Analisis Sitiran Proses Pengukuran Pasangan Bibliografi dan Ko-sitasi

Dari penjelasan diatas dapat diketahui penulis bahwa tujuan bibliometrika merupakan proses pengembangan komunikasi ilmiah berupa jurnal ilmiah dengan menggunakan perhitungan dan analisis faset komunikasi ilmiah sehingga dapat merancang jaringan informasi, meningkatkan pengolahan informasi, mengidentifikasi dan mengukur jasa bibliografi serta pengembangan ilmu informasi.

2.2.3 Manfaat Bibliometrika

Manfaat bibliometrika bagi perpustakaan menurut Ishak 2005, 18 adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai disiplin ilmu. b. Mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu. c. Menduga keluasan literatur sekunder. d. Mengenali pemakai berbagai subjek. e. Mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada dokumen berbagai subjek. f. Mengukur manfaat jasa SDI ad-hoc dan retrospektif. g. Meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang dan mendatang. h. Mengatur arus masuk informasi dan komunikasi. i. Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah. j. Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau seluruh didsiplin ilmu.

2.3 Analisis Sitiran

Kata sitiran terjemahan dari kata citation. Menurut Hasugian 2005, 3 “sitiran adalah dokumen atau bahan pustaka yang dijadikan sebagai rujukan dalam rangka menghasilkan sebuah dokumen baru”. Analisis sitiran menurut Diodato dalam Hasugian 2005,3 adalah suatu kajian berkisar atau mengenai area bibliometrika yang mempelajari tentang sitiran atau kutipan dari sebuah dokumen. Sedangkan menurut Strohls dalam Hasugian 2005, 3 “analisis sitiran adalahsebagai suatu studi terhadap kutipan yang berupa daftra pustaka dari sebuah Universitas Sumatera Utara buku teks, artikel jurnal, disertasi mahasiswa atau sumber lainnya dengan melakukan pemeriksaan terhadap bagian tersebut”. Dari pernyataan di atas dapat diketahui penulis bahwa analisis sitiran adalah suatu kajian yang mempelajari tentang pengukuran sitiran atau kutipan dari sebuah dokumen dan sitiran merupakan daftar pustaka bibliografi yang terdapat pada dokumen yang mengutif atau menyitir dan yang dikutif atau disitir dalam menghasilkan suatu karya yang baru. Menurut Hartinah 2002, 2 menyatakan bahwa analisis sitiran dapat digunakan sebagai penentuan berbagai kepentingan atau kebijakan seperti: 1. Evaluasi program riset. 2. Penentuan ilmu pengetahuan. 3. Visualisasi suatu disiplin ilmu. 4. indikator iptek. 5. faktor dampak dari suatu majalah journal impact factor. 6. Kualitas suatu majalah. 7. Pengembangan koleksi majalah, dan lain–lain. Selain itu analisis sitiran digunaka untuk berbagai kepentingan dan kebijakan untuk menganalisis dan mengevaluasi suatu bidang ilmu dalam bentuk komunikasi ilmiah seperti jurnal ilmiah yang berhubungan dengan sitir dan menyitir terhadap daftar pustaka bibliografi yang terdapat dalam dokumen.

2.4 Pasangan Bibliografi dan Ko-sitasi

Dalam proses penciptaan suatu karya, penulis pasti menyitir dokumen lain yang sesuai dengan subjek yang ditulisnya. Hal tersebut memberikan adanya hubungan antara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir. Dalam hal sitir dan menyitir dokumen merupakan konsep dari pasangan bibliografi dan ko- sitasi. Universitas Sumatera Utara

