Pertanggungjawaban Pidana ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENIPUAN DENGAN MODUS PENERIMAAN CPNS (Studi Putusan Nomor: 137/Pid/2013/PT.TK)

a. Kemampuan bertanggungjawab atau dapat dipertanggungjawabkan dari si pembuat. b. Adanya perbuatan melawan hukum yaitu suatu sikap psikis si pelaku yang berhubungan dengan kelakuannya yaitu disengaja dan sikap kurang hati-hati atau lalai c. Tidak ada alasan pembenar atau alasan yang menghapuskan pertanggungjawaban pidana bagi si pembuat 38 Berdasarkan uraian di atas maka dapat dianalisis bahwa kemampuan bertanggungjawab merupakan unsur kesalahan, maka untuk membuktikan adanya kesalahan unsur tadi harus dibuktikan lagi. Mengingat hal ini sukar untuk dibuktikan dan memerlukan waktu yang cukup lama, maka unsur kemampuan bertanggungjawab dianggap diam-diam selalu ada karena pada umumnya setiap orang normal bathinnya dan mampu bertanggungjawab, kecuali kalau ada tanda- tanda yang menunjukkan bahwa terdakwa mungkin jiwanya tidak normal. Dalam hal ini, hakim memerintahkan pemeriksaan yang khusus terhadap keadaan jiwa terdakwa sekalipun tidak diminta oleh pihak terdakwa. Jika hasilnya masih meragukan hakim, itu berarti bahwa kemampuan bertanggungjawab tidak berhenti, sehingga kesalahan tidak ada dan pidana tidak dapat dijatuhkan berdasarkan asas tidak dipidana jika tidak ada kesalahan. Masalah kemampuan bertanggungjawab ini terdapat dalam Pasal 44 Ayat 1 KUHP yang berbunyi: “Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau 38 Ibid. hlm.51 terganggu karena cacat, tidak dipidana”. Menurut Moeljatno, bila tidak dipertanggungjawabkan itu disebabkan hal lain, misalnya jiwanya tidak normal dikarenakan dia masih muda, maka Pasal tersebut tidak dapat dikenakan.apabila hakim akan menjalankan Pasal 44 KUHP, maka sebelumnya harus memperhatikan apakah telah dipenuhi dua syarat yaitu: a Syarat psikiatris yaitu pada terdakwa harus ada kurang sempurna akalnya atau sakit berubah akal, yaitu keadaan kegilaan idiote, yang mungkin ada sejak kelahiran atau karena suatu penyakit jiwa dan keadaan ini harus terus menerus. b Syarat psikologis ialah gangguan jiwa itu harus pada waktu si pelaku melakukan perbuatan pidana, oleh sebab itu suatu gangguan jiwa yang timbul sesudah peristiwa tersebut, dengan sendirinya tidak dapat menjadi sebab terdakwa tidak dapat dikenai hukuman 39 Kemampuan untuk membeda-bedakan antara perbuatan yang baik dan yang buruk, adalah merupakan faktor akal intellectual factor yaitu dapat membedakan perbuatan yang diperbolehkan dan yang tidak. Kemampuan untuk menentukan kehendaknya menurut keinsyafan tentang baik buruknya perbuatan tersebut adalah merupakan faktor perasaan volitional factor yaitu dapat menyesuaikan tingkah lakunya dengan keinsyafan atas mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Sebagai konsekuensi dari dua hal tadi maka tentunya orang yang tidak mampu menentukan kehendaknya menurut keinsyafan tentang baik buruknya 39 Moeljatno, Op. Cit. hlm. 52 perbuatan, dia tidak mempunyai kesalahan kalau melakukan tindak pidana, orang demikian itu tidak dapat dipertanggungjawabkan. 40 Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa pertanggungjawaban pidana mengandung makna bahwa setiap orang yang melakukan tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana dirumuskan dalam undang-undang, maka orang tersebut patut mempertanggungjawabkan perbuatan sesuai kesalahannya. Orang yang melakukan perbuatan pidana akan mempertanggungjawabkan perbuatan tersebut dengan pidana apabila ia mempunyai kesalahan. Seseorang mempunyai kesalahan jika pada waktu melakukan perbuatan dilihat dari segi masyarakat menunjukan pandangan normatif mengenai kesalahan tersebut. F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Pidana Menurut Lawrence Friedman sebagaimana dikutip Mardjono Reksodiputro, unsur-unsur sistem hukum itu terdiri dari struktur hukum legal structure, substansi hukum legal substance dan budaya hukum legal culture. a. Struktur hukum meliputi badan eksekutif, legislatif dan yudikatif serta lembaga-lembaga terkait, seperti Kejaksaan, Kepolisian, Pengadilan, Komisi Judisial, Komisi Pemberantasan Korupsi KPK dan lain-lain. b. Substansi hukum adalah mengenai norma, peraturan maupun undang-undang. c. Budaya hukum adalah meliputi pandangan, kebiasaan maupun perilaku dari masyarakat mengenai pemikiran nilai-nilai dan pengharapan dari sistim hukum yang berlaku, dengan perkataan lain, budaya hukum itu adalah iklim 40 Mardjono Reksodiputro. Op. Cit hlm. 53-54 dari pemikiran sosial tentang bagaimana hukum itu diaplikasikan, dilanggar atau dilaksanakan. 41 Substansi hukum bukanlah sesuatu yang mudah direncanakan, bahkan hal ini dapat dianggap sebagai perkara yang sulit, namun bukan karena kesulitan itulah sehingga substansi hukum perlu direncankan, melainkan substansi hukum juga sangat tergantung pada bidang apakah yang hendak diatur. Budaya hukum menjelaskan keanekaragaman ide tentang hukum yang ada dalam berbagai masyarakat dan posisinya dalam tatanan sosial. Penegakan hukum bukan semata-mata pelaksanaan perundang-undangan saja, namun terdapat juga faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu: a Faktor Perundang-undangan Substansi hukum Praktek menyelenggaraan penegakan hukum di lapangan seringkali terjadi pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan. Hal ini dikarenakan konsepsi keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak sedangkan kepastian hukum merupakan prosedur yang telah ditentukan secara normatif. Oleh karena itu suatu tindakan atau kebijakan yang tidak sepenuhnya berdasarkan hukum merupakan suatu yang dapat dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak bertentangan dengan hukum. b Faktor penegak hukum Salah satu kunci dari keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau kepribadian dari penegak hukumnya sendiri. Dalam kerangka penegakan hukum 41 Ibid. hlm.81. dan implementasi penegakan hukum bahwa penegakan keadilan tanpa kebenaran adalah suatu kebejatan. c Faktor sarana dan fasilitas Sarana dan fasilitas yang mendukung mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup. Tanpa sarana dan fasilitas yang memadai, penegakan hukum tidak dapat berjalan dengan lancar dan penegak hukum tidak mungkin menjalankan peranan semestinya. d Faktor masyarakat Masyarakat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pelaksanaan penegakan hukum, sebab penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai dalam masyarakat. Bagian yang terpenting dalam menentukan penegak hukum adalah kesadaran hukum masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan semakin memungkinkan penegakan hukum yang baik. Semakin rendah tingkat kesadaran hukum masyarakat, maka akan semakin sukar untuk melaksanakan penegakan hukum yang baik. e Faktor Kebudayaan Kebudayaan Indonesia merupakan dasar dari berlakunya hukum adat. Berlakunya hukum tertulis perundang-undangan harus mencerminkan nilai-nilai yang menjadi dasar hukum adat. Dalam penegakan hukum, semakin banyak penyesuaian antara peraturan perundang-undangan dengan kebudayaan masyarakat, maka akan semakin mudahlah dalam menegakannya. 42 42 Soerjono Soekanto. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Rineka Cipta. Jakarta. 1986. hlm.8-12

