HARI KERJA, JAM KERJA, LEMBUR

7 9. Jika sampai jangka waktu yang ditetapkan setelah diperintahkan dan mendapatkan Surat peringatan ke III belum juga dilaksanakan maka pengusaha akan mengambil tindakan administratip antara lain pemutusan hubungan kerja PHK berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV HARI KERJA, JAM KERJA, LEMBUR

PASAL 6 HARI KERJA 1. Hari kerja dalam seminggu adalah 5 lima hari dan tidak termasuk hari libur resmi yang ditetapkan oleh pemerintah. Jam kerja diatur sebagai berikut :  Senin - Jumat : 08.30 - 17.30 Senin - Jumat : 08.00 - 17.00 SO HORI  I s t i r a h a t : 12.00 - 13.00 Sabtu dan Minggu : Libur 2. Hari kerja dalam seminggu adalah 6 enam hari dan tidak termasuk hari libur resmi yang ditetapkan oleh pemerintah. Jam kerja diatur sebagai berikut :  Senin - Jumat : 08.00 - 16.00  I s t i r a h a t : 12.00 - 13.00  Sabtu : 08.00 - 13.00 Minggu : Libur Pengaturan hari kerja ditetapkan oleh pengusaha berdasarkan atas kebutuhan kepentingan dari masing-masing departemen dengan tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah PASAL 7 JAM KERJA 1. Jam kerja tidak boleh melebih 8 Delapan jam sehari, belum termasuk satu jam istirahat, dan total maksimal adalah 40 empat puluh jam seminggu. 2. Jam kerja yang berlaku diperusahaan ditetapkan berdasarkan urgensi kepentingan dari tiap departemen dengan tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 3. Setiap karyawan yang ditentukan untuk bekerja pada dinas shift, wajib mentaati dengan penuh tanggung jawab dan pelaksanaannya dengan mengindahkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. 8 PASAL 8 KERJA LEMBUR 1. Kerja lembur yaitu kerja yang dilakukan selebihnya dari 8 Delapan jam sehari ataupun waktu lebih dari pada waktu kerja biasa atau pada hari istirahat mingguan berkala hari-hari libur resmi. 2. Perhitungan kerja lembur beserta tarif lembur disesuaikan dengan peraturan pemerintah yang berlaku 3. Umumnya karyawan melakukan kerja lembur atas dasar kesadaran, dan atas perintah atasan kecuali :  Dalam hal darurat, dan jika ada pekerjaan yang bila tidak diselesaikan akan menimbulkan kerugian bagi Pengusaha atau dapat menganggu kelancaran operasional perusahaan.  Dalam karyawan shift harus terus menerus bekerja karena penggantinya tidak datang.  Dalam hal pekerjaan yang harus diselesaikan segera. 4. Tiada upah lembur bagi karyawan dengan jabatan tingkat Supervisor ke atas, karena sebagai kompensasi telah diberikan tunjangan sesuai dengan pekerjaan dan jabatannya masing-masing. Berpedoman pada ketentuan Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE.02MBW1987 Jo. Kepmenakertrans No. 102 Men VI 2004 5. Rincian dan besarnya upah lembur dibayar sesuai Kepmenakertrans No. 102 Men VI 2004, yaitu ditentukan sebagai berikut : a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari keja biasa. Untuk jam lembur pertama dibayar sebesar 1 ½ x upah sejam Untuk jam lembur selebihnya dibayar 2 x upah sejam b Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan atau Hari Raya resmi : 1. Untuk setiap jam dalam batas 7 tujuh jam harus dibayar upah sedikt- dikitnya 2 dua kali upah sejam. 2. Untuk jam kerja pertama selebihnya 7 tujuh jam harus dibayar upah sebesar 3 tiga kali upah sejam. 3. Untuk jam kerja kedua setelah 7 tujuh jam dan seterusnya, dibayar upah sebesar 4 empat kali upah sejam. c. Perhitungan upah biasa sejam : 1 173 x upah sebulan d. Perhitungan upah yang dipakai sebagai dasar perhitungan Upah lembur ialah Upah Minimum Propinsi yang berlaku. 6. Kerja Lembur bagi yang berhak mendapatkan lembur harus berdasarkan perintah lembur dari atasan, jika tidak upah lemburnya tidak dibayar. 9

BAB V CUTI DAN HARI LIBUR