2.4.1 Pengertian Pasangan Bibliografi

Penelitian ini adalah penelitian yang membahas tentang kajian bibliometrika mengenai pasangan bibliografi. Pengertian Pasangan Bibliografi menurut 1994, 12 adalah ”The situation in which two documents each have citations to one on more of the same publications. The two citing documents are said to be coupled bacause if they cite the same publications, they may deal with similar subject matter. The strength of the coupling between the citing documents depends on the percent or number of total citations that they have in common”. Defenisi di atas dapat diartikan bahwa pasangan bibliografi adalah suatu keadaan yang mana dua dokumen masing-masing memilki dua sitasi untuk satu atau lebih terbitan yang sama. Dua sitiran dokumen dikatakan berpasangan karena apabila dokumen-dokumen tersebut menyitir terbitan yang sama, maka dokumen mereka bisa saja memiliki subjek yang sama. Kekuatan dari suatu pasangan antara sitiran dokumen-dokumen tergantung dari berapa persen jumlah total sitasi-sitasi yang ada pada dokumen pada umumnya. Menurut Kessler dalam Egghe dan Rousseau 1990, 238 pasangan bibliografi memiliki sifat sebagai berikut: 1. Pasangan bibliografi adalah kata-kata dan bahasa yang berdisi sendiri. Semua proses dilakukan dengan angka dan membagi semua sitasi dengan berdasarkan teknik. 2. Tidak ada keahlian membaca atau pendapat yang dibutuhkan karena pasangan bibliografi dibagi dengan sitasi berdasarkan teknik. 3. Kelompok dari dokumen berhubungan dengan dokumen uji yang diberikan. Dokumen disitir secara berkelanjutan maka akan terpasang secara biblografi dan akan berkembang. 4. Metode pasangan bibliografi tidak menghasilkan klasifikasi statistik untuk dokumen yang diberikan. Pengelompokan akan mengalami perubahan yang menggambarkan pemakaian sekarang dan ketertarikan dari masyarakat ilmiah. Dari pernyataan di atas dapat diketahui penulis bahwa pasangan bibliografi adalah adanya dokumen yang disitir secara bersama-sama oleh dokumen yang terbit kemudian dan memiliki referensi yang sama antara kedua dokumen yang menyitir atau mengutif. Semakin banyak referensi sumber yang Universitas Sumatera Utara sama yang dikutip atau disitir oleh kedua dokumen tersebut, maka akan semakin tinggi kekuatan pasangan bibliografi dari kedua dokumen tersebut. Dan kedua dokumen tersebut memiliki kedekatan subjek yang dibahas.

2.4.2 Pengertian Ko-sitasi

Ko-sitasi merupakan salah satu kajian analisis dalam bibliometrika. Mustangimah 2002, 2 bahwa “ko-sitasi adalah 2 dua dokumen yang disitir secara bersama-sama oleh paling sedikit satu dokumen yang terbit kemudian. Dengan kata lain jika 2 dua dokumen disitir secara bersam-sama oleh paling sedikit satu dokumen maka dikatakan bahwa kedua dokumen tersebut disebut ko- sitasi”. Menurut Diodato 1994, 46 bahwa: “Kekuatan ko-sitasi adalah A measure of the cocitation link between two authors, documents, or journals by comparing their cocitations to all the citation they receive. Ideally the measure of cocitation strength should be equal to one in the unlikely situation of two items receiving only cocitation and never being cited individually.” Pendapat di atas dapat diartikan, bahwa kekuatan ko-sitasi adalah ukuran hubungan ko-sitasi antara dua penulis, dokumen, atau jurnal dengan membandingkan ko-sitasi mereka untuk semua sitiran atau kutipan yang mereka terima. Idealnya ukuran kekuatan ko-sitasi harus sama dengan satu atau dua yang menerima dua item dokumen yang disitir atau dikutip dan tidak pernah disitir atau dikutip oleh dokumen secara individual. Dari pernyataan diatas dapat diketahui penulis bahwa ko-sitasi adalah minimal 2 dua dokumen yang dikutip atau disitir secara bersamaan oleh minimal satu dokumen yang terbit kemudian. Dan disebut dokumen tersebut ko-sitasi apabila dapat ditemukan paling sedikit satu dokumen yang menyitir pasangan dokumen tersebut secara bersama-sama. Sehingga apabila hanya satu dokumen yang dikutif atau disitir oleh satu dokumen yang terbit kemudian maka hal demikian tidak disebut ko-sitasi. Dan kekuatan ko-sitasi adalah mengukur hubungan penulis maupun suatu karya terhadap banyaknya kutipan atau sitiran yang diterima dan kekuatan ko-sitasi harus memiliki minimal jumlah atau banyaknya dua dokumen yang disitir atau dikutip secara bersamaan oleh dokumen yang terbit kemudian. Semakin banyak dokumen yang terbit kemudian yang Universitas Sumatera Utara menyitir kedua dokumen tersebut maka semakn tinggi kekuatan ko-sitasi kedua dokumen tersebut. Untuk memperjelas pengertian pasangan bibliografi dan ko-sitasi dapat dilihat pada ilustrasi pada Gambar I berikut: Gambar 1. Contoh Matriks Pemasangan Dokumen Dokumen 1 dan dokumen 2 merupakan pasangan dokumen yang menjadi objek pengamatan. Dokumen satu mempunyai referensi a, b, d, e. Sedangkan dokumen 2 memiliki referensi b, c, d, e, f. Dari referensi yang dimiliki dokumen 1 dan dokumen 2 terlihat bahwa ada 3 referensi yang sama yaitu b, d dan e. Oleh karena itu b, d, dan e merupakan pasangan bibliografi. Kekuatan pasangan yang dimiliki dokumen 1 dan dokumen 2 adalah 3 pasang, karena 3 dokumen yang disitir atau dikutif secara bersamaan oleh pasangan dokumen yaitu b, d dan e. Selanjutnya dokumen 1 disitir atau dikutip oleh dokumen m, n, o, p, q, r. Sedangkan dokumen 2 disitir atau dikutip oleh dokumen n,o,p,r. Dari sititan atau kutipan tersebut dilihat bahwa dokumen 1 dan dokumen 2 disitir secara bersama- sama oleh dokumen n, o, dan r. Oleh karena itu dokumen 1 dan dokumen 2 merupakan ko-sitasi. Kekuatan ko-sitasinya adalah 3, karena ada 3 dokumen yang menyitir atau mengutip secara bersamaan terhadap kedua dokumen tersebut yang terbit kemudian yaitu n, o, dan r. a b c d f 2 1 e o p r q n m Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Manfaat Pasangan Bibliografi dan Ko-sitasi

Analisis Pasangan Bibliografi dan Ko-sitasi memberikan manfaat baik secara teorits maupun secara praktis, yaitu pengindeksan, penelusuran informasi dan pemetaan. 1. Pengindeksan Menurut Mustangimah 2002, 8 Pengindeksan bertujuan “untuk m empresentasikan informasi yang terkandung dalam dokumen biasanya didasarkan pada karakteristik dokumen itu sendiri”. Namun ada fenomena bahwa Pasangan Bibliografi dan Ko-sitasi memberikan indikasi adanya keterhubungan antara satu dokumen dengan dokumen yang dikutif atau disitir memberikan alternatif lain dalam proses pengindeksan, yaitu pengindeksan sitasi. Menurut Garfield dalam Mustangimah 2002, 8 pengindeksan sitasi memiliki 3 tiga karakteristik yang khas adalah : 1. Memberikan kategorisasi dokumen secara tepat dan terperinci. 2. Dapat mengungkapkan secara ekspelisit adanya keterhubungan intelektual antara literatur yang lama dengan literatur yan baru. 3. Dapat mengungkapkan secara ekspelisit hubungan diantara kejadian-kejadian yang lama dengan kejadia-kejadian yang baru yang membangun terbentuknya disiplin atau spesialisasi. Dari penjelasan diatas dapat diketahi penulis bahwa tujuan pengindeksan adalah untuk membentuk representasi dari dokumen dalam bentuk yang sesuai dengan karateristik dokumen itu sendiri. Dan Pasangan Bibliografi dan Ko-sitasi dapat memberika pengindeksan sitasi.

2. Penelusuran Informasi

Menurut Ishak 2011, 2 “penelusuran informasi adalah sebagai kegiatan mencari dan menemukan informasi dengan menggunakan media hard copy buku,jurnal, majalah maupun soft copy internet,media elektronik, komputer untuk memenuhi kebutuhan informasi”. Dalam melakukan penelusuran informasi terlebih dahulu yang dipersiapkan Universitas Sumatera Utara adalah menganalisis informasi yang akan ditelusuri dan menetapkan kata kunci atau indeks penelusuran. Akan tetapi dengan disediakannya indeks sitasi memungkinkan penelusuran dilakukan menggunakan sitasi citation searching Penelusuran menggunakan sitasi merupaka suatu upaya untuk menemukan dokumen yang relevan sesuai dengan kebutuhan karena adanya keterhubungan subjek dokumen dengan subjek dokumen yang dikutif atau disitir dan mengutif atau menyitir. Sehingga untuk meningkatkan efektivitas penelusuran sebaiknya menggabungkan penelusuran berdasarkan deskriptor dengan sitasi.

3. Pemetaan

Pasangan Bibliografi dan Ko-sitasi merupakan karakteristik dokumen yang didasarkan pada atribut yang dimiliki oleh dokumen yang disitir atau dikutif dengan menyitir atau mengutip. Karakteristik yang didasarka pada atribut dokumen seperti pengarang, kata kunci, afliasi pengarang, nama jurnal, dan tempat publikasi serta yang lainnya, pasangan bibliografi dan Ko- sitasi dapat digunakan untuk mengukur hubungan antara satu dokumen dengan dokumen lain. Oleh karena itu pasangan bibliografi dan Ko-sitasi dapat digunakan untuk memetakan dokumen-dokumen berdasarkan ukuran kedekatan antara dokumen yang satu dengan dokumen yang lainnya.

2.5 Kolaborasi

Suatu karya yang dihasilkan dengan berkolaborasi akan lebih baik jika dibandingkan dengan individual. Karena dengan berkolaborasi akan menghasilkan gagasan dan ide yang beragam. Konsep kolaborasi muncul dari anggapan bahwa ada kalanya sebuah karya tidak dapat ditangani sendiri sehingga memerlukan bantuan orang lain Sulistyo-Basuki, 1994. 2.5.1 Pengertian Kolaborasi Kolaborasi adalah terjemahan dari kata collaboration yang artinya adalah kerjasama antara lebih dari satu orang dalam suatu kegiatan baik dari segi Universitas Sumatera Utara pendidikan maupun penelitian ilmiah. Menurut Prihanto 2002, 1 “kolaborasi adalah kerja sama antara lebih dari satu orang atau lebih dari satu lembaga dalam sebuah kegiatan, baik kegiatan penelitian maupun kegiatan pendidikan”. Jadi kolaborasi dalam penelitian tersebut berlangsung bila dua peneliti atau lebih bekerja sama, dalam sebuah kegiatan, masing-masing memberikan sumbangan sumber daya dan usaha baik intelektual maupun fisik. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kolaborasi merupakan karya sama dari dua orang atau lebih dalam suatu kegiatan baik pendidikan maupun penelitian. Dan kolaborasi terjadi jika kedua peneliti atau lebih sama- sama bekerja sama dan memberikan sumbangsih terhadap karya yang mereka hasilkan. Dan harus memiliki sikap yang cenderung saling melengkapi satu sama lain dari pada saling berkompetisi. Sehingga menghasilkan karya yang lebih baik dibandingkan karya sendiri. Konsep kolaborasi muncul sejak adanya anggapan bahwa suatu karya tidak dapat ditangani oleh perorangan melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Bantuan dapat berupa nasehat, gagasan atau kritik yang disebut kolaborasi teoritis, dan bantuan dalam kegiatan penelitian yang disebut kolaborasi teknis. Tetapi kolaborasi dalam hal ini adalah membahas tentang kolaborsi pengarang, dimana penelitian dikerjakan bersam-sama dan nama mereka dinyatakan dalam karya berstatus sama Prihanto:2002, 2. Stack 2008: 5 menyatakan bahwa “collaboration is key in the research and development of information product and service that meet scientific researchers needs” . Pernyataan tersebut dapat diterjemahkan yaitu kolaborasi merupakan kunci dalam penelitian dan pengembangan produk dan layanan informasi yang mempersatukan kebutuhan para peneliti ilmiah. Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kolaborasi pengarang merupakan suatu kunci untuk menghasilkan karya yang lebih baik. Kolaborasi pengarang dilakukan karena adanya kecenderungan terhadap suatu penelitian tidak selamanya dapat dikerjakan secara individu atau perorangan melainkan memerlukan bantuan dari berbagai pihak yang akhirnya dapat Universitas Sumatera Utara memberikan sumbangsih dan konstribusi yang lebih baik terhadap hasil suatu karya atau hasil penelitian.