G. Ringkasan Putusan Nomor: 137Pid2013PT.TK

1. Identitas Terdakwa

Identitas terdakwa dalam putusan Nomor:137Pid.2013PT.TK. adalah: Nama : Lasmidar Binti Wahab Tempat lahir : Negara Bumi Udik UmurTgl. Lahir : 48 Tahun20 Februari 1965 Jenis Kelamin : Perempuan Kebangsaan : Indonesia Tempat tinggal : Terbanggi Besar RT.01 RW.04 Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah A g a m a : Islam Pekerjaan : PNS Guru Terdakwa berada dalam tahanan berdasarkan surat perintahpenetapan dari: a. Penyidik, tidak melakukan penahanan; b. Penuntut Umum, berdasarkan Surat Perintah Penahanan No. Print- 152N.8.18.3Epp.2062013 tanggal 18 Juni 2013, terhitung mulai tanggal 18 Juni 2013 sampai dengan tanggal 7 Juli 2013; c. Hakim Pengadilan Negeri Gunung Sugih, berdasarkan Penetapan Nomor: 305Pen.Pid2013PN.GS. tanggal 26 Juni 2013, terhitung mulal tanggal 26 Juni 2013 sampai dengan tanggal 25 Juli 2013; Pengalihan Penahanan dari Rumah Tahanan Negara menjadi tahanan rumah berdasarkan Penetapan No.237Pen.Pid.B2013 PN.GS. tanggal 23 Juli 2013, terhitung mulai tanggal 23 Juli 2013; Terdakwa dalam perkara ini didampingi oleh Tim Penasihat Hukumnya yaitu: 1. Andanan ldris, S.H., 2. Kabul Budiono, S.H., dan 3. Eksan Nawawi, S.H., AdvokatPengacara yang berkantor di Andanan Idris, SH Rekan, beralamat di Perum Tanjung Raya Permai Blok A4 No.12 Tanjung Senang, Bandar Lampung, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor:52JSK2013 PN.GS. tanggal 10 Juli 2013;

