Kegiatan Internal Public Realtions Dalam Menerapkan Budaya Perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung

(1)

ABSTRAK

KEGIATAN INTERNAL PUBLIC RELATIONS DALAM MENERAPKAN BUDAYA PERUSAHAAN DI RADIO GARUDA 105.5 FM BANDUNG

Oleh:

RIMA ANGGRAENI NIM 41806072

Skripsi ini dibawah bimbingan, Iin Rahmi Handayani, S.Sos, M.I.Kom

Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Kegiatan Internal Public Relations Dalam Menerapkan Budaya Perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang di dapat dan di peroleh dari sumber asli atau pertama yaitu wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga memudahkan dalam mencari dan mengumpulkan data yaitu studi pustaka dan penulusuran online. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah berjumlah 2 orang yaitu AE Manager Support dan Public Relations Dept. Penelitian ini relatif sederhana yang tidak memerlukan landasan teori rumit atau pengajuan hipotesis tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui unsur penentuan, seleksi dan retensi maka dapat dikatakan bahwa kegiatan internal Public Relations dapat menumbuhkan budaya yang dapat dijalankan oleh semua anggota perusahaan secara konsisten dapat menciptakan hidup berorganisasi yang terbuka. Karyawan bebas mengemukakan pikiran,perasaan dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Melalui berbagai kegiatan-kegiatan internalnya, membentuk budaya yang pas diantara orang-orang dalam perusahaan, maka perusahaan akan dapat lebih mudah bersaing dan meraih keberhasilan.

Dari penelitian ini diperoleh hasil kesimpulan dari beberapa unsur penunjang Kegiatan Internal, yaitu: Penentuan, Seleksi dan Retensi, bahwa Public Relations dapat melakukan semua yang mencakup sub unsur Kegiatan Internal itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa Kegiatan Internal Public Relations mampu menghasilkan budaya perusahaan dengan baik yang dapat mengontrol sikap karyawan. Setiap karyawan dapat memahami bahwa budaya perusahaan merupakan suatu komitmen dari setiap individu untuk saling terbuka, saling percaya, dan bertanggungjawab.

Dalam sebuah penelitian, bagi seorang peneliti harus mampu memberikan sesuatu yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, instansi atau lembaga serta berbagai pihak yang berkaitan dengan penellitian ini.


(2)

ABSTRACT

ACTIVITY IN INTERNAL PUBLIC RELATIONS FIRM IN APPLYING THE CULTURE RADIO 105.5 FM GARUDA BANDUNG

BY:

RIMA ANGGRAENI NIM 41806072

This report is under Supervisor of Iin Rahmi Handayani, S.Sos, M.I.Kom

Study is to examine how the Internal Public Relations Activities in Implementing Corporate Culture In Radio Garuda 105.5 FM Bandung. The research method used in this research is descriptive research method with

qualitative approaches.

Primary data in this study are data on the can and was obtained from the original source or the first is interview and observation. While secondary data are data that are already available so it is easy to find and collect data that is book study and penulusuran online. The informants in this study are numbered two people namely AE Support Manager and Public Relations Department.

For analysis techniques researchers used deskripitif analysis techniques, namely a method that is used to explain and describe phenomena that occur. Based on research results obtained we can conclude that internal public relations activities can foster a culture that can be implemented by all member firms are consistently able to create an open organizational life, free karyawan suggested thoughts, feelings and participate in decision-making process .

From this research, obtained results supporting the conclusions of some elements of internal activities, namely: Determination, Selection and Retention, Public Relations that can perform all of which include sub-element itself Internal Activities. It can be concluded by the researchers that the activities of Internal Public Relations is able to produce good corporate culture that can control the attitude of employees. Each employee can understand that corporate culture is a commitment from every individual to open to each other, mutual trust, and responsibility. Through a variety of internal activities, establish a culture that fits between the people within the company, the company can more easily compete and achieve success so that this research may provide something useful for the development of science, agencies or institutions and various related parties with this penellitian


(3)

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan organisasi dalam suatu perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan Public Relations merupakan salah satu penunjang keberhasilan dari suatu organisasi atau perusahaan. Hal ini ditekankan pada seluruh anggota perusahaan yaitu karyawan, staf dan atasan sebuah peruasahaan atau organisasi. Dalam perusahaan karyawan sangat diperlukan dalam memajukan perusahaan dan karyawan juga sangat dibutuhkan oleh perusahaan atau organisasi

Secara internal hubungan antara karyawan sangat penting dan harus dibangun dengan baik yakni hubungan antara karyawan dengan perusahaan dan sudah sewajibnya perusahaan memberikan perhatian yang baik untuk mereka demi meningkatkan produktivitas kerjanya yang didukung oleh kegiatan internal Public Relations (Abdurakhman. 2001 : 53).

Kegiatan Internal Public Relations merupakan kegiatan yang ditujukan untuk publik internal organisasi atau perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan elemen yang berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya.

Melalui kegiatan Internal Public Relations diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik internal dari organisasi atau perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik. Dengan begitu kegiatan

operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar. Kegiatan hubungan internal yang dilakukan oleh seorang Public Relations antara lain :


(5)

1) Hubungan dengan karyawan (employee relations)

Seorang Public Relations harus mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan baik secara formal maupun informal untuk mengetahui kritik dan saran mereka sehingga bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam organisasi/perusahaan. Seorang PR harus mampu menjembatani komunikasi antara pimpinan dan karyawan. Karena dengan diadakan program employee relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif yaitu karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Sehingga dapat menciptakan rasa memilki (sense of belonging), motivasi, kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin. 2) Hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations)

Seorang PR juga harus mampu membina hubungan yang baik dengan pemegang saham, serta mampu mengkomunikasikan apa yang terjadi dalam organisasi atau perusahaan. Karena sebagai penyandang dana, mereka harus selalu tahu perkembangan perusahaan secara transparan agar dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan. Dengan demikian akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurigaan terhadap perusahaan (Effendy.1999;117).

.

Target kegiatan Public Relations dalam konteks ini adalah menjaga suasana diantara para karyawan di dalam badan atau perusahaan. Bagaimana menciptakan


(6)

komunikasi efektif, keserasian hubungan antara pimpinan dan bawahan, baik secara horisontal maupun vertikal, sehingga dapat memperkuat tim kerja perusahaan.

Tujuan dari internal Public Relations tersebut bisa terealisasikan jika pimpinan memperhatikan kepentingan-kepentingan karyawan dengan mengadakan komunikasi teratur dan tepat guna dalam perusahaan, mempertinggi kecakapan dan pengetahuan SDM perusahaan, memberikan hiburan dan kesempatan bersantai bagi pegawai, meningkatkan kebersihan, ketertiban, serta keindahan perusahaan dan lingkungannya, mengintegrasikan keluarga pegawai ke dalam kehidupan perusahaan, memelihara kesejahteraan pegawai atas usaha sendiri. Dalam hal ini tugas seorang Public Relations bertujuan untuk menyelenggarakan komunikasi yang persuasive dan informative yang dapat dilaksanakan dengan secara:

1) Tertulis yaitu menggunakan surat-surat, majalah, bulletin, brosur.

2) Lisan, yaitu dengan mengadakan briefing, rapat-rapat, diskusi, ceramah dan sebagainya.

