Hubungan antara Beban Tas Punggung dengan Non Specific Neck Pain pada Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

(1)

HUBUNGAN ANTARA BEBAN TAS PUNGGUNG

DENGAN NON SPECIFIC NECK PAIN PADA

MAHASISWA PSPD UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA TAHUN 2015

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh

Muhammad Alfa Septiano Yunus

NIM : 1112103000034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M


(2)

(3)

(4)

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan penelitian ini yang berjudul “Hubungan Antara Beban Tas Punggung dengan Non Specific Neck Pain pada Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015”. Dalam pelaksanaan penulisan hasil penelitian ini, penulis telah memperoleh bimbingan dan pencerahan dari banyak pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Epid selaku Kaprodi PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT dan dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh, Ph.D selaku Pembimbing 2 yang telah memberikan banyak masukan dan nasihat kepada saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. dr. H. M. Djauhari Widjajakusumah, AIF, PFK dan dr. Marita Fadhilah, Ph.D selaku penguji pada sidang yang memberi banyak masukan untuk perbaikan laporan penelitian ini.

4. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS dan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab modul riset.

5. Kedua orang tua saya, dr. M. Yunus Latif dan dr. Hasibah yang telah membesarkan dan memberikan kasih sayang tak terbatas kepada saya. Seluruh anggota keluarga yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas kasih sayang, doa, dan dukungan yang tak henti mengalir selama saya menjalani masa pendidikan.

6. Bu Pipit dan Pak Ajip selaku petugas administrasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bagian akademik yang membantu dalam proses perijinan sidang skripsi.


(6)

vi

7. Mas yasin selaku petugas PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang membantu dalam proses peminjaman timbangan.

8. Ghina Widiasih yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis selama proses penelitian

9. Teman-teman PSPD 2012. Terima kasih atas rasa kekeluargaan dan dukungan yang telah diberikan selama saya berada dalam masa pre-klinik

Akhir kata, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan hasil penelitian ini.

Ciputat, 16 Oktober 2015


(7)

vii ABSTRAK

Muhammad Alfa Septiano Yunus. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan antara Beban Tas Punggung dengan Non Specific Neck Pain pada Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

Nyeri leher merupakan salah satu nyeri muskuloskeletal yang sering terjadi di masyarakat. Nyeri leher dapat menurunkan gerakan sendi leher dan aktivitas fungisonal leher sehingga dapat mempengaruhi kegiatan seseorang. Penggunaan tas punggung dengan beban yang berat dapat menyebabkan nyeri leher. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi nyeri leher dan hubungan antara beban tas punggung dengan kejadian nyeri leher beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang analitik yang dilakukan pada 120 mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dirandomisasi dari angkatan 2012, 2013, dan 2014. Data diperoleh dengan kuesioner nyeri leher yang dimodifikasi dan dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan berat tas mahasiswa. Prevalensi nyeri leher pada mahasiswa adalah 61,7% dengan 14,2% mengalami nyeri ringan, 40% mengalami nyeri sedang, dan 7,5 % mengalami nyeri berat. Tidak ada hubungan yang signifikan antara beban tas punggung dengan nyeri leher (OR 1,265; 95% CI 0,3-5,3; P=1,000). Faktor lainnya yang memiliki hubungan yang signifikan dengan nyeri leher hanya durasi membawa tas/moda transportasi (P=0,036).

Kata kunci: nyeri leher, beban tas punggung, faktor risiko nyeri leher

ABSTRACT

Muhammad Alfa Septiano Yunus. Medical Education Study Programme. The Association between Backpack Load with Non Specific Neck Pain among Medical Students in PSPD FKIK UIN Jakarta 2015.

Neck pain is one of the musculoskeletal pain that often happen in people. Neck pain can decrease neck joint movement and neck functional activity so that it can

affect someone’s activity. The usage of heavy backpack can cause neck pain. The

main information of this study was to find the neck pain prevalence and the association between backpack load with neck pain including the affecting factors among students in PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This study used cross-sectional analysis design study that was conducted among 120 students in PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta who was randomised from batch 2012, 2013, and 2014. Data were collected with modified neck pain questionnaire and by

measuring the student’s body weight, body height, and backpack weight. Neck

pain prevalence among the students was 61,7% with 14,2 % had mild pain, 40% had moderate pain, and 7,5% had severe pain. There was no significant association between backpack load with neck pain (OR 1,265; 95% CI 0,3-5,3; P=1,000). Other factor that had a significant association with neck pain was only backpack carrying duration/transport mode(P=0,036).


(8)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

BAB 1 ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... 2

1.4. Manfaat ... 2

1.4.1. Bagi Peneliti ... 2

1.4.2. Bagi Institusi ... 3

1.4.3. Bagi Masyarakat ... 3

BAB 2 ... 4

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Landasan Teori... 4

2.1.1. Definisi nyeri leher ... 4

2.1.2. Epidemiologi nyeri leher ... 5

2.1.3. Anatomi Tulang Belakang ... 5


(9)

ix

2.1.4. Etiologi Nyeri Leher ... 9

2.1.5. Patofisiologi Nyeri Leher ... 9

2.1.6. Faktor Risiko Nyeri Leher ... 10

2.1.6.1. Beban Tas ... 10

2.1.6.2. Durasi Membawa Tas dan Metode Transportasi .. 11

2.1.6.3. Obesitas ... 11

2.1.6.4. Jenis Kelamin ... 12

2.1.7. Tata Laksana ... 13

2.2. Kerangka Teori ... 14

2.3. Kerangka Konsep ... 14

2.4. Definisi Operasional ... 15

BAB 3 ... 17

METODE PENELITIAN ... 17

3.1. Desain Penelitian ... 17

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 17

3.4. Alat dan Bahan Penelitian ... 17

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 17

3.5.1. Kriteria Inklusi ... 17

3.5.2. Kriteria Eksklusi ... 17

3.6. Alur Penelitian ... 18

3.7. Cara Kerja Penelitian ... 18

3.8. Pengolahan dan Analisis Data ... 19

BAB 4 ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1. Karakteristik Data Penelitian ... 20

4.2. Hasil dan Pembahasan ... 20

4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 20

4.2.2. Analisis Univariat ... 21 4.2.2.1.Prevalensi Nyeri Leher pada Mahasiswa


(10)

x

PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 21

4.2.2.2. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin ... 22

4.2.2.3. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Moda Transportasi ... 22

4.2.2.4. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Durasi Membawa Tas ... 23

4.2.2.5. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Durasi Membawa Tas/Moda Transportasi ... 23

4.2.2.6. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan IMT ... 24

4.2.2.7. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Beban Tas .... 24

4.2.3. Analisis Bivariat ... 25

4.2.3.1.Hubungan Beban Tas dengan Kejadian Nyeri Leher pada Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 ... 25

4.2.3.2.Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Terjadinya Kejadian Nyeri Leher ... 26

4.2.3.2.1. Jenis Kelamin ... 26

4.2.3.2.2. Transportasi ... 27

4.2.3.2.3. Durasi Membawa Tas ... 28

4.2.3.2.4. Durasi Membawa Tas/Moda Transportasi ... 29

4.2.3.2.5. IMT ... 30

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 30

BAB 5 ... 32

KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

5.1 Kesimpulan ... 32

5.2 Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33


(11)

xi DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Gizi berdasarkan IMT pada Orang Asia ... 12 Tabel 2.2. Insidensi Kumulatif Neck Pain Selama Setahun Berdasarkan

Jenis Kelamin dan Umur (sampel populasi manchester, 1992 1993) ... 13 Tabel 4.1. Prevalensi Nyeri Leher pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 ... 21 Tabel 4.2. Intensitas Nyeri Leher pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta ... 21 Tabel 4.3. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin ... 22 Tabel 4.4. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Transportasi yang

Digunakan ... 22 Tabel 4.5. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Durasi Membawa Tas ... 23 Tabel 4.6. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Kategori Durasi

Membawa/Transport ... 23 Tabel 4.7. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan IMT ... 24 Tabel 4.8. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Beban Tas ... 24 Tabel 4.9. Hubungan Beban Tas dengan Kejadian Nyeri Leher dalam

Satu Minggu Terakhir ... 25 Tabel 4.10. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Nyeri Leher

dalam Satu Minggu Terakhir ... 26 Tabel 4.11. Hubungan Transportasi dengan Kejadian Nyeri Leher

dalam Satu Minggu Terakhir ... 27 Tabel 4.12. Hubungan Durasi Membawa Tas dengan Kejadian Nyeri Leher dalam Satu Minggu Terakhir ... 28 Tabel 4.13. Hubungan Durasi Membawa Tas dan Jenis Transportasi

dengan Kejadian Nyeri Leher dalam Satu Minggu Terakhir ... 29 Tabel 4.14. Hubungan IMT dengan Kejadian Nyeri Leher dalam


(12)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Regio Leher ... 4

Gambar 2.2. Kolumna Vertebralis ... 6

Gambar 2.3. Lekukan pada Kolumna Vertebralis ... 6

Gambar 2.4. Regio Cervical ... 7

Gambar 2.5. C1 (Atlas) ... 8

Gambar 2.6. C2 (Axis) ... 8


(13)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 38

Lampiran 2 Ethical Clearance ... 39

Lampiran 2 Informed Consent Kuesioner ... 40

Lampiran 3 Kuesioner ... 42

Lampiran 4 Hasil Analisis Univariat ... 44

Lampiran 5 Hasil Analisis Bivariat ... 45


(14)

xiv DAFTAR SINGKATAN

IMT = Indeks Massa Tubuh

FKIK = Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kesehatan

PSPD = Program Studi Pendidikan Dokter


(15)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Neck pain merupakan salah satu nyeri muskuloskeletal yang sering terjadi di masyarakat. Neck pain merupakan nyeri pada leher yang biasanya hanya terbatas pada regio posterior saja atau dapat menjalar ke occiput, dada anterior, sendi bahu, lengan atas, lengan bawah dan tangan.1

Prevalensi neck pain pada populasi orang dewasa di Indonesia mencapai sekitar 16,6%, dengan 0,6% diantaranya mengalami neck pain yang memberat.1,2 Selain memberikan nyeri pada bagian leher belakang, neck pain juga menurunkan gerakan sendi leher dan aktivitas fungsional leher sehingga dapat mempengaruhi kegiatan penderita.2

Berdasarkan data survey di Inggris yang melibatkan 679 siswa yang berumur 11-14 tahun didapatkan insiden neck pain 27%, upper back pain 18%, dan low back pain 22% (Murphy et al, 2007).3 Semua nyeri muskuloskeletal tersebut dapat dihubungkan dengan pengaruh fisik dan psikologi seperti penggunaan perabotan sekolah, masalah emosional, dan riwayat kelainan muskuloskeletal sebelumnya. Penggunaan tas merupakan salah satu pengaruh fisik yang dapat dimiliki oleh seorang pelajar ataupun mahasiswa. Walaupun fungsinya memudahkan kita untuk membawa banyak barang, tas punggung yang berat memiliki efek samping terhadap tubuh seseorang, salah satunya dapat mengakibatkan nyeri muskuloskeletal.4 Sementara itu, penelitian pada siswa Uganda yang membawa tas dengan beban melebihi 10% dari berat badannya, 88,2% diantaranya memiliki keluhan nyeri muskuloskeletal terutama pada bagian neck, shoulder, dan upper back.3,4

Berdasarkan studi tentang prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan neck pain, bahu dan punggung bawah pada 232 mahasiswa kedokteran di Malaysian Medical College, didapatkan neck pain berada pada urutan kedua setelah nyeri punggung bawah.5 Pada studi tersebut, 24,1% mengalami neck pain pada 1 minggu terakhir dan 41,8% mengalami neck pain pada 1 tahun terakhir.5


(16)

2

Selain itu, didapatkan juga prevalensi tinggi pada neck pain, bahu, dan punggung atas pada mahasiswa teknik.6

Mahasiswa kedokteran sering dianalogikan sebagai mahasiswa yang selalu belajar dan sering membawa banyak buku ke kampus sehingga akan memiliki beban tas punggung yang berat. Berdasarkan definisinya, beban adalah barang (yang berat) yang dibawa (dipikul, dijunjung, dan sebagainya) dan tas punggung adalah tas yang dibawa dengan cara digendong di punggung.7 Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa beban tas punggung adalah tas yang memiliki berat dan dibawa dengan cara digendong di punggung. Sejauh ini, belum ada publikasi mengenai nyeri leher pada mahasiswa kedokteran di Indonesia. Maka dari itu, penulis ingin meneliti mengenai hubungan antara beban tas punggung dengan neck pain pada mahasiswa kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara beban tas punggung dengan kejadian neck pain pada mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara beban tas punggung dengan neck pain pada mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mengetahui prevalensi neck pain pada mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah tahun 2015.

2. Mengetahui hubungan antara beban tas punggung dengan kejadian neck pain dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu IMT, jenis kelamin, durasi membawa tas, moda transportasi, dan durasi membawa tas/moda transportasi.

1.4. Manfaat 1.4.1. Bagi Peneliti


(17)

3

2. Mendapatkan pengalaman dalam melakukan suatu penelitian di bidang kesehatan.

3. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.4.2. Bagi Institusi

1. Mendapatkan referensi hubungan beban tas punggung dengan kejadian neck pain

2. Referensi dapat digunakan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

1.4.3. Bagi Masyarakat

1. Memberikan informasi adanya hubungan beban tas punggung dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan kejadian neck pain sehingga masyarakat dapat menentukan beban maksimal tas punggung yang dapat dibawa agar tidak mengalami neck pain


(18)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori

2.1.1. Definisi Nyeri Leher

Salah satu gangguan muskuloskeletal yang seringkali dialami oleh orang banyak adalah nyeri punggung. Berdasarkan letak anatominya, nyeri punggung dapat dibedakan menjadi neck pain (neck pain), upper back pain (nyeri punggung atas), dan lower back pain (nyeri punggung bawah).8 Definisi neck pain dapat dibagi menjadi 4, yaitu berdasarkan letak anatomi, etiologi, keparahan, dan durasi gejala.

Berdasarkan letak anatominya, neck pain didefinisikan sebagai nyeri yang terletak di regio posterior tulang servikal, dari superior nuchal line sampai T1 dengan atau tanpa penjalaran ke kepala, badan, dan ekstremitas atas.9 Kebanyakan neck pain tidak dapat ditentukan etiologinya sehingga dapat disebut sebagai nonspecific neck pain. Pada beberapa kejadian neck pain dapat dibedakan berdasarkan etiologinya, seperti: whiplash-associated neck pain, occupational neck pain, dan sports-related neck pain.10


(19)

5

Berdasarkan keparahan, neck pain dapat dibagi menjadi grade I-IV, antara lain: neck pain grade I dengan tanpa gejala maupun tanda apapun, neck pain grade II dengan gangguan aktivitas sehari-hari, neck pain grade III dengan tanda neurologik dari kompresi saraf, neck pain grade IV dengan gangguan struktural.10 Berdasarkan lama gejala, neck pain dibagi menjadi neck pain akut (kurang dari 7 hari), subakut (7 hari-3 bulan), dan kronik (lebih dari 3 bulan).10

2.1.2. Epidemiologi Nyeri Leher

Neck pain merupakan keluhan yang dapat terjadi pada banyak orang dan tidak melihat umur maupun jenis kelamin. Berdasarkan beberapa studi, insidensi neck pain lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria.12,13 Kelompok umur 35-49 tahun juga memiliki peningkatan risiko terjadinya neck pain.13 Berdasarkan letak geografinya, neck pain lebih sering terjadi di negara-negara skandinavia dibandingkan dengan negara eropa lainnya dan asia.14

2.1.3. Anatomi Tulang Belakang

Kolumna vertebralis atau yang biasa disebut sebagai tulang belakang merupakan susunan dari tulang-tulang yang disebut dengan vertebrae. Pada awal perkembangan manusia, vertebrae berjumlah 33 namun beberapa vertebrae pada regio sacral dan coccygeal menyatu sehingga hanya terdapat 26 vertebrae pada manusia dewasa. 26 vertebrae tersebut tersebar kedalam 5 regio kolumna vertebralis yaitu: cervical, thoracic, lumbar, sacral, dan coccygeal.15


(20)

6

Gambar 2.2. Kolumna vertebralis15

Kolumna vertebralis memiliki 4 lekukan jika dilihat dari sisi lateral. Jika dilihat dari sisi lateral, regio cervical dan lumbar berbentuk lordosis sedangkan thorakal dan sacral berbentuk kifosis. Lekukan-lekukan tersebut memiliki fungsi antara lain: meningkatkan kekuatan kolumna vertebralis, menjaga keseimbangan tubuh pada saat berdiri, meredam guncangan pada saat berjalan, dan mencegah vertebrae agar tidak mudah fraktur.15


(21)

7

2.1.3.1. Regio cervical

Corpus vertebrae milik kolumna vertebralis cervical memiliki ukuran yang lebih kecil daripada vertebrae lain, kecuali regio coccyx. Dibandingkan dengan corpus vertebrae, arcus vertebrae memiliki ukuran yang lebih besar.15

Gambar 2.4. Regio cervical15

Vertebrae cervical memiliki sebuah foramen vertebrale dan dua buah foramen transversal. Foramen vertebrale milik vertebrae cervical adalah yang paling besar diantara yang lainnya karena bertugas melindungi pembesaran corda spinalis di regio cervical. Setiap prosesus transversus memiliki foramen transversus yang dilewati oleh arteri dan vena vertebralis, dan serat saraf. 15

Vertebra C1 cervical disebut juga dengan atlas karena merupakan vertebrae yang menopang tulang tengkorang. Atlas memiliki dua arkus yang berada pada sisi anterior dan posterior sehingga tidak memiliki processus spinosus. Disamping itu, atlas juga tidak memiliki corpus vertebrae. Pada bagian lateralnya terdapat massa yang disebut lateral masses. Bagian superior lateral masses ini merupakan sendi facet superior yang berbentuk konkav sebagai tempat yang berhubungan dengan tulang occipital. Hubungan tersebut membentuk sendi atalanto-occipital sehingga dapat membuat kepala bergerak bebas. Bagian inferior


(22)

8

lateral masses merupakan sendi facet inferior yang berhubungan dengan cervical kedua vertebrae.15

Gambar 2.5. C1 (atlas)15

C2 cervical disebut juga dengan axis. Berbeda dengan C1, C2 memiliki corpus vertebrae. Processus odontoid berjalan ke arah superior melewati bagian anterior foramen vertebrae dari atlas sehingga terbentuk sendi pivot. Hal tersebut membuat kita dapat memutar kepala kearah kanan dan kiri. Sendi pivot tersebut disebut sebagai sendi atlanto-axial.15

Gambar 2.6. C2 (axis)15

C3-C6 berbentuk seperti vertebrae pada umumnya seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya. C7 disebut juga sebagai vertebrae prominens karena memiliki processus spinosus yang besar sehingga dapat terlihat dan teraba pada pangkal leher.15


(23)

9

Gambar 2.7. vertebrae cervical pada umumnya15 2.1.4. Etiologi Nyeri Leher

Neck pain dapat diakibatkan oleh banyak hal. Penyebab tersering neck pain adalah akibat biomekanik seperti axial neck pain, whiplash-associated disorder (WAD), dan cervical radiculopathy sedangkan penyebab lainnya adalah akibat cervical myelopathy seperti penekanan korda spinalis, infeksi, neoplasma, rematik, torticollis, cervical dystonia, dan major trauma10. Neck pain tanpa alasan yang spesifik dan jelas dapat disebut sebagai nonspecific neck pain (NSNP). Nonspecific neck pain merupakan salah satu neck pain yang sering terjadi, yaitu 27-48% pekerja per tahun mengalami nonspecific neck pain.16

Postur yang tidak baik, ergonomis yang buruk, stress, dan kelelahan otot kronik dapat menyebabkan axial neck pain. Axial neck pain merupakan neck pain yang disebabkan oleh faktor otot atau ligamen.17 Berdasarkan penelitian pada pekerja kantoran di Iran, didapatkan hubungan antara postur kepala, cervical, dan thoracic spinal dengan neck pain.18 Berdasarkan penelitian lain, didapatkan juga bahwa postur statisdapat mengakibatkan neck pain.19

2.1.5. Patofisiologi Nyeri Leher

Neck pain dapat terjadi oleh berbagai faktor, mulai dari posture yang buruk sampai stress mekanik. Nyeri pada otot dapat terjadi akibat tersensitisasinya free nerve ending di otot. Proses nyeri pada otot terjadi akibat proses kimiawi maupun mekanik karena free nerve ending bekerja sebagai unit mechanonociceptive dan chemonociceptive. Nyeri akibat proses kimiawi dapat terjadi karena kelelahan,


(24)

10

trauma, dan iskemia pada otot. Kelelahan otot akan memicu metabolisme anaerobik yang akhirnya akan mengakibatkan akumulasi metabolit pada otot yang kemudian akan merangsang chemonociceptive sedangkan trauma dan iskemia akan melepaskan mediator seperti bradykinin, histamine, serotonin, dan natrium yang kemudian akan merangsang chemonociceptive. Proses mekanik yang memicu nyeri dapat berakibat dari peregangan ataupun tekanan pada otot sehingga merangsang mechanonociceptive.20

Pembebanan pada punggung dapat menyebabkan kerusakan terhadap jaringan lunak pada bagian pundak sehingga menyebabkan kerusakan microstructural pada saraf. Hal tersebut mengakibatkan berbagai dampak, mulai dari iritasi ringan, menurunnya kapasitas saraf, terbatasnya kemampuan otot, hingga terhambatnya gerakan terutama pada bagian tangan

