208 3. Penggunaan Lahan dan Topografi Wilayah
Daerah yang memiliki bentuk muka bumi berupa dataran, dapat memberikan beberapa manfaat tersendiri bagi daerah
yang bersangkutan, seperti adanya kemudahan dalam hal pengembangan wilayah dan pengembangan sarana dan
prasarana transportasi, khususnya transportasi darat. Selain itu, lahan di dataran rendah biasanya banyak digunakan untuk
sawah, pemukiman, kegiatan industri, kantor, serta fasilitas sosial lainnya.
Selain itu, keindahan alam di daerah pantai mendorong penduduknya untuk memanfaatkan wilayah pantai untuk
usaha perikanan air laut nelayan, perikanan tambak, usaha tambak garam, perkebunan kelapa, usaha pemanfaatan hutan
bakau, serta bagi wilayah-wilayah pantai yang memiliki panorama indah banyak dikembangkan menjadi objek
wisata.
Sebaliknya, daerah yang memiliki bentuk muka bumi yang terjal, berbukit-bukit dan bergunung-gunung, banyak memiliki
kendala dalam pengembangan wilayahnya, khususnya dalam pengembangan sarana dan prasarana transportasinya. Namun
karena daerah tersebut biasanya memiliki suhu udara yang sejuk dan segar, maka banyak yang dikembangkan menjadi daerah
wisata, areal perkebunan atau agrowisata.
Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik daerahnya. Kondisi fisik yang
dimaksud antara lain meliputi iklim, kesuburan tanah, dan topografi wilayah. Pengaruh kondisi fisik ini sangat terlihat pada
pola pemukiman di daerah pedesaan, sedangkan di daerah perkotaan kurang begitu jelas, mengingat penduduk kota sangat
padat, kecuali yang bertempat tinggal sepanjang aliran sungai, biasanya membentuk pola linear mengikuti aliran sungai.
Menurut Alvin L. Bertrand, berdasarkan pemusatan
masyarakatnya, pola pemukiman penduduk desa dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu
1. Nucleated village, yaitu penduduk desa hidup bergerombol
membentuk suatu kelompok yang disebut dengan nucleus. 2. Line village, yaitu pemukiman penduduk yang menyusun
tempat tinggalnya mengikuti jalur sungai atau jalur jalan dan membentuk deretan perumahan.
Info Ekonomi
Daerah dataran tinggi dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan per- tanian tanaman pangan,
perkebunan, atau hortikultura. Pertanian
pada lahan miring biasanya menggunakan
sistem terasering. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya erosi.
C. Pola Pemukiman dan Kait annya dengan Kondisi Fisik Muka Bumi
209
3. Open country village, yaitu di mana penduduk desa memilih atau
membangun tempat-tempat ke- diamannya tersebar di suatu daerah
pertanian, sehingga dimungkinkan adanya hubungan dagang, karena
adanya perbedaan produksi dan kebutuhan. Pola ini disebut juga
trade centre community.
Sedangkan menurut Bintarto,
terdapat enam pola pemukiman penduduk desa, yaitu
1. Memanjang jalan. Di daerah plain
datar susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai. Contoh
desa ini dapat dilihat di daerah Bantul-Yogyakarta, dan merupakan
Line Village atau pola desa yang memanjang.
2. Memanjang sungai. 3. Radial. Pola desa ini berbentuk
radial terhadap gunung dan memanjang sepanjang sungai di
lereng gunung.
4. Tersebar, pola desa di daerah karst gunung adalah tersebar atau
scattered, merupakan nukleus yang
berdiri sendiri. 5. Memanjang pantai. Di daerah
pantai susunan desa nelayan berbentuk memanjang sepanjang
pantai. Contoh ini terdapat di daerah Rengasdengklok Jawa Barat
dan di daerah Tegal.
6. Memanjang pantai dan sejajar dengan kereta api.
Jika kita perhatikan, ternyata ada keterkaitan antara pola pemukiman penduduk dengan pola pemukiman dengan iklim,
pola pemukiman dengan kesuburan tanah, dan pola pemukiman dengan topografi wilayah.
Gambar 7.7 Contoh pola desa memanjang mengikuti pantai.