3) Conselling, yaitu dengan menyediakan beberapa anggota staf yang telah mendapatkan latihan atau pendidikan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada karyawan, turut memecahkan masalah-masalah pribadi mereka atau mendiskusikannya bersama-sama)

Seperti yang dikutip Effendy dari Human Relations dan Internal Public Relations adalah:

“Pertukaran gagasan diantara adminster dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan dengan strukturnya yang khas (organisasi dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal didalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaaan berlangsung)”. (Effendy.1999;122)


(7)

Definisi tersebut dapat dijadikan satu tolak ukur tentang bagaimana kegiatan internal Public Relations dalam sebuah perusahaan dan merupakan faktor yang mendukung pelaksanaan kegiatan internal Public Relations dalam menjalankan tugasnya adalah menciptakan identitas dan mendukung kegiatan. Seperti yang dikemukakan Effendy dalam bukunya Human Relations dan Public Relations adalah:

1) Menciptakan Identitas

Menciptakan identitas merupakan salah satu kegiatan internal Public Relations dalam menciptakan budaya perusahaan dimana perusahaan tersebut mempunyai ciri atau image yang baik untuk diketahui secara umum atau luas dalam upaya menjaga citra, membina hubungan yang baik dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan baik.

2) Mendukung Kegiatan

Mendukung kegiatan adalah salah satu partisipasi internal Public Relations dengan melakukan promosi, melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan memberikan pengarahan bagi karyawan. (Effendy.1999;122)

Kegiatan Public Relations bersifat fleksibel terhadap perkembangan dinamika kehidupan masyarakat yang mengikuti kemajuan zaman, khususnya era globalisasi saat ini. Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi, konseksuesi, menasehati para pemimpin organisasi, dan melakukan program yang telah terencana mengenai kegiatan dan kepentingan publik atau umum. (Effendy. 1999;132)

Internal Public Relations merupakan hubungan yang dilakukan dalam seluruh komponen perusahaan. Ini dilakukan untuk menerapkan budaya perusahaan dalam


(8)

perusahaan agar dapat merubah sikap dan pandangan karyawan terhadap perusahaan. Internal Public Relations adalah suatu kegiatan yang dilakukan seorang Public Relations didalam sebuah perusahaan yang bersifat internal demi mewujudkan kenyamanan dan kesejahteraan dalam bekerja didalam suatu perusahaan.

Pada dasarnya kegiatan internal Public Relations dalam sebuah perusahaan selalu dapat ditemukan, begitupun dengan budaya perusahaan itu sendiri selalu ada pada setiap perusahaan sebagai pengikat atau pengatur karyawan dalam bekerja dan bersikap.

Dalam sebuah perusahaan atau organisasi dituntut untuk mengatur karyawan baik itu staf, karyawan maupun atasan. Untuk itu budaya perusahaan dalam organisasi harus diterapkan yang mencakup budaya kerja yang dapat merubah tingkah laku karyawan dan juga dapat memotivasi karyawan. (Effendy. 1999 : 124)

Budaya perusahaan sangat diperlukan dalam suatu perusahaan atau organisasi, salah satunya di Radio Garuda 105.5 FM Bandung yang menerapkan budaya perusahaan sebagai budaya kerja. Dalam peruasahaan yang paling berperan untuk menerapkan budaya perusahaan adalah seluruh karyawan. Terutama peran seorang Public Relations secara internal harus dapat masuk kedalam pemikiran karyawan dan pimpinan, jelasnya Public Relations harus dapat menjalin hubungan hubungan yang baik dengan karyawan maupun atasan yang dapat membuat kenyamanan karyawan dalam bekerja.

Adapun contoh budaya kerja yang kurang baik yaitu karyawan yang kurang semangat bekerja dan tidak tepat waktu. Hal ini bukan sebagai penunjang perkembangan perusahaan tetapi penghambat kemajuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Pembuangan waktu kerja yang dimanfaatkan karyawan dan jika hal ini dipertahankan akan menimbulkan budaya perusahaan yang buruk dan suasana kerja


(9)

yang tidak baik. tetapi dengan bergulirnya waktu dan dengan banyaknya masukan kepada pemimpin akhirnya budaya kerja sedikit demi sedikit mulai dicanangkan dan diterapkan demi kenyamanan kerja bersama dari mulai peraturan kehadiran sampai jam pulang kerja terorganisir. Maka dari itu budaya perusahaan di Radio Garuda 105.5 FM benar-benar dibutuhkan sebagai penunjang perusahaan agar dapat memotivasi dan meningkatkan kualitas pekerja dalam bekerja.

Dengan diterapkannya budaya perusahaan dalam perusahaan dapat membentuk karyawan yang disiplin, taat, teratur dan nyaman. Salah satu bentuk budaya perusahaan yang ada di Radio Garuda 105.5 FM adalah dengan dicantumkannya internal memo yang dibuat oleh Public Relations atas persetujuan atasanya yang berada disetiap ruangan agar bisa terbaca dan untuk mengingatkan para karyawan. Seperti karyawan harus dapat menjalin hubungan dengan baik seperti penyiar dengan produsernya atau Public Relations dengan Marketing dan lebih luas lagi hubungan bawahan dengan atasan atau setiap akan menciptakan suatu kenyamanan dalam bekerja, karena benda dalam suatu perusahaan jelas harus menyamakan barisan dan menyamakan suara dalam suatu visi dan misi perusahaan.

Tugas internal Public Relations mempunyai peran penting dalam menciptakan budaya perusahaan. Dan saat ini proses budaya perusahaan sedang berjalan dengan baik di Radio Garuda 105.5 FM Bandung.

Budaya perusahaan yang diterapkan diperusahaan yaitu merupakan pola, sikap, keyakinan, asumsi dan harapan yang dimilki bersama dan menjadi

pegangan dan pedoman dalam melakukan interaksi antar karyawan dalam usaha mencapai sasaran perusahaan. Budaya perusahaan juga dipandang sebagai komponen


(10)

kunci keberhasilan dan pencapaian misi, arah, strategi serta menyelesaikan permasalahan (Deal and Kennedy. 2006: 92).

Budaya perusahaan mempunyai makna yang sama dengan budaya kerja yakni, persepsi yang dibuat untuk mengatur dan mengikat para pekerja atau karyawan dalam menjalankan tugas untuk bersikap lebih baik.

Pengertian Corporate Culture atau budaya perusahaan yang dikemukakan oleh Papundu yang dikutip dari Deal and Keneddy dalam bukunya Corporate Culture adalah:

“Budaya perusahaan adalah nilai inti sebagai eseni falsafah perusahaan untuk mencapai sukses yang didukung semua warga organisasi dan menjadi pedoman perilaku mereka dari hari ke hari”. (2006;6)

Pengertian budaya perusahaan diatas menjelaskan bahwa budaya perusahaan merupakan suatu hal yang berpengaruh besar pada kesuksesan setiap perusahaan dalam mengatur setiap orang yang berada dan berkaitan dengan perusahaan. Budaya perusahaan mencakup semua segi kehidupan organisasional mulai dari strategi, kebijaksanaan, etos kerja, standard etik sampai kepada hal-hal yang bersifat teknis seperti tata cara berpakaian, cara berbicara, cara berinteraksi satu sama lain dan menciptakan suasana kerja yang nyaman. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keseluruhan nilai-nilai, tatacara, dan kode etik perusahaan merupakan bagian yang penting dalam perusahaan. (Susanto. 1997 : 12)

Pentingnya menciptakan budaya perusahaan dalam perusahaan dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti kegiatan penyebarluasan “cerita” mengenai perusahaan, pengenalan hal-hal yang bersifat ceremonial, simbol-simbol yang digunakan, kebiasaan perusahaan dalam pemberian penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.