2.1.6. Faktor Risiko Nyeri Leher 2.1.6.1. Beban tas

Beban tas yang berat akan menyebabkan peregangan otot yang kemudian akan memicu mechanonociceptive. Penggunaan tas punggung yang berat secara terus menerus juga akan mengakibatkan stress mekanik berulang. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, stress mekanik berulang tersebut dapat memicu chemonociceptive yang kemudian akan menimbulkan rasa nyeri. Beban tas punggung sebaiknya dibatasi hingga 10% dari berat badan seseorang saja karena jika melebihi angka tersebut dapat mengakibatkan perubahan postur.4 Beban berat pada bagian belakang tubuh akan mengubah pusat gravitasi seseorang. Keadaan ini membuat seseorang untuk mengkompensasinya dengan cara membuat bagian kepala dan badan kearah depan.4 Jika keadaan tersebut tetap dipertahankan, akan terjadi perubahan postur pada bagian kepala dan leher berupa penurunan sudut craniovertebral dan peningkatan kepala terhadap leher dan peningkatan kepala dan leher terhadap badan yang mengindikasikan adanya forward head posture. Forward head posture dapat menyebabkan berbagai kelainan muskuloskeletal berupa nyeri leher. Perubahan-perubahan tersebut terjadi ketika beban tas punggung melebihi 10% terhadap berat badan.21 Semakin kedepan kepala


(25)

11

seseorang maka semakin berat juga kerja otot leher dan otot punggung atas untuk menahan jatuhnya kepala ke dada. Keadaan tersebut dapat menyebabkan lelahnya otot leher. Studi lain juga menyatakan bahwa semakin besar tingkat forward head posture maka semakin berat juga nyeri lehernya.22 Berdasarkan penelitian oleh Mwaka ES et al (2014) dengan total sample berjumlah 532 siswa, terdapat 164 siswa (30,8%) dengan beban tas melebihi 10% berat badan dan terdapat 24,5% dengan kejadian nyeri leher.4 Whittfield J et al (2005), dalam risetnya menemukan 77,1% siswa sekolah dasar menderita kelainan muskuloskeletal terutama di bagian leher, bahu, upper back, dan lower back akibat beban tas yang melebihi 10% berat badan.23

2.1.6.2. Durasi membawa tas dan metode transport

Haselgrove et al (2008) membagi durasi membawa tas dan moda transportasi menjadi 3 kategori, yaitu: durasi rendah (<30 menit)/transportasi apapun, durasi tinggi (>30 menit)/transportasi pasif (bus, mobil, motor), durasi tinggi (>30 menit)/transportasi aktif (sepeda, jalan kaki).24 Dari hasil penelitiannya, orang yang termasuk golongan durasi tinggi/transportasi pasif memiliki risiko neck pain yang lebih tinggi dibandingkan yang lainnya.24 Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa semakin tinggi aktivitas fisik seseorang maka semakin tinggi juga kekuatan dari otot badannya.24 Maka dari itu, orang yang membawa tas dengan dengan cara berjalan, bersepeda,dll dibandingkan dengan yang menggunakan alat transportasi pasif cenderung memiliki kekuatan otot yang lebih kuat sehingga mengurangi terjadinya risiko kejadian nyeri leher. Studi lain juga menunjukkan adanya hubungan antara lamanya membawa tas punggung dengan nyeri punggung.25

2.1.6.3. Obesitas

Berdasarkan WHO, seseorang dikatakan obesitas jika memiliki IMT >30 kg/m2.26 Namun pada orang asia-pasifik, klasifikasi IMT yang mengakatakan seseorang tergolong obesitas berbeda dengan kriteria WHO. Batas IMT yang mengakatakan seseorang obesitas pada daerah asia-pasifik lebih rendah daripada kriteria WHO yaitu >23 kg/m2 untuk overweight dan >25 kg/m2 untuk obesitas.27


(26)

12

Tabel 2.1. Klasifikasi gizi berdasarkan IMT pada orang asia27

Klasifikasi IMT

Underweight <18.5 kg/m2

Normal 18.5-22.9 kg/m2

Overweight >23 kg/m2

Berisiko 23-24.9 kg/m2

Obesitas tingkat 1 25-29.9 kg/m2

Obesitas tingkat 2 >30 kg/m2

Pria atau wanita yang mengalami obesitas dapat mengalami nyeri kronik pada bagian low back dan neck/shoulders. Obesitas dapat meningkatkan risiko nyeri kronik pada bagian low back dan neck/shoulders sebanyak 20%.28 Alshagga MA et al (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa IMT dan nyeri muskuloskeletal memiliki hubungan yang signifikan.5 Mekanisme yang dapat menyebabkan nyeri masih belum jelas namun diduga berhubungan dengan peningkatan sitokin proinflamasi. Studi lain mengatakan bahwa orang dengan obesitas mengalami peningkatan sitokin proinflamasi seperti IL-6 yang dapat menimbulkan hyperalgesia.29,30

Berdasarkan penelitian oleh Song Q et al (2014), anak yang tergolong obesitas mengalami perubahan postur, gait, dan ground reaction forces pada saat memakai tas punggung. Anak dengan obesitas mengalami perubahan berupa: perubahan badan ke atas, sudut kepala menjadi lebih maju, siklus gait bertambah, penurunan fase swing, dan peningkatan gaya reaksi terhadap tanah.31

2.1.6.4. Jenis kelamin

Berdasarkan penelitian oleh Croft PR et al (2001), insidensi kumulatif neck pain selama setahun lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki sedangkan umur tidak terdapat banyak perbedaan.11 Perempuan lebih banyak mengalami neck pain daripada laki-laki dikarenakan ambang nyeri yang rendah dan memiliki anggota gerak atas yang lebih lemah daripada laki-laki.32,33


(27)

13

Tabel 2.2. Insidensi kumulatif neck pain selama setahun berdasarkan jenis kelamin dan umur (sampel populasi manchester, 1992 1993)11

2.1.7. Tata Laksana

Neck pain dapat dikurangi melalui berbagai cara mulai dari terapi konservatif sampai operatif. Penderita neck pain pada umumnya akibat gangguan mekanik sehingga tidak perlu dilakukan tindakan operatif yang membutuhkan biaya lebih. Neck pain akibat mekanika dapat dikurangi hanya dengan melakukan cervical and scapular stretching and strengthening exercises.34 Neck pain juga dapat diatasi dengan menggunakan farmakoterapi. Obat yang paling efektif untuk menangani neck pain akibat mekanik adalah obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) baik sistemik maupun topikal.35,36


(28)

14

2.2.Kerangka teori


(29)

15 2.4.Definisi operasional

Istilah Definisi Skala

pengukuran Hasil ukur kategori

Neck pain

nyeri di regio posterior tulang servikal, dari superior nuchal line sampai T1 dengan atau tanpa penjalaran ke kepala, badan, dan ekstremitas atas9

Ordinal VAS score (0-10)

1. Tidak nyeri (0)

2. Neck pain ringan (1-3) 3. Neck pain sedang (4-6) 4. Neck pain berat (7-10)

Beban tas Beban tas yang dibawa

oleh mahasiswa Ordinal

Persentase beban tas/berat badan

Berdasarkan Mwaka et al (2014) 1. <10%

2. >10%

IMT

Berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan (m)

Ordinal Indeks Massa Tubuh

Berdasarkan WHO

1. Tidak obese (<25 kg/m2) 2. Obese (>25 kg/m2)

Jenis kelamin Sifat (keadaan) jantan

atau betina7 Nominal Jenis kelamin

1. Laki-laki 2. perempuan


(30)

16

Transportasi digunakan untuk ke kampus (berjalan kaki, bersepeda, motor, mobil, bus)

2. Transportasi pasif

Durasi membawa tas

Rentang waktu7

membawa tas Ordinal Durasi

Berdasarkan haselgrove et al (2008)

1. <30 menit (durasi rendah) 2. >30 menit (durasi tinggi)

Durasi membawa tas/ moda transportasi Rentang waktu membawa tas/bentuk transportasi yang digunakan

Ordinal Durasi/jenis transportasi

Berdasarkan haselgrove et al (2008)

1. Durasi rendah/transpotasi apapun

2. Durasi tinggi/transportasi pasif

3. Durasi tinggi/transportasi aktif


(31)

17 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara potong-lintang/cross sectional untuk mendapatkan prevalensi neck pain pada mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

 Waktu : September-Oktober 2015

 Tempat : FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3. Populasi dan Sampel

n = keterangan:

Zα : kesalahan tipe I = 1,96

P : prevalensi = 41,8%

Q : 1-P = 58,2%

d : presisi =0,1

n =

3.4. Alat dan Bahan Penelitian

 Kuesioner Nyeri Leher

 Timbangan SECA

 Responden mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 2.5.1. Kriteria Inklusi

 Mahasiswa/i PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Mahasiswa/i yang menggunakan tas punggung

2.5.2. Kriteria Eksklusi

 Mahasiswa/i yang menderita penyakit inflamasi, cervical radiculopathy, dan myelopathy


(32)

18

3.6. Alur Penelitian

3.7. Cara Kerja Penelitian

Dalam penelitian ini akan digunakan kuesioner nyeri leher yang telah dimodifikasi untuk menentukan apakah responden mengalami neck pain atau tidak dan alat antropometri untuk mengukur berat badan responden dengan memakai tas dan tanpa memakai tas.

Responden dipilih melalui sample random sampling. Kuesioner nyeri leher diberikan kepada responden yang terpilih. Berdasarkan pengisian kuesioner, responden dapat dibagi menjadi kategori inklusi maupun eksklusi. Responden


(33)

19

yang masuk kategori inklusi kemudian diukur berat badannya dengan menggunakan tas terlebih dahulu dan kemudian tanpa menggunakan tas. Setelah itu, dilakukan perbandingan berat antara dengan menggunakan tas dan tanpa menggunakan tas.

3.8. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang didapatkan diolah menggunakan software IBM SPSS Statistics 20. Pengolahan data dilakukan dengan analisis univariat dengan bantuan SPSS melalui menu frequencies dan ditampilkan melalui tabel distribusi untuk mengetahui prevalensi nyeri leher dan distribusi jenis kelamin, durasi membawa tas, moda transportasi, durasi membawa tas/moda transportasi, beban tas, dan IMT. Setelah itu, dilakukan analisis bivariat dengan uji chi-square pada SPSS untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor risiko dengan nyeri leher. Uji chi-square dilakukan jika uji chi-square memenuhi syarat yaitu, sel yang memiliki nilai expected kurang dari lima adalah <20%. Uji alternatif dari uji chi-square adalah uji fisher jika uji chi-square tidak


(34)

20 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Data Penelitian

Dari seluruh mahasiswa preklinik PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dipilih sebanyak 120 mahasiswa yang di randomisasi dengan bantuan software Microsoft Excel yang terdiri dari 30 mahasiswa dari angkatan 2012, 2013, dan 2014. Pada saat pengambilan data, ada beberapa mahasiswa yang menolak untuk menjadi subjek penelitian sehingga mahasiswa tersebut digantikan dengan urutan randomisasi yang selanjutnya.

4.2. Hasil dan Pembahasan

4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Untuk melakukan uji validitas dan reabilitias, kuesioner diberikan kepada 30 mahasiswa. Kuesioner berisi 6 pertanyaan dan 4 pengukuran. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS statistics 20. Setelah melakukan uji validitas, semua pertanyaan dari kuesioner adalah valid dengan nilai r>0,361. Setelah itu, dilakukan uji reliabilitas dengan Cronbach Alpha. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai Alpha lebih kecil dari pada nilai r-table 0,271 yaitu <0,361 sehingga kuesioner yang telah dibuat hanya dapat dipakai untuk penelitian ini saja.


(35)

21

4.2.2. Analisis Univariat

4.2.2.1.Prevalensi nyeri leher pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.1. Prevalensi Nyeri Leher pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015

Variabel Nyeri Leher

Frekuensi Persentase (%)

Nyeri Leher 74 61,7

Tidak Nyeri leher 46 38,3

Total 120 100

IK 95% 53% - 70,4%

Tabel 4.2. Intensitas Nyeri Leher pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Intensitas Nyeri Frekuensi Persentase (%)

Tidak nyeri 46 38,3

Nyeri Ringan 17 14,2

Nyeri Sedang 48 40

Nyeri Berat 9 7,5

Total 74 100

Prevalensi nyeri leher dalam 1 minggu terakhir pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015 adalah 74 kasus (61,7%) dengan 17 (14,2%), mahasiswa mengalami nyeri leher ringan 48 mahasiswa (40%), mengalami nyeri leher sedang dan 9 mahasiswa (7,5%) mengalami nyeri leher berat. Angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan studi pada mahasiswa kedokteran di Malaysian Medical College dengan angka kejadian nyeri leher dalam 1 minggu terakhir dengan angka 24,1%.5 Seperti yang kita ketahui, nyeri leher merupakan penyakit yang multi faktorial sehingga perbedaan


(36)

22

ini mungkin disebabkan oleh perbedaan antara kurikulum mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mahasiswa kedokteran di Malaysian Medical College. Perbedaan tersebut mengakibatkan berbedanya tingkat stress sehingga mahasiswa di Malaysia lebih sedikit dalam membawa tas berat. Kemungkinan lainnya adalah perbedaan durasi dan alat transportasi yang digunakan. Jumlah mahasiswa obese juga memiliki peranan yang penting.

4.2.2.2.Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 38 31,7

Perempuan 82 68,3

Total 120 100

Pada penelitian ini, terdapat 38 mahasiswa (31,7%) dengan jenis kelamin laki-laki dan 82 mahasiswa (68,3%) dengan jenis kelamin perempuan.

4.2.2.3.Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Moda Transportasi

Tabel 4.4. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Moda Transportasi Moda Transportasi Frekuensi Presentase (%)

Transportasi aktif (Berjalan, Bersepeda)

59 49,2

Transportasi Pasif (mobil, motor, bus)

61 50,8

Total 120 100

Berdasarkan transportasinya, mahasiswa yang menggunakan transportasi aktif (berjalan, bersepeda) berjumlah 59 mahasiswa (49,2%), dan mahasiswa yang menggunakan transportasi pasif (mobil, motor, bus) berjumlah 61 mahasiswa (50,8%)


(37)

23

4.2.2.4.Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Durasi Membawa Tas

Tabel 4.5. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Durasi Membawa Tas

Durasi Frekuensi Persentase (%)

<30 menit 50 41,4

>30 menit 70 58,3

Total 120 100

Dari tabel tersebut, mahasiswa dengan durasi membawa tas <30 menit berjumlah 50 orang (41,4%), dan mahasiswa dengan durasi membawa tas >30 menit berjumlah 70 orang (58,3%).

4.2.2.5.Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Kategori Durasi Membawa Tas/Moda Transportasi

Tabel 4.6. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Kategori Durasi Membawa tas/Moda Transportasi

Durasi/transportasi Frekuensi Persentase (%)

Durasi rendah/transportasi apapun

50 41,7

Durasi tinggi/transportasi pasif

36 30

Durasi tinggi/transportasi aktif

34 28,3

Total 120 100

Berdasarkan tabel diatas, terdapat 50 mahasiswa (41,7%) dengan kategori durasi rendah/transportasi apapun, 36 mahasiswa (30%) dengan kategori durasi tinggi/transportasi pasif, dan 34 mahasiswa (28,3%) dengan kategori durasi tinggi/transportasi aktif.


