36
meninggal  dunia  dan  tidak  pernah  diklaim,  maka  asuransi  ini  tidak  bisa memberi santunan meninggal ke ahli waris.
2.4 Asuransi Kesehatan di Indonesia
Asuransi  kesehatan  di  Indonesia  ada  berbagai  jenis,  seperti  asuransi  dari pemerntah bagi rakyat dan asuransi kesehatan dari perusahaan bagi tenaga kerjanya.
Ada  begitu  banyak  macam  ataupun  jenis  asuransi  kesehatan  di  Indonesia  yang dilindungi  oleh  Undang  Undang.  Saat  sekarang  ini,  jaminan  sosial  dan  jaminan
kesehatan di Indonesia telah diatur dalam Undang Undang no. 40 tahun 2004 tentang Sistem  Jaminan  Sosial  Nasional.  Pada  Undang  Undang  ini,  asuransi  kesehatan
dibedakan pengertiannya dengan jaminan kesehatan.
Jaminan  kesehatan  adalah  sebuah  bentuk  jaminan  yang  berupa  perlindungan kesehatan  agar  peserta  memperoleh  manfaat  pemeliharaan  pelayanan  kesehatan  dan
perlindungan  dalam  memenuhi  kebutuhan  dasar  kesehatan  yang  diberikan  kepada setiap  orang  yang  telah  membayar  iuran  atau  iurannya  dibayar  oleh  pemerintah.
Sedangkan  asuransi  kesehatan  adalah  sebuah  jenis  produk  asuransi  yang  secara khusus  menjamin  biaya  kesehatan  atau  pelayanan  perawatan  para  anggota  asuransi
kesehatan tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan.
2.5  Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS
Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  atau  BPJS  diatur  dalam  UU  No.  24 Tahun  2011  tentang  BPJS,  yang  merupakan  amanat  dari  UU  No.  40  Tahun  2004
tentang SJSN. Pengertian BPJS menurut UU No. 40 Tahun 2004 tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
37
1. badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial
Pasal 1 angka 6, 2.
badan hukum nirlaba Pasal 4 dan Penjelasan Umum, 3.
pembentukan dengan Undang-undang Pasal 5 ayat 1.
BPJS  mengelola  Jaminan  Sosial  Nasional.  Pada  UU  No.  24  Tahun  2011 tentang  BPJS,  pasal  5  dikatakan  bahwa  BPJS  yang  dibentuk  Undang-Undang
ini terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Sedangkan pada pasal 6
dijelaskan  bahwa,  BPJS  Kesehatan  menyelenggarakan  program  jaminan  kesehatan dan  BPJS  Ketenagakerjaan  menyelenggarakan  program  Jaminan  Kecelakaan  Kerja,
Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Kematian.
Pada  awalnya  PT  ASKES  Persero  dan  PT  JAMSOSTEK  Persero  beralih dari badan usaha milik negara menjadi badan hukum publik BPJS Kesehatan mulai 1
Januari 2014 dan BPJS Ketenagakerjaan mulai 1 Juli 2015. Transformasi yang ada di BPJS ini diatur dalam UU BPJS sebagai berikut.
1. PT ASKES Persero berubah menjadi  BPJS Kesehatan dan mulai  beroperasi
menyelenggarakan  program  jaminan  kesehatan  pada  tanggal  1  Januari  2014 Pasal 60 ayat 1.
2. PT  JAMSOSTEK  Persero  berubah  menjadi  BPJS  Ketenagakerjaan  mulai
tanggal 1 Januari 2014 Pasal 62 ayat 1. 3.
PT  ASABRI  Persero  menyelesaikan  pengalihan  program  ASABRI  dan program pembayaran pensiun ke BPJS Ketenagakerjaan Pasal 65 ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
38
4. PT TASPEN Persero menyelesaikan pengalihan program THT dan program
pembayaran pensiun ke BPJS Ketenagakerjaan Pasal 65 ayat 1.