2.5.2 Manfaat Kolaborasi

Manfaat kolaborasi menurut Australian Goverment 2002, 2 menyatakan bahwa manfaat kolaborasi adalah: 1. Berbagi dan bertukar pengetahuan, keahlian dan teknik, termasuk sosial dan ahli manajemen 2. Kreasi dari kritik massa dalam kemampuan penelitian, fasilitas dan infrastruktur yang lebih besar 3. Mempertinggi kemampuan untuk berkreasi pada pengetahuan yang baru 4. Mempersingkat waktu untuk hasil penelitian dan aplikasi praktis mereka 5. Penggabungan ide yang dapat menghasilkan wawasan baru untuk memberikan hasil yang lebih baik 6. Meningkatkan kerjasama intelektual dan saling mengakui 7. Penghargaan dan pengaruh 8. Mempercepat integrasi peneliti dan industri untuk mengetahui kapasitas dari industri lokal untuk mengkomersilkan seperti hasil penelitian 9. Kesempatan untuk meningkatkan cara pandang dari informasi dan pengetahuan melalui jaringan kerja formal dan informal, publikasi dan petunjuk akhir untuk melakukan aktivitas. Kolaborasi memberikan manfaat yang sangat besar, terutama dalam hal menghasilkan suatu karya atau penelitian. Dengan adanya kolaborasi pengarang maka dapat menumbuhkan profesionalisme pengarang atau penulis, meningkatkan riset dalam berbagai ilmu pengetahuan dan memberikan kemudahan dalam mempublikasikan hasil riset atau penelitian serta adanya kegiatan pengembangan jaringan penelitian. Kolaborasi dilakukan dalam rangka memperoleh keuntungan Togatorop,2009, 12 sebagai berikut: 1. Meningkatkan ruang lingkup kegiatan 2. Mengurangi biaya dan resiko 3. Meningkatkan kemampuan secara kompleks 4. Meningkatkan kapasitas belajar anggota 5. Dampak kesejahteraan interval pembiayaan 6. Fleksibilitas dan efisiensi, pada pembelian dan penggunaan peralatan Universitas Sumatera Utara 7. Mengurangi keterlambatan waktu untuk menimbulkan kesempatan atau tantangan Dari beberapa keuntungan dari kolaborasi di atas, maka dapat diketahui penulis bahwa kolaborsi pengaranga dapat meningkatkan kerjasama secara intelektual sehingga dapat memunculkan gagasan-gagasan baru sehingga menghasilkan wawasan baru serta dapat mempercepat atau mempersingkat waktu penelitian. Dan hasil penelitian yang dihasilkan lebih baik dan lebih efektif serta lebih efisien.

2.6. Pengumpulan Data Pasangan Bibliografi Ko-sitasi dan Kolaborasi

Untuk melakukan pengumpulan data pasangan bibliografi, ko-sitasi dan kolaborasi terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan dan juga terdapat beberapa kendala-kendala dalam proses pengumpulan data.