(11)

Konteks ini sangat berkaitan dengan komunikasi antaralain untuk membagi pengetahuan dan pengalaman terutama didalam perusahaan komunikasi yang efektif sangatlah diperlukan, oleh karenanya seorang pimpinan dalam suatu organisasi atau perusahaan perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi dengan publiknya yaitu karyawan. Didalam bentuk komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Manusialah yang mengerjakan kegiataan dan tugas-tugas organisasi dan manusia pula yang memberikan pengetahuan yang digunakan untuk tumbuh dan berkembang dalam sebuah organisasi atau perusahaan. (Mulyana. 2001 : 66)

Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan. Karena komunikasi merupakan cara manusia untuk berinteraksi dalam mengeluarkan pendapat, saran, ide dan lain-lain. Karena pada kenyataanya manusia merupakan makhluk sosial yang jelas tidak dapat hidup sendiri dan tidak dapat dielakan bahwa manusia membutuhkan interaksi untuk saling berhubungan dan untuk memenuhi kebutuhannya khususnya kebutuhan akan informasi. Komunikasi dalam konteks apapun adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan. Melalui komunikasi dengan orang lain, kita dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita, dengan memupuk hubungan yang hangat dengan orang-orang disekitar kita. Kebutuhan emosional dan intelektual itu kita peroleh pertama-tama dari keluarga, orang-orang dekat disekeliling seperti kerabat dan kawan-kawan sebaya dan barulah masyarakat pada umumnya termasuk sekolah dan media massa. (Mulyana. 2001 : 67)

Dari uraian yang telah penulis ungkapkan dalam latar belakang masalah diatas, maka dapat diketahui kontribusi dari kegiatan tersebut yang selanjutnya penelitian ini


(12)

dilakukan pada salah satu radio swasta di Bandung yaitu Radio Garuda 105.5 FM. Kemudian penelitian tersebut dituangkan dalam skripsi dengan rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana Kegiatan Internal Public Relations Dalam Menerapkan Budaya Perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengidentifikasi yang menjadi pokok masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Bagaimana penentuan kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

2. Bagaimana seleksi kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

3. Bagaimana retensi kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

4. Bagaimana kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian


(13)

Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang “Kegiatan Internal Public Relations Dalam Menerapkan Budaya Perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung”.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penentuan kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan di Radio Garuda 105.5 FM Bandung 2. Untuk mengetahui seleksi kegiatan internal Public Relations dalam

menerapkan budaya perusahaan di Radio Garuda 105.5 FM Bandung

3. Untuk mengetahui retensi kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan di Radio Garuda 105.5 FM Bandung

4. Untuk mengetahui kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan di Radio Garuda 105.5 FM Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis


(14)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya khususnya mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, sehingga dapan menunjang perkembangan dalam bidang Ilmu Komunikasi dapat menggambarkan secara garis besar mengenai Public Relations atau Hubungan Masyarakat kepada semua pihak yang terkait. Khususnya bagi yang akan meneliti kegiatan internal Public Relations dan budaya perusahaan.

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Kegunaan Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti, khususnya dalam mengetahui Kegiatan Internal Public Relations Dalam Menerapkan Budaya Perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung

2. Kegunaan Bagi Universitas

Bagi Universitas, khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Humas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu atau sebagai literatur untuk pengembangan ilmu bersangkutan dan mengkaji masalah yang searah.

3. Kegunaan Bagi Perusahaan

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan pengetahuam kepada Radio Garuda 105.5 FM Bandung mengenai bagaimana Kegiatan Internal Public Relations Dalam Menerapkan Budaya Perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung.


(15)

1.5 Kerangka Pemikiran

Guna memberikan sebuah deskriptif atau gambaran dari penelitian ini maka diperlukan kerangka pemikiran sebagai cerminan penulis terhadap penelitian mengenai Kegiatan Internal Public Relations Dalam Menerapkan Budaya Perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung.

1.5.1 Kerangka Teoritis

Untuk menganalisis internal public relations dan budaya perusahaan yang telah dijelaskan pada latar belakang penelitian, maka peneliti menganggap paling sesuai dengan penelitian ini adalah menggunakan teori komunikasi organisasi dari Karl Weick yaitu struktur hirarki, garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar merupakan bagian dari inovasi. Teori ini melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk mempertahankan hidup. Weick meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan (free-flowing) dan komunikasi interaktif. Untuk itu ketika dihadapkan pada situasi yang mengacaukan, karyawan harus bertumpu pada komunikasi yang berpedoman pada aturan-aturan perusahaan. (Em Griffin, 2003:26)


(16)

1.5.1.1 Teori Weick Tentang Pengorganisasian

Teori ini mempunyai arti penting dalam bidang komunikasi karena ia menggunakan komunikasi sebagai basis pengorganisasian manusia dan memberikan dasar logika untuk memahami bagaimana orang berorganisasi. Menurutnya, kegiatan-kegiatan pengorganisasian memenuhi fungsi pengurangan ketidakpastian dari informasi yang diterima dari lingkungan atau wilayah sekeliling. Semua informasi dari lingkungan sedikit banyak sifatnya tidak jelas, dan aktivitas-aktivitas pengorganisasian dirancang untuk mengurangi ketidakpastian atau ketidakjelasan. (Em Griffin, 2003:27)

1.5.1.2 Organisasi Sebagai Proses Evolusioner

Menurut Weick organisasi sebagai proses evolusioner yang bersandar pada sebuah rangkaian yang terdiri dari tiga proses yaitu:

Penentuan(Enachment)

Seleksi (Selections)


(17)

Penentuan (Enachment) adalah pendefinisian situasi, atau proses mengumpulkan informasi yang tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada ketidakjelasan. • Seleksi (Selections), memungkinkan kelompok untuk menerima

aspek-aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi awal. • Retensi (Retentions) yaitu evaluasi atau proses menyimpan

aspek-aspek tertentu yang akan digunakan pada masa mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya.

Teori ini berasumsi bahwa organisasi bergerak dari proses pengorganisasian ke proses lain dengan cara yang sudah tertentu berdasarkan proses penentuan, seleksi dan penyimpanan yaitu:

1. Menciptakan lingkungan organisasi yang merujuk kepada bagaimana informasi akan diterima dan diinterpretasikan oleh Public Relations iyakni dengan mengadakan komunikasi internal, danimembuat iprogram-program perusahaan untuk mengartikulasikan visiiimasa depan organisasi yang realistik.

2. Menginterpretasikan input dengan memilih metode terbaik untuk mendapatkan informasi melalui meeting antar karyawan yang diadakan secara berkala diperusahaan.


(18)

3. Retensi organisasi merupakan proses melakukan aktivitas ikerjasama untuk membuat informasi yang dapat diterima dan dipahami dengan baik yang menekankan pada aspek-aspek organisasi dan imemungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan.

Dalam organisasi terus menerus melakukan kegiatan di dalam proses-proses ini untuk menemukan aspek-aspek lainnya dari lingkungan. Sehingga tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (Em Griffin, 2003:28).

1.5.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pengaplikasian kerangka teoritis pada kegiatan internal public relations dengan penelitian yang dilakukan di Radio Garuda 105.5 FM Bandung. Maka peneliti mengaplikasikannya meliputi kombinasi antar unsur-unsur pada setiap teori seperti yang telah dikemukakan Karl Weick yaitu:

1. Penentuan (enachment) : rencana Public Relations Radio Garuda 105.5 FM Bandung mengenai karyawan pwrusahaan yang memiliki budaya kerja.

2. Seleksi (selection) : seleksi informsi yang terjadi pada karyawan Radio Garuda 105.5 FM Bandung yang berada di lingkungan kerja. Proses ini menekankan dimana karyawan mengumpulkan dan mengelola informasi dari pimpinan.


(19)

3. Retensi (retention) : proses penyimpanan aspek- aspek dalam kegiatan internal untuk menerapkan budaya perusahaan yang diintegrasikan oleh Public Relations Radio Garuda 105.5 FM Bandung.

