2. Analisis Hubungan Pasangan Bibliografi dengan Subjek Dokumen
Dokumen merupakan alat penyampai informasi dari seorang penulis ata pengarang kepada pembacanya. Informasi yang berada dalam dokumen
mempunyai subjek tertentu. Kandungan informasi dokumen merupakan representasi dokumen yang berfungsi untuk memasuki subjek dokumen.
Menurut Kessler dalam Mustangimah 2002, 6 bahwa: “Ada hubungan yang erat r=0,9 antara pasangan bibliografi dan
dan ko-sitasi dengan indeks subjek. Jika adanya hubungan yang erat antara pasangan bibliografi dan dan ko-sitasi dengan subjek,
maka apabila ada 2 dua dokumen yang mempunyai pasangan bibliografi dengan kekuatan yang besar, maka kedua dokumen
tersebut mempunyai peluang besar untuk disitir atau dikutip oleh dokumen yang terbit berikutnya”.
2.8. Proses Pengukuran Kolaborasi
Proses pengukuran kolaborasi pengarang yaitu dengan menggunakan formulasi tingkat kolaborasi pengarang dan menginterpretasikan tingkat
kolaborasi pengarang dengan menentukan besarnya nilai C.
a. Formulasi Tingkat Kolaborasi.
Untuk mengukur menentukan tingkat kolaborasi dalam satu bidang penelitian pada tahun tertentu, menurut
Prihanto dalam Subramanyam 2002, 4-5 menggunakan formulasi yaitu, formulasi
yang digunakan adalah sebagai berikut:
� = ��
�� + �� Dengan keterangan:
C :
adalah tingkat kolaborasi peneliti dalam sebuah disiplin ilmu, dimana nilai C berada pada interval nol sam dengan satu atau
[0,1].
Nm :
adalah total hasil penelitian dari peneliti dalam sebuah disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara
berkolaborasi.
Universitas Sumatera Utara
Ns :
adalah total hasil penelitian dari peneliti dalam sebuah disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakuykan secara
individu.
b. Interpretasi Tingkat Kolaborasi.
Interpretasi tingkat kolaborasi dengan nilai C. Adapun interpretasi yang digunakan terhadap tingkat kolaborasi
C adalah dengan berdasarkan pendapat Prihanto dalam Subramanyam,
2002, 5 sebagai berikut:
a. Apabila nilai C = 0. Maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang tersebut seluruhnya dilakukan secara individual peneliti
tunggal. Berarti, tidak ada satu hasil penelitian pun yang dilakukan secara berkolaborasi di bidang tersebut pada tahun tertentu. Jadi
pelaksanaan penelitian di bidang tersebut sama sekali tidak memerlukan bantuan dan atau pendekatan dari disiplin ilmu,
lembaga penelitian lain dan atau ahli lain dan sebagainya. Artinya penelitian masih dapat dilakukan secara sendiri.
b. Apabila nilai C 0 dan C0,5 atau 0C0,5. Maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang tersebut dilakukan secara
individual lebih besar dibandingkan dengan banyaknya hasil penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi. Artinya pelaksanaan
penelitian pada bidang tersebut tidak semuanya memerlukan bantuan dan atau pendekatan dari disiplin ilmu, lembaga penelitian lain dan
atau ahli lain dan sebagainya.
c. Apabila nilai C = 0,5. Maka dapat dikatakan bahwa banyaknya hasil penelitian pada bidang tersebut dilakukan secara individual sama
jumlahnya dengan yang dilakukan secara berkolaborasi. Artinya bahwa pelaksanaan penelitian di bidang tersebut sama-sama
memerlukan bantuan dan atau pendekatan dari disiplin ilmu, lembaga penelitian lain dan atau ahli lain dan sebagainya.
d. Apabila nilai C 0,5 dan C1 atau 0,5C1. Maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang tersebut dilakukan secara
individual lebih sedikit jumlahnya dibandingkan jumlah hasil penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi. Artinya bahwa
pelaksanaan penelitian di bidang tersebut sangat memerlukan bantuan dan atau pendekatan dari disiplin ilmu, lembaga penelitian
lain dan atau ahli lain dan sebagainya.
e. Apabila nilai C = 1. Maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang tersebut seluruhnya dilakukan secara berkolaborasi,
berarti tidak ada satu hasil penelitian pun dilakukan secara individu. Artinya pelaksanaan penelitian di bidang tersebut sangat
memerlukan bantuan dari displin ilmu lain atau lembaga penelitian lain dan tidak dapt dilaksanakan tanpa bantuan dari disiplin ilmu lain
atau lembaga lain.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian