pengambilan keputusan dalam memilih alat transportasi pesawat udara tersebut adalah harga, promo, pelayanan, fasilitas.
Berdasarkan kondisi-kondisi di atas maka penulis memilih judul Tugas Akhir ini
sebagai: “Aplikasi Metode Analytic Hierarchy Process AHP dalam Menentukan Keputusan Pemilihan Transportasi Pesawat Udara”.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas adalah menentukan keputusan terbaik dalam pemilihan transportasi pesawat udara dengan aplikasi metode Analytic Hierarchy
Process AHP.
1.3 Batasan Masalah
Permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan baik dan pembahasan menjadi lebih terarah, maka akan dilakukan beberapa pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di Bandara Internasional Kualanamu Deli Serdang.
2. Objek penelitian ini adalah penumpang yang akan melakukan perjalanan dari
Medan menuju Jakarta KNO-CGK. Responden diasumsikan memiliki latar belakang pendidikan dan status sosial yang sama.
3. Pesawat udara yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Garuda Indonesia
b. Lion Air
c. Air Asia
d. Citilink
e. Mandala Air
Universitas Sumatera Utara
f. Sriwijaya Air
4. Kriteria yang digunakan sebagai dasar penelitian adalah harga, promo, pelayanan,
dan fasilitas. 5.
Metode yang digunakan adalah Analytic Hierarchy Process AHP.
1.4 Tinjauan Pustaka
Thomas Lorie Saaty 1987 menyatakan bahwa AHP merupakan suatu teori
pengukuran yang digunakan untuk menderivasikan skala rasio baik dari perbandingan-perbandingan berpasangan diskrit maupun kontinu. Diperlukan suatu
hirarki dalam menggunakan AHP untuk mendefenisikan masalah dan perbandingan berpasangan untuk menentukan hubungan dalam struktur tersebut. Struktur hirarki
digambarkan dalam suatu diagram pohon yang berisi goal tujuan masalah yang akan dicari solusinya, kriteria, subkriteria dan alternatif.
Thomas Lorie Saaty 1993 menguraikan metode AHP yang dilakukan
dengan cara memodelkan permasalahan secara bertingkat yang terdiri dari kriteria dan alternatif.
Kardi Teknomo, Hendro Siswanto dan Sebastianus Ari Yudhanto 2005
menguraikan tentang penggunaan AHP yang dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan
utama, kriteria-kriteria, sub kriteria-sub kriteria dan alternatif-alternatif yang akan dibahas. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di
dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan dalam bentuk eigenvektor utama atau fungsi-eigen.
Matrik tersebut berciri positif dan berbalikan, yakni
ji ij
a a
1
. Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dapat memecahkan
masalah kompleks, dimana kriteria yang diambil cukup banyak, struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pembuat keputusan serta ketidakpastian
tersedianya data statistik yang akurat. Adakalanya timbul masalah keputusan yang sulit untuk diukur secara kuantitatif dan perlu diputuskan secepatnya dan sering
Universitas Sumatera Utara
disertai dengan variasi yang beragam dan rumit sehingga data tersebut tidak mungkin dapat dicatat secara numerik karena data kualitatif saja yang dapat diukur yaitu
berdasarkan pada persepsi, preferensi, pengalaman, dan intuisi. Adapun yang menjadi kelebihan dengan menggunakan metode AHP adalah
yaitu: 1. Struktur yang berbentuk hierarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipillih
sampai pada subkriteria yang paling dalam. 2. Memperhatikan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas pembuat
keputusan.
Selain itu metode AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multiobjektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari
setiap elemen dalam hirarki. Jadi metode AHP merupakan suatu bentuk pemodelan pembuatan keputusan yang sangat komprehensif.
Tahapan-tahapan pengambilan keputusan dengan Metode AHP adalah sebagai berikut:
a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan
kriteria-kriteria, sub kriteria dan alternatif-alternatif pilihan yang ingin di ranking. c. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi
relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau
judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
d. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
Universitas Sumatera Utara
e. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten pengambil data preferensi perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud
adalah nilai eigen vector maximum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun manual.
f. Mengulangi langkah c, d, dan e untuk seluruh tingkat hirarki. g. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen
vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini mensintesis pilihan dan penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai
pencapaian tujuan. h. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR0,100 maka penilaian
harus diulang kembali.
1.5 Tujuan Penelitian