Air Tanah Air Permukaan

149 Bentuk pantai dapat mengami perubahan. Perubahan pada bentuk pantai ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti: 1 adanya tenaga eksogen seperti gelombang dan arus laut, serta terjadinya pasang surut air laut yang dapat menyebabkan pengikisan pantai, 2 adanya tenaga endogen yang menyebabkan adanya penaikan dan penurunan kulit bumi di pantai, 3 aktivitas manusia, seperti pengeringan rawa, pembuatan pelabuhan, dan pengerukan muara sungai. Berdasarkan bentuknya, pantai dibedakan menjadi: 1 Pantai landai, yaitu pantai yang memiliki topografi hampir datar, contohnya pantai Parangtritis dan pantai Pangandaran 2 Pantai curam, yaitu pantai yang topografinya bergunung- gunung, karena hantaman ombak yang besar, terbentuklah tebing-tebing yang curam dan laut yang dalam. Contoh: pantai selatan Pulau Jawa dan pantai barat Pulau Sumatra. 3 Pantai bertebing, yaitu pantai yang curam di muka tebingnya, akibat abrasi. Hasil abrasi diendapkan di sekitarnya sehingga lautnya dangkal. Pantai ini disebut pula flaise. Gambar 5.44 Terjadinya pasang-surut air dapat menyebabkan pengikisan pantai. Sumber: Ensiklopedia IPTEK

e. Pantai dan Pesisir

Terkadang orang mengartikan istilah pantai sama dengan pesisir. Padahal, yang dimaksud dengan pantai adalah daerah yang meliputi pesisir sampai daerah yang lebih jauh ke arah daratan, meskipun batasnya masih kurang jelas. Sedangkan pesisir, merupakan daerah pertemuan daratan dengan lautan, dimulai dari batas air laut pada saat pasang surut terendah menuju ke arah darat sampai batas tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang pada waktu badai. Oleh karena itu, pesisir merupakan bagian dari pantai. 150 4 Pantai karang, yaitu pantai yang di sepanjangnya terdapat batu-batu atau pulau-pulau karang. Contoh: pantai Maluku, pantai Nusa Tenggara, dan pantai Sulawesi. • Ekosistem Pantai Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem terpenting di daerah pantai. Karena garis pantai Indonesia yang terpanjang di dunia, maka Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia, yaitu sekitar 4.250.000.000 ha. Ekosistem pantai ini dihuni oleh sejumlah species makhluk hidup antara lain memiliki keuntungan tersendiri bagi keadan sosioekonomi yang tinggi dalam hal perikanan dan melindungi pantai dari abrasi air laut. Pohon bakau dan pohon nipah banyak tumbuh di dataran rendah dan pantai yang banyak lumpurnya. Pohon bakau mempunyai akar akar nafas yang muncul di atas permukaan air waktu air laut surut dan terendam saat air laut surut. Luasnya perairan di muka bumi ini memberikan dampak cukup besar terhadap kehidupan di muka bumi. Berikut ini beberapa dampak hidrosferik terhadap kehidupan sosial, budaya, maupun ekonominya, yang antara lain: 1. Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, sehingga dengan banyaknya air di bumi kehidupan manusia masih terus dapat berlangsung.

G. Dampak Gejala Hidrosferik terhadap Kehidupan

Gejala Hidrosfer Siklus Hidrologi Air Perembesan – Penyinaran – Penguapan – Kondensasi – Presifitasi – Aliran perembesan – Infiltrasi – Sungai – Rawa – Laut – Air Tanah – PantaiPesisir Bagan 5.3 Gejala Hidrosfer.