Sinopsis Hanoman Obong Reog Kridha Beksa Lumaksana

18

2.1.2 Reog Kridha Beksa Lumaksana

Reog Kridha Beksa Lumaksana tidak menyajikan cerita Hanoman Obong atau Ramayana secara lengkap. Hanoman Obong adalah nama judul salah satu fragmen dalam cerita Ramayana. Judul itu dipakai karena cerita tersebut memfokuskan terhadap tokoh Hanoman, meskipun begitu dalam cerita versi Reog Kridha Beksa Lumaksana menampilkan sebagian besar cerita Ramayana. Bagian cerita yang dihilangkan adalah sayembara Sinta, Sarkapanaka menggoda Lesmana, pertarungan Subali melawan Sugriwa dan Rama, serta berbagai pertarungan antara kera dengan para petinggi Buto raksasa baca Ramayana. Penghilangan bagian cerita tersebut dilakukan karena hanya mengambil intisari cerita. Selain itu, apabila disajikan secara lengkap waktu yang dibutuhkan tidak cukup dalam satu malam Warsito, wawancara pribadi, Februari 2012. Misalnya, sendaratari Ramayana yang dibawakan di Candi Prambanan membutuhkan waktu empat hari, bahkan pernah dalam enam hari Soedarsono dan Tati Narawati, 2011:262.

