9
etnik yang sama, tetapi komuniti yang satu tertutup dan satunya terbuka bumi Koentjaranirat, 1990:4.
Komparatif taksonomi atau klasifikasi kebudayaan adalah penelitian yang mengklasifikasikan aneka ragam kebudayaan berdasarkan penggolongan dari jenis
kebudayaan tertentu Koentjaranirat, 1990:13. Komparatif taksonomi menurut F. Eggan yaitu tentang taksonomi kebudayaan di daerah yang persebarannya
terbatas via Koentjaraningrat, 1990:11. Konsep itu disebut dengan istilah daerah kebudayaan atau culture area. Berbeda dengan penelitian komparatif Tylor yaitu
penelitian untuk menguji korelasi dengan tujuan menguji korelasi-korelasi dan memantapkan generalisasi mengenai kaitan unsur-unsur tersebut.
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode wawancara. Metode observasi atau pengamatan adalah suatu penelitian secara sistematis yang
menggunakan indera manusia Endraswara, 2006:133. Observasi dapat digolongkan menjadi pengamatan berperan serta dan pengamatan tidak berperan
serta 2006:136. Pengamatan berperan serta, berarti pengamat pengamat budaya ikut terlibat baik pasif maupun aktif ke dalam tindakan budaya,
sedangkan pengamatan tidak berperan serta peneliti berada di luar aktifitas budaya.
10
Dalam hal ini, peneliti menggunakan pengamatan berperan serta ikut membaur ke dalam masyarakat kebudayaan. Menonton pada saat diselenggarakan
Reog Glodogan maupun Reog Kridha Beksa Lumaksana, tetapi peneliti tidak ikut menjadi penari Reog karena membutuhkan latihan yang tidak sebentar. Selain itu,
penari dikhususkan masyarakat pedukuhan Glodogan atau Mangiran. Metode wawancara adalah metode yang dipakai dalam suatu penelitian
yang bertujuan menggali keterangan atau data yang dibutuhkan dari informan Endraswara, 2006:155. Metode ini merupakan suatu pembantu utama dari
metode observasi. Dalam mengumpulkan data dari informan, peneliti akan membentuk dua macam pertanyaan, yaitu subtansif dan teoritik 2006:152.
Pertanyaan subtansif merupakan pertanyaan yang berupa persoalan khas yang terkait dengan aktifitas budaya Reog Glodogan dan Reog Kridha Beksa
Lumaksana, sedangkan pertanyaan teoritis berkaitan dengan makna dan fungsi kedua reog tersebut
. Untuk mendapatkan hasil data maksimal memerlukan teknik yang
mendukung kedua metode tersebut. Teknik yang digunakan adalah teknik pencatatan yang berupa pencatatan berdasarkan ingatan peneliti, pencatatan
secara tertulis, alat perekam audio, alat perekam visual foto, alat perekam audio visual video. Teknik ini digunakan supaya data-data yang telah diperoleh tidak
mudah hilang.
11
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data Analisis data penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang berupa deskripsi mendalam mengenai Reog Glodogan dan Reog Kridha Beksa Lumaksana. Analisis bersifat
terbuka, open endeed, dan induktif yang artinya analisis bersifat longgar, tidak kaku, dan tidak statis Endraswara, 2010:174. Analisis data induktif bertujuan
untuk memperjelas informasi yang masuk mengenai Reog Glodogan dan Reog Kridha Beksa Lumaksana melalui proses unitisasi dan katagorisasi. Unitisasi
adalah data mentah diolah secara sistematis menjadi unit-unit, sedangkan katagorisasi adalah upaya untuk membuat identifikasi atau memilah-milih
sejumlah unit supaya akurat dan jelas. Dalam menganalisis data-data tersebut melalui tiga tahap.
Tahap pertama adalah tahap open coding yaitu peneliti berusaha memperoleh data sebanyak-
banyaknya variasi data yang terkait dengan topik peneltian Endraswara, 2010:175. Peneliti memperoleh data-data yang terkait dengan Reog Glodogan
dan Reog Kridha Beksa Lumaksan. Setelah itu, dilakukan proses memerinci data yang masuk dari observasi dan wawancara di Pedukuhan Glodogan, memeriksa
data-data tersebut, membandingkan antara data yang satu dengan data yang lain, mengkonseptualisasikan data, dan mengkatagorikan sesuai isi data.
Tahap kedua adalah tahap axial coding yaitu hasil yang diperoleh dari open coding diorganisir kembali berdasarkan katagori, serta dikembangkan ke arah
proposisi Endraswara, 2010:175. Pada tahap ini dilakukan analisis hubungan
12
antar katagori atau unsur bentuk penyajian dari kedua reog. Data mengenai Reog Glodogan dan Reog Kridha Beksa Lumaksana diorganisir berdasarkan katagori,
kemudian dianalisis hubungan antar katagori tersebut. Tahap ketiga adalah tahap selective coding penulis tinggal
mengklasifikasikan katagori inti beserta kaitannya dengan katagori lainnya Endraswara, 2010:176. Katagori inti ditemukan melalui perbandingan
hubungan katagori dengan menggunakan model paradigma. Tahapan ini akan memudahkan peneliti untuk memberi makna pada setiap katagori. Pada tahap ini
peneliti mengklasifikasikan unsur bentuk penyajian Reog Glodogan dengan Reog Kridha Beksa Lumaksana. Selanjutnya dibandingkan tiap katagori, supaya
mendapat persamaan dan perbedaan yang dimiliki kedua reog.
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data