2. Kronologis Perkara

Bahwa terdakwa Lasmidar Binti Wahab pada tanggal 8 November 2009 sekira jam 15.00 Wib atau pada suatu waktu dalam bulan November 2009 bertempat di rumah terdakwa yang beralamat di Terbanggi Besar Rt. 01 Rw. 04 Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, setidak-tidaknya di suatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Gunung Sugih, dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruh atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, yang dilakukan dengan cara: a. Pada waktu dan tempat tersebut di atas, saksi korban Resnawati menitipkan atau menyerahkan kepada terdakwa Lasmidar Binti Wahab sebesar Rp 40.000.000,- empat puluh juta rupiah dengan bukti tanda terima berupa kwitansi dan ditandatangani oleh terdakwa sendiri, saksi korban mengenal terdakwa berawal dikenalkan oleh sdri. Fera Indah, dari pembicaraan Resnawati dengan sdri. Fera melalui telepon bahwa sdri. Fera mempunyai teman yang bisa memasukkan saksi Resnawati untuk menjadi PNS, selanjutnya saksi Resnawati dikenalkan kepada terdakwa Lasmidar dan kemudian pada waktu dan tempat tersebut di atas saksi Resnawati disuruh datang ke rumah terdakwa dan saksi Resnawati ditemani oleh Fera mendatangi rumah terdakwa dengan membawa uang yang telah diminta oleh terdakwa. Selanjutnya sesampainya dirumah terdakwa, terdakwa meminta uang sejumlah Rp 85.000.000,- delapan puluh lima juta rupiah kepada saksi akan tetapi saksi Resnawati hanya membawa uang sebesar Rp 40.000.000,- empat puluh juta rupiah dan sisanya sebesar Rp 45.000.000,- empat puluh lima juta rupiah sesuai kesepakatan antara Resnawati dengan terdakwa Lasmidar binti Wahab akan saksi serahkan uang tersebut setelah diterima menjadi PNS, selanjutnya saksi Resnawati menyerahkan uang sebesar Rp 40.000.000,- empat puluh juta rupiah kepada terdakwa dengan disertai tanda terima berupa kwitansi yang ditandatangani oleh terdakwa, dan terdakwa setelah menerima uang tersebut berkata Ibu ini uang yang saya terima dan paling lama 4 empat bulan positif diterima menjadi PNS; b. Setelah 4 empat bulan saksi Resnawati menanyakan perihal penerimaan PNS tersebut akan tetapi terdakwa tidak bisa dihubungi dan terdakwa tidak mengembalikan uang yang telah saksi Resnawati serahkan kepada terdakwa. Akibat perbuatan terdakwa tersebut saksi Resnawati mengalami kerugian sebesar Rp 40.000.000,- empat puluh juta rupiah. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 378 KUHP.

3. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum

Tuntutan pidana requisitoir yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum yang pada pokoknya meminta supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gunung Sugih yang memeriksa dan mengadili perkara ini menjatuhkan putusan sebagai berikut: a. Menyatakan terdakwa Lasmidar Binti Wahab bersalah melakukan tindak pidana Penipuan sebagaimana dalam dakwaan kedua Jaksa Penuntut Umum, diatur dalam Pasal 378 KUHP; b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Lasmidar Binti Wahab oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 dua tahun, dikurangi selama terdakwa ditahan, dengan perintah terdakwa segera ditahan; c. Menyatakan barang bukti berupa 1 satu lembar kwitansi penitipan uang untuk jadi PNS sebesar Rp 40.000.000,- empat puluh juta rupiah tertanggal 8 November 2009 dan 1 satu lembar surat pernyataan kesanggupan dari terdakwa Lasmidar untuk mengembalikan uang kepada korban Resnawati tertanggal 21 Mei 2012; Dikembalikan kepada saksi korban Resnawati; d. Menetapkan supaya terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp 1.000,- seribu rupiah;

4. Putusan Pengadilan Negeri Gunung Sugih

Pengadilan Negeri Gunung Sugih telah menjatuhkan putusan tanggal 26 September 2013 Nomor:237Pid.B2013PN.GS., yang amamya berbunyi sebagai berikut: 1. Menyatakan Terdakwa Lasmidar Binti Wahab terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penipuan; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 6 enam bulan dengan ketentuan bahwa pidana tersebut tidak perlu dijalankan, kecuali dikemudian hari ada perintah lain dalam Putusan Hakim bahwa terpidana sebelum waktu percobaan selama 10 sepuluh bulan berakhir, telah bersalah melakukan suatu tindak pidana; terhitung sejak tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2013.

