Ekspor dan impor Y = C + I + G + X-M

Pendapatan Nasional Pendapatan nasional merupakan jumlah pendapatan masyarakat suatu negara dalam periode tertentu, dan biasanya satu tahun. Untuk mengetahui atau menghitung pendapatan nasional suatu negara digunakan dua tolak ukur, yakni Produk Domestik Bruto PDB dan Produk Nasional Bruto PNB. PDB adalah nilai pasar atau nilai guna dari barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh semua warga baik itu WNI maupun WNA yang sedang berada dalam negara tersebut dalam periode tertentu. Sedangkan PNB adalah nilai pasar atau nilai guna dari barang-barang atau jasa- jasa yang dihasilkan oleh semua warga, baik itu WNI, WNA, maupun warga yang sedang berada di luar negeri pada suatu negara dalam periode tertentu. Untuk menghitung pendapatan nasional ini digunakan tiga macam pendekatan, yakni: a. Pendekatan pengeluaran, b. Pendekatan pendapatan, c. Pendekatan produksi, a Pendekatan Pengeluaran Merupakan suatu cara penghitungan pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat atas barang jadi atau jasa-jasa yang diproduksi di suatu perekonomian atau negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Pendekatan ini mengkategorikan pengeluaran barang atau jasa ke dalam empat komponen utama ekonomi, yakni: pengeluaran konsumsi rumah tangga C, pengeluaran perusahaan atau pembentukan modal atau investasi swasta I, pengeluaran pemerintah G serta selisih antara ekspor dan impor X-M. 1. Pengeluaran atau konsumsi rumah tangga C Merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti: membeli makanan, pakaian, biaya sekolah, transportasi, dll. 2. Investasi swasta Merupakan pembelian terhadap barang-barang maupun modal untuk meningkatkan jumlah produksi barang, seperti: membeli alat-alat atau mesin, membangun pabrik, dll. 3. Pengeluaran pemerintah Merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah guna kepentingan masyarakatnya, seperti: membangun jalan, membangun jembatan, gaji pegawai, dll. 4. Ekspor dan impor Y = C + I + G + X-M b Pendekatan Produksi Merupakan suatu cara penghitungan pendapatan nasional dengan menjumlahkan nilai tambah atau nilai dari semua sektor produksi yang terdapat di suatu perekonomian atau negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Ada sembilan sektor produksi yang dihitung, yakni: 1. Pertanian, 2. Pertambangan, 3. Industri, 4. Listrik, gas, dan air, 5. Bangunan, 6. Perdagangan, 7. Transportasi dan komunikasi, 8. Keuangan dan perbankan dan 9. Jasa-jasa. Y = {Q1 x P1 + Q2 x P2 + Q3 x P3 +………… Qn x Pn} c. Pendekatan Pendapatan Merupakan suatu cara penghitungan pendapatan nasional dengan menjumlahkan balas jasa dari faktor-faktor yang digunakan di suatu perekonomian atau negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Adapun yang dihitung antara lain: gaji dan upah, keuntungan atau laba perusahaan, deviden, bunga, sewa, dan royalti. Y = r + w + i + p Dimana, Y = Pendapatan nasional r = rent sewa w = wages upah i = interest bunga modal p = profit laba pengusaha Berdasarkan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan, pendapatan nasional terbagi atas: 1. Gross Domestic Product GDP atau Produk Domestik Bruto PDB Merupakan nilai barang atau jasa yang dihasilkan oleh seluruh masyarakat baik WNI dan WNA di suatu negara dalam periode tertentu. Adapun barang atau jasa yang dihasilkan oleh masyarakat yang sedang berada di luar negeri tidak hitung. 2. Gross National Product GNP atau Produk Nasional Bruto PNB Merupakan nilai barang atau jasa yang dihasilkan oleh seluruh masyarakat di suatu negara dalam periode tertentu, temasuk di dalamnya barang maupun jasa yang dihasilkan masyarakat negara tersebut yang sedang berada di luar negeri. 