1.6 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi, yang diajukan kepada bagian Public Relations Officer Radio Garuda 105.5 FM Bandung. Adapun pertanyaan penelitian sebagai berikut:

A. Penentuan (Enachment)

1. Bagaimana informasi yang disampaikan dari kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

2. Bagaimana integritas dalam kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

3. Apa aturan yang diterapkan dari kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

4. Apa nilai-nilai yang diterapkan dari kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

5. Harapan apa yang diinginkan dari kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?


(20)

B. Seleksi (Selection)

6. Faktor apa yang menjadi penghambat dalam melaksanakan kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

7. Apa sosialisasi yang dilakukan dalam kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

8. Bagaimana aspek-aspek kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

9. Bagaimana orientasi kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

10. Bagaimana proses kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

C. Penyimpanan (Retention)

11. Bagaimana konsep kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

12. Bagaimana hasil dari kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan Di Radio Garuda 105.5 FM Bandung?

1.7 Metodelogi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri)


(21)

individu, situasi atau kelompok tertentu. Penelitian ini relatif sederhana yang tidak memerlukan landasan teori rumit atau pengajuan hipotesis tertentu (Ruslan, 2004 : 12).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan tentang hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi dan pada tahap terakhir metode deskriptif harus sampai pada kesimpulan yang didasarkan atas data penelitian (Surachman. 1970 : 52).

Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Pendekatan diarahkan pada latar dan individu secara holistic (utuh). Jadi, tidak dilakukan proses isolasi pada objek penelitian kedalam variabel atau hipotesis. Tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Bodgan & Taylor, 1984 : 128).

Dalam metode kualitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang berdimensi banyak, suatu kesatuan yang utuh, serta berubah-ubah. Sehingga biasanya, rencana penelitian tersebut tidak di susun secara rinci dan pasti sebelum penelitiannya dimulai. Untuk alasan itu pula, pengertian kualitatif sering diasosiasikan dengan teknik analisis data dan penulisan laporan penelitian.

Menurut John W Cresswell (2001 : 162) dalam bukunya “Qualitative Inquiry And Research Design : Chosing Among Five Tradition” mengatakan:

Qualitative research is multimethod in focus in dolfry an interpetive natiralistic approach to its subject matter. This mean that qualitative research her study thing in their natural setting attemting to make sense of or interpret phenomena in tern of meanings people being than. Qualitative research inoves the studies use and collections of a variety of empirial material-case study, personal experience, introspective, life history, interview, observation, hystorical, interactional and visual text-that decribe and problematic moments and meaning individuals life”.


(22)

(“Penelitian kualitatif memiliki fokus multi metode. Penelitian kualitatif melakukan penelitian berdasarkan setting alamiah dan objek yang ditelitinya. Penelitian kualitatif juga berkenaan dengan pengumpulan data empiris baik berupa studi kasus, pengalaman pribadi, hasil introspeksi, sejarah kehidupan, wawancara, observasi, sejarah, interaksi serta catatan visual”)

Penelitian kualitatif ditunjukan untuk:

1) Mengumpulkan informasi aktual secara rinci dengan melukiskan gejala yang dan mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi serta praktek-praktek yang berlaku.

2) Membuat perbandingan atau evaluasi.

3) Menentukan apa yang akan dilakukan oleh orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menentukan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. (Rakhmat, 2002:63)

1.8 Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk pengumpulan data teknik yang dipergunakan menggunakan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah merupakan salahsatu metode pengumpulan berita, data atau fakta dalam memperoleh keterangan. Pelaksanan bisa secara langsung, bertatap muka (Face to face) dengan orang yang diwawancara (interview) atau bisa secara tidak langsung seperti melalui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis). Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada Pihak Public Relations Radio Garuda 105.5 FM Bandung dimulai pada bulan Februari 2010.


(23)

2.Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan dilakukan. Dalam melakukan observasi, penulis mendatangi Radio Garuda 105.5 FM Bandung untuk mendapatkan informasi yang dapat mendukung penelitian secara langsung dari pihak Radio Garuda 105.5 FM Bandung.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah suatu cara untuk mendapatkan data atau mengumpulkan informasi melalui buku-buku atau dokumen-dokumen ilmiah yang tersedia sebagai rujukan atau referensi untuk mendapatkan atau mendukung masalah yang akan diteliti.

3. Penulusuran Online

Penulusuran online merupakan tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertangggung jawabkan secara akademis. (Bungin, 2008 : 148)

1.9 Teknik Analisis Data

Suatu kegiatan yang mengacu pada penelaahan atau pengujian yang sistematik mengenai suatu hal dalam rangka mengetahui bagian-bagian, hubungan diantara bagian, dan hubungan bagian dengan keseluruhan. Menurut Bogdan & Biklen bahwa:


(24)

“Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memmutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”(Bodgan dan Biklen dalam Moleong, 2005:248)

Ada tiga unsur utama dalam proses analisis data pada penelitian kualitatif yaitu :

1. Reduksi data sebagai proses pemilihan, penyederhanaan, klasifikasi data kasar dari hasil penggunaan teknik dan alat pengumpul data dilapangan. Reduksi data sudah dilakukan semenjak pengumpulan data reduksi dilakukan secra bertahap dengan cara membuat ringkasan dan menelusuri tema yang tersebar. Setiap data dipilih disilang melalui komentar informasi yang berbeda untuk menggali informasi dalam wawancara dan observasi.

2. Penyajian data merupakan suatu upaya penyusunan sekumpulan informasi menjadi pernyataan. Data kulaitatif dijadikan dalam bentuk teks yang pada mulanya terpencar dan terpisah menurut sumber informasi dan pada saat diperolehnya informasi tersebut. Kemudian data diklasifikasikan menurut pokok-pokok permasalahan yang antara lain terkait dengan kegiatan internal dan budaya perusahaan.

3. Menarik kesimpulan berdasarkan reduksi, interprestasi dan penyajian data yang telah dilakukan pada tahap sebelumya selaras dengan mekanisme logika pemikiran induktif, maka penarikan kesimpulan akan bertolak belakang dengan hal-hal yang khusus sampai pada rumusan kesimpulan yang sifatnya umum.

1.10 Subjek Dan Informan Penelitian

1.10.1 Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (“atributt”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain


(25)

subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian (Tatang M, 2009). Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah kegiatan internal Public Relations dalam menerapkan budaya perusahaan di Radio Garuda 105.5 FM Bandung.

1.10.2 Informan Penelitian

Informan adalah seseorang yang memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, diminati informasi mengenai objek penelitian tersebut. Lazimnya informasi atau narasumber peneliti ini ada dalam penelitian yang subjek penelitiannya berupa “kasus” (satu kesatuan unit) antara lain yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi (perantara) sosial.

Diantara sekian banyak informan tersebut, ada yang disebut narasumber kunci (Key informan) seorang ataupun beberapa orang, yaitu orang atau orang-orang yang paling banyak menguasai informasi (paling banyak tahu) mengenai objek yang sedang diteliti tersebut (Tatang M, 2009).

Peneliti memilih informan dalam penelitian sebanyak lima orang, informan dipilih sesuai dengan waktu dan masa jabatan kerja beserta pengalaman yang dimiliki oleh informan. Sehingga informan dapat memberikan informasi banyak bagi peneliti tentang kasus yang sedang diteliti oleh peneliti.

Berikut beberapa nama informan yang dipilih, dapat dilihat pada tabel berikut:


(26)

Tabel 1.1 Informan Penelitian

No. Nama Jabatan

1. Bagus Sukmawan AE Manager Support 2. Meymey Azumi Public Relations Dept Sumber : peneliti, 2010

1.11 Lokasi Dan Waktu Penelitian

1.11.1 Lokasi Penelitian

Lokasi tempat penulis melakukan penelitian adalah di Radio Garuda 105.5 FM Bandung, yang berlokasi di Jl. Muhamad Ramdan No. 49A Bandung.

1.11.2 Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 6 bulan. Terhitung dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2010.


