tuntutan mutlak, bukan hanya sesuatu yang perlu dijatuhkan tetapi mutlak menjadi suatu keharusan kerana hakekat dan pidana adalah pembalasan.
9
2 Teori Relatif atau Tujuan
Tujuan pidana bukanlah sekedar melaksanakan pembalasan dari suatu perbuatan jahat, tetapi juga rnernpunyai tujuan lain yang bermanfaat, dalam arti bahwa
pidana dijatuhkan bukan karena orang telah berbuat jahat, melainkan pidana dijatuhkan agar orang tidak melakukan kejahatan. Memidana harus ada tujuan
lebih lanjut daripada hanya menjatuhk:an pidana saja, sehingga dasar pembenaran pidana munurut teori relatif atau tujuan ini adalah terletak pada tujuannya.
Tujuan pidana untuk mencegah kejahatan ini dapat dibedakan antara prevensi khusus special prevention dengan prevensi umum general prevention, prevensi
khusus dimaksudkan pengaruh pidana terhadap pidana hingga pencegahan kejahatan ini ingin dicapai oleh pidana dengan mempengaruhi tingkah laku
terpidana untuk tidak melakukan tindak pidana. Teori ini seperti telah dikenal dengan rehabilitation theory. Sedangkan prevensi umum dirnaksudkan pengaruh
pidana terhadap masyarakat, artinya pencegaaan kejahatan itu ingin dicapai oleh pidana dengan mempengaruhi tingkah laku masyarakat untuk tidak melakukan
tindak pidana. Ada tiga bentuk pengaruh dalam pengertian prevensi umum, yaitu pengaruh pencegahan, pengaruh untuk memperkuat larangan-larangan moral dan
pengaruh mendorong suatu kebiasaan perbuatan patuh pada hukum.
10
9
Muladi dan Barda Nawawi Arief. Teori-teori Kebijakan Hukum Pidana. Alumni, Bandung. 1984. hlm.32.
10
Ibid. 1984. hlm.33.
3 Teori Integratif atau Gabungan
Menurut teori ini pemberian pidana di samping sebagai pembalasan dari suatu tindak pidana yang dilakukan juga sebagai usaha mencegah dilakukannya tindak
pidana. Selain sebagai pembalasan atas suatu tidak pidana, pidana diberikan untuk mempengaruhi perilaku masyarakat umum demi perlindungan masyarakat. Tujuan
pidana dan pembenaran penjatuhan pidana di samping sebagai pembalasan juga diakui sebagai pidana yang memiliki kemanfaatan baik terhadap individu maupun
terhadap masyarakat. Ajaran ini memungkinkan adanya kemungkinan untuk menagadakan sirkulasi terhadap teori pernidanaan yang mengintegrasikan
beberapa fungsi sekaligus. Tujuan pidana dalam teori ini adalah untuk mencegah kejahatan sehingga
dijatuhkan pidana yang berat oleh teori pencegahan umum maupun teori pencegahan khusus, jika ternyata kejahatan itu ringan, maka penjatuhan pidana
yang berat tidak akan memenuhi rasa keadilan bukan hanya masyarakat tidak puas tetapi juga penjahat itu sendiri.
11
3. Konseptual
Konseptual adalah susunan berbagai konsep yang menjadi fokus pengamatan
dalam melaksanakan penelitian.
12
Berdasarkan definisi tersebut, maka konseptualisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penegakan hukum adalah suatu proses yang dapat menjamin kepastian hukum,
ketertiban dan
perlindungan hukum
dengan menjaga
keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara moralitas sipil yang didasarkan oleh nilai-
11
Ibid. 1984. Hlm.34.
12
Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Rineka Cipta. Jakarta. 1983. hlm.63
nilai aktual di dalam masyarakat beradab. Sebagai suatu proses kegiatan yang meliputi berbagai pihak termasuk masyarakat dalam kerangka pencapaian
tujuan, adalah merupakan keharusan untuk melihat penegakan hukum pidana sebagai suatu sistem peradilan pidana
13
b. Tindak Pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum,
larangan mana yang disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu bagi siapa yang melanggar larangan tersebut. Tindak pidana merupakan
pelanggaran norma atau gangguan terhadap tertib hukum, yang dengan sengaja atau tidak sengaja telah dilakukan terhadap seorang pelaku
14
c. Pelaku tindak pidana adalah setiap orang yang melakukan perbuatan
melanggar atau melawan hukum sebagaimana dirumuskan dalam undang- undang. Pelaku tindak pidana harus diberi sanksi demi terpeliharanya tertib
hukum dan terjaminnya kepentingan umum
15
d. Penipuan menurut Pasal 378 KUHP adalah setiap orang yang bermaksud
untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu-muslihat,
ataupun rangkaian kebohongan, membujuk orang lain untuk menyerahkan sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang atau menghapuskan piutang,
diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun. e.