3. Netto National Product NNP atau Produk Nasional Bersih Merupakan jumlah barang maupun jasa yang dihasilkan masyarakat di suatu negara dalam periode tertentu setelah dikurangi dengan penyusutan. 4. Netto National Income NNI atau pendapatan nasional bersih Merupakan jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat di suatu negara pada periode tertentu setelah dikurangi pajak tidak langsung. 5.Personal Income Merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat. 6. Disposable Income DI Merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat yang sudah siap untuk dibelanjakan. Selain pendapatan nasional, juga dikenal pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara dalam periode tertentu atau pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk. Inflasi Inflasi adalah suatu keadaan atau kondisi dimana harga-harga barang atau jasa secara umum mengalami peningkatan dan kondisi ini berlangsung secara terus-menerus. Apabila dikaitkan dengan nilai mata uang, maka arti inflasi menjadi suatu keadaan atau kondisi turunnya nilai mata uang akibat tidak terjadi keseimbangan antara arus uang dan arus barang. Artinya bahwa jumlah uang yang beredar lebih banyak jika dibandingkan jumlah barang yang berada dalam perekonomian. Dari pengertian di atas, maka didapatklah ciri-ciri telah terjadinya inflasi, yakni: 1. Harga-harga barang pada umumnya dalam keadaan naik terus-menerus. 2. Jumlah uang yang beredar melebihi kebutuhan 3. Jumlah barang relatif sedikit 4. Nilai uang atau daya beli uang turun Inflasi dapat digolongkan berdasarkan sebab-sebab timbulnya, berdasarkan parah atau tidaknya serta berdasarkan asalnya. Berikut adalah pembagian jenis-jenis inflasi: 1. Berdasarkan parah atau tidaknya inflasi dibagi menjadi: a. Inflasi ringan, yakni inflasi yang persentasenya di bawah 10. b. Inflasi sedang, yakni inflasi yang persentasenya berkisar antara 10-30. c. Infasi berat, yakni inflasi yang persentasenya berkisar antara 50-100. d. Hiperinflasi, yakni inflasi yang persentasenya di atas 100 . 2. Berdasakan asalnya inflasi dibagi menjadi: a. Domestic Inflation, yakni inflasi yang penyebabnya berasal dari dalam negeri, seperti keadaan politik, keadaan ekonomi dalam negeri, maupun dari pemerintah yang salah dalam mengambil kebijakan b. Imported Inflation, yakni inflasi yang penyebabnya berasal dari negara lain, seperti naiknya harga barang di luar negeri. 3. Berdasarkan penyebab terjadinya, inflasi dibagi menjadi: a. Demand Pull Inflation adalah inflasi yang diakibatkan oleh tarikan permintaan. Inflasi ini terjadi karena permintaan agregat masyarakat terhadap barang terus meningkat sementara tingginya permintaan ini tidak diimbangi oleh pemawaran sehingga mendorong terjadinya kenaikan harga. Berikut adalah kurvanya: KURVA b. Cost Push inflation adalah inflasi yang disebaakan oleh kenaikan ongkos produksi. Inflasi ini biasanya ditandai dengan naiknya harga barang yang diseretai dengan turunnya jumlah produksi. Jadi, jenis inflasi ini adalah inflasi yang biasanya diikuti oleh resei atau kelesuan ekonomi. Awal terjadinya inflasi biasanya diawali dengan berkurangnya penawaran terhadap barang dan jasa. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos produksi, seperti naiknya upah buruh dan bahan baku. Naiknya ongkos produksi ini membuat produsen mengurangi jumlah output sehingga penawaran agregat turun. Dengan asumsi bahwa permintaan agregat tetap sementara penawaran terus berkurang amaka harga-hargapun naik. Berikut kurvanya: KURVA Secara umum, ada empat macam teori mengenai inflasi, yakni: 1.Teori Klasik Teori inflasi klasik berpendapat bahwa tingkat harga ditentukan oleh jumlah uang beredar. Bila pertambahan jumlah uang lebih cepat dari pertambahan barang maka nilai uang akan merosot sehingga harga-harga akan naik dan terjadilah inflasi. Teori yang juga dikenal dengan toeri kuantitas uang Irving Fisher dapat dijelaskan dengan rumus: MV = P.T Dimana : M = Money Jumlah Uang Beredar V = Velocity Kecepatan Peredaran Uang P = Price Harga T = Trade Laju Perdagangan 2. Teori Keynes Menurut keynes, kuantitas uang tidak berpengaruh terhadap tingkat permintaan total. Inflasi masih dapat terjadi walaupun tingkat kuantitas uang konstan kebalikan dari teori klasik. Keynes berpendapat bahwa inflasi lebih disebabkan oleh pengeluaran pemerintah. 