(27)

1.12 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi atas V (Lima) BAB dan disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab awal dari keseluruhan yang berisikan antaralain:

Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Subjek dan Informan Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang mendukung proses penelitian atau berkaitan dengan objek yang diteliti, yaitu : Tinjauan Tentang Komunikasi, Definisi Komunikasi, Pengertian Public Relations, Tujuan Public Relations, Fungsi Public Relations, Definisi Kegiatan Internal, Pengertian Budaya Perusahaan.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan secara singkat mengenai gambaran umum perusahaan tempat sumber data primer informasi penelitian, seperti sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, job deskriptions, program acara, logo perusahaan, struktur organisasi perusahaan


(28)

BAB IV ANALISIS DATA

Analisis metode penelitian kualitatif, analisis deskriptif dari hasil penelitian dan pembahasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan terhadap hasil penelitian berikut saran-saran yang diimplementasikan dari penelitian.


(29)

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communications berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi aka terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibwakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya saling memahami, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. (Effendy, 2006:9)

Akan tetapi pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna


(31)

antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain (Effendy. 2006 : 45).

Definisi tentang komunikasi menurut para ahli adalah: 1. Hovland, Janis & Kelley

Komunikasi merupakan suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).

2. Berelson dan Stainer

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.

3. Harol D. Lasswell

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?)

Menurut Carl l. Hovland, yang dikutip oleh Onong Uchjana, bahwa ilmu komunikasi adalah: “Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.” (Effendy, 2006:10)

Definisi Hovland diatas menunjukan bahwa yang dijadikan objek study ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentuk pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial


(32)

dan kehidupan politik memainkan pernanan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khuhsus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa “ Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communications is the to modify the behaviour off other individuals).”

Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi telah didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia, sehingga untuk terjadinya proses komunikasi minimal terdiri dari 3 unsur yaitu : pengirim pesan (komunikator), penerima pesan (komunikan) dan pesan itu sendiri. Awal tahun 1960, David K. Berlo membuat formula komunikasi yang lebih sederhana yang dikenal dengan “SMCR”, yaitu : Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran-media) dan Receiver (penerima).

1). Komunikator

Pengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Komunikator dapat dilihat dari jumlahnya terdiri dari:

a. Satu orang


(33)

c. Massa.

2) Komunikan

Komunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada siapa pesan komunikator ditujukan. Peran antara komunikator dan komunikan bersifat dinamis, saling bergantian.

3) Pesan

Pesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. Pesan bersifat verbal (verbal communication) :

a. Oral (komunikasi yang dijalin secara lisan);

b. Written (komunikasi yang dijalin secara tulisan).

3) Saluran komunikasi & media komunikasi

Saluran komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat dua cara :

a. Non mediated communication (face to face), secara langsung

b. Dengan media.


(34)

Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan :

a. Kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu)

b. Afektif (sikap seseorang terbentuk)

c.jKonatif (tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak h j j j j j j j melakukan sesuatu)

5) Umpan balik

Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus-menerus saling bertukar peran (Mulyana. 86 :2001).

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Tujuan dari komunikasi adalah seperti yang dikemukakan oleh Dan B. Curtis

dalam buku Komunikasi Bisnis Profesional adalah

memberikan informasi, kepada para klien, kolega, bawahan dan penyelia (supervisor). Diberi informasi, karena perilaku diberi informasi merupakan bentuk interaksi komunikasi. Orang atau masyarakat cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang diperlukannya atau yang akan diberi jalan masuk menuju informasi tersebut yang merupakan bagian dari keadaan percaya dan rasa aman. Menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun berusaha memotivasi orang lain

dalam mencapai tujuan.


(35)

atau status seseorang maka semakin penting meminta orang lain untuk keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan masalah/membuat keputusan tersebut harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai bahan pertimbangan. Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan setelah menerima massege. (Efffendy, 2006 : 9). Sementara itu menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi – dimensi

Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai

Social Change atau Social Participation:

1. Perubahan Sosial dan partisipasi sosial

Yaitu memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada pemilu atau ikut serta dalam berperilaku sehat, dan sebagainya.

2. Perubahan Sikap

Yaitu kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat. 3. Perubahan pendapat


(36)

Yaitu Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan, misalnya dalam informasi mengenai pemilu. Terutama informasi mengenai kebijakan pemerinatah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.

4. Perubahan perilaku

Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan perilaku masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat atau mengikuti perilaku hidup sehat.

2.1.4 Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi menurut Harol D. Lasswell adalah The surveillance of the environment, fungsi komunikasi adalah untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam suatu lingkungan (jika dalam media massa hal ini sebagai penggarapan berita). Dalam hal ini fungsi komunikasi mencakup interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan (disini dapat diidentifikasi sebagai tajuk rencana atau propaganda). Difokuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai, dan norma sosial dari suatu generasi ke generasi lain.


(37)

Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi mempunyai pendapat sebagai berikut :

1. Public Information

Memberikan informasi kepada masyarakat. Karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass communication (komunikasi massa).

2. Public Education

Mendidik masyarakat melalui kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberiakan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan berbagai informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat dengan tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik masyarakat dalam arti sempit adalah memberikan berbagai informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai tatanan komunikasi kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas, dan sebagainya. Tetapi kegiatan mendidik masyarakat yang paling efektif adalah melalui kegiatan komunikasi interpersonal antara penyuluh dengan anggota masyarakat, antara guru dengan murid, antara pimpinan dengan bawahan, dan antara orang tua dengan anak-anaknya.


(38)

3.Public Persuasion

Mempengaruhi masyarakat melalui kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut ke arah perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan. Misalnya mempengaruhi masyarakat untuk mendukung suatu pilihan dalam pemilu dapat dilakukan melalui komunikasi massa dalam bentuk kampanye, propaganda, selebaran-selebaran, spanduk dan sebagainya. Tetapi berdasarkan beberapa penelitian kegiatan mempengaruhi masyarakat akan lebih efektif dilakukan melalui Komunikasi Interpersonal.

4. Public Entertainment

Menghibur masyarakat yaitu perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak penyajian informasi melalui sarana seni hiburan (Mulyana. 1992 : 127).

2.1.5 Bentuk Komunikasi

Komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Misalnya, komunikasi tatap muka, telepon, telegram, dan lain-lain. Komunikasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu Komunikasi Verbal dan Nonverbal.

1. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata


(39)

(Bovee dan Thill. 2003:4). Komunikasi nonvebal sering juga disebut sebagai bahasa diam (silent language). Ahli antropologi mengatakan bahwa sebelum adanya komunikasi verbal, masyarakat berkomunikasi nonverbal melalui gerakan tubuh (body language). Komunikasi nonverbal sangatlah kompleks. Dimana, kita mengekspresikan apa yang ingin kita sampaikan melalui gerakan tubuh. Maka dari itu, sebagai seorang komunikator untuk memahami komunikasi nonverbal, kita harus memahami seluk beluk sosial budayanya terlebih dahulu. Karena, komunikasi baru akan terjadi secara efektif jika kita mempunyai kesamaan makna dengan komunikan. Maksud disini setiap daerah memiliki budayanya sendiri-sendiri.

Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi nonverbal adalah :

1. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)

2. Menunjukan peraaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution)

3. Menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity) 4. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.

2. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi dimana disampaikan secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mempunyai arti. Komunikasi verbal terbagi menjadi 2 yaitu:


(40)

a. Berbicara, merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal yang bersifat oral. Berbicara sangatlah fatal dilakukan jika kita tidak mempunyai bahan dan persiapan yang matang. Karena komunikasi bersifat irresversibel (tidak dapat diulang). Sehingga apa yang kita bicarakan haruslah benar-benar baik.

b. Pengetahuan, seseorang yang mempunyai pengetahuan dan wawasan luas biasanya tidak akan kehabisan kata-kata dalam berbicara. Maka dari itu baca, menonton TV, internet browsing di situs-situs informatif merupakan faktor penting, sehingga apa yang anda bicarakanpun akan mempunyai relevansi satu sama lain. Karena sesungguhnya komunikasi itu adalah ilmu yang sangat luas. Dimana segala sesuatu mempunyai unsur informasi, mulai dari fisika sampai ke budaya.

c. Intelegensia sangat berpengaruh, dengan intelegnsi yang tinggi kita dapat dengan cepat menemukan relevansi antar satu fenomena dengan fenomena lainnya.

d. Kepribadian orang yang mempunyai pengetahuan luas dan intelegensi yang tinggi belum tentu bisa berbicara dengan baik jika ia mempunyai kepribadian yang pemalu dan menutup diri. Maka dari itu, sikap percara diri seseorang sangat penting untuk menambah kelancaran berbicara e. Pengalaman berbicara menyebabkan seseorang lebih lancar berbicara.

Sampai terkadang, orang berbicara sudah mengalir dengan sendirinya seperti menyetir mobil. Lihat saja contoh pada ulama ulama yang suka berdakwah. Jika diperhatikan satu ulama di 5 tempat berdakwah, apa yang


(41)

mereka katakan terkadang sama. Bak air mengalir atau pun dosen, mereka juga sudah berpengalaman, jadi untuk berbicara, sudah tinggal menyiapkan badan.

f. Biologis, hal ini berhubungan dengan kelengkapan rongga mulut. Misal, kelainan rahat bibir, gigi, sehingga membuat seseorang menjadi kurang percaya diri, misal : menjadi gagap, atau pun perkataan yang keluar tidak jelas.

g. Menyimak (Listening)

Menyimak atau listinening, adalah kegiatan seseorang yang bersifat fisikal dimana seseorangmenerima, memperhatikan, serta memahamai suara (Barker dalam Haryani, 2001-242). Menyimak secara efektif merupakan kerja aktif dari pikiran kita. Sehingga dalam menyimak kita harus mempunyai konsentrasi yang penuh. Tidak hanya indra pendengaran saja yang bekerja, melainkan juga pikiran kita.

Proses Menyimak :

• Mendengarkan (hearing), dimana seseorang menerima suara melalui indera pendengaran. seseorang perlu mendengar sebelum menyimak • Hal ini feedbacknya juga dapat bersifat verbal atau nonverbal. Misal,

responder menanggapi pesan dengan diam.

Hambatan Menyimak :


(42)

2. Sumber Pesan, ini harus diperhatikan, karena dalam menyimak kita terkadang selektif melihat pembicara. Mungkin saja karena faktor pribadi, atau karena si sumbernya sendiri terlihat tidak kredibilitas dengan mengeluarkan banyak suara .

3. Pesan : Pesan atau materi baru yang sukar akan membuat pendengar mengalami kesulitan. Misalnya, kita memberikan kursus bahasa jepang kepada ibu-ibu yang sudah tidak efektif lagi untuk belajar, maka pesan pun akan sulit di tangkap.

4. Individu Penyimak : Kondisi fisik, kebutuhan, kebiasaan, tanggung jawab.

2). Komunikasi Tertulis atau Written Communication (menulis dan membaca).

a. Prinsip-prinsip membaca:

Speed (Kecepatan), kecepatan membaca sangatlah berpengaruh terhadap memori kita. Namun kecepatan membaca ini pula harus dibatasi. Ketika kita membaca sesuatu yang kira-kira memerlukan pemahaman tingkat tinggi, maka kita harus membaca secara teliti (bukan berarti lambat), namun jika kira-kira bacaan tersebut kurang relevan dengan kebutuhan, maka kita dapat membacanya selintas.

Comprehension yaitu pemahaman terhadap apa yang kita baca, akan berpengaruh terhadap hasil dari apa yang kita baca. Maka dalam membentuk pemahaman secara efektif maka kita harus berkonsentrasi penuh pada suatu pesan.


(43)

Efisiensi, yaitu dalam membaca kita harus memikirkan faktor efisiensi. Membaca harus dengan efisien, sehingga dapat meng efektifkan apa yang harus di pahami dalam bacaan tersebut.

Retensi (penyimpanan dalam ingatan tentang apa yang kita baca). Membaca dengan baik akan mempengaruhi retensi kita. Dalam otak kita sebenarnya terdapat pilar-pilar atau rak-rak ingatan. Dimana, kita harus dapat menyimpan dan memanage informasi dalam ingatan kita (Dewi. 2006 : 57).

2.1.6 Proses Komunikasi

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol sebagai media).

b. Proses Komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.


(44)

Proses komunikasi melibatkan komponen-komponen. Dikatakan sebagai proses komunikasi apabila ada tiga komponen komunikasi pokok tersebut dijabarkan pula komponen secara lengkap sebagai brerikut:

a. Komunikator yaitu orang yang mengkomunikasikan atau menghubungkan suatu pesan dari komunikator .

b. Pesan itu berupa gagasan, pendapat dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam bentuk melalui lambang komunikasi disalurkan kepada orang lain atau komunikan.

c. Komunikan yaitu orang yang menerima pesan dari komunikator.

d. Sumber yaitu suatu gagasan atau pendapat yang menjadi suatu pesan. Sumber dapat berupa lambang-lambang atau dari manusia sendiri.

e. Media komunikasi yaitu merupakan suatu saran, alat atau saluran-saluran yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang akan dikomunikasikan. f. Kegiatan encoding artinya menuangkan gagasan atau pendapat kedalam

bentuk suatu pesan yang dinyatakan oleh komunikator kepada komunikan. g. Kegiatan decoding artinya kegiatan yang memahami suatu pesan yang

diterima oleh komunikan dari komunikator (Effendy, 1992:6). 2.1.8 Tipe Komunikasi

Tipe Komunikasi diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang dan pengalaman dari masing-masing pakar. Memperhatikan pendapat para pakar maka dibawah ini akan diuraikan enam tipe atau tingkatan komunikasi beserta fungsinya masing-masing.


(45)

Komunikasi dengan diri sendiri adalah suatu proses komunikasi yang terjadi didalam diri individu atau komunikasi dengan diri sendiri. Proses komunikasi terjadi karena seseorang sering kali terbawa dalam pikirannya sendiri akibat objek yang diamatiterbetrik dalam pikirannya.

2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communications)

Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih

3. Komunikasi Kelompuk Kecil (SmallGroup Communications)

Komunikasi Kelompuk Kecil adalah komunikasi yang berlangsung antara tiga atau lebih secara bertatap muka atau menggunakan sebuah alat bantu. Kelompoknypun dapat dibagimenjadi dua yakni kelompok besar dan kelompok kecil, dan disini termasuk kedalam kelompok kecil.

4. Komunikasi Massa (Mass Communications)

Dalam komunikasi massa pesan dikirim dri sumber lembaga kepada khalayak yang bersifat massa melalui alat-alat mekanis seperti televisi, radio, surat kabar dan film.

5. Komunikasi Organisasi (Organizations Communications)

Komunikasi organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jarngan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. 6. Komunikasi Publik (Public Communications)

Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, kolektif, retorika, public speaking, atau audianse communications (Dewi, 2006:6).


(46)

2.2Tinjauan Tentang Public Relations 2.2.1 Definisi Public Relations

Public Relations mempunyai dua pengertian, yaitu : Public Relations sebagai “method of communication”, merupakan rangkaian atau sistem kegiatan (order or system of action) yaitu kegiatan berkomunikasi secara khas dan Public Relations sebegai “state of being” , yaitu perwujudan kegiatan berkomunikasi tersebut sehingga melembaga.