(38)

24

4.2.2.6.Distribusi Mahasiswa Berdasarkan IMT

Tabel 4.7. Distribusi Mahasiswa Berdasarkan IMT

IMT Frekuensi Persentase (%)

Tidak obese 93 77,5

Obese 27 22,5

Total 120 100

Berdasarkan tabel diatas, 93 mahasiswa (77,5%) tidak tergolong obese, dan 27 mahasiswa (22,5%) tergolong obese.

4.2.2.7.Distribusi Mahasiswa Berdasarkan Beban Tas

Tabel 4.8. distribusi Mahasiswa Berdasarkan Beban Tas

Beban tas Frekuensi Persentase (%)

Tidak berat (<10 % berat badan)

111 92,5

Berat (>10% berat badan)

9 7,5

Total 120 100

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan SECA yang sudah dikalibrasi. Pertama-tama, mahasiswa diukur berat badannya hingga ketelitian 0,01. Setelah itu, mahasiswa diukur kembali berat badannya dengan menggunakan tas. Beban tas merupakan berat badan mahasiswa dengan menggunakan tas dikurangi dengan berat badan mahasiswa. Dari 120 mahasiswa yang diukur, 111 mahasiswa (92,5%) membawa beban tas <10% berat badan, dan 9 mahasiswa (7,5%) membawa beban tas >10% berat badan.


(39)

25

4.2.3. Analisis Bivariat

4.2.3.1.Hubungan Beban Tas dengan Kejadian Nyeri Leher pada Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015

Tabel 4.9. Hubungan Beban Tas dengan Kejadian Nyeri Leher dalam Satu Minggu Terakhir

Beban tas Nyeri leher dalam satu minggu terakhir

Total

(+) (-)

N % N % N %

Tidak berat 68 56,7 43 35,8 111 92,5

Berat 6 5 3 2,5 9 7.5

Total 74 61,7 46 38,3 120 100

P 1,000

OR (95% CI) 1,265 (0,3-5,3)

Dari 120 mahasiswa yang mengikuti penelitian ini, terdapat 6 mahasiswa (5%) yang membawa tas yang berat (>10% berat badan) dan mengalami nyeri leher. Angka tersebut berbeda jauh dengan penelitian sebelumnya pada siswa Sekolah Dasar di New Zealand dengan jumlah 77,1% siswa yang mengalami gejala muskuloskeletal.23 Hal itu mungkin disebabkan oleh perbedaan antara usia, dan beban tas pada responden penelitian tersebut. Penelitian tersebut menggunakan responden siswa SD yang usianya lebih muda dan memiliki ambang beban 10% berat badan yang lebih rendah dibandingkan mahasiswa sehingga beban yang tidak berat bagi mahasiswa dapat menjadi beban yang berat bagi siswa SD. Beban tas tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan nyeri leher yang ditandai dengan nilai P>0,05.


(40)

26

4.2.3.2.Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Terjadinya Kejadian Nyeri Leher

4.2.3.2.1. Jenis Kelamin

Tabel 4.10. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Nyeri Leher dalam Satu Minggu Terakhir

Jenis kelamin Nyeri leher dalam satu minggu terakhir

Total

(+) (-)

N % N % N %

Laki-Laki 27 22,5 11 9,2 38 31,7

Perempuan 47 39,2 35 29,1 82 68,3

Total 74 61,7 46 38,3 120 100

P 0,150

OR (95% CI) 0,547 (0,24-1,25)

Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki yang mengalami kejadian nyeri leher berjumlah 27 orang (22,5%) sedangkan perempuan yang mengalami kejadian nyeri leher berjumlah 47 orang (39,2%). Dari angka tersebut, dapat disimpulkan bahwa perempuan lebih banyak mengalami nyeri leher dibandingkan laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Croft PR et al (2001) yang mengatakan bahwa insidensi nyeri leher dalam setahun lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki.34 Walaupun penelitian ini sesuai, hubungan antara jenis kelamin dengan nyeri leher tidak signifikan (P>0,05). Ketidaksesuaian ini mungkin disebabkan karena jumlah jenis kelamin perempuan pada PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih banyak dibandingkan jenis kelamin laki-laki. Maka dari itu, kejadian nyeri leher akan lebih banyak pada perempuan dibandingkan pada laki-laki.


(41)

27

4.2.3.2.2. Moda Transportasi

Tabel 4.11. Hubungan Moda Transportasi dengan Kejadian Nyeri Leher dalam Satu Minggu Terakhir

Moda Transportasi

Nyeri leher dalam satu minggu terakhir

Total

(+) (-)

N % N % N %

Transportasi aktif 38 31,7 21 17,5 59 49,2

Transportasi pasif 36 30 25 20,8 61 50,8

Total 74 61,7 46 38,3 120 100

P 0,544

OR (CI 95%) 0,796 (0,38-1,66)

Berdasarkan jenis transportasi yang digunakan ke kampus, mahasiswa dengan kejadian nyeri leher yang menggunakan transportasi aktif berjumlah 38 orang (31,7%) dan yang menggunakan transportasi pasif berjumlah 36 orang (30%). Jenis transportasi yang digunakan ke kampus dan nyeri leher tidak memiliki hubungan yang signifikan (P>0,05).


(42)

28

4.2.3.2.3. Durasi Membawa Tas

Tabel 4.12. Hubungan Durasi Membawa Tas dalam Sehari dengan Kejadian Nyeri Leher dalam Satu Minggu Terakhir

Durasi Membawa Tas

Nyeri leher dalam satu minggu terakhir

Total

(+) (-)

N % N % N %

<30 menit 26 21,7 24 20 50 41,7

>30 menit 48 40 22 18,3 70 58,3

Total 74 61,7 46 38,3 120 100

P 0,066

OR (CI 95%) 2,014 (0,95-4,26)

Berdasarkan durasi membawa tas dalam sehari, mahasiswa dengan durasi membawa tas >30 menit dalam sehari yang mengalami kejadian nyeri leher berjumlah 26 orang (21,7%) dan mahasiswa dengan durasi membawa tas <30 menit dalam sehari yang mengalami kejadian nyeri leher berjumlah 48 orang (40%). Durasi membawa tas dalam sehari dan kejadian nyeri leher tidak memiliki hubungan yang signifikan (P>0,05).


(43)

29

4.2.3.2.4. Durasi Membawa Tas dan Jenis Transportasi

Tabel 4.13. Hubungan Durasi Membawa Tas dan Jenis Transportasi dengan Kejadian Nyeri Leher dalam Satu Minggu Terakhir

Durasi membawa tas/jenis transportasi

Nyeri leher dalam satu minggu terakhir

Total

(+) (-)

N % N % N %

Durasi

rendah/transportasi apapun

26 21,7 24 20 50 41,7

Durasi

tinggi/transportasi pasif

21 17,5 15 12,5 36 30

Durasi

tinggi/transportasi aktif

27 22,5 7 5,8 34 28,3

Total 74 61,7 46 38,3 120 100

P 0,036

Dari 74 mahasiswa yang mengalami nyeri leher, terdapat 26 mahasiswa (21,7%) yang tergolong durasi rendah/transportasi apapun, 21 mahasiswa (17,5%) yang tergolong durasi tinggi/transportasi pasif, dan 27 mahasiswa (22,5%) yang tergolong durasi tinggi/transportasi aktif. Terdapat hubungan yang signifikan (P<0,05) antara durasi membawa tas dalam sehari dan jenis transportasi yang digunakan untuk ke kampus. Hal ini sesuai dengan penelitian Haselgrove C et al (2008) bahwa terdapat hubungan antara durasi membawa tas dalam sehari dan jenis transportasi dengan nyeri leher.