3.Teori Monetarisme Teori inflasi monetarisme berpendapat bahwa inflasi timbul karena disebabkan oleh kebijaksanaan moneter dan fiskal yang ekspansif sehingga jumlah uang beredar di masyarakat sangat berlebihan. 4. Teori Ekspektasi Teori ini menjelaskan bahwa inflasi dipengaruhi oleh ramalan atau harapan para pelaku ekonomi mengenai perkembangan harga di masa yang akan datang. Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut diantaranya: 1. Indeks Harga Konsumen IHK, merupakan indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen. 2. Indeks Biaya Hidup. 3. Indeks Harga Produsen, merupakan indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. 4. Indeks Harga Komoditas, merupakan indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu. 5. Indeks harga barang-barang modal. 6. Deflator PDB, merupakan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi dan jasa. Adapun pengaruh buruk yang diakibatkan oleh inflasi, antara lain: 1. Dampaknya terhadap perekonomian suatu negara a. Menghambat penanaman modal atau investasi. b. Tingginya tingkat suku bunga. c. Menyebabkan tidak adanya kepastian ekonomi di masa yang akan datang 2. Dampaknya terhadap efisiensi terhadap individu atau masyarakat a. Akan membuat distribusi pendapatan menjadi tidak merata karena ada masyarakat yang dirugikan namun ada pula yang diuntungkan. Adapun yang dirugikan adalah masyarakat yang berpendapatan tetap karena turunnya nilai uang atau daya beli uang. Inflasi juga akan merugikan orang-orang yang menyimpan uangnya dalam bentuk cash atau yang menyimpan uangnya di rumah. Sedangkan yang diuntungkan , antara lain: orang-orang yang persentase kenaikan pendapatannya melebihi persentase kenaikan inflasi. Lalu orang-orang yamng menyimpan uangnya dalam bentuk barang atau emas. b. Pendapatan rill akan meurun karena biasanya kenaikan hrga mendahului kenaikan pendapatan c. Nilai tabungan rill akan menurun. Berikut adalah kebijakan yang diambil untuk mengatasi inflasi: 1. Politik Uang Ketat a. Politik diskonto, yaitu mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan tingkat suku bunga yang berlaku bagi bank umum. b. Politik pasar terbuka open market operation, yaitu politik dari bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga, berupa Sertifikat Bank Indonesia SBI. c. Cash ratio cadangan kas, yaitu menaikkan tingkat cadangan kas minimum yang harus ditaati oleh bank umum sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang. d. Kredit selektif, yaitu politik dari bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara mempersulit atau memperkecil syarat-syarat pemberian kredit. 2. Politik Fiskal Pemerintah juga dapat mengatasi inflasi melalui kebijakan di bidang pajak fiskal, yaitu dengan cara menentukan tarif pajak yang tinggi dengan harapan masyarakat menyetor uang lebih banyak kepada pemerintah sebagai pembayaran pajak sehingga dapat mengurangi junlah uang yang beredar Pengangguran Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan namunn belum dapat memperolehnya. Jenis-jenis pengangguran dapat digolongkan berdasarkan penyebabnya dan berdasarkan ciri-cirinya. 