Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Analisis Univariat

20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Data Penelitian

Dari seluruh mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dipilih sebanyak 120 mahasiswa yang di randomisasi dengan bantuan software Microsoft Excel yang terdiri dari 30 mahasiswa dari angkatan 2012, 2013, dan 2014. Pada saat pengambilan data, ada beberapa mahasiswa yang menolak untuk menjadi subjek penelitian sehingga mahasiswa tersebut digantikan dengan urutan randomisasi yang selanjutnya.

4.2. Hasil dan Pembahasan

4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Untuk melakukan uji validitas dan reabilitias, kuesioner diberikan kepada 30 mahasiswa. Kuesioner berisi 6 pertanyaan dan 4 pengukuran. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS statistics 20. Setelah melakukan uji validitas, semua pertanyaan dari kuesioner adalah valid dengan nilai r0,361. Setelah itu, dilakukan uji reliabilitas dengan Cronbach Alpha. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai Alpha lebih kecil dari pada nilai r-table 0,271 yaitu 0,361 sehingga kuesioner yang telah dibuat hanya dapat dipakai untuk penelitian ini saja. 21

4.2.2. Analisis Univariat

4.2.2.1.Prevalensi nyeri leher pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.1. Prevalensi Nyeri Leher pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 Variabel Nyeri Leher Frekuensi Persentase Nyeri Leher 74 61,7 Tidak Nyeri leher 46 38,3 Total 120 100 IK 95 53 - 70,4 Tabel 4.2. Intensitas Nyeri Leher pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Intensitas Nyeri Frekuensi Persentase Tidak nyeri 46 38,3 Nyeri Ringan 17 14,2 Nyeri Sedang 48 40 Nyeri Berat 9 7,5 Total 74 100 Prevalensi nyeri leher dalam 1 minggu terakhir pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015 adalah 74 kasus 61,7 dengan 17 14,2, mahasiswa mengalami nyeri leher ringan 48 mahasiswa 40, mengalami nyeri leher sedang dan 9 mahasiswa 7,5 mengalami nyeri leher berat. Angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan studi pada mahasiswa kedokteran di Malaysian Medical College dengan angka kejadian nyeri leher dalam 1 minggu terakhir dengan angka 24,1. 5 Seperti yang kita ketahui, nyeri leher merupakan penyakit yang multi faktorial sehingga perbedaan 22 ini mungkin disebabkan oleh perbedaan antara kurikulum mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mahasiswa kedokteran di Malaysian Medical College. Perbedaan tersebut mengakibatkan berbedanya tingkat stress sehingga mahasiswa di Malaysia lebih sedikit dalam membawa tas berat. Kemungkinan lainnya adalah perbedaan durasi dan alat transportasi yang digunakan. Jumlah mahasiswa obese juga memiliki peranan yang penting. 4.2.2.2.Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 38 31,7 Perempuan 82 68,3 Total 120 100 Pada penelitian ini, terdapat 38 mahasiswa 31,7 dengan jenis kelamin laki-laki dan 82 mahasiswa 68,3 dengan jenis kelamin perempuan. 4.2.2.3.Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Moda Transportasi Tabel 4.4. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Moda Transportasi Moda Transportasi Frekuensi Presentase Transportasi aktif Berjalan, Bersepeda 59 49,2 Transportasi Pasif mobil, motor, bus 61 50,8 Total 120 100 Berdasarkan transportasinya, mahasiswa yang menggunakan transportasi aktif berjalan, bersepeda berjumlah 59 mahasiswa 49,2, dan mahasiswa yang menggunakan transportasi pasif mobil, motor, bus berjumlah 61 mahasiswa 50,8 23 4.2.2.4.Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Durasi Membawa Tas Tabel 4.5. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Durasi Membawa Tas Durasi Frekuensi Persentase 30 menit 50 41,4 30 menit 70 58,3 Total 120 100 Dari tabel tersebut, mahasiswa dengan durasi membawa tas 30 menit berjumlah 50 orang 41,4, dan mahasiswa dengan durasi membawa tas 30 menit berjumlah 70 orang 58,3. 4.2.2.5.Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Kategori Durasi Membawa TasModa Transportasi Tabel 4.6. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Kategori Durasi Membawa tasModa Transportasi Durasitransportasi Frekuensi Persentase Durasi rendahtransportasi apapun 50 41,7 Durasi tinggitransportasi pasif 36 30 Durasi tinggitransportasi aktif 34 28,3 Total 120 100 Berdasarkan tabel diatas, terdapat 50 mahasiswa 41,7 dengan kategori durasi rendahtransportasi apapun, 36 mahasiswa 30 dengan kategori durasi tinggitransportasi pasif, dan 34 mahasiswa 28,3 dengan kategori durasi tinggitransportasi aktif. 24 4.2.2.6.Distribusi Mahasiswa Berdasarkan IMT Tabel 4.7. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan IMT IMT Frekuensi Persentase Tidak obese 93 77,5 Obese 27 22,5 Total 120 100 Berdasarkan tabel diatas, 93 mahasiswa 77,5 tidak tergolong obese, dan 27 mahasiswa 22,5 tergolong obese. 4.2.2.7.Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Beban Tas Tabel 4.8. distribusi Mahasiswa Berdasarkan Beban Tas Beban tas Frekuensi Persentase Tidak berat 10 berat badan 111 92,5 Berat 10 berat badan 9 7,5 Total 120 100 Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan SECA yang sudah dikalibrasi. Pertama-tama, mahasiswa diukur berat badannya hingga ketelitian 0,01. Setelah itu, mahasiswa diukur kembali berat badannya dengan menggunakan tas. Beban tas merupakan berat badan mahasiswa dengan menggunakan tas dikurangi dengan berat badan mahasiswa. Dari 120 mahasiswa yang diukur, 111 mahasiswa 92,5 membawa beban tas 10 berat badan, dan 9 mahasiswa 7,5 membawa beban tas 10 berat badan. 25

4.2.3. Analisis Bivariat