2.1.2.1 Sinopsis Hanoman Obong

Para penari memasuki panggung secara perlahan dengan membentuk dua baris. Sesampainya di panggung para penari duduk sambil menunggu instruksi dari tembangan Pentul dan Bejer, kemudian mereka pun menari bersama-sama sebagai tari pembuka yang menjadi ciri khas reog. Setelah selesai semua penari ke belakang panggung, kecuali Lembatak. Para penari Buto dan kera masuk panggung kembali 19 membawa obor untuk menyalakan api di sekitar panggung yang menandakan cerita akan dimulai. Selesai menyalakan Buto dan kera kembali ke belakang panggung diikuti Lembatak. Cerita diawali ketika Rama, Lesmana, dan Sinta sedang berada di hutan. Sinta melihat kijang kencana yang sangat menarik. Berulang kali Sinta mencoba menangkapnya, tetapi selalu gagal. Dia pun meminta bantuan Rama untuk menangkapnya. Sebelum pergi mengejar kijang kencana, Rama memerintahkan Lesmana untuk menjaga Sinta. Kijang kencana begitu lincah, sehingga Rama kesulitan untuk menangkapnya. Kelincahan kijang kencana, membuat Rama curiga, maka dia memanahnya. Seketika kijang kencana berubah ke wujud aslinya yang ternyata adalah jelmaan Cakil atau Kala Marica. Cakil menyamar diperintah oleh Rahwana untuk menjauhkan Rama dari Sinta. Sementara di sisi lain, Sinta mengkhawatirkan keadaan Rama. Lesmana diperintahnya untuk melihat keadaan Rama. Dengan berat hati Lesmana pergi. Sebelum pergi, Lesmana membuat lingkaran dengan krisnya, supaya Sinta aman dari marabahaya. Rahwana yang sejak tadi melihat gerak-gerak Sinta dan Lesmana, merubah wujudnya menjadi seorang kakek. Rahwana berpura-pura meminta pertolongan Sinta. Ketika Sinta keluar dari lingkaran, Rahwana langsung membawanya pergi. Rama masih bertarung melawan Cakil. Beberapa kali serangan Cakil dapat ditahannya. Pukulannya membuat Cakil tersungkur. Cakil mengeluarkan keris 20 andalannya. Dia mampu menghindar serangan keris, lalu membalikan keris Cakil hingga Cakil tertusuk kerisnya sendiri. Dengan sempoyangan Cakil pergi. Lesmana datang menghampiri Rama, tetapi Rama langsung marah karena Sinta ditinggal sendiri. Mereka pun langsung mencari pergi mencari Sinta Jatayu yang sedang terbang mendengar teriakan minta tolong Sinta. Dia pun mencoba menolong Sinta. Pertarungan sengit antara Rahwana dan Jatayu tidak terelakan. Jatayu mampu mengalahkan Rahwana, tetapi berkat ajian Pancasona yaitu ketika mati jika tubuhnya menyentuh tanah, maka akan hidup kembali. Pertarungan tersebut menguras energi Jatayu. Akhirnya Jatayu dikalahkan oleh Rahwana. Rama dan Lesmana masih mencari Sinta ke segala penjuru hutan. Di dalam perjalanan mereka menemukan seekor burung garuda sedang terluka yaitu Jatayu. Jatayu menceritakan kejadian tersebut kepada mereka, bahwa Rahwana menculik Sinta. Belum selesai bercerita Jatayu keburu menemui ajalnya. Mereka menggelar doa untuk Jatayu supaya diterima sang pencipta. Sugriwa yang telah ditolong Rama mengalahkan kakaknya Subali bersedia membantu menyerang Rahwana. Sebelum memulai peperangan Rama mencari seorang duta. Hanoman dipilih menjadi duta ke kerajaan Alengka yang dipimpin Rahwana. Rama memberikan cincin kepada Hanoman, supaya Sinta mengerti bahwa Hanoman adalah utusan Rama. Terpilihnya Hanoman sebagai duta ke Istana Alengka, membuat Anggada atau kera merah iri kepada Hanoman. Anggada mengamuk, Hanoman yang kebetulan lewat diserangnya. Hanoman pun balas menyerang. Rama, Lesmana, Sugriwa beserta 21 pasukan kera datang. Rama memisahkan pertarungan mereka, kemudian mereka pun berdamai. Hanoman berangkat ke Istana Alengka. Di dalam perjalanan Hanoman bertemu Buto Milkataksini sang penguasa samudra. Milkataksini menghalangi perjalanan Hanoman, maka terjadilah pertarungan antara Milkataksini dengan Hanoman. Diawal pertarungan Hanoman kalah, tetapi Hanoman dapat membalikan keadaan, sehingga Milkataksini dapat dikalahkannya. Kemudian Hanoman melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di Alengka Hanoman mencari-cari Sinta. Setelah menemukan, dia memberikan cincin Rama kepada Sinta. Cincin itu masih muat di jari Sinta yang tandanya Sinta masih suci. Sebelum pulang Hanoman ingin memberikan pelajaran kepada para raksasa, maka dia pun mulai merusak istana Alengka. Setelah puas mengacaukan Alengka, Hanoman berpura-pura mengalah dari Indrajid, anak Rahwana. Dalam kondisi dirantai, Hanoman dibawa oleh Indrajit ke hadapan Rahwana. Tiba-tiba Hanoman melepas rantai yang melilitnya, lalu menyerang Rahwana. Rahwana dengan cepat membalas serangan hingga Hanoman terpental. Kumbakarna langsung mencegah Rahwana yang ingin membunuh Hanoman. Sekalipun Kumbakarna mencegah, Rahwana tetap ingin membunuh Hanoman, maka Kumbakarana pun diusir oleh Rahwana dari istananya. Selepas kepergian Kumbakarna, Rahwana memerintahkan Indrajit supaya membakar Hanoman. Sebelum api membakar tubuhnya, ia dapat melepaskan diri. 22 Api yang tadinya digunakan untuk membakarnya justru membakar sebagian Istana Alengka. Peperangan antara kerajaan Alengka dengan pasukan Rama telah dimulai. Rahwana geram karena banyak pasukan yang mati serta sanak keluarganya. Dia memerintahkan Indrajit untuk membangunkan Kumbakarna untuk berperang. Indrajit berangkat menuju peristarahatan Kumbakarna. Sesampainya di sana, Indrajit mencoba membangunkannya dengan susah payah. Setelah Kumbakarna bangun, Indrajit mengajak Kumbakarna untuk menghadap Rahwana. Rahwana menyuruh Kumbakarna bergabung dalam perang, Kumbakarna menolak karena tindakan kakaknya, yaitu Rahwana telah salah dengan bertindak menculik Sinta. Pada akhirnya, Kumbakarna terjun ke medan perang, tetapi bukan karena membela Rahwana yang telah menculik Sinta. Dia berperang untuk membela bangsa Buto atau raksasa yang dibantai di medan pertempuran. Para kera termasuk Hanoman dan Sugriwa menyerang Kumbakarna secara bersamaan, tetapi mereka bukan tandingannya. Kemudian Kumbakarna dikeroyok para kera rucah, sedikitpun dia tidak terluka. Lesmana turun ke medan pertempuran untuk melawan Kumbakarna. Panah Lesmana dilesatkan ke arah tangan kanan, lalu tangan kiri Kumbukarna hingga, tetapi Kumbakarna masih melawan para kera. Panah Lesmana dilesatkan lagi ke arah kaki kanan. Terakhir Rama dan Lesmana memanah Kumbakarna bersamaan, sehingga Kumbakarna gugur di medan perang. Melihat adiknya yang telah tewas, Rahwana pun mengirimkan Indrajit untuk menyerang. Indrajit bertempur melawan Anggada atau kera merah. Anggada 23 kepayahan karena tenaga mulai habis, Indrajit yang melihat Rama langsung menyerang dengan panah Kalabardani, tetapi tidak mempan. Lesmana melepaskan panahnya ke arah Indrajit, hingga tewas seketika. Rahwana akhirnya turun ke medan pertempuran. Dia menghabisi banyak kera. Para kera tidak sanggup melawanannya, termasuk Hanoman dan Sugriwa. Lesmana pun ikut bertarung, tetapi tidak sanggup melawan Rahwana. Rama turun tangan menghadapi Rahwana. Berkali-kali Rahwana mati, tetapi seketika itu juga dia bangkit lagi karena ajian Pancasona dan Rawaranteknya. Rama pun sempat dikalahkan. Akhirnya Rama mengeluarkan panah sakti yang bernama Kiyai Dangu. Panah itu dilesatkan, tetapi tidak membunuh Rahwana, hanya melukai terus menerus, hingga Rahwana mengalami kesakitan terus menerus. Kekalahan Rahwana disambut gembira oleh para kera termasuk Sinta. Sinta yang telah menderita berada di tangan Rahwana ingin segera kembali ke pelukan Rama, tetapi Rama meragukan bahwa Sinta masih suci. Untuk membuktikan bahwa Sinta masih suci dibuat upacara pembuktian kesucian, yaitu dengan Sinta terjun ke dalam api yang membara. Apabila Sinta terbakar berarti sudah tidak suci. Sinta pun menceburkan dirinya ke dalam api. Kobaran api tidak mampu membakar Sinta yang menandakan bahwa masih Suci. Rama pun datang menjemput Sinta dari api penyucian. 24

2.1.2.2 Sinopsis Burisrawa Rante