Dalam pengertian sebagai metode komunikasi terdapat makna bahwa setiap pemimpin dari suatu organisasi (besar atau kecil) dapat melaksanakan purel yang mempunyai ciri-ciri dan aspek-aspek sebagai komunikasi yang dilaksanakan berlangsung dua arah secara timbal baik. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyebaran informasi, pelaksanaan persuasi dan pengkajian opini publik;Tujuan yang dicapai adalah tujuan organisasi itu sendiri. Sasaran yang dituju adalah publik di dalam dan publik di luar organisasi. Efek yang diharapkan adalah terjadinya hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik.

Istilah Public Relations sendiri sering diartikan sebagai Hubungan Masyarakat, walau pengertian public sendiri belum terdapat keseragaman. Tapi dalam hal ini public dapat ditinjau dari segi geografis dan segi psikologis. Secara geografis publik dapat diartikan sebagai sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama di suatu tempat tertentu. Secara psikologis publik adalah orang-orang yang sama-sama menaruh perhatian terhadap suatu kepentinan yang sama tanpa ada sangkut-pautnya dengan tempat di mana mereka berada.

Sebuah perusahaan dalam menjalankan kegiatannya selalu berhubungan dan berkaitan dengan publik, baik itu publik internal maupun publik eksternal. Dalam komunikasi merupakan kunci agar tercipta yang harmonis diantara publik internal dan


(47)

eksternal. Komunikasi yang harmonis diantara keduanya akan membawa perusahaan kepada citra dan opini publik yang favorable. Ini merupakan bagian dari pekerjaan humas atau biasa juga dikenal dengan Public Relations.

Fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur seseorang atau sebuah perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan (Kasali, 2000:7).

Dari pengertian Public Relations diatas mengemukakan mengenai kedudukan Public RelationsI dalam menjalankan fungsinya sebagai bagian dari manajemen yang sama pentingya dengan bagian lainnyadalam perusahaan.

Definisi lainnya tentang Public Relations dalam usaha untuk menciptakan hubungan harmonis antara perusahaan publiknya dalam usaha memberikan dan menambah kesan menyenagkan agar tercipta opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup lembaga terebut. Seperti definisi yang dikemukakan oleh Sidel, Public Relations director division of housing state New York , yaitu:

Public Relations adalah proses yang kontinu dari usaha - usaha manajemennya untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari langganannya, pegawainya dan publik umumnya, dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, dengan mengadakan-mengadakan pernyataan-pernyataan (Seidel dalam Abdurakhman, 2001:24)

Dari beberapa pengertian public relations yang telah dikemukakan sebelumnya didapat kesimpulan bahwa public relations adalah suatu kegiatan yang bertujuan menamakan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan,


(48)

penghargaan pada dan dari publik. Didalam public relations terdapat usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu badan dengan publiknya, usaha untuk menanamkan dan memberikan kesan yang menyenangkan, sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup badan itu. (Abdurakhman, 2001:27)

2.2.2 Fungsi Public Relations

Mengenai fungsi public relations secara universal agar mudah untuk dipahami dsn dilaksanakan oleh seorang public relations officer yaitu hanaya menyangkut dua fungsi public relations yang prinsipnya adalah:

1) Menyampaikan kebijakan manajemen pada publik

Haruslah disadari bahwa keberhasilan suatu organisasi adalah atas dasar orang lain dalam hal ini adalah publik yang ada sangkut pautnya dengan organisasi kita. 2) Menyampaikan opini publik pada manajemen

Seperti telah dikemukakan bahwa seorang public relations haruslah cepat tanggap permasalahn-permasalahan yang timbul dalam organisasinya.

Edwin Emery menyebutkan fungsi public relations sebagaimana dikutip oleh F. Rachmadi dalam bukunya “Public Relations Teori dan Praktek” mengatakan bahwa : “upaya terencana dan terorganisasi sebuah perusahaan atau lembaga untuk menciptakan hubungan-hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai publiknya” (Rachmadi, 1993:22).


(49)

Sedangkan kegiatan dari public relations adalah dengan mengembangkan good will dan memperoleh opini publik yang favorable atauasar menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik. Kegiatan public relations harus dikerahkan kedalam dan keluar (Abdurakhman, 2001:34).

Abdurakhman membagi kegiatan public relations menjadi dua bagian sebagai berikut:

1. Kegiatan Internal Public Relations

Menyelenggarakn komunikasi yang sifatnya persuasif dan informatif. Ia harus mengadakan analisa tentang policy kepegawaian (personnel policy), termasuk gaji/upah, honoranium, dan kesejahteraan karyawan lainnya; menganalisa apa yang telah dilaksanakan didalam intrenal public relations; mengadakan survey tentang “attitudes” para karyawan tehadap instansinya, kebijaksanaan instansi itu dan kegiatan-kegiatannya (Abdurakhman, 2001:35).

Jadi, tugas internal public relations adalah menciptakan dan membina iklim komunikasi yang bersifat informatif dan persuatif, menganalisa masalah kepegawaian dan perilaku atau tanggapan karyawan terhadap kebijakan serta kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan.

2. Kegiatan Eksternal Public Relations

1). Menilai sikap dan opini publik terhadap kepemimpinan, terhadap para pegawai dan metode yang digunakan.


(50)

2). Memberi advice dan counsel pada pimpinan tentang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan public relations mengenai perbaikan-perbaikan, kegiatan-kegiatan dan lain-lain.

3). Memberikan penerangan-penerangan yang objektif, agar publik tetap informed tentang segala aktivitas dan perkembangan badan itu.

4). Menyusun staf yang efektif untuk bagian itu. (Abdurkhman, jjjkk2001:39).

Tugas public relations adalah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui tampilan visual kepada publik.

2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum (publik).

3. Memperbaiki citra atau image organisasi.

4. Tanggung jawab sosial, dimana Public Relations merupakan instrumen untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut.

5. Melaksanakan komunikasi persuasif yang timbal balik kepada publik.

Public Relations harus mengabdi kepada kepentingan umum, oleh karena itu diangkat oleh manajemen tetapi tugas dan pekerjaannya adalah melayani publik dan kepentingan umum. Tugas Public Relations ke dalam membina hubungan harmonis antara manajer beserta stafnya dengan para karyawan; mengusahakan agarpara karyawan bekerja dengan senang dan merasa puas; meneliti perasaan, kesulitan dan keinginan para


(51)

karyawan. Sedang tugas Public Relations ke luar adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik ektern, memperkenalkan produk, meningkatkan jumlah langganan, dan sebagainya.

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.3.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Konsep “Pengorganisasian” dan konsep “Organisasi” begitu lazim dalam kehidupan sehari-hari, tidak mengeherankan apa bila organisasi mengabaikan kepelikannya. Memahami kehidupan organisasi lebih sekedar mendefinisikan pemgorganisasian, organisasi dan komunikasi organisasi. Konsep ini dapat digunakan dalam berbagai cara dengan berbagai konsekuensi, peranan yang dimainkan komunikasi dalam studi organisasi bergantung pada bagaimana organisasi itu dipahami.

Komunikasi organisasi lebih dari pada sekedar apa yang dilakukan organisasi-organisasi. Komunikasi organisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat mengambil sejumlah anak yang sah dan bermanfaat, meskipun kita mengakui nilai keberadaan teoritis, praktis dan pengkritik dalam suatu buku pengantar semua kebutuhan tidak dapat dibahas secara merata.

Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal.


(52)

Dalam teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar yang dijadikan pedoman:

1). Teori tradisi posisional

Meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-jaringan hformal untuk mencapai tujuannya.

1) Teori tradisi hubungan antar pribadi

Meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk melalui interaksi antar individu. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto. 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Organisasi dan komunikasi istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.

Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems


(53)

Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:

• Fungsi informatif yaitu Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.

• Fungsi regulatif yaitu fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.

• Fungsi persuasif, alam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.


(54)

• Fungsi integratif yaitu setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.