Proses  selanjutnya  yang  dilakukan  adalah  membubarkan  PT  ASKES  Persero  dan PT  JAMSOSTEK  Persero  tanpa  likuidasi.  Sedangkan  PT  ASABRI  Persero  dan
PT TASPEN Persero tidak secara tegas ditentukan dalam UU BPJS.
Sasaran UU BPJS ini adalah seluruh rakyat Indonesia. Kelompok peserta yang dikelola BPJS Kesehatan ada dua kelompok, yaitu:
1. Peserta Penerima Bantuan Iuran PBI, terdiri dari fakir miskin dan orang tak
mampu, 2.
Peserta non-PBI, yang terdiri dari para Pegawai Negeri Sipil PNS, anggota Tentara  Nasional  Indonesia  TNI,  anggota  Kepolisian  Republik  Indonesia
Polri,  karyawan  perusahaan  swasta,  pekerja  mandiri,  bukan  pekerja  seperti veteran, penerima pensiun, dan lain-lain.
Iuran kepesertaan di BPJS adalah sebagai berikut.
1. Semua  Pegawai  Negeri  Sipil  PNS  secara  langsung  menjadi  peserta  BPJS
sejak  1  Januari  2014. Iurannya  adalah  2  potongan  gaji  ditambah  subsidi pemerintah  3  dengan  menjamin  maksimal  lima  orang  yang  terdiri  dari
suami, istri, dan tiga anak. 2.
TNI dan POLRI membayar iuran 2 dari gaji, setelah pensiun hak ini tetap sampai dengan meninggal.
Universitas Sumatera Utara
39
3. Pekerja formal swasta membayar 2 dari penghasilannya per bulan dan 3
dibayar oleh perusahaan. 4.
Bagi pekerja sektor nonformal membayar iuran sebesar Rp59.500,- per orang per bulan untuk rawat inap di kelas 1; Rp42.500,- per orang per bulan untuk
rawat inap di kelas 2, dan Rp 25.500 per orang per bulan untuk rawat inap di kelas 3.
5. Iuran penduduk miskin dan orang tak mampu ditanggung pemerintah.
Pelayanan  kesehatan  untuk  peserta  di  BPJS  diberikan  di  fasilitas  kesehatan milik Pemerintah atau swasta yang menjalin kerjasama dengan badan penyelenggara
jaminan sosial UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 1. Namun, bila dalam keadaan darurat,  maka  pelayanan  kesehatan  dapat  diberikan  pada  fasilitas  kesehatan  yang
tidak menjalin kerja sama dengan badan penyelenggara jaminan sosial Pasal 23 ayat 2.  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial  ini  wajib  memberikan  kompensasi  untuk
memenuhi  kebutuhan  medik  peserta  yang  berada  di  daerah  yang  belum  tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat. Kompensasi dapat diberikan dalam bentuk
uang tunai UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 3 dan penjelasannya.
Pada  pengembangan  pelayanan  kesehatan,  Badan  Penyelenggara  Jaminan Sosial menerapkan sistem kendali mutu, sistem kendali biaya dan sistem pembayaran
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi jaminan kesehatan serta untuk mencegah penyalahgunaan  pelayanan  kesehatan  UU  No.  40  Tahun  2004  Pasal  24  ayat  3  dan
penjelasannya.  Sistem  kendali  mutu  berarti  sejumlah  karyawan  dengan  pekerjaan sejenis  yang  bertemu  secara  berkala  untuk  membahas  dan  memecahkan  masalah-
Universitas Sumatera Utara
40
masalah  pekerjaan  dan  lingkungannya  dengan  tujuan  meningkatkan  mutu  usaha dengan  menggunakan  perangkat  kendali  mutu.  Sedangkan  sistem  kendali  biaya
adalah  proses  atau  usaha  yang  sistimatis  untuk  menetapkan  standar  pelaksanaan dengan
tujuan perencanaan,
sistem informasi   umpan   balik,   membandingkan   pelaksanaan   nyata  dengan  perencanaan,
menentukan dan mengatur penyimpangan, serta melakukan koreksi perbaikan sesuai rencana, sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien dalam penggunaan biaya.
2.6  Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN