Penyusunan Prioritas Prinsip-Prinsip Dasar

1 ; 1 2 1     Dengan demikian matriks pada persamaan 16 merupakan matriks yang konsisten, dimana nilai λ-max sama dengan harga dimensi matriksnya. Jadi untuk 2  n , maka semua harga eigen value-nya sama dengan nol dan hanya ada satu eigen value yang sama dengan n konstanta dalam kondisi matriks konsisten.

2.2.3 Penyusunan Prioritas

Langkah pertama dalam menetapkan prioritas elemen-elemen dalam suatu persoalan keputusan adalah dengan membuat perbandingan berpasangan pairwise comparison, yaitu elemen-elemen dibandingkan secara berpasangan terhadap suatu kriteria yang ditentukan. Perbandingan berpasangan ini dipresentasikan dalam bentuk matriks. Skala yang digunakan untuk mengisi matriks ini adalah 1 sampai dengan 9 skala Saaty dengan penjelasan pada Tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Skala Saaty untuk Perbandingan Berpasangan Tingkat Kepentingan Defenisi Keterangan 1 Equal importance sama penting Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama 3 Weak importance of one over another sedikit lebih penting Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya 5 Essential or strong importance lebih penting Satu elemen sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat nyata, dibandingkan dengan elemen pasangannya 7 Demonstrated importance sangat penting Satu elemen terbukti sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat, dibandingkan dengan elemen pasangannya 9 Extreme importance mutlak lebih penting Satu elemen mutlak lebih disukai dibandingkan dengan pasangannya, pada tingkat keyakinan tertinggi 2, 4, 6, 8 Intermediate values nilai yang berdekatan Nilai diantara dua pilihan yang berdekatan Resiprokal Kebalikan Jika elemen i memiliki salah satu angka diatas ketika dibandingkan Setelah keseluruhan proses perbandingan berpasangan dilakukan, maka bentuk matriks perbandingan berpasangannya adalah seperti pada Tabel 2.2. Misalkan, terdapat n objek yang dinotasikan dengan A 1 , A 2 , …, A n yang akan dinilai berdasarkan pada nilai tingkat kepentingannya antara lain A i dan A j dipresentasikan dalam matriks Pair-wise Comparison. Maka hasil perbandingan dari elemen-elemen operasi tersebut akan membentuk matriks A berukuran n × n sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan A 1 A 2 … A n A 1 a 11 a 12 … a 1n A 2 a 21 a 22 … a 2n ⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮ A n a n1 a n2 … a nn Nilai a 11 adalah nilai perbandingan elemen A 1 baris terhadap A 1 kolom yang menyatakan hubungan : a. Seberapa jauh tingkat kepentingan A 1 baris terhadap kriteria C dibandingkan dengan A 1 kolom atau b. Seberapa jauh dominasi A i baris terhadap A i kolom atau c. Seberapa banyak sifat kriteria C terdapat pada A 1 baris dibandingkan dengan A 1 kolom. Matriks A n×n merupakan matriks reciprocal yang diasumsikan terdapat n elemen yaitu w 1 , w 2 ,…,w n yang akan dinilai secara perbandingan. Nilai perbandingan secara berpasangan antara w i dan w j yang dipresentasikan dalam sebuah matriks ij j i a w w  , dengan i, j = 1, 2,…, n, sedangkan a ij merupakan nilai matriks hasil perbandingan yang mencerminkan nilai kepentingan A i terhadap A j bersangkutan sehingga diperoleh matriks yang dinormalisasi. Untuk i = j, maka nilai a ij = 1 diagonal matriks, atau apabila antara elemen operasi A i dengan A j memiliki tingkat kepentingan yang sama maka a ij = a ji = 1. Data dari matriks perbandingan berpasangan ini merupakan dasar untuk menyusun vektor prioritas dalam AHP. Bila vektor pembobotan elemen-elemen operasi dinyatakan dengan W, dengan W = w 1 , w 2 ,…,w n , maka intensitas kepentingan elemen operasi A 1 terhadap A 2 adalah 12 2 1 a w w  , sehingga matriks perbandingan berpasangan dapat dinyatakan pada Tabel 2.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3 Matriks Perbandingan Intensitas Kepentingan Elemen Operasi A 1 A 2  A n A 1 1 1 w w 1 1 w w  1 1 w w A 2 1 1 w w 1 1 w w  1 1 w w      A n 1 1 w w 1 1 w w  1 1 w w Model AHP didasarkan padamatriks perbandingan berpasangan, di mana elemen- elemen pada matriks tersebut merupakan penilaian judgement dari responden decision maker. Seorang decision maker akan memberikan penilaian, mempersepsikan, ataupun memperkirakan kemungkinan dari suatu halperistiwa yang dihadapi. Matriks tersebut terdapat pada setiap tingkat hirarki level of hierarchydari suatu struktur model AHP yang membagi habis suatu persoalan. Berikut ini contoh suatu Pair-Wise Comparison Matrix pada suatu level of hierarchy, yaitu: J K L M              1 6 1 4 8 1 6 1 5 7 1 4 1 5 1 1 5 1 8 7 5 1 M L K J A Baris 1 kolom 2: jika J dibandingkan dengan K, maka J lebih pentingdisukai dimungkinkan daripada K yaitu sebesar 5, artinya: J strong importance lebih pentingkuat daripada K, dan seterusnya. Angka 5 bukan berarti bahwa J lima kali lebih besar dari K, tetapi J strong importance dibandingkan dengan K. Sebagai ilustrasi perhatikan matriks resiprokal berikut: Universitas Sumatera Utara J K L                1 3 1 7 1 3 1 5 7 5 1 1 L K J A Membacanyamembandingkannya, dari kiri ke kanan. Jika J dibandingkan dengan K, maka K strong importance lebih pentingkuat dari pada J dengan nilai sebesar 5. Dengan demikan pada baris 1 kolom 2 diisi dengan kebalikan dari 5 yakni 5 1 . Artinya, K lebih kuat dari J. Jika J dibandingkan dengan L, maka J very strong importance sangat penting dari pada L dengan nilai sebesar 7. Jadi baris 1 kolom 3 diisi dengan nilai 7, dan seterusnya.

2.2.4 Uji Konsistensi Indeks dan Rasio