Imunologi dan Serologi Gambaran Klinis

karena tidak ada lagi persaingan dalam memperoleh makanan yang menunjang pertumbuhan jamur tersebut. 1,11

2.1.5.3 Diabetes mellitus

Pada penderita Diabetes mellitus terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah dan urin. Gangguan metabolisme karbohidrat dan perubahan proses glikogenolisis menyebabkan kadar glikogen pada epitel vagina meninggi sehingga pertumbuhan Candida juga meningkat. Peningkatan jumlah glikogen pada sel epitel vagina disertai dengan penurunan imunitas seluler tuan rumah memudahkan terjadinya infeksi Candida padavagina. 1,11,16

2.1.5.4 Kontrasepsi

Rahman dkk melaporkan bahwa pada pemakaian kontrasepsi lebih sering didapatkan pertumbuhan Candida dari pada bukan pemakai kontrasepsi. ⁷Banyak penelitian mendapatkan peningkatan jamur Candida pada pemakai AKDR. AKDR merupakan salah satu faktor predisposisi yang dapat memicu simptomatik kandidiasis vagina. 1 Obesitas dan pemakaian celana ketat dapat meningkatkan temperatur lokal dan kelembapan sehingga cocok untuk pertumbuhan jamur.Pemakaian pembersih dan pengharum vagina juga dapat berpengaruh karena dapat mengubah lingkugan normal dalam vagina. 1,17,18

2.1.6 Imunologi dan Serologi

Secara garis besar mekanisme pertahanan hospes dibagi 2 bagian, yaitu imunitas bawaan innate immunity dan imunitas spesifik acquired immunity yang dapat berupa respon humoral dan seluler.Respon imun nonspesifik merupakan mekanisme pertahanan pertama melawan infeksi jamur, bila gagal maka mekanisme imunitas spesifik yang memegang peranan. 1,11 Imunitas humoral dirangsang oleh antigen Candida dan merangsang pembentukan immunoglobulin Ig, antibodi Ig M, dan Ig G sistemik, dan Ig A lokal yang menghambat perlekatan Candida.Imunitas seluler memiliki peranan yang sangat penting.Mekanisme ini baru sebagian saja yang dapat dijelaskan dan Universitas Sumatera Utara diduga limfosit T memiliki efek kandidasidal.Produksi limfokin oleh sel T dimulai saat antigen ditangkap makrofag yang memiliki MHC kelas I dan II. Limfokin akan meningkatkan aktivitas mikrobisidal makrofag dan juga sintesis TNF oleh makrofag tersebut. 1,11

2.1.7 Gambaran Klinis

Keluhan subjektif penderita dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala yang ringan didapatkan pada infeksi karena Candida albicans, sedangkan Candida non-albicans, terutama Candida glabrata memberikan gejala yang lebih berat, relatif resisten terhadap pengobatan dan sering terjadi rekurensi KVVR. Pruritus akut dan keputihan fluor albus merupakan keluhan awal, gejala yang lebih sering adalah pruritus vulva.Keputihan tidak selalu ada dan sering kali hanya sedikit.Sekret vagina berwarna putih, seperi krim susukeju atau kuning tebal tetapi dapat juga cair seperti air atau tebal homogen, bau minimal atau kadang berbau asam dan tidak mengganggu.Dapat timbul ekskoriasi, serviks biasanya normal, atau sedikit eritem disertai sekret putih yang menempel pada dindingnya. Pada pemeriksaan tampak mukosa vagina kemerahan dan pembengkakan labia dan vulva sering disertai pustulopapular di sekeliling lesi. 1,11,20 Penyakit dapat meluas ke perineum, vulva, dan daerah inguinal.Vulva tampak eritem, edema, basah dan kadang tampak papul, vesikel, pustul, erosi dan eksoriasi atau maserasi dengan hiperemi pada introitus vagina dan dapat dijumpai adanya gumpalan-gumpalan putih serta lesi satelit. 11,21 KVV biasanya disertai rasa gatal yang hebat. Namun, gejala ini tidak spesifik karena pada suatu penelitian diketahui hanya 38 pasien yang mengeluhkan gatal hebat, tetapi pada penelitian lain 100 wanita yang menderita KKV mengeluhkan gatal. Gejala lain yang dirasakan adalah rasa panas dan terkadang rasa sakit terutama pada saat berkemih disuria eksternal, saat berhubungan seksual dispareunia, setelah pemeriksaan ginekologi atau setelah mandi atau berendam dengan air hangat. Keluhan seringkali sangat ringan bahkan tidak diperhatikan pasien karena telah terbiasa dan keluhan bisa hilang timbul. 11,22 Universitas Sumatera Utara Pada keadaan vulvovaginitis siklik dapat timbul rasa gatal, panas atau bahkan nyeri pada vulvovagina pada tiap siklus menstruasi beberapa saat sebelum, selama, dan sesudah menstruasi.Keadaan ini biasanya disebabkan oleh hipersensitifitas terhadap antigen Candida yang tumbuh subur pada masa siklus menstruasi. Diluar siklus itu, tidak dijumpai gejala dan pemeriksaan laboratorium akan normal. 22 Sobel et al mengklasifikasikan kandidiasis vulvovaginalis berdasarkan : Sumber : Kepustakaan no 1

2.1.8 Diagnosis