(44)

30

4.2.3.2.5. IMT

Tabel 4.14. Hubungan IMT dengan Kejadian Nyeri Leher dalam Satu Minggu Terakhir

IMT Nyeri leher dalam satu minggu terakhir

Total

(+) (-)

N % N % N %

Tidak obese 60 50 33 27,5 93 77,5

Obese 14 11,7 13 10,8 27 22,5

Total 74 61,7 46 38,3 120 100

P 0,233

OR (95% CI) 0,592 (0,25-1,41)

Diantara mahasiswa yang mengalami nyeri leher, 60 mahasiswa (50%) tidak obese dan 14 mahasiswa (11,7%) obese. IMT dan nyeri leher tidak memiliki hubungan yang signifikan (P>0,05%). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian oleh Alshagga MA et al (2013) yang menyatakan adanya hubungan antara IMT dengan nyeri muskulotskeletal.5

4.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah:

 Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional

Metode kohort merupakan metode yang terbaik untuk penelitian ini karena merupakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dan kejadian akhir yang dapat terjadi. Maka dari itu, metode cross-sectional bukan merupakan metode yang terbaik untuk penelitian ini.


(45)

31

Kuesioner mengenai faktor risiko tidak ada yang tersedia sehingga peneliti harus membuat kuesioner. Hal tersebut membuat kuesioner yang telah dibuat tidak sesuai kaidah pembuatan kuesioner yang benar.

 Nyeri leher merupakan penyakit yang etiologinya multifaktorial

Nyeri leher dapat disebabkan oleh apa saja mulai dari faktor psikis maupun fisik. Pada penelitian ini tidak dilakukan restriksi terhadap faktor risiko perancu lainnya sehingga dapat menimbulkan bias.

 Penelitian bergantung kepada subjek penelitian

Subjek dapat tidak mengerti mengenai definisi nyeri leher atau bukan. Subjek juga dapat lupa apakah durasi membawa tas melebihi 30 menit dalam sehari atau tidak sehingga rentan mengalami recall bias.


(46)

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

 Prevalensi nyeri leher pada mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah 61,7%

 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara beban tas ransel, jenis kelamin, moda transportasi, durasi membawa tas, dan IMT dengan kejadian nyeri leher pada mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 Terdapat hubungan yang bermakna antara durasi membawa tas dalam sehari dan transportasi yang digunakan ke kampus dengan kejadian nyeri leher pada mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.2. Saran

 Penelitian berikutnya sebaiknnya menggunakan desain penelitian kohort karena merupakan desain penelitian yang paling cocok untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan suatu kejadian

 Penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan analisis multivariat untuk meminimalisi bias


(47)

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Tierney LM, Mcphee SJ, Papadakis M. Current Medical Diagnosis & Treatment 2005. 44th ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2005 2. Prayoga RC. Penatalaksanaan fisioterapi pada cervical syndrome E.C.

spondylosis C3-6 di RSUD DR. Moewardi [Internet]. [Place unknown]: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2014 [cited 2015 may 10]. Available from: http://eprints.ums.ac.id/30956/

3. Murphy S, Buckle P, Stubbs D. A cross-sectional study of self-reported back and neck pain among English schoolchildren and associated physical and psychological risk factors. Appl Ergon. 2007 Nov;38(6):797-804

4. Mwaka ES, Munabi IG, Buwembo W, Kukkiriza J, Ochieng J. Musculoskeletal pain and school bag use: a cross-sectional study among Ugandan pupils. BMC Res Notes. 2014;7:22

5. Alshagga MA, Rimer AR, Yan LP, Ibrahim IAA, Al-Ghamdi SS, Al-Dubai SAR. Prevalence and factors associated with neck, shoulder and low back pains among medical students in a Malaysian Medical College. BMC Res Notes. 2013;6:244

6. Hanvold TN, Veiersted KB, Warested M. A prospective study of neck, shoulder, and upper back pain among technical school students entering working life. J Adolesc Health. 2010 May;46(5):488-94

7. Hasan A. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2007

8. Walker J. Back pain: pathogenesis, diagnosis and management. Nursing Standard 2012;379(9814): 482-91

9. Misailidou V, Malliou P, Beneka A, Karagiannidis A, Godolias G. Assessment of patients with neck pain: a review of definitions, selection criteria, and measurement tools. J Chiropr Med. 2010 Jun; 9(2): 49-59

10.Douglass AB, Bope ET. Evaluation and Treatment of Posterior Neck Pain in Family Practice. J Am Board Fam Pract. 2004 Nov-Dec;17 Suppl:S13-22 11.Croft PR, Lewis M, Papageorgiou AC, Thomas E, Jayson MI, Macfarlane GJ,

et al. Risk Factors for neck pain: a longitudinal study in the general population. Pain. 2001 Sep;93(3):317-25


(48)

34

12.Côté P, Cassidy JD, Carroll LJ, Kristman V. The annual incidence and course of neck pain in the general population: a population-based cohort study. Pain. 2004 Dec;112(3):267-73

13.Hoy DG, Protani M, De R, Buchbinder R. The epidemiology of neck pain. Best Pract Res Clin Rheumatol. 2010 Dec;24(6):782-92

14.Cohen SP. Epidemiology, diagnosis, and treatment of neck pain. Mayo Clin Proc. 2015 Feb;90(2):284-99

15.Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology, 12th edition. Danvers: John Wiley & Sons; 2009

16.Rothfels P, Martin C, Noertjojo K. What’s new in the literature: Nonspecific neck pain. BCMJ. 2010 April; 52(3): 123

17.Rao R. Neck Pain, Cervical Radiculopathy, and Cervical Myelopathy. J Bone Join Surg Am. 2002 Oct;84-A(10): 1872-81

18.Nejati P, Lotfian S, Moezy A, Nejati M. The Relationship of Forward Head Posture and Rounded Shoulders with Neck Pain in Iranian Office Workers. Med J Islam Repub Iran. 2014; 28: 26

19.Murphy S, Buckle P, Stubbs D. Classroom posture and self-reported back and neck pain in schoolchildren. Appl Ergon. 2004 Mar; 35(2): 113-20

20.Rao R. Neck pain, cervical radiculopathy, and cervical myelopathy: pathophysiology, natural history, and clinical evaluation. Instr Course Lect. 2003;52:479-88

21.Ramprasad M, Alias J, Raghuveer AK. Effect of backpack weight on postural angles in preadolescent children. Indian Pediatr. 2010 Jul;47(7):575-80

22.Yip CH, Chiu TT, Poon AT. The relationship between head posture and severity and disability patients with neck pain. Man Ther. 2008 May; 13(2):148-54

23.Whittfield J, Leqq SJ, Hedderley DI. Schoolbag weight and musculoskeletal symptoms in New Zealand secondary schools. Appl Ergon. 2005 Mar;36(2):193-8.

