TINJAUAN PUSTAKA Hubungan antara Beban Tas Punggung dengan Non Specific Neck Pain pada Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teori 2.1.1. Definisi Nyeri Leher Salah satu gangguan muskuloskeletal yang seringkali dialami oleh orang banyak adalah nyeri punggung. Berdasarkan letak anatominya, nyeri punggung dapat dibedakan menjadi neck pain neck pain, upper back pain nyeri punggung atas, dan lower back pain nyeri punggung bawah. 8 Definisi neck pain dapat dibagi menjadi 4, yaitu berdasarkan letak anatomi, etiologi, keparahan, dan durasi gejala. Berdasarkan letak anatominya, neck pain didefinisikan sebagai nyeri yang terletak di regio posterior tulang servikal, dari superior nuchal line sampai T1 dengan atau tanpa penjalaran ke kepala, badan, dan ekstremitas atas. 9 Kebanyakan neck pain tidak dapat ditentukan etiologinya sehingga dapat disebut sebagai nonspecific neck pain. Pada beberapa kejadian neck pain dapat dibedakan berdasarkan etiologinya, seperti: whiplash-associated neck pain, occupational neck pain, dan sports-related neck pain. 10 Gambar 2.1. Regio leher 11 5 Berdasarkan keparahan, neck pain dapat dibagi menjadi grade I-IV, antara lain: neck pain grade I dengan tanpa gejala maupun tanda apapun, neck pain grade II dengan gangguan aktivitas sehari-hari, neck pain grade III dengan tanda neurologik dari kompresi saraf, neck pain grade IV dengan gangguan struktural. 10 Berdasarkan lama gejala, neck pain dibagi menjadi neck pain akut kurang dari 7 hari, subakut 7 hari-3 bulan, dan kronik lebih dari 3 bulan. 10

2.1.2. Epidemiologi Nyeri Leher

Neck pain merupakan keluhan yang dapat terjadi pada banyak orang dan tidak melihat umur maupun jenis kelamin. Berdasarkan beberapa studi, insidensi neck pain lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria. 12,13 Kelompok umur 35-49 tahun juga memiliki peningkatan risiko terjadinya neck pain. 13 Berdasarkan letak geografinya, neck pain lebih sering terjadi di negara-negara skandinavia dibandingkan dengan negara eropa lainnya dan asia. 14

2.1.3. Anatomi Tulang Belakang

Kolumna vertebralis atau yang biasa disebut sebagai tulang belakang merupakan susunan dari tulang-tulang yang disebut dengan vertebrae. Pada awal perkembangan manusia, vertebrae berjumlah 33 namun beberapa vertebrae pada regio sacral dan coccygeal menyatu sehingga hanya terdapat 26 vertebrae pada manusia dewasa. 26 vertebrae tersebut tersebar kedalam 5 regio kolumna vertebralis yaitu: cervical, thoracic, lumbar, sacral, dan coccygeal. 15 6 Gambar 2.2. Kolumna vertebralis 15 Kolumna vertebralis memiliki 4 lekukan jika dilihat dari sisi lateral. Jika dilihat dari sisi lateral, regio cervical dan lumbar berbentuk lordosis sedangkan thorakal dan sacral berbentuk kifosis. Lekukan-lekukan tersebut memiliki fungsi antara lain: meningkatkan kekuatan kolumna vertebralis, menjaga keseimbangan tubuh pada saat berdiri, meredam guncangan pada saat berjalan, dan mencegah vertebrae agar tidak mudah fraktur. 15 Gambar 2.3. Lekukan pada kolumna vertebralis 15 7