1. Berdasarkan penyebabnya, digolongkan menjadi: a. Pengangguran normal atau friksional, merupakan pengangguran yang terjadi karena perekonomian sudah mencapai kesempatan kerja penuh. b. Pengangguran struktural, merupakan pengangguran yang disebabkan oleh berubahnya struktur ekonomi di suatu negara. c. Pengangguran siklikal, merupakan pengangguran yang disebabkan oleh perkembangan ekonomi yang sangat lambat atau terjadinya kemerosotan ekonomi. d. Pengangguran teknologi, merupakan pengangguran yang disebakan oleh berkembang atau semakin majunya teknologi. 2. Berdasarkan ciri-cirinya, digolongkan menjadi: a. Pengangguran terbuka, merupakan pengangguran yang tercipta sebagai akibat dari pertambahan lowongan atau kesempatan kerja yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pertambahan tenaga kerja. b. Pengangguran tersembunyi, merupakan pengangguran yang yang tidak secara nyata dapat dilihat dan berlaku pada kegiatan yang jumlah pekerjaan melebihi dari yang diperlukan c. Pengangguran bermusim, pengangguran yang tidak berlaku sepanjang waktu tetapi hanya terjadi ketika kegiatan ekonomi yang dijalankan sedang dalam keadaan tidak sibuk atau sedang tidak menjalankan sembarang kegiatan d. Setengah menganggur, merupakan tenaga kerja yang melkaukan kerja atau jam kerja yang jauh lebih rendah dari masa kerja yang lazim dilakukan dalam sehari atau seminggu. Ada bebarapa tujuan kebijakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran, yakni: 1. Tujuan yang bersifat ekonomi, seperti: a. Menyediakan lowongan pekerjaan b. Meningkatkan taraf kemakmuran rakyat c. Memperbaiki pembagian pendapatan 2. Tujuan yang bersifat sosial dan politik a. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga b. Menghindari masalah kejahatan c. Mewujudkan kestabilan politik. Hubungan antara inflasi dan penggangguran sangat erat sekali. Jika suatu Negara berusaha menghentikan laju inflasi inflasi yang tinggi, biasanya diikuti juga dengan bertambahnya pengangguran. Berikut adalah gambar kurva Philips” Ket: a. Kurva Philips adalah kurva yang menggambarkan hubungan yang negative antara tingkat inflasi dengan tingkat pengangguran pada saat full employment. b. Pada titik E, kurva Philips PC menunjukkan angka nol saat inflasi nol ketika tingkat pengangguran berada pada tingkat full employment. c. Pada titik A kurva Philips memperlihatkan pada tingkat pengangguran yang lebih tinggi sedangkan laju inflasi adalah negative. d. Pada titik B, kurva Philips memperlihatkan pada tingkat pengangguran yang lebih rendah, sedangkan laju inflasi adalah positif. Uang Sebelum dikenalnya sistem uang, terlebih dahulu dikenal dengan sistem barter. Sistem barter adalah system perekonomian dengan cara saling tukar-menukar barang dengan yang sedang dibutuhkan. Namun sistem barter ini ditemui banyak kesulitan. Adapun kesulitan dari sistem barter antara lain: 1. Sulit menentukan orang yang memiliki kebutuhan yang sesuai pada waktu yang bersamaan. 2. Sulit untuk melakukan transaksi secara tepat. 3. Sulit untuk mengukur nilainya. Kemudian system barter diganti dengan sisyem uang barang. Yakni dengan menggunakan benda- benda, seperti: pisau, garam, kulit binatang, gigi binatang, perak, dll. Namun system ini juga mengalami kesulitan sehingga munculnya system pembayaran dengan menggunakan uang. Uang adalah benda yang disetujui oleh masyarakat umum sebagai alat pembayaran atau perantara tukar-menukar dalam perdagangan. Ada beberapa syarat sebuah benda dapat dikatakan sebagai uang, yakni: 1. Harus ada jaminan dari pemerintah, 2. Nilainya stabil 3. Tidak mudah rusak dan ditiru 4. Disukai oleh semua orang atau umum 5. Dapat dibagi-bagi 6. Tahan lama 7. Jumlahnya sedikit, langka, dan sulit diperoleh 8. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya 9. Praktis 10. Mutunya relatif sama Fungsi uang dalam perkonomian dibedakan menjadi dua, yaitu: fungsi asli dan fungsi turunan.

1. Fungsi Asli a.Sebagai alat tukar-menukar