Hukum pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk
13
Barda Nawawi Arief. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. 23.
14
Moeljatno, Perbuatan Pidana dan Pertanggung jawaban Dalam Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta. 1993. hlm. 46.
15
Satjipto Rahardjo. Bunga Rampai Permasalahan Dalam Sistem Peradilan Pidana. Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum Jakarta. 1998. hlm. 25
menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan dan yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu
bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.
16
f. Pegawai Negeri Sipil PNS adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan negeri
atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu perundang-undangan dan digaji menurut perundang-undangan yang berlaku.
17
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif adalah
pendekatan melalui studi kepustakaan library research dengan cara membaca, mengutip dan menganalisis teori-teori hukum dan peraturan perundang-undangan
yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian. Pendekatan yuridis empiris adalah upaya untuk memperoleh kejelasan dan pemahaman dari
permasalahan penelitian berdasarkan realitas yang ada atau studi kasus
18
2. Sumber dan Jenis Data
Data merupakan sekumpulan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu penelitian yang berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan sumbernya, data terdiri
16
Moeljatno, Op. Cit, hlm. 7.
17
Sedarmayanti. Op.Cit.. hlm 33.
18
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Rineka Cipta. Jakarta. 1983. hlm.7
dari data lapangan dan data kepustakaan. Jenis data meliputi data primer dan data sekunder.
Data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
a. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan library research, dengan cara membaca, menelaah dan mengutip terhadap berbagai
teori, asas dan peraturan yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian. Data sekunder terdiri dari:
1 Bahan Hukum Primer, terdiri dari:
a Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 jo Undang-Undang Nomor 73
Tahun 1958 tentang Pemberlakuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana. c
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
d Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
Indonesia. e
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
f Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman Republik Indonesia.
g Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana
h Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil 2
Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder dalam penelitian ini bersumber dari bahan-bahan
hukum yang dapat membantu menganalisa permasalahan, dari berbagai buku hukum, arsip dan dokumen, brosur, makalah dan sumber dari situs
internet.
b. Data Primer
Data primer adalah data utama yang diperoleh secara langsung dari lapangan penelitian dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber penelitian.
3. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
a.
Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan sebagai berikut:
1 Studi pustaka library research, adalah pengumpulan data dengan
melakukan serangkaian kegiatan membaca, menelaah dan mengutip dari bahan kepustakaan serta melakukan pengkajian terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pokok bahasan dalam tesis.
2 Studi lapangan field research, dilakukan sebagai usaha mengumpulkan
data secara langsung di lapangan penelitian guna memperoleh data yang dibutuhkan. Studi lapangan ini dilaksanakan dengan wawancara
interview kepada narasumber penelitian sebagai berikut: a Penyidik pada Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung : 1 orang
b Jaksa pada Kejaksaan Negeri Bandar Lampung : 1 orang
c Hakim Pengadilan Tinggi Tanjung Karang : 1 orang
d Akademisi Hukum Pidana Universitas Lampung : 1 orang +
Jumlah : 4 orang
b.
Pengolahan Data
Tahap pengolahan data adalah sebagai berikut: 1
Seleksi Data Data yang terkumpul kemudian diperiksa untuk mengetahui kelengkapan
data selanjutnya data dipilih sesuai dengan permasalahan yang diteliti. 2
Klasifikasi Data Penempatan data menurut kelompok-kelompok yang telah ditetapkan
dalam rangka memperoleh data yang benar-benar diperlukan dan akurat untuk kepentingan penelitian.
3 Penyusunan Data
Penempatan data yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang bulat dan terpadu pada subpokok bahasan sesuai sistematika yang
ditetapkan untuk mempermudah interpretasi data.