Sumber: Indonesian Heritage
Gambar 7.5 Line village atau pola desa memanjang mengikuti alur
jalan. Sumber: Indonesian Heritage
Gambar 7.6 Contoh pola desa radial. Sumber: Indonesian Heritage
210 1. Kaitan Pola Pemukiman dan Iklim
Pada umumnya penduduk terpusat di daerah-daerah dengan kondisi iklim yang mendukung kehidupannya.
Banyaknya penduduk di suatu daerah dengan curah hujan yang cukup banyak menyebabkan sumber air banyak ditemukan di
mana-mana. Hal ini dapat menyebabkan pola pemukiman pen- duduknya juga tersebar. Kurangnya curah hujan menyebabkan
sumber air sedikit. Dengan demikian, penduduk akan mencari tempat tinggal yang memiliki sumber air untuk menunjang
kehidupannya. Hal ini dapat menyebabkan pemukiman penduduk membentuk pola terpusat yang melingkari sumber
air tersebut.
2. Pola Pemukiman dan Kesuburan Tanah
Daerah yang memiliki tanah-tanah yang subur dapat mengikat tempat
tinggal penduduk dalam satu kelompok memusat. Sebaliknya, di daerah-daerah
dengan tingkat kesuburan tanahnya sangat rendah misalnya di daerah
kapur, penduduk akan mencari tempat- tempat yang agak subur untuk tempat
tinggalnya. Dengan demikian, pola pemukiman penduduknya akan mem-
bentuk pola tersebar scattered.
3. Pola Pemukiman dan Topografi Wilayah
Topografi merupakan faktor dominan yang menyebabkan terjadinya perbedaan pola pemukiman penduduk di daerah-
daerah. Pola pemukiman penduduk di daerah pantai akan membentuk pola line atau memanjang mengikuti garis
pantai. Pola line juga akan terbentuk di sepanjang jalan, jalan kereta, atau sepanjang aliran sungai. Begitu juga di daerah
dengan topografi relatif datar biasanya membentuk pola mengelompok.
Pada daerah dengan topografi kasar atau bergelombang menyebabkan pola pemukiman penduduknya tersebar, karena
mereka mencari tempat yang agak datar untuk membangun tempat tinggalnya. Di daerah ini tidak jarang jarak antara satu
desa dengan desa lainnya sangat berjauhan, dan hanya dihubungkan oleh jalan setapak.
Gambar 7.8 Contoh pola pemukiman berdasarkan kesuburan tanah
tersebar Sumber: Indonesian Heritage
211
D. Kegiat an Pokok Ekonomi
1. Kegiatan Konsumsi
Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar
1. Menurut pendapatmu, adakah keterkaitan antara mata pencaharian penduduk dengan kondisi
fisik wilayahnya? Jika ada, berikan satu contohnya 2.
Bagaimana pola penggunaan lahan di daerah pegunungan? Jelaskan 3.
Mengapa pemukiman penduduk di daerah karst daerah kapur umumnya membentuk pola tersebar? Jelaskan
a. Pengertian Kegiatan Konsumsi Kegiatan konsumsi adalah kegiatan
usaha manusia agar dapat memenuhi kebutuhan benda maupun jasa.
Kegiatan konsumsi artinya kegiatan manusia untuk menggunakan barang
maupun jasa secara berangsur-angsur atau sekaligus habis dipakai untuk
memenuhi kebutuhan. Orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut
konsumen. Misalnya membeli pakaian karena ingin melindungi tubuh,
menutupi rasa malu, dan untuk memperoleh kepuasan.
b. Tujuan Kegiatan Konsumsi
Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan tersendiri, begitu pula pada kegiatan konsumsi.
Tujuan kegiatan konsumsi contohnya 1 memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup,
2 ingin memperoleh kepuasan jasmani maupun rohani, 3 untuk meningkatkan harga diri di mata masyarakat seperti
meningkatnya status sosial ekonomi, pendidikan. Hal-hal yang menentukan perbedaan kebutuhan dalam
kegiatan konsumsi, yaitu 1 Perbedaan jumlah barang dan jasa yang diperlukan,
2 Perbedaan jenis barang dan jasa yang diperlukan, 3 Perbedaan selera konsumen,
4 Turun-naiknya harga barang, 5 Perbedaan pendapatan masyarakat.
Gambar 7.9 Interaksi antara penjual dengan pembeli merupakan
kegiatan konsumsi. Artinya, orang tersebut meng- gunakan jasa penjual. Sumber: Insight Guides