5. Permintaan Banding

Jaksa Penuntut Umum mengajukan permintaan akan pemeriksaan dalam tingkat banding yang diajukan masih dalam tenggang waktu dan memenuhi tata-cara serta syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang, maka permintaan banding tersebut formil dapat diterima. Dalam memori bandingnya Jaksa Penuntut Umum pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut: a. Putusan Pengadilan Negeri Gunung Sugih tersebut tidak mencerminkan rasa keadilan yang berkembang di masyarakat, khususnya terhadap pelaku yang merugikan orang lain dengan cara penipuan. b. Pidana yang dijatuhkan haruslah mempunyai dampak yang dijerakan special deterent effect sehingga pada akhirnya dapat menangkal pelaku tindak pidana lain tiak berbuat, akan tetapi putusan pidana yang dijatuhkan oleh Hakim Pengadilan Negeri Gunung Sugih tidak mempunyai dampak yang menjerakan terdakwa dan hal ini jelas tidak mencerminkan rasa keadilan yang berkembang di masyarakat dimana penjatuhan pidana yang ringan tidak dapat diharapkan sebagai daya tangkal bagi calon tersangka lainnya yang akan melakukan perbuatan yang serupa. c. Memohon kepada Ketua Pengadilan Tinggi Tanjungkarang memutus perkara ini di tingkat banding sebagaimana tuntutan pidana yang diajukan pada tanggal 02 September 2013.

6. Pertimbangan Hakim

Sependapat dengan pertimbangan Hakim tingkat pertama dalam pertimbangan putusannya, bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan kedua, karena semua unsur-unsur dan pasal yang didakwakan itu telah terpenuhi dan pertimbangan Hakim tingkat pertama tersebut diambil alih dan dijadikan pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri dalam memutus perkara ini dalam tingkat banding, kecuali mengenai pidana yang dijatuhkan terhadap terdakwa menurut Pengadilan Tinggi terlalu ringan, sehingga perlu ditambah dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Bahwa kerugian yang dialami saksi korban cukup besar, yaitu Rp40.000.000,- empat puluh juta rupiah dan sampai saat ini belum tidak dikembalikan b. Terdakwa sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS apalagi seorang guru, seharusnya memberi contoh tauladan yang baik kususnya bagi siswa-siswa dan masyarakat pada umumnya, akan tetapi justru melakukan perbuatan tercela dan merugikan orang lain; Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Negeri Gunung Sugih tanggal 26 September 2013 Nomor: 237Pid.B2013PN.GS. haruslah diperbaiki sepanjang mengenai pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa. Berdasarkan Pasal 197 huruf k KUHAP, maka Majelis Hakim Pengadilan Tinggi memerintahkan terdakwa untuk ditahan dalam tahanan Rutan. Terdakwa dinyatakan bersalah dan dipidana, maka kepadanya dibebankan untuk membayar biaya perkara ini dalam kedua tingkat peradilan.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PENIPUAN PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMDA PROVINSI LAMPUNG (Studi Putusan No 859/Pid.B/2012/PN TK)

1 19 51

ANALISIS PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENIPUAN DENGAN MODUS PENERIMAAN CPNS (Studi Putusan Nomor: 137/Pid/2013/PT.TK)

1 62 88

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU PENCABULAN TERHADAP ANAK (Studi Putusan Nomor: 66/Pid/2013/PT.TK)

0 0 12

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PENIPUAN PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMDA PROVINSI LAMPUNG (Studi Putusan No 859/Pid.B/2012/PN TK)

0 2 11

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA MEMBUJUK ANAK MELAKUKAN PERSETUBUHAN. (Studi Putusan Nomor 57/ PID.SUS/ 2015/ PN.Sdn)

1 1 14

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENJATUHAN PIDANA MINIMUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (Studi Putusan Nomor: 1218PID.SUS2016PN.TJK) (Jurnal)

0 1 13

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KELALAIAN YANG MENGAKIBATKAN ORANG LAIN MENINGGAL DUNIA (Studi Putusan Nomor: 144/Pid.Sus/2013/PN.M)

0 0 13

ANALISIS PUTUSAN HAKIM DALAM MEMBEBASKAN PELAKU YANG DIDAKWA MELAKUKAN TINDAK PIDANA PERZINAHAN (Studi Putusan Nomor: 89/Pid/2017/PT.Tjk)

0 3 14

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (Studi Putusan Nomor: 18/Pid.Sus-TPK/2016/PN.Tjk)

0 1 15

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYEROBOTAN TANAH YANG DIPUTUS LEPAS (Studi Putusan Nomor: 451Pid.B2014PN.Tjk) (Jurnal Skripsi)

0 1 15