2.6.1 Prosedur Pengumpulan Data Pasangan Bibliografi

Prosedur dalam pengumpulan data pasangan bibliografi mustangimah, 2002, 3 adalah sebagai berikut: a. Menentukan koleksi uji yaitu koleksi dokumen dalam suatu subjek atau topik tertentu yang akan diamati. b. Mengumpulan data bibliografi dokumen yang disitir yaitu data bibliografi dokumen yang terdapat dalam daftar pustaka referensi. c. Memasangkan setiap dokumen dalam koleksi uji satu sama lain. d. Memeriksa data bibliografi dokumen yang disitir pada setiap pasangan dokumen. e. Menghitung banyaknya dokumen yang disitir secara bersama- sama oleh pasangan dokumen.

2.6.2 Prosedur Pengumpulan Data Ko-sitasi

Prosedur dalam pengumpulan data ko-sitasi mustangimah, 2002, 3 adalah sebagai berikut: a. Menentukan koleksi uji yaitu koleksi dokumen dalam suatu subjek atau topik tertentu yang akan diamati. b. Mengumpulkan dokumen yang menyitir, yaitu dokumen yang terbit pada periode waktu berikutnya yang menggunakan dokumen dalam koleksi uji sebagai referensinya. c. Memasangkan setiap dokumen dalam koleksi uji satu sama lain. Universitas Sumatera Utara d. Memeriksa daftar pustaka atau referensi pada dokumen yang menyitir. e. Menghitung banyaknya dokumen yang menyitir secara bersama- sama oleh pasangan dokumen dalam koleksi uji.

2.6.3 Prosedur Pengumpulan Data Kolaborasi

Prosedur pengumpulan data kolaborasi hanya menentukan koleksi uji dan melihat kepengarang atau penulis dari koleksi uji kemudian melakukan perhitungan kolaborasi pengarang.

2.7. Proses Pengukuran Pasangan Bibliografi dan Ko-sitasi

Proses pengukuran pasangan bibliografi dan ko-sitasi yaitu analisis deskriptif dan analisis hubungan antara pasangan bibliografi dan ko-sitasi dengan subjek dokumen. 1. Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif adalah mendeskripsikan data yang akan diukur dengang metode pasangan bibliografi dan dan ko-sitasi secara ringkas agar dapat memberikan informasi yang benar dan bermanfaat. Analisis diawali dengan penyajian data dan perhitungan dan analisis statistik deskriptif. a. Penyajian Data Dalam pengukuran pasangan bibliografi dan dan ko-sitasi data harus dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Tabel atau grafik yang disajikan harus jelas memperlihatkan antara pasangan dokumen dengan kekuatan pasangan dokumen. b. Perhitungan dan Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif merupakan hal yang mencakup nukuran pemusatan, kuantil dan ukuran pemencaran seperti kisaran yang digunakan untuk menggali dan mengungkapkan informasi dari pasangan bibliografi dan dan ko-sitasi. Perhitungan satistik deskriftif dapat dilakukan dengan secara manual atau menggunakan paket statistik. Universitas Sumatera Utara

2. Analisis Hubungan Pasangan Bibliografi dengan Subjek Dokumen

Dokumen merupakan alat penyampai informasi dari seorang penulis ata pengarang kepada pembacanya. Informasi yang berada dalam dokumen mempunyai subjek tertentu. Kandungan informasi dokumen merupakan representasi dokumen yang berfungsi untuk memasuki subjek dokumen. Menurut Kessler dalam Mustangimah 2002, 6 bahwa: “Ada hubungan yang erat r=0,9 antara pasangan bibliografi dan dan ko-sitasi dengan indeks subjek. Jika adanya hubungan yang erat antara pasangan bibliografi dan dan ko-sitasi dengan subjek, maka apabila ada 2 dua dokumen yang mempunyai pasangan bibliografi dengan kekuatan yang besar, maka kedua dokumen tersebut mempunyai peluang besar untuk disitir atau dikutip oleh dokumen yang terbit berikutnya”.

2.8. Proses Pengukuran Kolaborasi