2.3.2 Sifat Komunikasi Organisasi:

Kepustakaan tradisional mengenai bidang ini menekankan bahwa komunikasi dan keberhasilan organisasi sangatberhubungan erat, memperbaiki komunikasi organisasi berarti memperbaiki organisasi. Pandangan tersebut menjelaskan hal-hal berikut:

1. Terdapat unsur-unsur univeresal yang membentuk suatu organisasi ideal 2. Unsur-unsur universal ini dapat ditemukan dan digunakan untuk

mengubah suatu organisasi

3. Unsur-unsur ini dan cara unsur ini digunakan “menyebabkan” atau setidaknya memproduksi hasil

Pendekatan ini mengisyaratkan bahwa terdapat gagasan yang dapat digenerlaisasikan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Tujuan utama dalam mempelajari komunikasi adalah memperbaiki organisasi, memperbaiki organisasi biasanya ditafsirkan sebagai memperbaiki hal-hal untuk mencapai tujuan manajemen. Dengan kata lain organisasi mempelajari komunikasi untuk menjadi manajemen yang lebih baik.

2.3.3 Konsep Organisasi dan Konsep Komunikasi Organisasi 2.3.3.1 Konsep Organisasi

Weick menyatakan bahwa “kata organisasi” adalah kata benda, kata ini juga merupakan suatu mitos. Bila anda mencari organisasi, anda tidak akan


(55)

menemukannya karena orang yang anda temukan adalah sejumlah peristiwa yang terjalin bersama-sama yang berlangsung pada kawasan nyata (Em Griffin. 2003 : 211).

Proses organisasi mempunyai strukturtapi bagaimana suatu organisasi bertindak dan bagaimana organisasi itu tampil ditentukan oleh struktur yang ditetapkan oleh pola-pola reguler yang saling berkaitan.

Organisasi adalah suatu sistem yang menyesuaikan dan meneropog dirinya dan mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya. Ini merupakan suatu sistem mengenai perilaku-perilaku dan fungsi organisasi tersebut.

2.3.3.2 Konsep-konsep Komunikasi Organisasi

Sebagai salah satu bidang komunikasi organisasi menurut definisi Wyre adalah suatu petunjuk penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan yang lainnya yang fungsinya dalam satu lingkungan (Em Griffin. 2003 : 213).

Golddhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan saling menukar pesandalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lainuntuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selaluberubah-ubah. Pengertian tersebut mengandung konsep-konsep sebagai berikut: 1) Proses

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar informasi diantara anggotanya. Karena gejala


(56)

menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya, maka dikatakan sebagai suatu proses.

2) Pesan

Yang dimaksud pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang , obyek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Dalam komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan dalam organisasi dapat dilihat menurut beberapa klasifikasi yang berhubungan dengan bahasa, penerima yang dimaksud, metode difusi, dan arus tujuan dari pesan. Pengklasifikasian pesan menutut bahasa dapat dibedakan pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal dalam organisasi misalnya: surat, memo, pidato, dan percakapan. Sedangkan pesan nonverbal dalam organisasi terutama sekali yang tidak diucapkan atau ditulis seperti; bahasa gerak tubuh, sentuhan, nada suara, ekspresi wajah.

3) Jaringan

Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suau set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya dua orang, beberapa orang atau keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas dari jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dari arus pesan, dan isi dari pesan.


(57)

Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menajadi sifat dari suatu organisai yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. Implikasinya, bila pimpinan membuat suatu keputusan dia harus memperhitungkan implikasi keputusan itu terhadap organisasinya secara menyeluruh.

5) Hubungan

Konsep kunci yang kelima dari komunikasi organisasi adalah hubungan. Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada manusia yang ada dalam organisasi. Dengan kata laian jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat suatu hubungan perlu dipelajari. Sikap, skill, moral dari seseorang, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan yang bersifat organisasi. Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang sampai kepada hubungan yang kompleks. Jadi dalam organisasi terjadi hubungan yang sifatnya individual, kelompok, dan hubngan organisasi.


(1)

Raja Grafindo Persada

Wahyudi, Bambang. 2002. Teori dan Manajemen Konflik. Jakarta : Erlangga

Wirawan. 2001. Budaya dan Iklim Organisasi. Penerbit : Salemba Wiryanto. 2005. Corporate Culture. Jakarta : PT Grasindo

B.

Sumber Lain

:

1. Arsip Radio Garuda 105.5 FM Bandung, 2010 2. Company Profil Radio Garuda 105.5 FM Bandung

3. Indriyani, Noordini. 2008. Karya Ilmiah, Kegiatan Pemberian “Rewards” Kepada Wartawan Pikiran Rakyat Bandung Dalam Meningkatkan Loyalitas Kerjanya. Bandung, UNIKOM.

4. Kurnia, Erni. 2007. Karya Ilmiah, Kegiatan Humas Dalam Mensosialisasikan Corporate Culture Bagi Karyawan PT. Pikiran Rakyat Bandung. Bandung, UNIKOM.

5. http://www.bibsonomy.org/bibtex/25/06/10/20.38

6. http://intanghina.wordpress.com/28/06/10: 15.19


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan kegiatan penelitian ini. Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan kita Rassululah, Nabi Muhamad SAW serta para sahabat dan seluruh pengikutnya semoga rahmat dan hidayah selalu dilimpahkan padanya.

Dalam melaksanakan penelitian serta penulisan skripsi ini tidak sedikit penulis menghadapai kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai piak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan pihak keluarga, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak dan Mamah tercinta serta Adikku yang telah memberikan dukungan moril, materi serta kasih sayangnya.

Tak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Yang Terhormat Bapak Prof. Dr. J.M Papasi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, yang telah memberikan izin dan pengalaman akademis yang sangat berharga bagi penulis melaksanakan kegiatan kuliah di Universitas Komputer Indonesia.


(4)

2. Yang Terhormat Ibu Rismawaty, S.Sos, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu baik saat penulis melakukan aktivitas perkuliahan maupun saat mengurug berbagai yang perizinan cukup membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan penelitian, serta banyak memberikan bimbingan, arahan dan nasehatnya agar penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan baik.

3. Yang Terhormat Bapak Drs. Manap Solihat,M.Si selaku Dosen Wali yang telah banyak memberi masukan, ide, dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis pada saat penulis mngalami kesulitan

4. Yang Terhormat Ibu Iin Rahmi Handayani, S.Sos, M.I.Kom selaku Dosen pembimbing yang telah membimbing penulisan skripsi ini hingga selesai. Terimakasih juga atas nasehat dn dorongan yang membuat peneliti tetap betahan ditengah gempuran masalah yang tak kunjung selesai.

5. Yang Terhormat Ibu Melly Maulin S.Sos, M.Si selaku Dosen yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan, berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

6. Yang Terhormat Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos, M.Si selaku Dosen yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan, berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.


(5)

7. Yang Terhormat Bapak Adiyana Slamet, S. IP, M, Si selaku Dosen yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan, berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan penelitian.

8. Yang Terhormat Ibu Ratna Widiastuti, Amd.Kom dan Mba Astri Ikawati, Amd.Kom selaku staf sekretariat Jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu dalam hal kesekretariatan dan informasi-informasi yang diberikan.

9. Staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu oengetahuannya kepada penulis dari awal sampai akhir perkuliahan. Terimakasih.

10. Yang Terhormat Bapak Bagus Sukmawan selaku AE Manager Support Radio Garuda 105.5 FM yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di lingkungan Radio Garuda 105.5 FM Bandung.

11. Buat teman-teman IK Humas yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi belajar bagi penulis.

Serta saya ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendorong peneliti selama proses penelitian ini berlangsung sampai tersusunnya tulisan ini. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang telah diperbuat, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Semoga allah SWT memberikan balasan yang berlimpah bagi orang-orang yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(6)

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca tulisan ini.

Bandung, Juli 2010