2.1.3.1. Regio cervical

Corpus vertebrae milik kolumna vertebralis cervical memiliki ukuran yang lebih kecil daripada vertebrae lain, kecuali regio coccyx. Dibandingkan dengan corpus vertebrae, arcus vertebrae memiliki ukuran yang lebih besar. 15 Gambar 2.4. Regio cervical 15 Vertebrae cervical memiliki sebuah foramen vertebrale dan dua buah foramen transversal. Foramen vertebrale milik vertebrae cervical adalah yang paling besar diantara yang lainnya karena bertugas melindungi pembesaran corda spinalis di regio cervical. Setiap prosesus transversus memiliki foramen transversus yang dilewati oleh arteri dan vena vertebralis, dan serat saraf. 15 Vertebra C1 cervical disebut juga dengan atlas karena merupakan vertebrae yang menopang tulang tengkorang. Atlas memiliki dua arkus yang berada pada sisi anterior dan posterior sehingga tidak memiliki processus spinosus. Disamping itu, atlas juga tidak memiliki corpus vertebrae. Pada bagian lateralnya terdapat massa yang disebut lateral masses. Bagian superior lateral masses ini merupakan sendi facet superior yang berbentuk konkav sebagai tempat yang berhubungan dengan tulang occipital. Hubungan tersebut membentuk sendi atalanto-occipital sehingga dapat membuat kepala bergerak bebas. Bagian inferior 8 lateral masses merupakan sendi facet inferior yang berhubungan dengan cervical kedua vertebrae. 15 Gambar 2.5. C1 atlas 15 C2 cervical disebut juga dengan axis. Berbeda dengan C1, C2 memiliki corpus vertebrae. Processus odontoid berjalan ke arah superior melewati bagian anterior foramen vertebrae dari atlas sehingga terbentuk sendi pivot. Hal tersebut membuat kita dapat memutar kepala kearah kanan dan kiri. Sendi pivot tersebut disebut sebagai sendi atlanto-axial. 15 Gambar 2.6. C2 axis 15 C3-C6 berbentuk seperti vertebrae pada umumnya seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya. C7 disebut juga sebagai vertebrae prominens karena memiliki processus spinosus yang besar sehingga dapat terlihat dan teraba pada pangkal leher. 15 9 Gambar 2.7. vertebrae cervical pada umumnya 15

2.1.4. Etiologi Nyeri Leher

Neck pain dapat diakibatkan oleh banyak hal. Penyebab tersering neck pain adalah akibat biomekanik seperti axial neck pain, whiplash-associated disorder WAD, dan cervical radiculopathy sedangkan penyebab lainnya adalah akibat cervical myelopathy seperti penekanan korda spinalis, infeksi, neoplasma, rematik, torticollis, cervical dystonia, dan major trauma 10 . Neck pain tanpa alasan yang spesifik dan jelas dapat disebut sebagai nonspecific neck pain NSNP. Nonspecific neck pain merupakan salah satu neck pain yang sering terjadi, yaitu 27-48 pekerja per tahun mengalami nonspecific neck pain. 16 Postur yang tidak baik, ergonomis yang buruk, stress, dan kelelahan otot kronik dapat menyebabkan axial neck pain. Axial neck pain merupakan neck pain yang disebabkan oleh faktor otot atau ligamen. 17 Berdasarkan penelitian pada pekerja kantoran di Iran, didapatkan hubungan antara postur kepala, cervical, dan thoracic spinal dengan neck pain. 18 Berdasarkan penelitian lain, didapatkan juga bahwa postur statis dapat mengakibatkan neck pain. 19

2.1.5. Patofisiologi Nyeri Leher

Neck pain dapat terjadi oleh berbagai faktor, mulai dari posture yang buruk sampai stress mekanik. Nyeri pada otot dapat terjadi akibat tersensitisasinya free nerve ending di otot. Proses nyeri pada otot terjadi akibat proses kimiawi maupun mekanik karena free nerve ending bekerja sebagai unit mechanonociceptive dan chemonociceptive. Nyeri akibat proses kimiawi dapat terjadi karena kelelahan, 10 trauma, dan iskemia pada otot. Kelelahan otot akan memicu metabolisme anaerobik yang akhirnya akan mengakibatkan akumulasi metabolit pada otot yang kemudian akan merangsang chemonociceptive sedangkan trauma dan iskemia akan melepaskan mediator seperti bradykinin, histamine, serotonin, dan natrium yang kemudian akan merangsang chemonociceptive. Proses mekanik yang memicu nyeri dapat berakibat dari peregangan ataupun tekanan pada otot sehingga merangsang mechanonociceptive. 20 Pembebanan pada punggung dapat menyebabkan kerusakan terhadap jaringan lunak pada bagian pundak sehingga menyebabkan kerusakan microstructural pada saraf. Hal tersebut mengakibatkan berbagai dampak, mulai dari iritasi ringan, menurunnya kapasitas saraf, terbatasnya kemampuan otot, hingga terhambatnya gerakan terutama pada bagian tangan