24.Haselgrove C, Straker L, Smith A, O’Sullivan P, Perry M, Sloan N. Pervceived school bag load, duration of carriage, and method of transport to


(49)

35

school are associated with spinal pain in adolescents: an observational study. Aust J Physiother. 2008;54(3):193-200

25.Negrini S, Barabalona R. Backpacks on! Schoolchildren’s perceptions of load, associations with back pain and factors determining the load. Spine. 2002 Jan 15;27(2):187-95

26.BMI Classification [internet]. 2009 [cited 2015 Sep 07]. Available from: http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html

27.WHO [internet]. Redefining obesity and its treatment. International obesity task force. 2010 Feb [cited 2015 Sep 07]. Available from: http://www.wpro.who.int/nutrition/documents/docs/Redefiningobesity.pdf 28.Nilsen TI, Hotermann A, Mork PJ. Physical exercise, body mass index, and

risk of chronic pain in the low back and neck/shoulders: longitudinal data from the Nord-Trondelag Health Study. Am J Epidemiol. 2011 Aug 1;174(3):267-73

29.Das UN. Is obesity an inflammatory condition? Nutrition. 2001;17(11 12):953-66

30.Dina OA, Green PG, Levine JD. Role of interleukin-6 in chronic muscle hyperalgesic priming. Neuroscience. 2008 Mar 18;152(2):521-5

31.Song Q, Yu B, Zhang C, Sun W, Mao D. Effects of backpack weight on posture, gait patterns and ground reaction forces of male children with obesity during stair descent. Res Sports Med. 2014;22(2):172-84

32.Berkley KJ. Sex differences in pain. Behav Brain Sci. 1997 Sep;20(3):371-80; discussion 435-513

33.Miller AE, MacDougall JD, Tarnopolsky MA, Sale DG. Gender differences in strength and muscle fiber characteristics. Eur J Appl Physiol Occup Physiol. 1993;66(3):254-62

34.Fejer R, Kyvik KO, Hartvigsen J. The prevalence of neck pain in the world population: a systemic critical review of the literature. Eur Spine J. 2006 Junl15(6):834-48

35.White AP, Arnold PM, Norvell DC, Ecker E, Fehlings MG. Pharmacologic management of chronic low back pain: synthesis of the evidence. Spine (Phila Pa 1976). 2011 Oct 1;36(21 Suppl):S131-43


(50)

36

36.Hsieh LF, Hong CZ, Chern SH, Chen CC. Efficacy and side effects of diclofenac patch in treatment of patients with myofascial pain syndrome of the upper trapezius. J Pain Symptom . 2010 Jan;39(1):116-25


(51)

37

LAMPIRAN

Lampiran 1

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Correlations

j Q5 Q6 TOTAL

j

Pearson Correlation 1 .226 .028 .656**

Sig. (2-tailed) .230 .884 .000

N 30 30 30 30

Q5

Pearson Correlation .226 1 .085 .679**

Sig. (2-tailed) .230 .656 .000

N 30 30 30 30

Q6

Pearson Correlation .028 .085 1 .583**

Sig. (2-tailed) .884 .656 .001

N 30 30 30 30

TOTAL

Pearson Correlation .656** .679** .583** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items


(52)

38

Lampiran 2


(53)

39

Lampiran 3

Lembar Informed Consent Kuesioner

Yth

Mahasiswa PSPD preklinik angkatan 2012, 2013, 2014

Di tempat

Ciputat, September 2015

Asslamualaikum wr.wb.

Dalam proses pendidikan, sebuah penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang peningkatan pengetahuan mahasiswa mengenai ilmu yang terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

Saya sebagai mahasiswa pendidikan dokter UIN akan melakukan penelitian mengenai hubungan faktor risiko Neck Pain dengan kejadian Neck Pain pada mahasiswa kedokteran FKIK UIN di tahun 2015.

Atas dasar tersebut, saya sebagai peneliti bersama surat ini meminta izin kepada rekan-rekan mahasiswa preklinik PSPD untuk diambil datanya sebagai bahan penelitian kami. Data yang akan diambil berupa berat badan, berat tas kuliah, dan kebiasaan sehari-hari yang berhubungan dengan Neck Pain. Data yang anda isi pada kuesioner yang kami berikan dan data hasil pengukuran berat badan, dan berat tas kuliah tidak akan disebarluaskan ke publik dan nama anda akan dirahasiakan. Data tersebut hanya akan dipakai sebagai bahan penelitian.

Demikian surat izin ini dibuat. Atas perizinan dan pengertiannya kami ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb.

M. Alfa Septiano Yunus


(54)

40

LEMBAR PERSTUJUAN

Nama : ...

Angkatan : ...

NIM : ...

Dengan ini saya setuju mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dengan sebaik baiknya. Data yang kami peroleh dari anda digunakan sebagai

bahan penelitian dan nama anda tetap dirahasiakan.

Ciputat, September 2015


(55)

41

Lampiran 4

Kuesioner

Kuesioner Nyeri Leher

silahkan pilih salah satu pernyataan pada setiap poin yang paling sesuai dengan keadaan anda dengan cara melingkari angka yang terdapat pada tabel. Jika terdapat dua pernyataan yang mendekati, pilihlah satu pernyataan yang paling menggambarkan keadaan anda sekarang

1. Usia : . . .

2. Jenis kelamin

a. Pria

b. Wanita

3. Apakah anda pernah mengalami nyeri pada daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini selama 1 minggu terakhir

a. Ya


(56)

42

4. Jika ya, buatlah garis/tanda yang menyatakan berat nyeri leher anda pada garis dibawah ini

5. Untuk ke kampus, saya menggunakan menggunakan transportasi berupa

a. Transportasi aktif (berjalan, bersepeda, dll)

b. Transportasi pasif (bus, mobil, sepeda motor)

6. Dalam sehari, saya membawa tas saya

a. < 30 menit

b. > 30 menit

7. Berat badan . . . (diisi oleh peneliti)

8. Tinggi badan . . . (diisi oleh peneliti)

9. IMT . . . (diisi oleh peneliti)

10.Beban tas . . . (diisi oleh peneliti)

Tidak nyeri

Nyeri sedang

Sangat nyeri


(57)

43

Lampiran 5


(58)

44

Lampiran 6


(59)

(60)

(61)

47

Lampiran 7

Riwayat Hidup

Nama : Muhammad Alfa Septiano Yunus

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 18 September 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. SMP 224 no. 58 RT 003/ RW 06

: Kel. Kamal, Kec. Kalideres, Jakarta Barat

No. Telepon : 081383771995

Email : alfa.septiano@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. TK Mutmainah, Cengkareng, Jakarta (1999-2000)

2. SD Negeri Kamal 01 Pagi (2000-2006)

3. SMP Negeri 45 Jakarta (2006-2009)

4. SMA Negeri 33 Jakarta (2009-2012)

5. Program Studi Pendidikan Dokter


(1)

4. Jika ya, buatlah garis/tanda yang menyatakan berat nyeri leher anda pada garis dibawah ini

5. Untuk ke kampus, saya menggunakan menggunakan transportasi berupa a. Transportasi aktif (berjalan, bersepeda, dll)

b. Transportasi pasif (bus, mobil, sepeda motor) 6. Dalam sehari, saya membawa tas saya

a. < 30 menit b. > 30 menit

7. Berat badan . . . (diisi oleh peneliti) 8. Tinggi badan . . . (diisi oleh peneliti) 9. IMT . . . (diisi oleh peneliti)

10.Beban tas . . . (diisi oleh peneliti) Tidak nyeri Nyeri sedang Sangat nyeri


(2)

Lampiran 5 Hasil Analisis Univariat


(3)

Lampiran 6 Hasil Analisis Bivariat


(4)

(5)

(6)

Lampiran 7 Riwayat Hidup

Nama : Muhammad Alfa Septiano Yunus

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 18 September 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. SMP 224 no. 58 RT 003/ RW 06 : Kel. Kamal, Kec. Kalideres, Jakarta Barat No. Telepon : 081383771995

Email : alfa.septiano@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. TK Mutmainah, Cengkareng, Jakarta (1999-2000)

2. SD Negeri Kamal 01 Pagi (2000-2006)

3. SMP Negeri 45 Jakarta (2006-2009)

4. SMA Negeri 33 Jakarta (2009-2012)

5. Program Studi Pendidikan Dokter