henti ke titik konflik masing- masing kendaraan yang berangkat dan yang datang m I EV = Panjang kendaraan yang berangkat m V EV ,V AV = Kecepatan masing-masing untuk kendaraan yang berangkat dan yang datang mdet Nilai-nilai untuk V EV ,V AV dan I EV tergantung pada komposisi lalu lintas dan kondisi kecepatan pada lokasi. Nilai untuk sementara bagi kendaraan di Indonesia adalah sebagai berikut : V AV = 10 mdet kendaraan bermotor V EV = 10 mdet kendaraan bermotor 3 mdet kendaraan tak bermotor 1.3 mdet pejalan kaki I EV = 5 mdet LV atau HV 3 mdet MC Waktu hilang lost time adalah jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang lengkap. Waktu hilang dapat diperoleh dari beda antara waktu siklus dengan jumlah waktu hijau dalam semua fase. LTI = Σ semua merah + kuning Sumber : MKJI, 1997 Hal : 2 – 44 21 Ketentuan waktu antar hijau berdasarkan ukuran simpang menurut MKJI 1997 dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Waktu Antar Hijau. Ukuran Simpang Lebar jalan Rata-rata Nilai normal waktu antar hijau Kecil 6 - 9 m 4 detikfase Sedang 10 - 14 m 5 detikfase Besar 15 m 6 detikfase Sumber : MKJI, 1997 Hal : 2 – 43

3. Waktu Siklus dan Waktu Hijau

Waktu siklus adalah urutan lengkap dari indikasi sinyal antara dua saat permulaan hijau yang berurutan di dalam pendekat yang sama. Waktu siklus yang paling rendah akan menyebabkan kesulitan bagi pejalan kaki untuk menyebrang, sedangkan waktu siklus yang lebih besar menyebabkan memanjangnya antrian kendaraan dan bertambahnya tundaan, sehingga akan mengurangi kapasitas keseluruhan simpang. a. Waktu siklus sebelum penyesuaian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.1 Dengan : Cua = Waktu siklus sebelum penyesuaian LTI = Waktu hilang total per siklus FR = Rasio arus simpang