2.1.6. Faktor Risiko Nyeri Leher

2.1.6.1. Beban tas

Beban tas yang berat akan menyebabkan peregangan otot yang kemudian akan memicu mechanonociceptive. Penggunaan tas punggung yang berat secara terus menerus juga akan mengakibatkan stress mekanik berulang. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, stress mekanik berulang tersebut dapat memicu chemonociceptive yang kemudian akan menimbulkan rasa nyeri. Beban tas punggung sebaiknya dibatasi hingga 10 dari berat badan seseorang saja karena jika melebihi angka tersebut dapat mengakibatkan perubahan postur. 4 Beban berat pada bagian belakang tubuh akan mengubah pusat gravitasi seseorang. Keadaan ini membuat seseorang untuk mengkompensasinya dengan cara membuat bagian kepala dan badan kearah depan. 4 Jika keadaan tersebut tetap dipertahankan, akan terjadi perubahan postur pada bagian kepala dan leher berupa penurunan sudut craniovertebral dan peningkatan kepala terhadap leher dan peningkatan kepala dan leher terhadap badan yang mengindikasikan adanya forward head posture. Forward head posture dapat menyebabkan berbagai kelainan muskuloskeletal berupa nyeri leher. Perubahan-perubahan tersebut terjadi ketika beban tas punggung melebihi 10 terhadap berat badan. 21 Semakin kedepan kepala 11 seseorang maka semakin berat juga kerja otot leher dan otot punggung atas untuk menahan jatuhnya kepala ke dada. Keadaan tersebut dapat menyebabkan lelahnya otot leher. Studi lain juga menyatakan bahwa semakin besar tingkat forward head posture maka semakin berat juga nyeri lehernya. 22 Berdasarkan penelitian oleh Mwaka ES et al 2014 dengan total sample berjumlah 532 siswa, terdapat 164 siswa 30,8 dengan beban tas melebihi 10 berat badan dan terdapat 24,5 dengan kejadian nyeri leher. 4 Whittfield J et al 2005, dalam risetnya menemukan 77,1 siswa sekolah dasar menderita kelainan muskuloskeletal terutama di bagian leher, bahu, upper back, dan lower back akibat beban tas yang melebihi 10 berat badan. 23

2.1.6.2. Durasi membawa tas dan metode transport

Haselgrove et al 2008 membagi durasi membawa tas dan moda transportasi menjadi 3 kategori, yaitu: durasi rendah 30 menittransportasi apapun, durasi tinggi 30 menittransportasi pasif bus, mobil, motor, durasi tinggi 30 menittransportasi aktif sepeda, jalan kaki. 24 Dari hasil penelitiannya, orang yang termasuk golongan durasi tinggitransportasi pasif memiliki risiko neck pain yang lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. 24 Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa semakin tinggi aktivitas fisik seseorang maka semakin tinggi juga kekuatan dari otot badannya. 24 Maka dari itu, orang yang membawa tas dengan dengan cara berjalan, bersepeda,dll dibandingkan dengan yang menggunakan alat transportasi pasif cenderung memiliki kekuatan otot yang lebih kuat sehingga mengurangi terjadinya risiko kejadian nyeri leher. Studi lain juga menunjukkan adanya hubungan antara lamanya membawa tas punggung dengan nyeri punggung. 25

2.1.6.3. Obesitas

Berdasarkan WHO, seseorang dikatakan obesitas jika memiliki IMT 30 kgm 2 . 26 Namun pada orang asia-pasifik, klasifikasi IMT yang mengakatakan seseorang tergolong obesitas berbeda dengan kriteria WHO. Batas IMT yang mengakatakan seseorang obesitas pada daerah asia-pasifik lebih rendah daripada kriteria WHO yaitu 23 kgm 2 untuk overweight dan 25 kgm 2 untuk obesitas. 27 12 Tabel 2.1. Klasifikasi gizi berdasarkan IMT pada orang asia 27 Klasifikasi IMT Underweight 18.5 kgm 2 Normal 18.5-22.9 kgm 2 Overweight 23 kgm 2 Berisiko 23-24.9 kgm 2 Obesitas tingkat 1 25-29.9 kgm 2 Obesitas tingkat 2 30 kgm 2 Pria atau wanita yang mengalami obesitas dapat mengalami nyeri kronik pada bagian low back dan neckshoulders. Obesitas dapat meningkatkan risiko nyeri kronik pada bagian low back dan neckshoulders sebanyak 20. 28 Alshagga MA et al 2013 dalam penelitiannya menyatakan bahwa IMT dan nyeri muskuloskeletal memiliki hubungan yang signifikan. 5 Mekanisme yang dapat menyebabkan nyeri masih belum jelas namun diduga berhubungan dengan peningkatan sitokin proinflamasi. Studi lain mengatakan bahwa orang dengan obesitas mengalami peningkatan sitokin proinflamasi seperti IL-6 yang dapat menimbulkan hyperalgesia. 29,30 Berdasarkan penelitian oleh Song Q et al 2014, anak yang tergolong obesitas mengalami perubahan postur, gait, dan ground reaction forces pada saat memakai tas punggung. Anak dengan obesitas mengalami perubahan berupa: perubahan badan ke atas, sudut kepala menjadi lebih maju, siklus gait bertambah, penurunan fase swing, dan peningkatan gaya reaksi terhadap tanah. 31

2.1.6.4. Jenis kelamin

Berdasarkan penelitian oleh Croft PR et al 2001, insidensi kumulatif neck pain selama setahun lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki sedangkan umur tidak terdapat banyak perbedaan. 11 Perempuan lebih banyak mengalami neck pain daripada laki-laki dikarenakan ambang nyeri yang rendah dan memiliki anggota gerak atas yang lebih lemah daripada laki-laki. 32,33 13 Tabel 2.2. Insidensi kumulatif neck pain selama setahun berdasarkan jenis kelamin dan umur sampel populasi manchester, 1992 1993 11 2.1.7. Tata Laksana Neck pain dapat dikurangi melalui berbagai cara mulai dari terapi konservatif sampai operatif. Penderita neck pain pada umumnya akibat gangguan mekanik sehingga tidak perlu dilakukan tindakan operatif yang membutuhkan biaya lebih. Neck pain akibat mekanika dapat dikurangi hanya dengan melakukan cervical and scapular stretching and strengthening exercises. 34 Neck pain juga dapat diatasi dengan menggunakan farmakoterapi. Obat yang paling efektif untuk menangani neck pain akibat mekanik adalah obat anti-inflamasi nonsteroid OAINS baik sistemik maupun topikal. 35,36 14 2.2.Kerangka teori 2.3.Kerangka konsep 15 2.4.Definisi operasional Istilah Definisi Skala pengukuran Hasil ukur kategori Neck pain nyeri di regio posterior tulang servikal, dari superior nuchal line sampai T1 dengan atau tanpa penjalaran ke kepala, badan, dan ekstremitas atas 9 Ordinal VAS score 0-10 1. Tidak nyeri 0 2. Neck pain ringan 1-3 3. Neck pain sedang 4-6 4. Neck pain berat 7-10 Beban tas Beban tas yang dibawa oleh mahasiswa Ordinal Persentase beban tasberat badan Berdasarkan Mwaka et al 2014 1. 10 2. 10 IMT Berat badan kg dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan m Ordinal Indeks Massa Tubuh Berdasarkan WHO 1. Tidak obese 25 kgm 2 2. Obese 25 kgm 2 Jenis kelamin Sifat keadaan jantan atau betina 7 Nominal Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. perempuan Moda Bentuk 7 transportasi yang Nominal Jenis transportasi 1. Transportasi aktif 16 Transportasi digunakan untuk ke kampus berjalan kaki, bersepeda, motor, mobil, bus 2. Transportasi pasif Durasi membawa tas Rentang waktu 7 membawa tas Ordinal Durasi Berdasarkan haselgrove et al 2008 1. 30 menit durasi rendah 2. 30 menit durasi tinggi Durasi membawa tas moda transportasi Rentang waktu membawa tasbentuk transportasi yang digunakan Ordinal Durasijenis transportasi Berdasarkan haselgrove et al 2008 1. Durasi rendahtranspotasi apapun 2. Durasi tinggitransportasi pasif 3. Durasi tinggitransportasi aktif 17

BAB III METODE PENELITIAN